1 Peta Konsep (Beberapa 1. Pembagian Hadis Dilihat dari Jumlah Periwayat istilah dan definisi) di modul a. Mutawatir bidang studi Dari segi bahasa mutawatir adalah yang datang kemudian, beriringan atau beruntun. Sedangkan menurut Istilah Hadis adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang banyak dari sejumlah orang banyak pula mustahil menurut tradisi mereka sepakat untuk berbohong. Hadis mutawâtir memberi faedah Ilmu Dharûrî artinya pengetahuan secara yakin dan pasti kebenarannya, oleh karena itu ia wajib diamalkan. Periwayat Hadis mutawatir tidak perlu diperiksa sifat- sifat adil dan kedhabithannya (orang yang kuat hafalanya), karena dengan jumlah banyak periwayat yang tidak mungkin terjadi kesepakatn bohong dan sudah cukup dijadikan sebagai alat mencapai tujuan akhir yakni otentisitasnya. Dalam cabangnya Hadis Mutawatir dibagi menjadi dua : 1) Mutawatir Lafdzi Hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak yang susunan redaksi dan maknanya sesuai benar antara riwayat yang satu dengan yang lainya. Jika disederhanankan menjadi hadis yang mutawatir lafad matanya.(Ikhtisar Musthalahul Hadis, Drs. Fatchur Rahman) 2) Mutawatir Maknawi Hadis mutawatir yang rowi-rowinya berlain-lain dalam menyusun redaksi pemberitaan, tetapi berita yang berlain-lain susunan redaksinya itu terdapat persesuain prinsipnya. (Ikhtisar Musthalahul Hadis, Drs. Fatchur Rahman) b. Ahad Menurut bahasa Ahad berarti satu, tunggal, dan esa. Sedang menurut istilah hadis adalah “Hadis yang tidak memenuhi beberapa persyaratan hadis mutawatir”. Atau bisa dikatakan hadis yang tidak mencapai derajat Mutawatir. Hadis Âhâd memberi faedah Ilmu Nazharî, artinya ilmu yang diperlukan penelitian dan pemeriksaan terlebih dahulu, apakah jumlah perawi yang sedikit itu memiliki sifat-sifat kredibelitas yang dapat dipertanggung jawabkan atau tidak. Hadis Âhâd inilah yang memerlukan penelitian secara cermat apakah para perawinya adil atau tidak, dhabith atau tidak, sanadnya muttashil (bersambung) atau tidak, dan seterusnya yang nanti dapat menentukan tingkat kualitas hadis tersebut. Hadis Ahad kemudian diklasifikasikan lagi menjadi tiga bagian yaitu: 1) Masyhur Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, serta belum mencapai derajat mutawatir. Seperti contoh hadis tentang Allah akan mencabut Ilmu dari hambanya melalui mematikan hambanya yang paling berilmu. Dan sebagainya. 2) Aziz Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang rawi tersebut terdapat pada satu thabaqog saja, kemudian setelah itu orang- orang pada meriwayatkanya. 3) Ghorib Yaitu hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam meriwayatkanya, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi. 2. Pembagian Hadis Dilihat Dari Segi Kualitasnya Sebuah hadis jika dilihat dari segi kualitas sanad dan matan itu terbagi menjadi dua: a. Hadis Maqbul (diterima) Hadis Maqbul kemudian diklasifikasikan menjadi dua 1) Hadis Shahih Yaitu hadis yang muttashil (bersambung) sanadnya, diriwayatkan oleh orang adil dan dhobit (orang yang kuat daya ingatanya) sempurna dari sesamanya, selamat dari kejanggalan (syadz) dan cacat (illat). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hadis sahih harus mencakup lima hal, yaitu, rawinya bersifat adil, sempurna ingatanya, sanadnya bersambung, hadis itu tidak janggal dan tidak cacat. Hadis shahih ada dua macam yaitu : Shahih lidzatih (secara otomatis Shahih karena sudah memenuhi lima kriteria diatas) dan Shahih li Ghayrih (Sahih karena mendapat dukungan dari sanad yang lain). Adapun martabat hadis sahih ada 7, (1) Muttafaq ‘Alaih yaitu hadis yang disepakati oleh imam Bukhari dan Muslim, (2) hadis yang hanya diriwayatkan oleh imam Bukhori saja, (3) hadis yang hanya diriwayatkan Imam Muslim saja, (4) Hadis Shahih yang diriwayatkan menurut Syarat-syarat Bukhori Muslim (5) hadis Shahih yang menurut syarat Bukhori , (6) hadis shahih yang menurut syarat Muslim, (7) hadis Shahih yang tidak menurut salah satu syarat Bukhori dan Muslim. 2) Hadis Hasan Yaitu hadis yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang adil , kurang sedikit kedhabitanya, tidak ada keganjilanya dan tidak ada cacat (‘Illat). Dari definisi ini bisa ditarik kesimpulan bahwa yang membedakan dengan hadis shahih adalah hanya terletek pada salahsatu kedobitan seorang perawi.
Hadis Hasan terbagi menjadi dua, Hasan
Lidzathi yaitu hadis hasan yang memenuhi persyaratan hadis hasan. Dan Hasan Li Ghayrih adalah hadis Dho’if diriwayatkan melalui jalan (sanad) lain yang sama atau lebih kuat.
b. Hadis Mardud (ditolak)
Jenis Hadis ini hanya satu yaitu Hadis Dho’if. Dari segi bahasa Dho’if berati lemah. Sedang menurut istilah hadis adalah “hadis yang tidak menghimpun sifat hadis Shahih dan Hasan”. Jadi Hadis Dho’if bisa dikatakan bahwa hadis yang tidak memenuhi salah satu persyaratan hadis Shahih atau Hasan. Hadis Dho’if ini tidak bisa dijadikan sebagai Hujjah (dasar Hukum). 3. Dst.
1. Sulit memahami dan membedakan materi bagaimana cara
membedakan ini Syadz, atau Illat pada seorang perawi. Daftar materi bidang studi 2. Menerapkan pencarian hadis shahih lighairih 2 yang sulit dipahami pada 3. Memahami jenis dan macam-macam hadis Ahad (Masyhur, modul Aziz dan Ghorib terutama)
1. Materi persyaratan hadis hasan dan shahih yaitu tentang
Daftar materi yang sering Syadz dan illat Hadis, cara mengetahuinya bagaimana. 3 mengalami miskonsepsi 2. Pembagian Hadis Ahad antara hadis Ghorib nisbi dan dalam pembelajaran Ghorib Mutlak