Anda di halaman 1dari 8

lOMoARcPSD|33870235

Hadis Ditinjau Dari Kualitasnya

Sejarah peradaban islam (Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university

Downloaded by adit febrian


lOMoARcPSD|33870235

Hadis Ditinjau Dari Segi Kualitasnya

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadis

Dosen Pengampu: Ismatullah S. Th. I. M. Si

Disusun oleh:

M. Rizky Putra Arijani (2017503014)

Anindita Aalia Nashita (2017503015)

Itsna ‘Aliyatul Himah (2017503017)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI Prof. K. H. SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2022

Downloaded by adit febrian


BAB
PENDAHULUAN

Al qur'an dan Hadits merupakan pedoman dan sumber hukum bagi umat islam. Al
quran dijadikan sebagai sumber hukum yang paling utama dan hadis dijadikan seabai sumber
hukum yang kedua untuk dijadikan sebagai panduan bagi keberlangsungan umat islam.

Al qur'an sebagai pedoman bagi umat islam yang pertama berisikan segala syariat,
dan ketentuan hukum yang dijelaskan secara umumdan tidak dijelaskan secara terperinci.
Dengan adanya hadis ini dalam agama islam menjadi penjelas terhadap isi al qur'an. Hadi
juga memiliki peran penting dalam menetapkan hukum atau syariat jika terdapat suatu
permasalahan yang tidak dijelaskan dalam alqur'an.

Dalam periwayatannya hadis dibagi menjadi berbagai macam aspek. Salah satunya dari
segi kualitas para perawinya. Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan membahas
pembagian hadis yang dilihat dari segi kualitas perawinya yaitu hadis shahih, hadis hasan dan
hadit dha'if.

Downloaded by adit febrian


BAB II

PEMBAHASAN

A. Ditinjau Dari Segi Kualitasnya


1. Hadis Maqbul
Maqbul secara bahasa berarti ma'khuz (diambil) dan mushaddaq (diakui atau diterima).
Sedangkan menurut istilah merupakan hadis yang telah sempurna padanya, syarat-
syarat penerimaan.

Syarat diterimanya sebuah hadits menjadi hadits yang maqbul adalah berkaitan dengan
sanadnya, yaitu sanadnya berkesinambungan, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan
dhabit, dan juga berkaitan dengan matannya tidak shadz dan tidak ber’illat. Tidak semua
hadis maqbul boleh diamalkan.
2. Hadis Mardud
Mardud secara bahasa berarti “yang ditolak” atau yang “tidak diterima”. Sedangkan
mardud menurut istilah adalah hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat atau sebagian
syarat hadis maqbul. Tidak terpenuhinya persyaratan dimaksud, bisa terjadi pada sanad dan
matan.

B. Ditinjau Dari Diterima Dan Tidaknya


1. Hadis Sahih
Ibnu Al-Shalah memberikan pengertian bahwa hadis shahih merupakan hadis musnad
yang bersambung sanadnya dengan periwayatan oleh orang yang adil-dhabith dari orang
yang adil lagi dhabit juga hingga akhir sanad, serta tidak ada yang kejanggalan dan cacat.

Syarat-syarat Hadis Sahih sebagai berikut:


a) Sanadnya bersambung (ittishal al-sanad)
Yang dimaksud dengan sanadnya bersambung ialah bahwa tiap-tiap
perawinya dalam sanad hadis menerima riwayat hadis dari perawi terdekat
sebelumnya.
b) Perawinya Adil
Seseorang dikatakan adil apabila ada padanya sifat-sifat yang dapat
mendorong terpeliharanya ketaqwaan, yaitu senantiasa melaksanakan

Downloaded by adit febrian


perintah dan meninggalkan larangan, dan terjaganya sifat muru’ah, yaitu
senantiasa berakhlak baik dalam segala tingkah lakunya.
c) Perawinya Dhabit
Seorang perawi dikatakan dhabit apabila perawi tersebut mempunyai
daya ingatan dengan sempurna terhadap hadis yang diriwayatkannya. Ibnu
Hajar Al-Asqalani mengatakan bahwa perawi yang dhabit adalah mereka
yang kuat hafalannya terhadap apa yang pernah didengarnya, kemudian
mampu menyampaikan hafalan tersebut kapan saja manakala diperlukan.
d) Tidak Syadz (Janggal)
Hadis yang tidak syadz yaitu hadis yang matannya tidak bertentangan
dengan hadis lain yang lebih kuat atau lebih tsiqqah.
e) Tidak berillat (Ghair Mu’allal)
Yang dimaksud dengan hadis berillat adalah hadis-hadis yang ada cacat
atau penyakitnya. Dengan demikian, maka yang dimaksud hadis yang tidak
berillat, ialah hadis-hadis yang didalamnya tidak terdapat kesamaran atau
keragu-raguan.
Macam-macam hadis sahih:
 Shahih li dzatihi, yaitu hadis yang secara sempurna memenuhi syarat hadis maqbul.
 Shahih li ghairihi, yaitu hadits tidak sepenuhnya memenuhi syarat hadits maqbul.

Para ulama hadis dan sebagian ulama ushul dan fiqh telah sepakat untuk menganggap
hadis shahih sebagai dalil wajib untuk melakukan perbuatan baik. Sebagian besar ulama
menguatkan dengan dalil-dail qath'i, yaitu al-qur'an dan hadis mutawatir untuk
menguatkan hal-hal yang berkaitan dengan akidah dan tidak dengan hadis ahad. Perlu
dicatat bahwa martabat hadis shahih ini tergantung pada ke-dhabit-an serta keadilan
perawinya. Semakin dhabit dan ‘adil si perawi maka semakin tinggi pula tingkat kualitas
hadits yang diriwayatkannya.

