Anda di halaman 1dari 3

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Konsep Dasar Ulum al-Hadis


B. Kegiatan Belajar : Macam- macam Hadis (KB 3)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Peta Konsep (Beberapa 1. Pembagian Hadis Dilihat dari Jumlah Periwayat
istilah dan definisi) di modul a. Mutawatir
bidang studi Dari segi bahasa mutawatir adalah yang datang
kemudian, beriringan atau beruntun. Sedangkan
menurut Istilah Hadis adalah hadis yang diriwayatkan
oleh sejumlah orang banyak dari sejumlah orang
banyak pula mustahil menurut tradisi mereka sepakat
untuk berbohong.
Hadis mutawâtir memberi faedah Ilmu Dharûrî artinya
pengetahuan secara yakin dan pasti kebenarannya,
oleh karena itu ia wajib diamalkan.
Periwayat Hadis mutawatir tidak perlu diperiksa sifat-
sifat adil dan kedhabithannya (orang yang kuat
hafalanya), karena dengan jumlah banyak periwayat
yang tidak mungkin terjadi kesepakatn bohong dan
sudah cukup dijadikan sebagai alat mencapai tujuan
akhir yakni otentisitasnya.
Dalam cabangnya Hadis Mutawatir dibagi menjadi dua :
1) Mutawatir Lafdzi
Hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak
yang susunan redaksi dan maknanya sesuai
benar antara riwayat yang satu dengan yang
lainya. Jika disederhanankan menjadi hadis
yang mutawatir lafad matanya.(Ikhtisar
Musthalahul Hadis, Drs. Fatchur Rahman)
2) Mutawatir Maknawi
Hadis mutawatir yang rowi-rowinya berlain-lain
dalam menyusun redaksi pemberitaan, tetapi
berita yang berlain-lain susunan redaksinya itu
terdapat persesuain prinsipnya. (Ikhtisar
Musthalahul Hadis, Drs. Fatchur Rahman)
b. Ahad
Menurut bahasa Ahad berarti satu, tunggal, dan esa.
Sedang menurut istilah hadis adalah “Hadis yang tidak
memenuhi beberapa persyaratan hadis mutawatir”.
Atau bisa dikatakan hadis yang tidak mencapai derajat
Mutawatir.
Hadis Âhâd memberi faedah Ilmu Nazharî, artinya ilmu
yang diperlukan penelitian dan pemeriksaan terlebih
dahulu, apakah jumlah perawi yang sedikit itu memiliki
sifat-sifat kredibelitas yang dapat dipertanggung
jawabkan atau tidak. Hadis Âhâd inilah yang
memerlukan penelitian secara cermat apakah para
perawinya adil atau tidak, dhabith atau tidak, sanadnya
muttashil (bersambung) atau tidak, dan seterusnya
yang nanti dapat menentukan tingkat kualitas hadis
tersebut.
Hadis Ahad kemudian diklasifikasikan lagi menjadi tiga
bagian yaitu:
1) Masyhur
Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang
atau lebih, serta belum mencapai derajat
mutawatir. Seperti contoh hadis tentang Allah
akan mencabut Ilmu dari hambanya melalui
mematikan hambanya yang paling berilmu. Dan
sebagainya.
2) Aziz
Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh dua orang,
walaupun dua orang rawi tersebut terdapat pada
satu thabaqog saja, kemudian setelah itu orang-
orang pada meriwayatkanya.
3) Ghorib
Yaitu hadis yang dalam sanadnya terdapat
seorang yang menyendiri dalam
meriwayatkanya, dimana saja penyendirian
dalam sanad itu terjadi.
2. Pembagian Hadis Dilihat Dari Segi Kualitasnya
Sebuah hadis jika dilihat dari segi kualitas sanad dan
matan itu terbagi menjadi dua:
a. Hadis Maqbul (diterima)
Hadis Maqbul kemudian diklasifikasikan menjadi dua
1) Hadis Shahih
Yaitu hadis yang muttashil (bersambung)
sanadnya, diriwayatkan oleh orang adil dan
dhobit (orang yang kuat daya ingatanya)
sempurna dari sesamanya, selamat dari
kejanggalan (syadz) dan cacat (illat). Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hadis
sahih harus mencakup lima hal, yaitu, rawinya
bersifat adil, sempurna ingatanya, sanadnya
bersambung, hadis itu tidak janggal dan tidak
cacat.
Hadis shahih ada dua macam yaitu : Shahih
lidzatih (secara otomatis Shahih karena sudah
memenuhi lima kriteria diatas) dan Shahih li
Ghayrih (Sahih karena mendapat dukungan dari
sanad yang lain).
Adapun martabat hadis sahih ada 7, (1)
Muttafaq ‘Alaih yaitu hadis yang disepakati oleh
imam Bukhari dan Muslim, (2) hadis yang hanya
diriwayatkan oleh imam Bukhori saja, (3) hadis
yang hanya diriwayatkan Imam Muslim saja, (4)
Hadis Shahih yang diriwayatkan menurut
Syarat-syarat Bukhori Muslim (5) hadis Shahih
yang menurut syarat Bukhori , (6) hadis shahih
yang menurut syarat Muslim, (7) hadis Shahih
yang tidak menurut salah satu syarat Bukhori
dan Muslim.
2) Hadis Hasan
Yaitu hadis yang bersambung sanadnya,
diriwayatkan oleh orang adil , kurang sedikit
kedhabitanya, tidak ada keganjilanya dan tidak
ada cacat (‘Illat). Dari definisi ini bisa ditarik
kesimpulan bahwa yang membedakan dengan
hadis shahih adalah hanya terletek pada
salahsatu kedobitan seorang perawi.

Hadis Hasan terbagi menjadi dua, Hasan


Lidzathi yaitu hadis hasan yang memenuhi
persyaratan hadis hasan. Dan Hasan Li Ghayrih
adalah hadis Dho’if diriwayatkan melalui jalan
(sanad) lain yang sama atau lebih kuat.

b. Hadis Mardud (ditolak)


Jenis Hadis ini hanya satu yaitu Hadis Dho’if. Dari segi
bahasa Dho’if berati lemah. Sedang menurut istilah
hadis adalah “hadis yang tidak menghimpun sifat hadis
Shahih dan Hasan”.
Jadi Hadis Dho’if bisa dikatakan bahwa hadis yang
tidak memenuhi salah satu persyaratan hadis Shahih
atau Hasan. Hadis Dho’if ini tidak bisa dijadikan
sebagai Hujjah (dasar Hukum).
3. Dst.

1. Sulit memahami dan membedakan materi bagaimana cara


membedakan ini Syadz, atau Illat pada seorang perawi.
Daftar materi bidang studi
2. Menerapkan pencarian hadis shahih lighairih
2 yang sulit dipahami pada
3. Memahami jenis dan macam-macam hadis Ahad (Masyhur,
modul
Aziz dan Ghorib terutama)

1. Materi persyaratan hadis hasan dan shahih yaitu tentang


Daftar materi yang sering
Syadz dan illat Hadis, cara mengetahuinya bagaimana.
3 mengalami miskonsepsi
2. Pembagian Hadis Ahad antara hadis Ghorib nisbi dan
dalam pembelajaran
Ghorib Mutlak

Anda mungkin juga menyukai