Anda di halaman 1dari 63

Klasifikasi Hadits

Berlandaskan ujung sanad


 Hadits Marfu' adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada
Nabi Muhammad SAW (contoh: hadits sebelumnya)
 Hadits Mauquf adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa hadir
tanda-tanda adil secara perkataan maupun afal yang menunjukkan derajat marfu'.
Contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara'id (hukum waris) menyampaikan bahwa Sisa
dari pembakaran Bakar, Ibnu Abbas dan Ibnu Al-Zubair mengatakan: "Kakek adalah
(diperlakukan seperti) ayah". Namun jika ekspresi yang dipergunakan sahabat seperti
"Kami diperintahkan..", "Kami dilarang sebagai...", "Kami terbiasa..... jika sedang
bersama rasulullah" maka derajat hadits tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara
dengan marfu'.
 Hadits Maqtu' adalah hadits yang sanadnya berujung pada para Tabi'in (penerus).
Contoh hadits ini adalah: Imam Muslim meriwayatkan dalam pembukaan sahihnya
bahwa Ibnu Sirin mengatakan: "Ilmu ini (hadits) adalah agama, maka berhati-hatilah
kamu darimana kamu mengambil agamamu".
Berlandaskan keutuhan rantai/lapisan sanad
 Hadits Musnad, sebuah hadits tergolong musnad apabila urutan sanad yang dimiliki
hadits tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu. Yakni urutan penutur
memungkinkan terjadinya transfer hadits berlandaskan kala dan kondisi.

 Hadits Mursal. Bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi'in
menisbatkan langsung kepada Rasulullah SAW (contoh: seorang tabi'in (penutur2)
mengatakan "Rasulullah berkata" tanpa dia menjelaskan keadaan sahabat yang
menuturkan kepadanya).

 Hadits Munqati' . Bila sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau 3

 Hadits Mu'dal bila sanad terputus pada dua generasi penutur berulang-ulang.

 Hadits Mu'allaq bila sanad terputus pada penutur 4 sampai penutur 1 (Contoh: "Seorang
pencatat hadits mengatakan, telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah
mengatakan...." tanpa dia menjelaskan sanad selang dirinya sampai Rasulullah).

Berlandaskan banyak penutur

 Hadits mutawatir, adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa
sanad dan tidak terdapat probabilitas bahwa mereka semua sepakat sebagai berdusta
bersama akan hal itu. Berlaku hadits mutawatir memiliki beberapa sanad dan banyak
penutur pada tiap lapisan (thaqabah) berimbang. Para ulama berlainan argumen tentang
banyak sanad minimum hadits mutawatir (sebagian menetapkan 20 dan 40 orang pada
tiap lapisan sanad). Hadits mutawatir sendiri mampu dibedakan selang dua jenis yakni
mutawatir lafzhy (redaksional sama pada tiap riwayat) dan ma'nawy (pada redaksional
terdapat perbedaan namun ruang lingkup sama pada tiap riwayat)

 Hadits hari pertama, hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak
sampai angkatan mutawatir. Hadits hari pertama pengahabisan dibedakan atas tiga jenis
selang lain :

 Gharib, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu lapisan terdapat hanya
satu penutur, meski pada lapisan lain terdapat banyak penutur)

 Aziz, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu lapisan)

 Mashur, bila terdapat semakin dari dua jalur sanad (tiga atau semakin penutur pada
salah satu lapisan) namun tidak sampai derajat mutawatir.

Berlandaskan tingkat keaslian hadits

 Hadits Shahih, yakni angkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits shahih
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Sanadnya bersambung;

 Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg tidak memihak, memiliki sifat


istiqomah, berakhlak adil, tidak fasik, terjaga muruah(kehormatan)-nya, dan
kuat ingatannya.

 Matannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak


hadir karena tersembunyi atau tidak nyata yg mencacatkan hadits.

 Hadits Hasan, bila hadits yang tersebut sanadnya berulang-ulang, diriwayatkan oleh
rawi yg tidak memihak namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz
serta cacat.

 Hadits Dhaif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak berulang-ulang (dapat berupa
mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal) dan diriwayatkan oleh orang yang
tidak tidak memihak atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.
Pemanfaatan hadits dhaif

Pertama: Boleh mengamalkan hadits dhaif secara mutlak, baik dalam fadhail a'mal,
maupun dalam hukum syariat (halal, haram, wajib dan lain-lain) dengan syarat
dhaifnya tidak dhaif syadid (lemah sekali), dan juga tidak ada dalil lain selain hadits
tersebut, atau dalil lain yang bertentangan dengan hadits tersebut.

Kedua: Boleh dan sunnah mengamalkan hadits dhaif dalam hal fadhail a'mal, zuhud,
nasehat, kisah-kisah, selain hukum syariat dan akidah, selama hadits tersebut bukan
hadits maudu' (palsu). Dalam mengamalkan hadits dhaif dalam hal fadhail a'mal, para
ulama mensyaratkan 3 hal; yaitu:

1). Hadits tersebut tidak boleh syadid dhaif (lemah sekali).

2). Hadits tersebut masuk dalam salah satu kaidah syariat islam.

3). Ketika mengamalkannya kita tidak boleh menyakini kebenaran hadits tersebut,
supaya tidak menisbatkan sesuatu yang tidak diucapkan oleh baginda nabi.

Ketiga: Tidak boleh mengamalkan hadits dhaif secara mutlak, baik dalam hal fadahil
a'mal maupun dalam hukum syariat.

Ulama sepakat bahwa mengamalkan hadits dhaif dibolehkan, selama tidak berkaitan
dengan hukum halal dan haram, akidah, dan hanya sebatas fadha'il amal (perbuatan,
keutamaan-keutamaan akhlak). Dengan demikian, menyampaikan hadits dhaif,
seperti mengutip hadits dhaif dalam buku atau menyampaikannya dalam pengajian
dan majelis taklim dibolehkan.

 Hadits Maudu, bila hadits dicurigai palsu atau hasil pekerjaan karena dalam rantai
sanadnya dijumpai penutur yang memiliki probabilitas berdusta.

Tadwin Hadits

Yang dimaksud kodifikasi (tadwin) adalah mengumpulkan, menghimpun atau


membukukan, yakni mengumpulkan dan menertibkannya. Adapun yang dimaksud
dengan kodifikasi hadis adalah menghimpun catatan-catatan hadis Nabi dalam
mushaf.
Antara kodifikasi (tadwin) hadis dan Jam’ul Qur’an memiliki perbedaan.
Sebagaimana dikatakan M. Quraisy Syihab, pencatatan dan penghimpunan (tadwin)
hadis Nabi tidak sama dengan pencatatan dan penghimpunan al-Qur’an (Jam’ul
Qur’an). Dalam tadwin hadis, tidak dibentuk tim, sedangkan dalam Jam’ul Qur’an
dibentuk tim. Kegiatan penghimpunan hadis dilakukan secara mandiri oleh masing-
masing ulama ahli hadis. Sekiranya penghimpunan hadis itu harus dilakukan oleh
sebuah tim, niscaya tim itu akan menjumpai banyak kesulitan, karena jumlah
periwayat hadis sangat banyak dan tempat tinggal mereka tersebar di berbagai daerah
Islam yang cukup berjauhan. Di samping itu, hadis Nabi tidak hanya termuat dalam
satu kitab saja. Kitab yang memuat hadis Nabi cukup banyak ragamnya, baik dilihat
dari segi nama penghimpunnya, cara penghimpunannya, masalah yang
dikemukakannya, maupun bobot kualitasnya. Sedangkan kitab yang menghimpun
seluruh ayat al-Qur’an yang dikenal dengan mushaf alQur’an hanya satu macam saja.
Dengan demikian, penghimpunan hadis Nabi berbeda dengan penghimpunan al-
Qur’an. Masa kodifikasi (tadwin) hadis terbagi dua, yaitu kodifikasi hadis yang
bersifat pribadi (tadwin al-syakhshiy) dan kodifikasi hadis secara resmi (tadwin al-
rasmiy). Kodifikasi yang bersifat pribadi belum menjadi kebijaksanaan pemerintah
secara resmi sudah dimulai sejak masa Rasul. Sementara kodifikasi hadis secara resmi
menjadi kebijaksanaan pemerintah secara resmi baru dimulai pada masa Umar ibn
Abdul Aziz.

