Anda di halaman 1dari 5

MABADI’ ILMU HADITS

MABADIUL ASRA’
10 PRINSIP UNTUK MENGETAHUI DISIPLIN ILMU HADITS

DEFINISI HADITS
Hadits adalah perbuatan. ucapan, ketetapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam mempelajarinya, hadits dibagi menjadi dua, yakni :

- Hadits Riwayah
Adalah sebuah ilmu yang membahas seputar informasi perkataan dan perbuatan Nabi dan
riwayat dari perkaatn dan perbuatan tsb, serta bagaimana perbuatan dan riwayat itu
benar-benar shahih dan valid dari Nabi Muhammad SAW. (apa yang diriwayatkan oleh
Nabi, baik ucapan, perbuatan, atau ketetapan)

- Hadits Diroyah
Adalah sebuah ilmu yang dengannya, hakikat riwayat, syarat periwayatan, ragam
periwayatan, hukum periwayatan, status dan syarat para perawi, dan ragam dari apa yang
diriwayatkan dapat diketahui dg sebenar-benarnya. (bagaimana karakter, syarat,
metodologi hadits, baik ucapan, perbuatan, atau riwayat benar-benar valid dan shahih dari
Nabi Muhammad SAW). Ilmu yang membahas ttg metodologi disebut dg Hadits
Diroyah.

Hadits Diroyah memiliki beberapa nama, yakni :


1. Ilmu Sholah Hadits
2. Ilmu Usulil Hadits
3. Ilmu Usuli Riwayatil Hadits
POKOK BAHASAN HADITS DIROYAH

1. HAKIKAT PERIWAYATAN
Adalah mentransformasi sunnah dari Nabi Muhammad SAW turun kepada
sahabat lalu ke tabiin hingga kepada penulis hadits. Transformasi ini disebut periwayatan.
Sesuatu yang diriwayatkan dan tertulis disebut dengan Maruya, contohnya Kitab Shahih
Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majjah,
Mushaf Ahmad, dan Musnad Syafii.

2. SYARAT PERIWAYATAN
- Ada yang Meriwayatkan
Rasulullah meriwayatkan kepada para sahabat disebut dg adab menyampaikan riwayat.

- Ada yang Menerima Riwayat


Para sahabat yang menerima riwayat disebut dg Tahamulul Riwayat.

3. RAGAM PERIWAYATAN
- Tersambung
- Terputus

4. HUKUM PERIWAYATAN
- Qobul (diterima) : karena kualitasnya shahih atau hasan
- Mardud (ditolak) : karena kualitasnya dloif atau mawuddu

5. KRITERIA RAWI
- Adil
- Dicacatkan
6. RAGAM YANG DIRIWAYATKAN
- Masanid
- Maajim
- Al-Jaza
- Dsb

ILMU MUSHALAT HADIST/ ILMU DIROYAH HADIST

1. PENGERTIAN
 kaidah yang dipergunakan untuk mengetahui sanad dan matan hadis
 menurut syekh ibnu hajar al asqalani : kaidah-kaidah yang memberitahu kita
perihal kondisi orang yang meriwayatkan hadis atau sesuatu yang diriwayatkan

2. TEMA KAJIAN
1) SANAD
 PENGERTIAN
 Secara bahasa : tanah yang tampak tinggi ke permukaan dari suatu
bumi baik di gunung ataupun di lembah
 Secara istilah : rangkaian nama-nama orang yang meriwayatkan
sebuah hadits.
 PEMBAHASAN SANAD
 Isnad: mengembalikan hadits kepada yang
mengucapkan/meriwayatkannya.
 Musnid : orang yang meriwayatkan hadits dengan sanadnya secara
lengkap.
 Musnad : sebuah hadis yang sanadnya bersambung kepada
Rasulullah.
 PENTINGNYA SANAD
 guru anda belajar dari mana : karena sanad itu bagian dari agama maka
telitilah dari mana mengambil Agama
 Seandainya tidak ada sanad kemurnian agama akan hilang
2) MATAN
 PENGERTIAN
ini adalah hadits, sesuatu yang disabdakan oleh Rasulullah yang diriwayatkan
kepada para sahabat, para sahabat kepada tabiin, para tabiin kepada tabiin
kemudian ditulis kepada imam dalam kitab-kitab hadis mereka.

3. TUJUAN BELAJAR ILMU MUSHALAT HADIST/ ILMU DIROYAH HADIST


 untuk mengetahui atau membedakan antara hadits yang shahih yang Hasan,
dari yang dhoif atau maudhu

4. KEUTAMAAN
 ilmu hadis adalah ilmu yang paling utama, dan diantara paling ilmu yang
bermanfaat maka pakar agama itu suka mempelajari ilmu musthalah hadits/
ilmu diroyah hadits

5. SEJARAH ILMU MUSHALAT HADIST/ ILMU DIROYAH HADIST


harus selektif dalam menerima hadis rasulullah dalam Al hujurat ayat 6
 permulaannya ilmu musthalah hadits ini pada abad 1,2,3 masih tercampur dengan
ilmu Ushul fiqih, fiqih, hadist belum menjadi ilmu yang independen. Kemudian pada
abad 4 ulama bernama al-ramahurmuzi dalam kitab Al muhaddits al fashil baina ar
rawi wal wa'i, beliau mengarang kitab ini untuk menjadikan ilmu musthalah hadis
sebagai ilmu yg independen.

6. ASAL ILMU MUSHALAT HADIST/ ILMU DIROYAH HADIST


 Menurut imam Ibnu hazm dalam kitab Qawaid al tahdis min funun musthalah al
Hadis karya Jamaluddin al Qasimi bahwasanya ilmu musthalah hadis ini
dikembangkan dari orang-orang yang terpercaya yg tidak pernah berdusta, tidak
pernah berbohong, tsiqah dalam ilmu hadis dan mentransformasi dari orang yg
tsiqah, dari guru ke murid، dari murid-muridnya yang nantinya akan bersambung
kepada Rasulullah
Jadi ilmu mushola hadis sumbernya bersambung dari Rasulullah
 menurut imam abu Ali Al jayani alasan ilmu musthalah hadist ditekankan adanya
ke bersambungan/ keshahihan yg meriwayatkan hadits dar Rasullullah : Allah
memberikan keistimewaan umat Rasulullah dengan 3 hal
1) Islam/ nasab
2) ilmu nasab
3) ga kedengaran☹

7. HUKUM ILMU HADST


FARDHU KIFAYAH : jika Ada 1 orang yang yang mempelajarinya sampai tingkatan
ahli maka yang lainnya hukumnya tidak menjadi wajib

Anda mungkin juga menyukai