Anda di halaman 1dari 12

RESUME BUKU BAYQUNIYAH

Karya ; Syekh Umar bin Muhammad

''Diresume dalam rangka memenuhi tugas kuliah pada mata kuliah

Study Al-hadist Oleh Dosen Makhfud, M.pd.I''

Diresume Oleh : M Hayat Hf

2101010073

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) Kediri
2022

1
RESENSI BUKU

Judul : Bayquniyah
Penulis : Syekh Umar bin Muhammad
Penerbit : Darul Mubtadi-ien
Tahun : 2020
Sampul : Latar biru dan kuning

Ilmu hadis (ulum al-hadist) terdiri dari dua kata, yaitu ilmu (ulum) dan al-hadist. Kata ulum
dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari ‘ilm, yang berarti “ilmu-ilmu”; sedangkan al-hadist
di kalangan ulama hadis berarti “segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad
SAW. dari perbuatan, perkataan, takrir, atau sifat.”Dengan demikian, gabungan kata ulum al-
hadist mengandung pengertian “ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan hadis Nabi
Muhammad SAW, bagaimana hadis-hadis bisa tersambung hingga sampai kepada Rasul SAW.
baik dari sisi ke-ḍabit-an dan keadilan periwayatnya, maupun dari sisi sambung atau putusnya
rangkaian rantai sanad”, itulah fragmen singkat yang ada dalam buku yang akan saya resume.

2
BAB I
HADIST SHOHIH

1.  Hadist Shohih


Hadits Shahih adalah hadist yang bersambung sanadnya (mata rantainya) hingga
Rasulullah dengan periwayatan orang yang adil dan dobit (kompeten) dan hadist
shohih adalah hadist yang selamat dari syad (penyimpangan) dan illat (kecacatan)
yang dianggap buruk
Syarat wajib dari hadits shohih yaitu;
1. Sanadnya (mata rantainya) bersambung hingga Rasulullah dengan
gambaran tiap-tiap perowi mengambil Hadits dari gurunya dan gurunya dari
gurunya dari awal sanad sampai akhir, sehingga tidak termasuk hadis shohih
yaitu hadis yang mata rantainya terputus seperti hadits Mursal, hadits
munqathi', hadist muaddol, dan hadis muallaq yang akan dibahas dalam bab
setelah ini
2. Sifat adil yang dimiliki rowi
Adil disini yang dimaksud adalah kemampuan yang melekat yang bisa
membawa orang tersebut menjadi bertakwa dan memiliki muruah (wibawa)
dan yang dimaksud adilnya Rawi adalah Adil di dalam periwayatannya,
kriteria adil yaitu muslim, mukallaf, selamat dari sifat fasiq, dan dosa-dosa
kecil, sehingga seorang perempuan, budak, dan orang yang sudah tamyiz
jika selamat dari sifat tersebut maka termasuk dalam kriteria adil
3. Dobit (Sempurnanya hafalan si rowi), yakni memiliki legitimasi predikat
yang tinggi, dan dobit itu sendiri diklasifikasi menjadi dua 1. Dobit
(kemampuan) hafalan 2. Dobit (kemampuan) tulisan. Yang dimaksud

3
kemampuan hafalan adalah apa yang dia dengar bisa dia hafal dengan baik
dengan sekiranya dia bisa mengingatnya kapanpun. dan yang dimaksud
kemampuan tulisan adalah setiap kali dia mendengar riwayat atau hadist, dia
catat dengan baik, sehingga dia bisa menjaga hadis tersebut
4. Tidak adanya penyimpangan, dengan sekiranya ada indikasi perawinya
adalah orang yang terkenal jujur (dapat dipercaya)
5. Tidak adanya kecacatan

BAB II
HADIST HASAN

2. Hadist Hasan
Hadits Hasan adalah hadis yang sanadnya bertemu hingga Rasulullah
diriwayatkan dari orang yang adil yang tingkat kedobitannya (kemampuannya)
berada di bawah Hadits Shahih dan hadis Hasan juga harus selamat dari Syad
(penyimpangan) Dan illat (kecacatan)
Adapun syarat untuk bisa dikategorikan sebagai hadis hasan yaitu ada 5
1. Sanadnya bersambung
2. Rowinya Adil
3. Rowinya kompeten (dalam arti tingkat kemampuannya dalam meriwayatkan
hadits hasan lebih minim ketimbang kemampuan perawi hadits shohih)
4. Selamat dari penyimpangan
5. Selamat dari illat (kecacatan)
Dari sini kita tahu bahwa syarat hadits hasan sama dengan syarat hadits
shohih kecuali syarat yang ketiga yakni perihal dobit, yang mana dalam hadis sahih
kemampuannya berada di tingkat paling atas.

4
BAB III
HADIST DHOIF

3. Hadist Dhaif
Hadits dhaif adalah Hadits yang tidak memenuhi beberapa sifat yang dapat
diterima dalam periwayatannya,, nama lain dari hadis dhaif yaitu hadist mardud,
seperti contoh hadist yang diriwayatkan Abu Daud bahwasanya nabi pernah wudhu
kemudian mengusap kedua muzahnya (sepatunya).
Adapun hukum hadits dhaif tidak boleh diamalkan dalam perihal aqidah dan
hukum, namun boleh diamalkan dalam perihal fadhoilul a'mal (motivasi) dan
tahdid (menakut-nakuti) dan boleh disebarkan Ketika sebatas manaqib
(menyebutkan cerita) kisah. dan untuk mengamalkan hadits dhaif itu ada 4 syarat;
1.      Hadist tersebut harus berupa fadilah yang bersifat amaliah
2.      Kedhaifan nya tidak terlalu parah
3.      Hadits dhaif tersebut harus tergolong dibawah koridor amaliyahnya
4.      Ketika beramal tidak meyakini ketetapan hadis tersebut tapi hanya
sebatas ikhtiat (hati-hati).

BAB IV
HADIST MARFU'

4. Hadist Marfu'
Hadits marfu' adalah Hadits yang disandarkan pada Nabi SAW, baik berupa
ucapan atau perbuatan atau ketetapan secara jelas atau secara hukum, baik
5
sanadnya bersambung atau tidak, apabila sahabat nabi berkata bahwa Rasulullah
melakukan ini atau Rasulullah mengatakan ini maka itu dihukumi Hadits marfu',
dan begitu pula ketika yang mengatakan tabiin atau setelahnya tabiin maka tetap
dikatakan Hadits marfu'

BAB V
HADIST MAQTU'

5. Hadist Maqtu'
Hadis maqtu’ adalah hadits yang disandarkan kepada tabiin hingga ke
bawahnya (orang-orang yang berada dibawahnya tabiin) baik itu berupa ucapan atau
perbuatan, baik tabiin itu anak kecil atau sudah dewasa, baik sanadnya bertemu atau
tidak, maka dikecualikan dari hadis yang disandarkan kepada tabiin yaitu hadis yang
disandarkan kepada Nabi SAW atau disandarkan kepada sahabat R.A.
Adapun hukum dari hadis maqtu' itu tidak boleh dibuat hujjah sekiranya tidak
ada qarinah (indikasi) bahwa hadist tersebut bukan hadist maqtu’, adapun ketika ada
qarinah yang menunjukkan tercapainya hadis kepada Nabi SAW maka dihukumi
Hadits marfu,' dan ketika hanya berhenti di sahabat maka dikategorikan sebagai
Hadits mauquf.

BAB VI
HADIST MUSNAD

6. Hadist Musnad

6
Hadits musnad ialah hadits yang mata rantainya (sanadnya) bertemu hingga
Rasulullah SAW, hadits musnad terbagi menjadi 3, adakalanya shohih, hasan dan
dhaif, tinggal mempertimbangkan sifat yang bisa diterima atau tidak, sebagaimana
hadits yang diriwayatkan Malik dari Nafi dari Abdullah bin Umar bahwasanya
Rasulullah bersabda "Salat berjamaah itu lebih utama daripada salat sendirian
dengan selisih 27 derajat" dan hadits ini sanadnya bersambung. Maka
dikategorikan sebagai hadist musnad

·
BAB VII
HADIST MUTTASIL

7. Hadist Muttasil
Hadis muttasil adalah hadis yang sanadnya bersambung dengan metode
pendengaran tiap-tiap rowi dari orang diatasnya hingga terakhir, baik di
akhir/penghujung hadist bertemu pada Rasulullah atau pada sahabat, dikecualikan
dari hadist muttasil yaitu hadits Mursal, hadits munqathi', hadis mauaddol, muallaq,
muan'an dan hadits mudallis yang akan kami jelaskan pada bab selanjutnya
Adapun hukum hadist muttasil itu ada kalanya shohih, hasan dan dhaif,
sebagaimana hadis musnad, adapun perbedaan antara hadis musnad dan hadis
muttasil dan dadits marfu yaitu, adapun hadits marfu melihat kondisi matan, dan
hadis marfu dinisbatkan kepada Nabi SAW tanpa memandang sanadnya muttasil
atau tidak,
Adapun hadits muttasil yaitu hadits yang masih mempertimbangkan keadaan
sanad, yang mana metode dari hadis muttasil menggunakan pendengaran, tanpa
memandang matannya marfu atau tidak, sedangkan hadis musnad yaitu hadis yang
melihat pada 2 tingkah yakni matan dan sanad secara bersamaan, sehingga hadits
7
musnad harus mengakomodir dua syarat yaitu muttasil dan marfu, sehingga bisa
kami simpulkan bahwa tiap-tiap hadits musnad itu pasti marfu sekaligus muttasil
namun tidak terjadi sebaliknya.