Pengertian Hadits Riwayah dan Hadits Dirayah

Ilmu Hadits Riwayah

“Ilmu Hadits Riwayah adalah ilmu yang membahas ucapan-ucapan dan


perbuatan-perbuatan Nabi SAW., periwayatannya, pencatatannya, dan penelitian
lafadh-lafadhnya.”

Objek kajian Ilmu Hadits Riwayah adalah segala sesuatu yang dinisbatkan kepada
Nabi SAW., Sahabat, dan Tabiin, yang meliputi :

1) cara periwayatannya, yakni cara penerimaan dan penyampaian Hadits dari seorang
periwayat (rawi) kepada periwayat lain;

2) cara pemeliharaan, yakni penghapalan, penulisan, dan pembukuan Hadits.


lmu ini tidak membicarakan Hadits dari sudut kualitasnya, seperti pembahasan
tentang „adalah (keadilan) sanad, syadz (kejanggalan), dan „illat (kecacatan)
matan.

lmu Hadits Dirayah

Adalah “Undang-undang (kaidah-kaidah) untuk mengetahui hal ihwal sanad,


matan, cara-cara menerima dan menyampaikan Al-Hadits, sifat-sifat rawi dan lain
sebagainya”. Objek Ilmu Hadits Dirayah adalah meneliti kelakuan para perawi dan
keadaan marwinya (sanad dan matannya). Menurut sebagian Ulama, yang menjadi
objeknya adalah Rasulullah sendiri dalam kedudukannya sebagai Rasul Allah. Kajian
terhadap masalah-masalah yang bersangkutan dengan sanad disebut Naqd as-Sanad
atau kritik ekstern. Disebut demikian karena yang dibahas dalam ilmu ini adalah
akurasi (kebenaran) jalur periwayatan, mulai sahabat sampai kepada periwayat
terakhir yang menulis dan membukukan Hadits tersebut.

Hadits Tentang Pendidikan

“Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang tidak untuk mencari keridhan Allah, tapi
hanya untuk mendapatkan nilai-nilai material dari kehidupan duniawi, maka ia tidak
akan mencium harumnya surga.” Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.
“Barangsiapa menuntut ilmu untuk menyaingi para ulama, atau untuk menyombongi
orang-orang bodoh atau untuk memalingkan pandangan orang-orang kepadanya,
maka Allah memasukkannya ke dalam neraka” Riwayat al-Tirmidzi.

“Barangsiapa mencari ilmu untuk menyaingi para ulama, atau menyombongi orang-
orang bodoh, atau agar hati orang-orang mengarah kepadanya, maka ia menuju ke
neraka” riwayat al-Hakim dan Thabrani dari Ka’ab Ibn Malik.

“Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu yang diketahuinya lalu ia


menyembunyikannya, maka dia dikekang pada hari kiamat dengan kekang dari
neraka.” Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan al- Tirmidzi.

“Barangsiapa melewati suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah memudahkan untuknya
jalan ke surga” riwayat Muslim.
FIQIH IBADAH

Klasifikasi Air dalam Fiqh

1. Air Mutlak
Air Mutlak adalah air yang suci secara zatnya serta dapat digunakan untuk bersuci.
Menurut Abi Suja’ ada 7 macam air yang masuk dalam kategori air mutlak. Beliau
mengatakan:

‫اء‬FF‫ وم‬,‫اء العين‬FF‫ وم‬،‫ئر‬FF‫اء الب‬FF‫ وم‬،‫ر‬FF‫اء النه‬FF‫ وم‬،‫ر‬F‫اء البح‬FF‫ وم‬،‫ماء‬F‫ ماء الس‬:‫المياه التي يجوز التطهير بها سبع مياه‬
‫ وماء البرد‬،‫الثلج‬

“Air yang dapat digunakan untuk bersuci ada tujuh macam yaitu air hujan, air laut, air
sungai, air sumur, air sumber, air salju, dan air es.“

2. Air Musyammas
Air Musyammas adalah air yang telah dipanaskan dibawah terik panas matahari
dengan mengunakan wadah logam kecuali emas dan perak seperti besi dan baja. Air
ini suci secara materinya dan dapat digunakan untuk menghilangkan hadas dan najis
namun dihukumi makruh dalam penggunaannya pada tubuh seperti untuk wudu dan
mandi, sedangkan untuk mencuci pakaian air ini dihukumi mubah.
3. Air Musta’mal dan Mutaghayyar
Air pada klasifikasi ini dihukumi suci secara materinya namun tidak dapat digunakan
untuk bersuci.
 Air Musta’mal: Air yang sudah digunakan untuk menghilangkan hadas atau najis,
tatkala tidak berubah sifatnya dan tidak bertambah ukurannya setelah terpisah
dari tempat yang dibasuh.
Contoh : Air bekas mandi atau wudu
 Air Mutaghayyar : Air yang telah berubah salah satu sifatnya (baik warna, bau,
atau rasa) karena telah tercampur oleh sesuatu yang suci dengan perubahan yang
mencegah kemutlakan nama air tersebut.
Contoh : Air sumur yang telah tercampur kopi, maka kemutlakan nama air
(sumur) telah berubah sebab telah bercampur dengan sesuatu lain yang suci
(kopi) sehingga namanya berubah dari “air sumur menjadi air kopi”.
4. Air Mutanajjis
Air Mutanajjis bukanlah air yang dihukumi najis secara zatnya sebagaimana air
kencing atau air liur anjing. Air Mutanajjis adalah air awalnya suci namun telah
berubah hukumnya menjadi najis karena tercampur dengan sesuatu yang najis seperti
darah, kotoran cicak dan lain sebagainya. Adapun keadaan air tersebut bisa dihukumi
mutanajis adalah :
 Ketika air tersebut telah mencapai 2 qullah (kurang lebih 270 liter) kemudian
terkena najis maka air itu akan dihukumi mutanajjis tatkala telah berubah salah
satu dari sifatnya baik bau, warna ataupun rasa.
 Namun jika air itu kurang dari 2 qullah, maka akan tetap dihukumi mutanajjis
ketika terkena sesuatu yang najis meskipun salah satu dari sifatnya tidak berubah.

Najis dan cara menghilangkannya

1. Najis mugholladhah (najis berat) adalah najis dari anjing, babi dan segala
keturunannya. Adapun cara mensucikan bagian suatu benda yang terkena najis
mugholladhah adalah
dengan tujuh kali basuhan, tidak kurang dari itu. Setelah dihilangkan dzat najisnya
dan sifat-sifatnya, salah satu basuhan itu dicampur dengan debu yang terpenuhi
syaratnya untuk tayammum.
2. Najis mukhoffafah (najis ringan) adalah najis yang berupa air seni anak laki-laki yang
belum genap berumur dua tahun dan belum pernah mengkonsumsi selain ASI.
Adapun cara mensucikan najis mukhoffafah adalah dengan memercikkan air pada
benda itu meskipun tidak mengalir. Diperintahkan baik bentuk dan sifat najis hilang
terlebih dahulu.
3. Najis mutawassithoh (najis sedang) adalah najis selain kedua macam yang telah
disebut. Najis mutawassithoh ini terbagi menjadi dua bagian:
a. Najishukmiyah, yaitu najis yang kita yakini adanya akan tetapi tidak nyata dzat,
bau, rasa maupun warnanya, seperti air kencing yang sudah lama kering, sehingga
sifat-sifatnya telah hilang. Cara mencuci najis ini cukup dengan mengalirkan air di
atas benda yang terkena najis.
b. Najis ‘ainiyah, yaitu najis yang masih terdapat dzat atau salah satu sifatnya seperti
bau, warna dan rasa. Cara mensucikan najis ini adalah dengan membasuh
(menghilangkan) dzat, bau, warna dan rasanya. Apabila bau dan warna sulit untuk
dihilangkan dengan cara dikerok, digosok maupun dicuci dengan sabun, maka
hukumnya dimaafkan.

Wudhu
Wudhu sendiri merupakan salah satu cara bersuci/an-nazhafah selain mandi. Wudhu
disyariatkan pada malam Isra Mi’raj sebagaimana kewajiban shalat. Wudhu
disyariatkan karena shalat merupakan munajat kepada Tuhan sehingga dibutuhkan
keadaan badan yang suci. Adapun rukun wudhu sebagai berikut:
1. Niat wudhu
Dilakukan secara berbarengan pada saat pertama kali membasuh bagian muka, baik
yang pertama kali dibasuh itu bagian atas, tengah maupun bawah. Bila orang yang
berwudhu tidak memiliki suatu penyakit maka ia bisa berniat dengan salah satu dari
tiga niat berikut:
a. Berniat menghilangkan hadats, bersuci dari hadats, atau bersuci untuk melakukan
shalat.
b. Berniat untuk diperbolehkannya melakukan shalat atau ibadah lain yang tidak
bisa dilakukan kecuali dalam keadaan suci.
c. Berniat melakukan fardhu wudhu, melakukan wudhu atau wudhu saja, meskipun
yang berwudhu seorang anak kecil atau orang yang memperbarui wudhunya.
Orang yang dalam keadaan darurat seperti memiliki penyakit ayang-ayangen atau
beser baginya tidak cukup berwudhu dengan niat menghilangkan hadats atau bersuci
dari hadats. Baginya wudhu yang ia lakukan berfungsi untuk membolehkan
dilakukannya shalat, bukan berfungsi untuk menghilangkan hadats. Sedangkan
orang yang memperbarui wudhunya tidak diperkenankan berwudhu dengan niat
menghilangkan hadats, diperbolehkan melakukan shalat, atau bersuci dari hadats.
2. Membasuh muka
Sebagai batasan muka, panjangnya adalah antara tempat tumbuhnya rambut sampai
dengan di bawah ujung kedua rahangnya. Sedangkan lebarnya adalah antara kedua
telinganya. Termasuk muka adalah berbagai rambut yang tumbuh di dalamnya
seperti alis, bulu mata, kumis, jenggot, dan godek. Rambut-rambut tersebut wajib
dibasuh bagian luar dan dalamnya beserta kulit yang berada di bawahnya meskipun
rambut tersebut tebal, karena termasuk bagian dari wajah. tetapi tidak wajib
membasuh bagian dalam rambut yang tebal bila rambut tersebut keluar dari wilayah
muka.
3. Membasuh kedua tangan beserta kedua sikunya
Dianggap sebagai siku bila wujudnya ada meskipun di tempat yang tidak biasanya
seperti bila tempat kedua siku tersebut bersambung dengan pundak.
4. Mengusap sebagian kecil kepala
Mengusap sebagian kecil kepala ini bisa hanya dengan sekadar mengusap sebagian
rambut saja, dengan catatan rambut yang diusap tidak melebihi batas anggota badan
yang disebut kepala. Seumpama seorang perempuan yang rambut belakangnya
panjang sampai sepunggung tidak bisa hanya mengusap ujung rambut tersebut
karena sudah berada di luar batas wilayah kepala. Dianggap cukup bila dalam
mengusap kepala ini dengan cara membasuhnya, meneteskan air, atau meletakkan
tangan yang basah di atas kepala tanpa menjalankannya.
5. Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki
Dalam hal ini yang dibasuh adalah bagian telapak kaki beserta kedua mata kakinya.
Tidak harus membasuh sampai ke betis atau lutut. Diwajibkan pula membasuh apa-
apa yang ada pada anggota badan ini seperti rambut dan lainnya. Orang yang
dipotong telapak kakinya maka wajib membasuh bagian yang tersisa. Sedangkan
bila bagian yang dipotong di atas mata kaki maka tidak ada kewajiban membasuh
baginya namun disunahkan membasuh anggota badan yang tersisa.
6. Tertib
Yang dimaksud dengan tertib di sini adalah melakukan kegiatan wudhu tersebut
secara berurutan sebagaimana disebut di atas, yakni dimulai dengan membasuh
muka, membasuh kedua tangan beserta kedua siku, mengusap sebagian kecil kepala,
dan diakhiri dengan membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki.

Mandi jinabat, haid, nifas


Hadats besar yang diakibatkan karena keluar sperma, bersetubuh, haid, nifas dan
melahirkan dapat disucikan dengan cara melakukan mandi jinabat, mandi karena
haid dan nifas atau yang kesemuanya lebih dikenal dengan sebutan mandi besar.
Mandi wajib atau disebut juga mandi junub adalah mandi yang diwajibkan dalam
syariat Islam bagi setiap orang yang berhadast besar.
1. Hal-hal yang menyebabkan mandi wajib
 Keluar mani, baik karena bersetubuh, mimpi ataupun sebab yang lain.
 Bersetubuh atau melakukan hubungan badan
 Keluarnya darah haid
 Keluarnya nifas
 Melahirkan (wiladah)
 Mati
2. Syarat-syarat mandi wajib
Syarat melakukan mandi wajib hanya satu yaitu menggunakan air yang suci
menyucikan. Tidak boleh menggunakan air yang bernajis atau sudah pernah
digunakan untuk bersuci. Juga tidak boleh menggunakan air yang suci tapi
tidak menyucikan seperti air kopi, air kelapa, dll.
3. Tata cara mandi wajib
Fardhu mandi wajib
 Niat
Niat mandi junub
‫َنَو ْيُت الُغ ْس َل ِلَر ْفِع الِج َناَبِة‬
Niat mandi menghilangkan haid atau nifas
‫َنَو ْيُت ْالُغ ْس َل ِلَر ْفِع اْلَح ْيِض\ ِلَر ْفِع الِّنَفاِس‬
Atau baik orang yang junub, haid maupun nifas bisa berniat dengan
kalimat-kalimat sebagai berikut:
‫َنَو ْيُت ْالُغ ْس َل ِلَر ْفِع ْالَح َد ِث اَأْلْك َبِر‬
 Mengilangkan najis yang ada pada tubuh.
 Membasahi / mengalirkan air ke seluruh rambut dan kulit.
Sedangkan sunah-sunah mandi sebagai berikut:
1. Membaca basmalah pada permulaan mandi.
2. Mencuci kedua telapan tangan sebanyak tiga kali.
3. Selanjutnya adalah mencuci kemaluan dari najis (jika ada, misal setelah
kencing). Jika mandi wajib dilakukan setelah BAB, maka disunnahkan
juga untuk memastikan najis karena BAB sudah benar-benar hilang. Bagi
perempuan, juga disunnahkan untuk membersihkan najis berupa sisa haid
dan nifas yang masih ada. Lebih baik lagi jika diberikan sesuatu yang
harum atau wangi.
4. Berwudlu sebelum mandi.
5. Menggosok-gosok seluruh badan dengan tangan.
6. Mendahulukan belahan badan bagian yang kanan dan mengakhirkan
bagian badan yang kiri.
7. Berturut-turut.

Konsep dasar dalam ibadah


Ibadah adalah suatu istilah yang mencangkup segala sesuatu yang dicintai Allah dan
diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin)
maupun yang nampak (lahir).

Tata cara sholat menurut fiqh


4. Takbiratul ihram, yaitu membaca Allâhu Akbar saat memulai shalat. Dengan
takbiratul ihram, berarti kita sudah benar-benar masuk dalam shalat. Sehingga, apa
yang sebenarnya boleh dilakukan sebelum shalat, seperti makan dan minum
misalnya, saat itu sudah tak boleh lagi.
5. Memasang niat bersamaan dengan takbiratul ihram.
6. Berdiri bagi yang mampu.
7. Membaca surat al-Fatihah. Bila tidak bisa maka membaca ayat apa pun dalam surat
dalam Al-Qur’an yang diketahuinya. Boleh membaca dzikir-dzikir bila tak satu pun
ayat yang diketahui. Jika tetap tak bisa maka cukup dengan berdiam yang lamanya
seukuran orang membaca al-Fatihah.
8. Ruku’ sambil membaca, Subhâna rabbiyal ‘adhîmi wa bihamdihi, “Maha suci
Tuhanku yang maha agung dengan segala pujian-Nya” tiga kali.
9. I’tidal sambil membaca, Sami’allâhu liman hamidah rabbanâ lakal hamdu, “Semoga
Allah mengabulkan panjatan doa hamba yang memuji-Nya”.
10. Sujud sambil membaca, Subhâna rabbiyal a’la wa bihamdihi, “Mahasuci Tuhanku
yang Mahatinggi dengan segala pujian-Nya” tiga kali.
11. Duduk di antara dua sujud sambil membaca, Rabbighfirlî warhamnî wajburnî
warfa’nî warzuqnî wahdinî wa‘âfinî wa‘fu ‘annî, “Ya Tuhan, ampunilah diri ini,
sayangilah, perbaikilah, dan angkatlah derajat hamba, berilah hamba rizki dan
ampunan sebanyak-banyaknya”.
12. Thuma’ninah (diam, tidak bergerak sejenak) dalam empat rukun sebelumnya.
13. Membaca tasyahud akhir. Bacaan yang paling pendek adalah, Attahiyyatu lillah
salamun ‘alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh, salamun ‘alaina wa
‘ala ibadillah as-sholihin, “Penghormatan terbesar teruntuk Allah ‫ﷻ‬,
keselamatan, kasih sayang, juga aliran berkah semoga selalu bagi sang baginda
Nabi, dan semoga kesejahteraan menyelimuti orang-orang yang saleh”.
14. Membaca shalawat Nabi setelah tasyahud akhir.
15. Duduk untuk membaca shalawat Nabi, tasyahud akhir, dan salam.
16. Melafalkan salam (Assalâmualaikum warahmatullâh).
17. Tertib dalam melakukan setiap rukun di atas.

