Anda di halaman 1dari 9

Hadits Berdasarkan Kuantitas

Click to edit Master subtitle style

HADITS MUTAWATIR
Secara bahasa (etimologi) kata mutawatir berarti
mutatabi, yakni berturut-turut, beruntun, susul-menyusul.
Maksudnya beriring-iringan atau berturut-turut antara
satu dengan yang lain.
Sedangkan Menurut istilah ulama Hadis Mutawatir adalah:

Suatu Hadis hasil tanggapan dari pancaindra, yang


diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut
adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan
bersepakat dusta

Syarat- syarat hadits mutawatir


Jumlah periwayatnya harus mencapai suatu
ketentuan yang tidak memungkinkan mereka
bersepakat bohong
Periwayat yang jumlahnya banyak ini menurut
kebiasaan tidak mungkin sepakat berbohong
Periwayat yang jumlahnya banyak dan tidak
mungkin sepakat berbohong ini terjadinya
disetiap tingkatan sanad mulai dari awal
hingga akhir sanad
Sandaran beritanya indrawi, yaitu bentuk
adanya harus mengatakan: kami telah
mendengar, kami telah melihat, atau kami
telah merasakan.

Klasifikasi Hadits Mutawatir


a. Hadits Mutawatir Lafzhi
Hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak yang
sususan redaksi dan maknanya sesuai benar
antara riwayat yang satu dan lainnya, yakni hadits
yang sama bunyi lafazh, hukum, dan maknanya
b. Hadits Mutawatir Manawi
Hadits yang lafazh dan maknanya berlainan
antara satu riwayat dan riwayat lainnya, tetapi
terdapat persesuaian makna secara umum (kulli).
c. Hadits Mutawatir Amali
Yaitu hadis yang diriwayatkan dengan jumlah
sanad yang mutawatir namun hanya berupa
pengamalan saja tanpa lafal.

Kitab-kitab tentang Hadits-hadits Mutawatir


Al-Azhar Al-Mutanatsirah fi Al-Akhbar AlMutawatirah, karya As-Suyuthi, berurutan
berdasarkan bab.
Qath Al-Azhar, karya As-Suyuthi, ringkasa dari kitab
di atas.
Al-Laali Al-Mutanatsirah fi Al-Ahadits AlMutawatirah, karya Abu Abdillah Muhammad bin
Thulun Ad-Dimasyqi.
Nazhm Al-Mutanatsirah min Al-Hadits AlMutawatirah, karya Muhammad bin Jafar Al-Kattani

HADITS AHAD
Menurut bahasa berasal dari kata Ahad
adalah jamak dari waahid atau ahad yang
artinya satu. Hadis ahad adalah hadis
yang jumlah rawinya tidak sampai pada
jumlah mutawatir, dan tidak pula sampai
pada derajat mutawatir

Klasifikasi Hadis Ahad


a. Hadis Mashur
Menurut bahasa, masyhur adalah muntasyir, yaitu sesuatu yang
sudah tersebar, sudah populer. Adapun menurut istilah, hadis
masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih
pada setiap thabaqah , tidak mencapai derajat mutawatir.
b. Hadis Aziz
Kata aziz berasal dari azza-yaizzu yang berarti ia yakadu aziz dan
gharib (sedikit atau jarang adanya) atau berasal dari azza-ya azzu
berarti qawiya (kuat).
c. Hadis Gharib
Gharib menurut bahasa adalah baidun anil wathani (yang jauh dari
tanah), dan kalimat yang sukar dipahami. Adapun menurut istilah
ialah hadist yang diriwayatkan oleh seorang rawi

Kedudukan Hadis Ahad dan Pendapat Para Ulama

Segolongan ulama, seperti Al-Qasayani, sebagian ulama


Dhahiriyah dan Ibnu Dawud, mengatakan bahwa kita tidak
wajib beramal dengan hadis ahad.
Jumhur ulama ushul menetapkan bahwa hadis ahad
memberi faedah dhan. Oleh karena itu, hadis ahad wajib
diamalkan sesudah diakui kesahihannya.
Sebagian ulama menetapkan bahwa hadis ahad diamalkan
dalam segala bidang.
Sebagian muhaqiqin menetapkan bahwa hadis ahad hanya
wajib diamalkan dalam urusan amaliyah (furu), ibadah,
kaffarat, dan hudud, namun tidak digunakan dalam urusan
aqaid (akidah).
Imam Syafii berpendapat bahwa hadis ahad tidak dapat
menghapuskan suatu hukum dari hukum-hukum Al-quran.
Ahlu Zhahir (pengikut Daud Ibnu Ali Al-Zhahiri) tidak

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai