Dengan sinergi beberapa ayat dan hadis tersebut, seorang ulama bisa
memutuskan hukum-hukum agama sesuai dengan persoalan yang
dihadapi, tentunya dengan dukungan ilmu dan perangkat pengetahuan
yang mumpuni terhadap kedua sumber tersebut.
12. MATAN, yaitu : Ucapan rawi atau redaksi hadits yang terakhir
dalam sanad.
Yakni rangkaian para perawi yang memindahkan matan dari sumber primernya.
Jalur ini adakalanya disebut sanad, adakalanya karena periwatnya bersandar
kepadanya dalam menisbatkan matan kepada sumbernya, dan adakalnya karena
hafidz bertumpu kepada yang membuat sanad dalam mengetahui sahih atau dhaif
suatu hadis.
َر ِه اأْل َ َّولِـ ْ ْق ْال َم ْت ِن أَوْ ِس ْل ِس ْلةُ الرُّ َوا ِةالَّ ِد ْينَ نَقَلُو
ِ اال َم ْتنَ ع َْن َمصْ د ُ طَ ِر ْي
Jalan matan hadis,yaitu silsilah para rawi yang menukilkan matan hadis dari
sumbernya yang pertama (Rasul SAW)
Dengan demikian, sanad adalah rantai penutur atau perawi (periwayat) hadis.
Sanad terdiri atas seluruh penutur, mulai orang yang mencacat hadis tersebut
dalam bukunya (kitab hadis) hingga Rasullullah. Sanad memberikan gambaran
keaslian suatu riwayat.
2.MATAN
Kata “matan” atau “al-matn” menurut bahasa berarti mairfa’a min al-
ardhi (tanah yang meninggi).[3]Secara etimologis, matan berarti segala sesuatu
yang keras bagian atasnya, punggung jalan (muka jalan), tanah keras yang tinggi.
Matan kitab adalah yang bersifat komentar dan bukan tambahan- tambahan
penjelasan. Bentuk Jamak adalah ‘mutun’ dan ‘mitan’.
Adapun yang dimaksud matan dalam ilmu hadis adalah,
ِ َمااِ ْنتَهَى اِلَ ْي ِه ال َّسنَ ُد ِمنَ ْالكَاَل ِم فَه َُو نَ ْفسُ ْال َح ِد ْي.
ُث الَّ ِذي ُذ ِك َراإْل ِ ْسنَا ُدلَه
Perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi SAW. Yang disebut
sesudah habis disebutkan sanadnya.
Terkait dengan matan atau redaksi, yang perlu dicermati dalam memahami hadis
adalah :
3.RAWI HADIS
Kata Rawi atau ar-rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadis
(Naqil Al-Hadis). [5]
Sebenernya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang hampir sama.
Sanad-sanad hadis pada tiap=tiap thabaqah atau tingkatanya juga disebut rawi,
jika yang dimaksud dnegan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan
memindahkan hadis. Begitu juga, setiap rawi pada tiap-tiap thabaqah nya
merupakan sanad bagi thabaqah berikutnya.
Akan tetapi, yang membedakan antara kedua istilah diatas, jika dilihat lebih
lanjut, adalah dalam dua hal, yaitu : pertama, dalam hal pembukuan hadis. Orang
yag menerima hadis-hadis, kemudian menghimpunya dalam suatu kitab tadwin,
disebut dengan rawi.
Dengan demikian, rawi dapat disebut mudawwin (orang yang membukukan dan
menghimpun hadis). Adapun orang-orang yang menerima hadis dan hanya
menyampaikan kepada orang lain, tanpa membukukanya, disebut sanad hadis.
Berkaitan dengan ini, dapat dikatakan bahwa setiap sanad adalah rawi pada tiap-
tiap thabaqahnya, tetapi tidak setiap rawi disebut sanad hadis sebab ada rawi yang
membukukan hadis. Kedua, dalam penyebutan silsilah hadis, untuk sanad, yang
disebut sanad pertama adalah orang yang langsung menyampaikan hadis tersebut
pada penerimanya, sedangkan pra rawi, yang disebut rawi pertama, adalah para
sahabat Rasul SAW. Dengan demikian, penyebutan silsilah antara kedua istilah
ini merupakan sebaliknya. Artinya, rawi pertama, adalah sanad terakhir, dan sanad
pertama, adalah rawi terakhir
Fungsi Hadist Dalam Ajaran Islam
Pada dasarnya, hadist memiliki fungsi utama sebagai menegaskan, memperjelas
dan menguatkan hukum-hukum dan hal lain yang ada di al Quran. Para ulama
sepakat setiap umat islam diwajibkan untuk mengikuti perintah yang ada hadist-
hadist shahih. Dengan berpegang teguh kepada Al Quran dan Al hadist, niscaya
hidup kita dijamin tidak akan tersesat. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama
berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”
(Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu
Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah
fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).
Hadist memiliki peranan penting dalam menjelaskan (Bayan) firman-firman Allah
SWT di dalam Al-Quran. Secara lebih rinci, dijelaskan fungsi-fungsi hadist dalam
islam adalah sebagai berikut:
َِّارقَةُ فَا ْقطَعُوْ ااَ ْي ِد يَهُ َما َج َزا ًء بِ َما َك َسبَا نَ َكاالً ِمنَ هللا ُ َّار
ِ ق َوالس ِ َوالس
“Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan
Ramadhan satu sha’ kurma atau gandum untuk setiap orang, beik merdeka atau
hamba, laki-laki atau perempuan”(HR. Muslim).
4. Bayan Nasakh (mengganti ketentuan terdahulu)
Secara etimologi, An-Nasakh memiliki banyak arti diantaranya at-taqyir
(mengubah), al-itbal (membatalkan), at-tahwil (memindahkan), atau ijalah
(menghilangkan). Para ulama mendefinisikan Bayan An-nasakh berarti ketentuan
yang datang kemudian dapat menghapuskan ketentuan yang terdahulu, sebab
ketentuan yang baru dianggap lebih cocok dengan lingkungannya dan lebih luas.
Salah satu contohnya yakni:
TUGAS PAI
MUHAMMAD SYAIFUDIN(25)
RAFI PUTRA WAHYUDI(26)
REVA DWIKY SYAH RONY(27)
RIFQI FAREL RESWARA(28)
RIZAL FAHRIZKY(29)
SANDY RISKY LUMINTO SUHADI(30)
TEKNIK PEMESINAN