Sholat-sholat sunnah
Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) diantaranya:
a. Shalat Sunnat Wudhu’
Shalat sunat wudhu’ atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah
shalat yang dikerjakan setelah berwudhu’. Tata cara pelaksanaannya adalah:
1) Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca doa:
2) Selesai membaca doa tersebut,lalu melaksanakan shalat sunah wudhu 2
rakaat.
3) Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana shalat yang lain dengan ikhlas
sampai salam.
b. Shalat Tahiyyatul Masjid
Shalat Tahiyyatul Masjid adalah Shalat yang dilakukan sebagai penghormatan
terhadap masjid, dilakukan oleh orang yang masuk ke dalam mesjid sebelum ia
duduk.dikerjakan dua raka’at. Cara pengerjaannya sama dengan sholat sunat
yang lainnya.
c. Shalat Taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika ingin
bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan
dua raka'at dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk
melakukan shalat.
d. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika
matahari sedang naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta
sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at
shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2
raka'at sekali salam
e. Shalat Tahajud
Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai
selepas isya sampai menjelang subuh. Jumlah rakaat pada shalat ini tidak
terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya. Pembagian Keutamaan Waktu
Shalat Tahajud
a) Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
b) Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
c) Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu
subuh
f. Shalat Rawatib
Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat fardu.
Shalat sunah ini terbagi dalam shalat mu’akkad dan ghairu mu’akkad. Adapun
yang termasuk dalam shalat Sunah Rawatib adalah sebagai berikut
 Mu’akkad
· Dua rakaat sebelum sholat subuh
· Dua rakaat sebelum sholat zuhur
· Dua rakaat sesudah sholat zuhur
· Dua rakaat sesudah sholat maghrib
· Dua rakaat sesudah sholat isya
 Ghairu Mu’akkad
· Empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur
· Empat rakaat sebelum asar
· Empat rakaat sebelum maghrib
g. Shalat Istikhoroh
Shalat istikhoroh adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon kepada
Allah agar memberikan pilihan yang lebih baik dari dua perkara (pilihan) atau
lebih untuk menghapus keraguan hati dalam memilih, agar tidak menyesal
dilain hari nanti. Waktu mengerjakannya ialah setiap saat ada kepentingan
asalkan tidak waktu yang dilarang untuk mengerjakan shalat sunnah, baik siang
maupun malam hari. Namun utamanya jika dikerjakan dimalam hari
sebagaimana shalat tahajud, pada sepertiga malam yang terakhir.
h. Shalat Muthlaq
Shalat Muthlak adalah shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu, kecuali pada yang
dilarang untuk mengerjakan shalat sunnat, misalnya sesudah shalat subuh dan
shalat ashar. Waktu-waktu yang dilarang dalam mengerjakan shalat mutlak:
(a) Disaat matahari akan terbit sampai naik sepenggalah (setinggi tombak).
(b) Disaat matahari berada ditengah-tengah persis sampai tergelincir kebarat
(lingsir).
(c) Disaat matahari akan terbenam sampai terbenam secara sempurna (tiba
waktu maghrib).
(d) Setelah shalat ashar sampai matahari terbenam.
(e) Setelah shalat subuh sampai matahari naik sepenggalah (setinggi tombak).
i. Shalat Safar
Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah, ia
dianjurkan mengerjakan solat safar dua rakaat; demikian pula sesudah tiba di
rumah kembali. Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya
berlainan, yaitu berniat solat safar sunnat karena Allah SWT. Selesai solat
berdoalah agar perjalanan diridhai, dimudahkan dan diselamatkan Allah SWT.
dalam perjalanan, baik pribadi, tugas maupun keluarga yang ditinggalkan.

Sedangkan yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:


a. Shalat Tarowih
Shalat tarowih adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada malam bulan
ramadhan. Waktu shalat tarowih ialah sesudah shalat isya’ sampai terbit fajar
(masuk waktu subuh).
b. Shalat Dua Hari Raya
Sholat hari raya adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada kedua hari raya,
yaitu: hari raya Fitri (tgl. 1 Syawal) dan hari raya Adlha (kurban tgl. 10 Dzul
Hijjah). Cara mengerjakannya :
1. Waktu shalat hari raya fitri itu, pada tanggal 1 syawal mulai terbit matahari
sampai matahari tergelincir (datang waktu dhuhur).
2. Dan shalat hari raya kurban, pada tanggal 10 djul hijjah (bulan haji) mulai
terbir matahari sampai matahari tergelincir (tiba waktu dhuhur).
c. Shalat Dua Gerhana
Shalat dua gerhana adalah shalat yang dikerjakan karena ada gerhana bulan dan
matahari. Cara mengerjakannya : Cara mengerjakan shalat dua gerhana itu boleh
dikerjakan secara sendirian, tetapi utamanya dikerjakan secara berjama’ah.
d. Shalat Istisqo’
Shalat istisqo’adalah shalat sunnat yang dikerjakan, karena ada keperluan untuk
mohon hujan.
e. Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat yang dikerjakan dengan bilangan ganjil. Misalnya :
satu raka’at tiga, lima dan seterusnya. Waktunya setelah shalat shalat isya’
sampai terbit fajar (tiba waktu subuh).
Zakat
Zakat adalah bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap
muslim apabila telah mencapai syarat yang ditetapkan. Sebagai salah satu rukun
Islam, Zakat ditunaikan untuk diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya (asnaf). Zakat berasal dari bentuk kata "zaka" yang berarti suci,
baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Dinamakan zakat, karena di dalamnya
terkandung harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa dan
memupuknya dengan berbagai kebaikan. Makna tumbuh dalam arti zakat
menunjukkan bahwa mengeluarkan zakat sebagai sebab adanya pertumbuhan
dan perkembangan harta, pelaksanaan zakat itu mengakibatkan pahala menjadi
banyak. Sedangkan makna suci menunjukkan bahwa zakat adalah mensucikan
jiwa dari kejelekan, kebatilan dan pensuci dari dosa-dosa.
Dalam Al-Quran disebutkan, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. at-Taubah
[9]: 103). Menurut istilah dalam kitab al-Hâwî, al-Mawardi mendefinisikan zakat
dengan nama pengambilan tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu
dan untuk diberikan kepada golongan tertentu. Orang yang menunaikan zakat
disebut Muzaki. Sedangkan orang yang menerima zakat disebut Mustahik.
Sementara menurut Peraturan Menteri Agama No 52 Tahun 2014, Zakat adalah
harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang
dimiliki oleh orang Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya
sesuai dengan syariat Islam. Zakat dikeluarkan dari harta yang dimiliki. Akan
tetapi, tidak semua harta terkena kewajiban zakat. Syarat dikenakannya zakat
atas harta di antaranya:
1) harta tersebut merupakan barang halal dan diperoleh dengan cara yang halal;
2) harta tersebut dimiliki penuh oleh pemiliknya;
3) harta tersebut merupakan harta yang dapat berkembang;
4) harta tersebut mencapai nishab sesuai jenis hartanya;
5) harta tersebut melewati haul; dan
6) pemilik harta tidak memiliki hutang jangka pendek yang harus dilunasi.
Asnaf (8 Golongan) Penerima Zakat
Dalam QS. At-Taubah ayat 60, Allah memberikan ketentuan ada delapan
golongan orang yang menerima zakat yaitu sebagai berikut:
1. Fakir, mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan pokok hidup.
2. Miskin, mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasar kehidupan.
3. Amil, mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
4. Mualaf, mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menguatkan dalam tauhid dan syariah.
5. Riqab, budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.
6. Gharimin, mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam
mempertahankan jiwa dan izzahnya.
7. Fisabilillah, mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan
dakwah, jihad dan sebagainya.
8. Ibnu Sabil, mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan
kepada Allah.
Jenis Zakat
Secara umum zakat terbagi menjadi dua jenis, yakni zakat fitrah dan zakat mal.
Zakat Fitrah (zakat al-fitr) adalah zakat yang diwajibkan atas setiap jiwa baik
lelaki dan perempuan muslim yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Zakat mal
adalah zakat yang dikenakan atas segala jenis harta, yang secara zat maupun
substansi perolehannya, tidak bertentangan dengan ketentuan agama. Sebagai
contoh, zakat mal terdiri atas uang, emas, surat berharga, penghasilan profesi,
dan lain-lain, sebagaimana yang terdapat dalam UU No 23/2011 tentang
Pengelolaan Zakat, Peraturan Menteri Agama No 52 Tahun 2014 yang telah
diubah dua kali dengan perubahan kedua adalah Peraturan Menteri Agama No
31/2019, dan pendapat Syaikh Dr. Yusuf Al-Qardhawi serta para ulama lainnya.
Zakat mal sebagaimana dimaksud pada paragraf di atas meliputi:
1. Zakat emas, perak, dan logam mulia lainnya
Adalah zakat yang dikenakan atas emas, perak, dan logam lainnya yang telah
mencapai nisab dan haul.
2. Zakat atas uang dan surat berharga lainnya
Adalah zakat yang dikenakan atas uang, harta yang disetarakan dengan uang,
dan surat berharga lainnya yang telah mencapai nisab dan haul.
3. Zakat perniagaan
Adalah zakat yang dikenakan atas usaha perniagaan yang telah mencapai nisab
dan haul.
4. Zakat pertanian, perkebunan, dan kehutanan
Adalah zakat yang dikenakan atas hasil pertanian, perkebunan dan hasil hutan
pada saat panen.
5. Zakat peternakan dan perikanan
Adalah zakat yang dikenakan atas binatang ternak dan hasil perikanan yang
telah mencapai nisab dan haul.
6. Zakat pertambangan
Adalah zakat yang dikenakan atas hasil usaha pertambangan yang telah
mencapai nisab dan haul.
7. Zakat perindustrian
Adalah zakat atas usaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan
jasa.
8. Zakat pendapatan dan jasa
Adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan yang diperoleh dari hasil
profesi pada saat menerima pembayaran, zakat ini dikenal juga sebagai zakat
profesi atau zakat penghasilan.
9. Zakat rikaz
Adalah zakat yang dikenakan atas harta temuan, dimana kadar zakatnya
adalah 20%.
Syarat Zakat Mal dan Zakat Fitrah:
1. Harta yang dikenai zakat harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan
syariat Islam.
2. Syarat harta yang dikenakan zakat mal sebagai berikut:
a. milik penuh
b. halal
c. cukup nisab
d. haul
3. Hanya saja, syarat haul tidak berlaku untuk zakat pertanian, perkebunan dan
kehutanan, perikanan, pendapatan dan jasa, serta zakat rikaz.
Sedangkan untuk syarat zakat fitrah sebagai berikut:
a. beragama Islam
b. hidup pada saat bulan ramadhan;
c. memiliki kelebihan kebutuhan pokok untuk malam dan hari raya idul fitri;

