NIM :09010321011
RESUME
A. Hadis Mutawatir
1. Pengertian
Menurut bahasa, kata al-mutawatir adalah isim fa’il berasal dari masdar ”al-tawatur´
semakna dengan ”at-tatabu’u” yang berarti berturut-turut atau beriring-iringan seperti
kata “tawatara al-mataru” yang berarti “hujan turun berturut-turut”. Menurut istilah, hadis
mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi pada semua tabaqat
(generasi) yang menurut akal dan adat kebiasaan tidak mungkin mereka bersepakat untuk
berdusta. Dan beritanya itu disandarkan melalui panca indera, seperti penyaksian,
pendengaran langsung dan sebagainya.
Menurut istilah, hadis ahad adalah: (واترDDروط المتDDع شDDالم يجمDو مD )هyaitu hadis yang tidak
memenuhi syarat-syarat untuk menjadi hadis mutawatir.
2. Pembagian Hadis Ahad .
Pembagian hadis ahad terbagi 2 macam yaitu: (1) mashhur dan (2) ghairu mashhu>r.
Ghairu mashhur dibagi menjadi dua yaitu: (a) ‘aziz; (b) gharib. Sebagian ulama yang lain
membagi hadis ahad menjadi tiga.
Hadis Mashhur.
Secara bahasa, lafal mashhu>r berasal dari isim maf’ul, dari Shahara (هرD)ش
sebagaimana kalimat (ucapan) شهرت األمر (aku memasyhurkan/mempopulerkan
sesuatu) yang berarti mengumumkan sesuatu atau dalam pengertian lain
diartikan terkenal, tenar, familiar atau populer.
Hadis ‘aziz
ِ )َأ ْن اَل يَقِ َّل ر َُواتُهُ ع َِن ْاثنَي ِْن فِ ْي َج ِمي ِْع طَبَقَاartinya hadis yang semua tabaqat
adalah ( ت ال َّسنَ ِد
sanadnya terdiri dari dua orang perawi.
Hadis Gharib
Kata gharib adalah bentuk sifat mushabbihah yang secara harfiah berarti
menyendiri atau jauh dari kerabat.
3. Kehujjahan hadis ahad
Menurut jumhur ulama’ baik dari kalangan sahabat, tabi’in, serta para ulama’
sesudahnya, baik dari kalangan ahli hadis, ahli fikih, dan ahli ushul, kalau hadis ahad
yang sahih dapat dijadiakan hujjah dan wajib diamalkan.