2. Hadis Hasan
Menurut Al-Tirmidzi hadis hasan merupakan hadis yang diriwayatkan dari dua arah
(jalur), dan para perawinya tidak tertuduh dusta, tidak mengandung syadz yang menyalahi
hadis-hadis shahih.
Syarat-syarat hadis hasan sebagai berikut:
a) Sanadnya bersambung

Downloaded by adit febrian


b) Perawinya ‘adil
c) Perawinya dhabit, tetapi kualitas ke-dhabit-annya di bawah ke-dhabit-an
perawi hadis sahih
d) Tidak terdapat kejanggalan
e) Tidak ber’illat

Macam-macam hadis hasan:

 Hadis hasan li dzatih, merupakan hadis yang sanadnya bersambung dengan


periwayatan yang ‘adil.
 Hadis hasan li ghairihi, merupakan hadis dhaif yang banyak periwayatannya,
sementara perawinya tidak diketahui keahliannya dalam meriwayatkan hadis.

Para ulama mengatakan bahwa kehujjahan hadis hasan seperti hadis sahih, namun
derajatnya berbeda.

3. Hadis Dha’if
Menurut bahasa, hadis dhaif merupakan hadis lemah. Menurut Al-Nawawi hadis dhaif
merupakan hadis yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadis sahih dan syarat-
syarat hadis hasan.
Macam-macam hadis dhaif:
 Dha’if karena tidak bersambung sanadnya
 Hadis Munqathi’ adalah hadis yang gugur sanadnya di satu tempat atau lebih,
atau pada sanadnya disebutkan nama seseorang yang tidak dikenal namanya”.
 Hadis Mu’allaq adalah hadis yang rawinya digugurkan seorang atau lebih di
awal sanadnya secara berturut-turut.
 Hadis Mursal adalah hadis yang gugur sanadnya setelah tabi’in.
 Hadis Mu’dhal adalah hadis yang gugur dua orang sanadnya atau lebih, secara
berturut-turut.
 Hadis Mudallas adalah hadis yang diriwayatkan menurut cara yang
diperkirakan, bahwa hadis itu tiada bernoda.
 Dhaif karena tiadanya syarat adil
 Al-Maudhu’ merupakan hadis palsu yang dibuat oleh seorang pendusta dan
hadis ini ditujukan untuk Rasulullah secara paksa baik sengaja maupun tidak.
 Hadis Matruk dan Hadis Munkar merupakan hadis yang diriwayatkan oleh
seseorang yang tertuduh dusta.

Downloaded by adit febrian


 Dhaif karena tiadanya dhabit
 Mudraj ialah hadis yang menampilkan (redaksi) tambahan, padahal bukan
(bagian dari) hadis.
 Hadis Maqlub ialah hadis yang lafadz matannya tertukar oleh salah seorang
perawi.
 Hadis Mudtharib ialah hadis yang diriwayatkan dengan bentuk yang berbeda-
beda padahal dari satu perawi.
 Hadis Munshahaf dan Muharraf ialah terjadinya perubahan redaksi hadis dan
maknanya.
 Dhaif karena kejanggalan dan kecacatan
 Hadis Syadz adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang yang maqbul, akan
tetapi bertentangan (matannya) dengan periwayatan dari orang yang kualitasnya
lebih utama.
 Hadis Mu’allal adalah hadis yang diketahui ‘illatnya setelah dilakukan
penelitian dan penyelidikan meskipun pada lahirnya tampak selamat (dari
cacat).
 Dha’if dari segi Matan
 Hadis Mauquf yaitu hadis yang diriwayatkan dari para sahabat, berupa
perkataan, perbuatan atau taqrirnya.
 Hadis Maqhtu’yaitu hadis yang diriwayatkan dari tabi’in dan disandarkan
kepadanya, baik perkataan maupun perbuatan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Downloaded by adit febrian


Hadis ditinjau dari segi kualitasnya dibagi menjadi dua yaitu hadis maqbul dan
hadis mardud. Maqbul secara bahasa berarti ma'khuz (diambil) dan mushaddaq (diakui
atau diterima). Sedangkan menurut istilah merupakan hadis yang telah sempurna
padanya, syarat-syarat penerimaan. Mardud secara bahasa berarti “yang ditolak” atau
yang “tidak diterima”. Sedangkan mardud menurut istilah adalah hadis yang tidak
memenuhi syarat-syarat atau sebagian syarat hadis maqbul. Sedangkan dari aspek
diterima dan tidaknya hadis dibagi menjadi tiga yaitu hadis shahih merupakan hadis
musnad yang bersambung sanadnya dengan periwayatan oleh orang yang adil-dhabith
dari orang yang adil lagi dhabit juga hingga akhir sanad, serta tidak ada yang
kejanggalan dan cacat, hadis hasan merupakan hadis yang diriwayatkan dari dua arah
(jalur), dan para perawinya tidak tertuduh dusta, tidak mengandung syadz yang
menyalahi hadis-hadis shahih, hadis dhaif merupakan hadis yang di dalamnya tidak
terdapat syarat-syarat hadis sahih dan syarat-syarat hadis hasan.

Daftar Pustaka
Buku
Suparta, Munzier. 2002. Ilmu Hadis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
6

Downloaded by adit febrian

Anda mungkin juga menyukai