Puasa
1. Pengertian Puasa
Menurut bahasa puasa berarti “menahan diri”. Menurut syara’ ialah menahan
diri dari segala sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar hingga
terbenam matahari, karena perintah Allah semata- mata, serta disertai niat dan
syarat-syarat tertentu.
2. Syarat Wajib Puasa:
 Islam
 Baligh
 Berakal
 Sehat
 Bermukim (Tidak Musafir)
 Suci (Dari Haid Dan Nifas)
3. Syarat Sah Puasa:
 Islam
 Berakal & Mumayyiz
 Suci (Dari Haid Dan Nifas)
 Nyata masuknya bulan Ramadhan.
4. Rukun-Rukun Puasa:
 Berniat
 Menahan Diri Dari hal hal Yang Membatalkan Puasa.
5. Yang Membatalkan Puasa:
 Makan Dan Minum Dengan Sengaja.
 Memasukkan Dengan Sengaja Benda Ke Dalam Rongga Yang Terbuka.
 Muntah Dengan Sengaja.
 Keluar Haid & Nifas.
 Gila.
 Murtad.
 Keluar Mani Dengan Sengaja.
 Bersetubuh Pada Siang Hari.
6. Hal hal Sunah Ketika Puasa:
 Segera Berbuka Puasa.
 Berbuka Dengan Kurma atau yang Manis manis.
 Baca Doa.
 Melambatkan Bersahur.
 Banyakkan Baca Al-Quran, Berzikir, Berselawat Dan Membuat Amal
Kebajikan.
 Senantiasa Bersedekah.
 Jauhkan Diri Dari Berbicara Hal hal Yang Sia-Sia, Dan Perbuatan Yang
Tidak Membawa Manfaat.
 Mandi Junub Lebih awal Sebelum Masuk Waktu Subuh.
7. Makruh Ketika Puasa:
 Bersuntik, kecuali untuk tujuan berobat.
 Berbekam.
 Berkumur-Kumur.
 Memasukkan Air Ke Dalam Rongga Hidung Secara Berlebihan.
 Mandi Yang Berlebihan.
 Mencicipi Rasa Makanan Di Ujung Lidah.
 Orang Sakit Yang Masih Ada Harapan Untuk Sembuh.
 Orang Yang Musafir (Bukan Kerana Maksiat)
 Orang Yang Kedatangan Haid Dan Nifas.
 Orang Yang Meninggalkan Niat Puasa.
 Orang Yang Sengaja Melakukan Hal hal Yang Membatalkan Puasa.
 Orang Yang Mabuk tidak Sadar Dan Hilang Ingatan.
 Orang Yang Sangat Lapar Dan Dahaga.
8. Mereka Yang Dikenakan Membayar Fidyah Puasa:
 Mereka Yang Tidak Dapat Mengqadaa Puasa Sehingga Masuk Ramadhan
berikutnya. (Fidyahnya : 1 takaran sedang berupa beras untuk setiap hari
puasa yang ditinggalkan di samping tetap mengqoda puasa) Untuk setahun
tertinggal. Kalau tidak di qoda sampai melampaui 2 tahun, maka di
kenakan 2 takaran, dan puasa tetap juga 1 hari (Tidak Tambahan).
 Orang sakit yang tidak ada harapan sembuh.
 Orang yang uzur, pikun, terlalu tua dan sudah tidak kuat lagi untuk
berpuasa.
 Orang yang ada qoda Puasa, tetapi keburu meninggal Dunia sebelum
sempat berbuat demikian. (Fidyahnya : Dilaksanakan oleh kerabat
Almarhum/ah, dan diambilkan dari harta peninggalannya)
 Perempuan yang mengandung atau yang menyusukan anaknya, perlu
mengqoda Puasa dan membayar Fidyah 1 takaran Beras bagi setiap hari
yang ditinggalkan sekiranya dia meninggalkan Puasa kerana khawatir
anaknya, tetapi, jika sekiranya dia khawatir membahayakan pada dirinya,
dia hanya wajib mengqoda puasanya.
9. Macam-macam puasa
 Puasa Ramadhan
 Puasa enam hari bulan syawal
 Puasa hari senin kamis
 Puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijah)
 Puasa tiga hari setiap bulan (hari bidh)
 Puasa hari ke – 9 pada bulan Muharram (puasa Tasu’a)
 Puasa pada hari Asyura (10 Muharram)
 Puasa bulan Sya’ban
 Puasa Daud
 Puasa delapan hari bulan Dzulhijjah sebelum hari ‘Arafah (puasa
Tarwiyah)
 Puasa pada bulan-bulan yang terhormat (al-asyhar al-hurum)

