Anda di halaman 1dari 7

AHAD

DOSEN PENGAMPU : EDI MARWAN, M.PD.I., S.PD.I.

oleh
KELOMPOK 3

SYAKIRA ERAWATI
(12180122012)
SYAHRUL TRI APRIAN (12180112161)
TITO VINOTA
(12180112426)
WIRA YUDA PRATAMA
(12180112147)
Pengertian Hadist Ahad
Hadits ahad adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu, dua ,atau sedikit orang yang tidak mencapai derajat
mutawatir. Hadits ahad dikategorikan sebagai hadits zhanny as-tsubut. Hadits ahad mempunyai sisi gelap yang
memungkinkannya untuk ditolak atau diabaikan dan tidak diamalkan. Sedangkan menurut istilah Ilmu Hadis, Hadis Ahad
berarti : Hadis yang tidak memenuhi syarat mutawatir.

Jumlah periwayat yang terlibat pada hadist ahad untuk setiap (tsabaqah) sanadnya tidak sebanyak jumlah periwayat
pada hadist mutawatir . Akibatnya, tingkat keakuratan riwayat hadist ahad tidak setinggi hadist mutawatir . Untuk hadist
mutawatir tingkat keakuratan riwayatnya mencapai qath‟i (meyakinkan kebenaran beritanya), sedangkan untuk hadist
ahad, tingkat 4 keakuratan riwayatnya hanya mencapai zhanni (dugaan keras). Karenanya, untuk mengetahui apakah wurud
(kedatangan) hadist ahad dapat dipercaya ataukah tidak, maka terlebih dahulu sanad dan matannya harus diteliti. Untuk
hadist mutawatir , penelitian yang demikian itu tidak diperlukan karena sudah pasti kebenaran wurud-nya
Klasifikasi Hadist Ahad
Jumlah rawi-rawi dalam thabaqat (lapisan) pertama, kedua, atau ketiga dan seterusnya pada hadits Ahad itu,
mungkin terdiri dari tiga orang atau lebih, dua orang atau seorang. Para Muhadditsin memberikan nama-nama tertentu
bagi hadits Ahad mengingat banyak-sedikitnya rawi-rawi yang berada pada tiap-tiap thabaqat dengan Hadits Masyhur,
Hadits ‘Aziz, dan Hadits Gharib

1. Hadits Masyhur

Hadits masyhur menurut bahasa ialah al-intisyar wa az-zuyu artinya sesuatu yang tersebar dan populer. Sedangkan menurut
istilah :

‫ما رواه ثالثة فأكثر ما لم يبلغ حد التواتر‬

“Hadis yang diriwayatkan dua orang atau lebih tetapi tidak sampai batasan mutawatir”

Dari sudut kualitasnya, dapat dibagi menjadi :


 Hadis Masyhur Shahih, yaitu Hadis Masyhur yang memenuhi syaratsyarat keshahihannya. Maka Hadis Masyhur
Shahih dapat dijadikan hujjah.

Contohnya : “Barang siapa yang hendak pergi melaksanakan shalat jumat, hendaklah ia mandi.”
 Hadits Masyhur Hasan, yaitu hadits masyhur yang kualitas perawinya di bawah hadits masyhur yang shahih.
Contohnya:

“Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”

 Hadits Masyhur yang dhaif, artinya Hadits Masyhur yang tidak memiliki syarat-syarat atau kurang salah satu
syaratnya dari syarat hadits shahih. Dan tidak dapat dijadikan hujjah.
Contohnya:

“Siapa yang mengetahui dirinya, niscaya ia mengetahui Tuhan-nya”


2. Hadist aziz

Aziz menurut bahasa berarti mulia, kuat, atau sedikit. Secara terminologis, aziz didefinisikan sebagai Hadis yang
diriwayatkan oleh sedikitnya dua orang perawi diterima dari dua orang pula. Sebagaimana hadits Masyhur, hadits aziz
terbagi kepada shahih, hasan dan da’if. Pembagian ini tergantung kepada terpenuhi atau tidaknya ketentuanketentuan atau
syarat-syarat yang berkaitan dengan kualitas ketiga kategori tersebut. Contohnya :

‫ ولده و الناس أجمعين‬T‫نفسه و والده و‬

Artinya: “Tidaklah beriman seseorang di antara kamu, hingga aku lebih dicintai dari pada dirinya, orang tuanya, anaknya
dan semua manusia” (H.R. al-Bukhari dan Muslim)
3. Hadits Gharib

Gharib menurut bahasa berarti al-Munfarid artinya menyendiri atau alBa’id an Aqaribihi artinya jauh dari
kerabatnya. Sedangkan Secara terminologis, gharib didefinisikan :
“Hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang menyendiri dalam meriwayatkannya”

Ada dua macam pembagian Hadits Gharib, yaitu :


1. Dilihat dari sudut bentuk penyendirian perawi :

a) Hadits Gharib Muthlaq artinya penyendirian itu terjadi berkaitan dengan keadaan jumlah personalianya, yakni tidak
ada orang lain yang meriwayatkan Hadits tersebut, kecuali dirinya sendiri.
b) Hadits Gharib Nisbi artinya penyendirian itu bukan pada perawi atau sanadnya, melainkan mengenai sifat atau
keadaan tertentu, yang berbeda dengan dengan perawi lainnya.

2. Dilihat dari sudut kaitannya antara penyendirian pada sanad dan matan:

c) Gharib pada sanad dan matan secara bersama-sama, yaitu hadits Gharib yang hanya diriwayatkan oleh salah satu
silsilah sanad, dengan satu matan haditsnya.
d) Gharib pada sanad saja, yaitu hadits yang telah populer dan diriwayatkan oleh banyak sahabat, tetapi ada seorang
rawi yang meriwayatkan dari salah seorang sahabat lain yang lain yang tidak populer.
selesai
Assalamualaikum
wr.wb

Anda mungkin juga menyukai