BAB VIII
HADIST MUSALSAL

8. Hadist Musalsal
Hadits musalsal adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi berdasarkan suatu
sifat, baik periwayatan tersebut bersifat qouli (ucapan) dan perawi yang lain
meriwayatkan hal yang semacam itu dengan suatu ucapan juga, atau bersifat Fi'li
(perbuatan) kemudian rowi yang lain meriwayatkan hal yang semacam itu dengan
bentuk perbuatan juga, atau bersifat murokab (tersusun) dari qoul (ucapan) dan Fi'li
(perbuatan)
Contoh seorang Rawi meriwayatkan dengan bentuk ucapan dan yang lain
meriwayatkan dengan bentuk perbuatan maka hal semacam itu dinamakan Hadits
musalsal, contoh hadis yang berbentuk ucapan yaitu ungkapan nabi kepada Muadz
Bin Jabal ‫ انّى احبك‬sedangkan yang berbentuk perbuatan seperti menyampaikan hadits
dengan ekspresi tersenyum atau berdiri.

BAB IX
HADIST AZIZ

9. Hadist Aziz

8
Hadits Aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh 2 orang dari 1 Imam, atau 3
orang dari satu Imam, walaupun dari dua atau tiga orang tersebut diriwayatkan lagi
oleh 100 orang. Adapun hukumnya adakalanya shohih, hasan dan dhaif

BAB X
HADIST MASYHUR

10. Hadist Masyhur


Hadits masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang (lebih
dari 3) dari 1 Imam. Contoh dari hadis masyhur adalah " sesungguhnya Allah tidak
mencabut ilmu dari hamba-nya, akan tetapi mencabut ilmu dengan cara mencabut
para ulama, sehingga ketika tidak tersisa satupun ulama, maka manusia akan
mengangkat pemimpin yang bodoh, dan orang-orang akan meminta fatwa
kepadanya, dan diapun memberi fatwa dengan tanpa ilmu, sehingga bukan hanya
dia yang tersesat tapi juga menyesatkan orang lain.

BAB XI
HADIST MUAN'AN

11. Hadist Muan'an


Hadits mu'an'an adalah hadits yang diriwayatkan dengan menggunakan lafadz
‫عن فالن عن فالن‬bukan menggunakan ‫ حدثنا‬atau‫ اخبرنا‬atau ‫سمعت‬
ulama berbeda pendapat mengenai hadits muan'an apakah termasuk dalam
kategori hadis muttasil atau hadits munqathi, adapun hukum yang ditashih oleh

9
ulama jumhur bahwasanya hadits muan'an itu termasuk hadis muttasil dengan dua
syarat
1. orang yang meriwayatkan hadits muan'an itu harus selamat dari tadlis
(pemalsuan)
2. Bertemunya orang yang meriwayatkan hadits muan'an dengan orang yang
diambil periwayatannya, dan syarat kedua ini adalah syarat yang diutarakan
oleh Imam Bukhari, sedangkan imam muslim itu tidak mensyaratkan syarat
yang kedua, hanya saja imam muslim itu mengharuskan antara orang yang
meriwayatkan dan orang yang diambil periwayatannya itu berada dalam satu
masa.

BAB XII
HADIST MUBHAM

12. Hadist Mubham


Hadits mubham adalah Hadits yang di dalam sanad dan matannya itu ada
seorang laki-laki atau perempuan namun tidak diungkapkan namanya, yakni
menggunakan lafadz yang umum, seperti halnya hadis dalam matan yang
diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah bahwa ada seorang perempuan bertanya kepada
nabi tentang permasalahan mandi besar ketika haid, dan nama dari perempuan itu
tidak disebutkan dalam hadist ini, adapun perempuan dalam hadist ini bernama asma
binti syakal

BAB XIII
HADIST ALI

13. Hadist Ali


10
· Hadits Ali adalah Hadits yang bilangan rowinya sedikit dan hadist
tersebut dinisbatkan kepada sanad yang lain yang bilangan rawinya sangat banyak

BAB XIV
HADIST NAZIL

14. Hadist Nazil


Hadis nazil adalah Hadits yang bilangan rowinya itu banyak, dan hadist
tersebut dinisbatkan kepada sanad yang lain yang rowinya sedikit.

BAB XV
HADIST MAUQUF

15. Hadist Mauquf


Hadits mauquf adalah Hadits yang disandarkan kepada sahabat, baik itu berupa
ucapan atau perbuatan atau ketetapan, entah sanadnya itu bersambung atau terputus,
dan adapun hukumnya itu adakalanya shohih dan adakalanya hasan dan adakalanya
dhaif, contoh dari hadits mauquf adalah ucapan sahabat "saya melakukan seperti ini"
dan ucapan tersebut tidak disandarkan kepada nabi.

BAB XVI
HADIST MURSAL

11
16. Hadist Mursal
Hadits Mursal adalah Hadits yang dalam sanadnya membuang 1 sahabat,
dengan gambaran seorang tabiin menisbatkan hadis kepada Rasulullah dengan
menggugurkan satu sahabat dalam sanad hadis tersebut

Bab XVII
HADIST GHARIB
·
17. Hadist Gharib
Hadits gharib adalah hadits yang diriwayatkan oleh 1 orang, baik dalam
matan ataupun sanad, dinamakan hadits gharib karena memang hadistnya tidak
familiar.

12

Anda mungkin juga menyukai