Haji dan umroh


1. Pengertian
Secara bahasa Haji adalah menuju ke suatu tempat secara berulang-ulang,
atau menuju ke suatu tempat yang dimuliakan atau diagungkan oleh suatu
kaum peradaban. Ibadah umat Islam ke Mekkah (Baitullah) inilah yang
disebut Haji. Sebab Baitullah adalah tempat yang diagungkan dan tempat
yang suci bagi umat Islam. Adapun menurut istilah, kalangan ahli fiqh
mengartikan bahwa Haji adalah niatan datang ke Baitullah untuk
menunaikan ritual ibadah tertentu. Ibnu Al-Humam mengartikan bahwa
Haji adalah pergi menuju Baitul Haram untuk menunaikan aktivitas tertentu
pada waktu tertentu. Para ahli fiqh lainnya juga berpendapat bahwa Haji
adalah mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan perilaku tertentu pada
waktu tertentu.
Adapun umrah menurut bahasa bermakna ‘ziarah’. Sedangkan menurut
syara’ umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di se-kelilingnya,
bersa’i antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut
dengan cara tertentu dan dapat dilaksanakan setiap waktu
2. Hukum mengerjakan ibadah haji
Hukum melaksanakan haji adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu,
sesuai dengan firman Allah dalam Surah Ali Imran Ayat 97. Ibadah haji,
fardhu adalah sesuatu yang apabila tidak dikerjakan sesuai ketentuannya,
maka ibadah haji tidak sah; seperti tidak melakukan wukuf di ‘Arafah.
Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan
secara keseluruhan, atau tidak memenuhi sya-ratnya maka haji atau umrah
tetap sah, tetapi orang yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi yang
telah ditetapkan. Misalnya, kewa-jiban melempar jumroh, bila ia diabaikan,
maka ia harus diganti dengan membayar dam (denda). Sesuatu yang sunnah
bila dilakukan, atau sesuatu yang makruh, jika ditinggalkan dapat
mendukung kesempurnaan ibadah haji dan umrah. Sedang sesuatu yang
mubah, tidak berdampak apa pun terhadap ibadah. Sedangkan umrah
hukumnya mutahabah artinya baik untuk dilakukan dan tidak diwajibkan
atau disebut tatawwu, yang artinya ialah tidak diwajibkan, tetapi baik
dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan melakukannya lebih
utama dari pada meninggalkannya karena tatawwu mempunyai ganjaran
pahala.
3. Syarat-syarat wajb haji dan umroh
 Islam
 Berakal
 Baligh
 Merdeka
 Mampu atau kuasa
4. Rukun haji dan umrah
Rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang apabila tidak dikerjakan, maka
hajinya dianggap batal. Berbeda dengan wajib Haji, wajib Haji adalah suatu
perbuatan yang perlu dikerjakan, namun wajib Haji ini tidak menentukan
sah nya suatu ibadah haji, apabila wajib haji tidak dikerjakan maka wajib
digantinya dengan dam (denda). Rukun haji ada enam, yaitu:
 Ihram (berniat)
Ihram adalah berniat mengerjakan Haji atau Umrah bahkan keduanya
sekaligus, Ihram wajib dimulai miqatnya, baik miqat zamani maupun
miqat makani. Sunnah sebelum memulai ihram diantarnya adalah
mandi, menggunakan wewangian pada tubuh dan rambut, mencukur
kumis dan memotong kuku. Untuk pakaian ihram bagi laki-laki dan
perempuan berbeda, untuk laki-laki berupa pakaian yang tidak dijahit
dan tidak bertutup kepala, sedangkan perempuan seperti halnya shalat
(tertutup semua kecuali muka dan telapak tangan).
 Wukuf (Hadir) di Arafah
Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah pada waktu dzuhur, setiap
seorang yang Haji wajib baginya untuk berada di padang Arafah pada
waktu tersebut. Wukuf adalah rukun penting dalam Haji, jika wukuf
tidak dilaksanakan dengan alasan apapun, maka Hajinya dinyatakan
tidak sah dan harus diulang pada waktu berikutnya. Pada waktu wukuf
disunnah-kan untuk memperbanyak istighfar, zikir, dan doa untuk
kepentingan diri sendiri maupun orang banyak, dengan mengangkat
kedua tangan dan menghadap kiblat.
 Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah adalah mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali dengan
syarat: suci dari hadas dan najis baik badan maupun pakaian, menutup
aurat, kakbah berada di sebelah kiri orang yang mengelilinginya,
memulai tawaf dari arah hajar aswad (batu hitam) yang terletak di salah
satu pojok di luar Kakbah. Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima
macam yaitu:
1) Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika baru sampai di
Mekah.
2) Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi rukun haji.
3) Tawaf sunah adalah tawaf yang dilakukan semata-mata mencari rida
Allah.
4) Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar. 5)
Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan
kota Mekah
 Sa’i
Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan Marwa
(keterangan lihat QS Al Baqarah: 158). Syarat-syarat sa’i adalah
sebagai berikut.
1) Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa.
2) Dilakukan sebanyak tujuh kali.
3) Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.
 Tahalul
Tahalul adalah mencukur atau menggunting rambut sedikitnya tiga
helai. Pihak yang menga-takan bercukur sebagai rukun haji, beralasan
karena tidak dapat diganti dengan penyem-belihan.
 Tertib.
Tertib maksudnya menjalankan rukun haji secara berurutan
5. Wajib haji
Amalan dalam ibadah Haji yang wajib dikerjakan disebut wajib Haji. Wajib
Haji tidak menentukan sahnya ibadah haji. Jika tidak dikerjakan Haji tetap
sah, namun dikenakan dam (denda). Berikut adalah beberapa wajib haji,
yaitu:
a. Ihram dari Miqat Miqat adalah tempat dan waktu yang disediakan untuk
melaksanakan ibadah Haji. Ihram dari Miqat bermaksud niat Haji
ataupun niat Umrah dari miqat, baik miqat zamani maupun miqat
makani. Miqat makani adalah tempat awal melaksanakan ihram bagi
yang akan Haji dan Umrah.
b. Bermalam di Muzdalifah Dilakukan sesudah wukuf di Arafah (sesudah
terbenamnya matahari) pada tanggal 9 dzulhijjah. Di Muzdalifah
melaksanakan sholat Maghrib dan Isya’ melakukan jamak dan qasar
karena suatu perjalanan jauh. Di Muzdalifah inilah kita dapat mengambil
kerikil-kerikil untuk melaksanakan Wajib Haji selanjutnya (melempar
Jumrah) kita bisa mengambil sebanyak 49 atau 70 butir kerikil.
c. Melempar Jumrah ‘aqabah Pada tanggal 10 Dzulhijjah di Mina
dilaksanakannya melempar jumrah sebanyak tujuh butir kerikil sebanyak
tujuh kali lemparan. Waktu paling utama untuk melempar jumrah ini
yaitu waktu Dhuha, setelah melakukan ini kemudian melaksanakan
tahalul pertama (mencukur atau memotong rambut).
d. Melempar Jumrah ula, wustha, dan ‘aqabah Melempar ketiga jumrah ini
dilaksanakan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, diuatamakan
sesudah tergelincirnya matahari. Dalam hal ini ada yang melaksanakan
hanya pada tanggal 11 dan 12 saja kemudian ia kembali ke Mekkah,
inilah yang disebut dengan nafar awal. Selain nafar awal ada juga yang
dissebut nafar sani, yaitu orang yang baru datang pada tangal 13
Dzulhijjah nya, orang-orang ini diharuskan melempar jumrah tiga
sekaligus, yang masing-masing tujuh kali lemparan.
e. Bermalam di Mina Pada tanggal 11-1 Dzulhijjah ini lah yang diwajibkan
bermalam di Mina. bagi yang nafar awal diperbolehkan hanya bermalam
pada tanggal 11-12 saja.
f. Thawaf wada’ Sama dengan Thawaf sebelumnya, Thawaf wada’
dilakukan disaat akan meninggalkan Baitullah Makkah.
g. Menjauhkan diri dari hal yang di haramkan pada saat ihram. Menghindari
dari berbagai larangan yang sudah ditentukan karena orang-orang yang
melanggar aturan ini akan dikenakan dam atau denda
6. Sunah-sunah haji
 Mandi sebelum ihram
 Menggunakan kain ihram yang baru
 Memperbanyak talbiyah
 Melakukan thawaf qudum (kedatangan)
 Shalat dua rakaat thawaf
 Bermalam di Mina
 Mengambil pola ifrad, yaitu pola mendahulukan Haji daripada Umrah
 Thawaf wada’ (perpisahan)
7. Larangan selama berihram haji
 Bagi laki-laki dilarang menggunakan pakaian berjahit.
 Bagi laki-laki dilarang menggunakan penutup kepala.
 Larangan bagi perempuan untuk menutup muka dan telapak tangganya.
 Di saat ihram bagi laki-laki maupun perempuan wangi-wangian untuk
badan maupun pakaian, boleh memakainya sebelum ihram.
 Dilarang menikah, menikahkan, ataupun menjadi wali nikah. Tidak
boleh ada proses pernikahan.
 Dilarang bersetubuh (senggama)
TEACHER PROFESSIONAL DEVELOPMENT
1. Kompetensi guru
Teacher’s competency atau kompetensi guru merupakan kemampuan seorang
guru untuk melakukan tugas dan kewajibannya dengan layak dan bertanggung
jawab. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005
pasal 8, kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang akan
didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi.
2. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan
peserta didik, dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi
potensi yang mereka miliki.
Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya sebagai
berikut:
 Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Dalam hal ini,
seorang guru harus memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan
prinsip-prinsip kepribadian, perkembangan kognitif, dan mengidentifikasi
bekal untuk mengajar peserta didik.
 Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan teori
belajar dan pembelajaran, memahami landasan pendidikan, menentukan
strategi pembelajaran didasarkan dari karakteristik peserta didik, materi
ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta menyusun rancangan
pembelajaran.
 Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar
pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran secara kondusif.
 Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu
merancang dan mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan dengan menggunakan metode, melakukan analisis
evaluasi proses dan hasil belajar agar dapat menentukan tingkat
ketuntasan belajar peserta didik, serta memanfaatkan hasil penilaian untuk
memperbaiki program pembelajaran.
 Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi
peserta didik. Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta
didik agar dapat mengembangkan potensi akademik dan nonakademik
yang mereka miliki.
Contoh kompetensi pedagogik
 Memiliki wawasan bidang ilmu yang ditekuni
Memiliki wawasan dan menguasai pengetahuan tentang materi sesuai
bidangnya untuk diajarkan kembali kepada peserta didiknya. Apabila ia
adalah pendidik matematika, maka harus menguasai dengan fasih materi
tentang matematika. Apabila ia adalah pengajar seni rupa, maka dia harus
menguasai betul hal-hal yang berhubungan dengan seni rupa. Atau ketika
dia adalah seorang pelatih sepak bola, dia harus menguasai benar teknik-
teknik dalam bermain sepak bola. Penguasaan materi bisa didapatkan
melalui menempuh pendidikan di bidangnya, belajar dari sumber buku,
internet, pelatihan atau orang yang fasih di bidangnya.
 Pemahaman tingkat kecerdasan peserta didik
Setiap peserta didik memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.
Sehingga seorang pendidik harus memahaminya. Apakah peserta didik
termasuk cepat dalam menerima ilmu, lambat atau bahkan memiliki
keterbatasan mental sehingga harus diadakan pendekatan yang eksklusif.
Misalnya, terdapat sekolah inklusi yang di dalamnya ada seorang
pendamping bagi setiap siswa inklusi. Contoh lainnya adalah pemberian
tugas terstruktur bagi siswa untuk mengetahui seberapa jauh mereka
dalam memahami ilmu yang diberikan.
 Bimbingan terhadap peningkatan kreativitas peserta didik
Pendidik harus memahami kreativitas yang dimiliki oleh setiap peserta
didik, Mereka mempunyai kreativitas yang berbeda-beda. Pendidik bisa
memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk mengekspresikan materi
pembelajaran melalui bakat yang mereka miliki, Misalnya pemberian
tugas tentang lingkungan hidup oleh pendidik. Peserta didik bisa membuat
poster, puisi, sosio drama, komik, syair lagu dan sebagainya sesuai dengan
apa yang mereka kuasai.

 Pemahaman mengenai kondisi fisik peserta didik


Kemampuan berbicara, melihat, mendengar, merasa, dan kemampuan
fisik setiap peserta didik itu berbeda-beda. Pendidik mengembangkan
media dan metode agar mereka yang mengalami kesulitan belajar tetap
bisa mengikuti pembelajaran. Misalnya guru mengatur posisi duduk
peserta didik, guru memilih jenis media audio visual karena ternyata
terdapat murid yang hanya bisa belajar menggunakan gambar.
 Pemantauan perekembangan kognitif
Pendidik mengetahui karakteristik peserta didik. Mereka memahami
perkembangan kognitif peserta didik sesuai dengan tahapan
perkambangan usianya. Pendidik juga mengetahui tipe-tipe kepribadian
peserta didik melalui observasi dan pengamatan selama mengikuti
kegiatan pembelajaran. Pendidik juga harus mengetahui potensi yang
dimiliki peserta didik melalui pengamatan pada tugas terstruktur maupun
pengamatan ketika proses pembelajaran berlangsung. Sesekali pendidik
atau pelatih memberikan pertanyaan atau tes singkat untuk mengetahui
sampai mana pengetahuan peserta didik mengenai apa yang sedang
diajarkan.
 Kemampuan terhadap pengembangan kurikulum
Pendidik mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Pendidik harus mengetahui dan bisa
merencanakan isi, tujuan dan apa yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran. Menentukan metode dan memilih media yang akan
digunakan ketika mengajar. Hal ini bisa dilakukan dengan mempelajari
peraturan perundang-undangan yang berlaku, membaca ketentuan
sekolah, mengetahui kondisi sekolah dan karakteristik setiap peserta didik.
Dalam hal ini, pendidik juga sudah menentukan alokasi waktu pada setiap
proses pembelajaran.
 Kemampuan pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
Pendidik mampu membuka pelajaran dan menarik perhatian peserta didik
agar bisa tertarik dengan materi yang akan diajarkan. Pendidik
menggunakan metode yang tepat dalam menyampaikan materi. Mereka
memberikan pertanyaan serta menanamkan kebiasaan positif bagi peserta
didik. Pendidik juga mampu berkomunikasi dan menhidupkan proses
pembelajaran yang aktif. Selanjutnya, pendidik juga bisa menggunakan
bahasa yang sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik. Pendidik
juga harus bisa menyimpulkan isi dari materi pembelajaran.
 Kemampuan pelaksanaan evaluasi
Pendidik mampu merancang penilaian bagi peserta didik. Pelatih bulu
tangkis harus memberikan ujian bagi peserta latihannya untuk mengetahui
kemampuan mereka dalam bermain bulu tangkis. Kemudian pelatih
menganalisis hasil ujian tersebut. Melalui hasil ujian, pelatih bisa
mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan diperbaiki dari peserta
pekatihannya tersebut.
 Kemampuan menjabarkan materi
Pendidik harus mampu menjabarkan materi sesuai dengan bidang keahlian
yang diajarkan. Pendidik mampu menguasai teknologi dan
menggunakannya dalam mempermudah penyampaian informasi yang
akan diberikan kepada peserta didik maupun peserta pelatihan. Pendidik
juga menggunakan banyak sumber, bukan hanya satu sumber acuan
materi pembelajaran. Tujunnya agar peserta didik juga memiliki
pengetahuan luas. Pendidik khususnya harus memberikan kebebasan
berpikir bagi peserta didik.
 Kemampuan dalam membimbing aktualisasi potensi
Pendidik memberikan fasiliatasi bagi peserta didik untuk mengembangkan
potensi akademik sesuai dengan bidang keahliannya. Pendidik juga harus
bisa memberikan fasilitasi bagi peserta didik untuk menyalurkan potensi
non akademiknya. Misalnya seorang guru menyarankan anak didiknya
untuk mengikuti olimpiade, lomba membuat puisi, lomba menyanyi,
menari atau lomba yang lainnya. Sebelumnya, guru harus berkomunikasi
dengan peserta didik terlebih dahulu untuk mengetahui bakat yang mereka
miliki.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran
dengan lebih luas dan mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi
kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi
pembelajaran dan menguasai struktur serta metodologi keilmuannya.
Kompetensi profesional meliputi:
 Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan
yang dapat mendukung pembelajaran yang dikuasai.
 Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap
mata pelajaran atau bidang yang dikuasai
 Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan
kreatif
 Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan yang reflektif
 Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan
pengembangan diri.
Contoh kompetensi professional:
 Menguasai Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala sesuatu yang disusun secara sistematis dan
digunakan dalam proses belajar siswa secara mandiri. Bahan ajar
dirancang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan menggunakan
bahan ajar, guru bisa mengajarkan materi kepada siswa dengan lebih
runtut. Selain itu, adanya bahan ajar bisa membuat semua kompetensi
yang telah ditentukan sebelumnya bisa tercapai dengan baik. Ada
beberapa jenis bahan ajar, ada yang berbentuk cetak dan noncetak. Bahan
ajar cetak yang biasa digunakan seperti buku, modul, handout, brosur, dan
lembar kerja siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran
seorang guru dalam menyusun dan merancang bahan ajar sangat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Selain itu, penguasaan
bahan ajar juga menjadi salah satu kompetensi yang harus guru miliki
apabila ingin menjadi guru profesional.
 Menguasai Landasan-landasan Kependidikan
Landasan pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan
atau titik tolak dalam praktik pendidikan atau studi pendidikan. Karena
pendidikan merupakan suatu proses membimbing, dan mendewasakan
seseorang, maka sudah seharusnya pendidikan melibatkan hasil seperti
pembentukan sifat dan kepribadian untuk memenuhi bentuk standar
kegiatan sosial seperti tantangan sosial atau kehidupan nyata. Ada dua
jenis landasan pendidikan berdasarkan sifat wujudnya, diantaranya:
1) Landasan yang bersifat Material
Landasan yang bersifat material contohnya seperti pondasi bangunan
gedung dan landasan pacu pesawat terbang.
2) Landasan yang bersifat Konseptual
Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi, yaitu suatu
prinsip, gagasan, kepercayaan, pendapat, atau pernyataan yang
dianggap benar, dijadikan titik tolak dalam rangka berfikir (melakukan
studi) atau dalam rangka bertindak (melakukan praktik). Landasan
yang bersifat konseptual antara lain berupa dasar negara Indonesia
yaitu Pancasila dan UUD 1945, landasan pendidikan, dan lain
sebagainya.
 Mampu Mengelola Program Belajar Mengajar
Dalam mengelola program belajar mengajar, seorang guru harus
melakukan hal-hal berikut ini.
1) Merumuskan tujuan pembelajaran.
2) Mengenal dan bisa menggunakan metode mengajar yang baik.
3) Melaksanakan program belajar mengajar.
4) Mengenal kemampuan (entry behavior) peserta didik.
5) Melakukan perencanaan dan pelaksanaan program remedial.
6) Melakukan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran remedial dan juga
pengayaan.
7) Melakukan evaluasi program remedial dan pengayaan.
 Dapat Melakukan Pengelolaan Kelas
Kompetensi profesional guru selanjutnya adalah bisa mengelola kelas
dengan baik. Karena hal ini sangatlah berpengaruh pada keberhasilan
proses belajar mengajar. Pada kenyataannya, memang tidaklah mudah
untuk mengelola kelas karena adanya perbedaan karakter siswa,
perbedaan kebutuhan dan gaya belajar siswa. Melakukan pengelolaan
kelas artinya mengkondisikan kelas. Hal tersebut dilakukan untuk
menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Ciri-ciri
pembelajaran yang efektif dan efisien yaitu:
1) Proses belajar menyenangkan dan tidak monoton.
2) Siswa sangat merasakan manfaat materi pembelajaran, walaupun
terkadang sulit.
 Dapat Menggunakan Media atau Sumber Belajar
Seorang guru harus memiliki kompetensi profesional yaitu kemampuan
menggunakan sumber atau media belajar. Guru profesional harus bisa
memilih dan memilah media pembelajaran yang cocok digunakan dalam
pembelajaran. Saat memilih media pembelajaran, guru tidak hanya cukup
memahami tentang kegunaan, nila, dan landasannya saja. Namun, guru
juga harus mengetahui bagaimana caranya menggunakan media
pembelajaran tersebut.
Prinsip-prinsip umum dalam penggunaan media belajar adalah sebagai
berikut:
1) Penggunaan media pembelajaran harus dipandang sebagai bagian
integral dalam sistem pembelajaran.
2) Media pembelajaran harus dipandang sebagai sumber dana.
3) Guru harus memahami tingkat hierarki (sequence) dari suatu alat dan
juga manfaat alat tersebut.
4) Guru harus selalu melakukan pengujian media pembelajaran secara
berkesinambungan sebelum, selama, dan sesudah digunakan.
5) Menggunakan multimedia akan memberikan keuntungan dan
kelancaran selama proses pembelajaran.
6) Bisa menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
 Melakukan Penilaian Siswa untuk Kepentingan Pengajaran
Seorang guru harus bisa memberikan penilaian kepada siswa pada
masing-masing kompetensi dasar (KD) yang mencakup penilaian
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
 Mengenal Fungsi dan Program Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan
Kompetensi profesional guru berikutnya adalah mengenal fungsi dan
program pelayanan bimbingan dan penyuluhan. Meskipun Anda berperan
sebagai guru kelas atau guru mata pelajaran bukan guru bimbingan
konseling (BK), namun untuk menjadi seorang guru profesional Anda
juga harus paham tentang fungsi dan program layanan bimbingan dan
penyuluhan bagi para siswa.

 Mengenal Penyelenggaraan Administrasi Sekolah


Selain guru profesional harus selalu profesional dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab, guru juga harus mengetahui dan memahami
sistem penyelenggaraan administrasi sekolah tempat Anda bertugas.
Bagian administrasi disekolah salah satunya adalah bagian Tata Usaha
(TU).
 Paham dengan Prinsip-prinsip Penelitian Pendidikan dan Bisa
Menafsirkan Hasil Penelitian untuk Peningkatan Kemampuan Mengajar
Penelitian pendidikan bermanfaat dalam merubah paradigma dalam
pendidikan terutama dalam hal terobosan dan inovasi yang telah
didapatkan dalam implementasi dari penelitian pendidikan tersebut.
Seorang guru yang profesional harus selalu peka dan responsif terhadap
segala perubahan dan kemajuan yang ada di dunia pendidikan. Selain itu,
guru profesional juga harus bisa mengambil kesimpulan dari sebuah
penelitian pendidikan untuk mengimplementasikannya dalam proses
pembelajaran.
 Menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi
Penelitian yang sangat bermanfaat adalah penerapan teknologi informasi
dan komunikasi. dampak positif dari penelitian pendidikan tersebut adalah
adanya pola pembelajaran berbasis online (daring) atau lebih dikenal
dengan nama e-learning. E-learning ini telah membuat perubahan
peradaban dari gaya mengajar konvensional menjadi gaya mengajar
milenial (modern). Sampai saat ini, e-learning terus berkembang dan
mengarah pada meningkatnya fitur interaktif. Dalam membuat suatu
media e-learning, ada hal-hal yang perlu Anda perhatikan yang terkait
dengan tujuan, sasaran pengguna, user interface (antarmuka pengguna),
dan bahan ajar. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan, interaktif dan efektif. Sehingga siswa bisa memiliki
dua kemampuan sekaligus yaitu penguasaan terhadap ilmu pengetahuan
dan penguasaan terhadap teknologinya.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial
yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan
bergaul dengan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik,
dan masyarakat di sekitar sekolah.
Kompetensi sosial meliputi:
 Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan
diskriminasi terhadap agama, jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar
belakang keluarga, dan status sosial
 Guru harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif
terhadap sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta masyarakat
sekitar
 Guru dapat melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah
Indonesia yang beragam kebudayaannya
 Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan.
Contoh kompetensi sosial
 Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, danstatus
sosial ekonomi.
 Berkomunikasi secara efektif, simpatik dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
 Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesiayang
memiliki keragaman sosial budaya,
 Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lainsecara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.
5. Kompetensi kepribadian
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan
kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil,
berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.
Kompetensi kepribadian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi:
 Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang guru harus bertindak sesuai
dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, bangga menjadi
seorang guru, serta konsisten dalam bertindak sesuai dengan norma yang
berlaku.
 Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus menampilkan sifat mandiri
dalam melakukan tindakan sebagai seorang pendidik dan memiliki etos
kerja yang tinggi sebagai guru.
 Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus menampilkan tindakan
berdasarkan manfaat bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan melakukan tindakan.
 Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus mempunyai perilaku
yang dapat memberikan pengaruh positif dan disegani oleh peserta didik.
 Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus bertindak
sesuai dengan norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong) dan dapat diteladani oleh peserta didik.
Contoh kompetensi kepribadian
 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlakmulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil dewas, arif, dan
berwibawa.
 Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri.
 Menjujung tinggikode etikprofesi guru.
6. Di antara keempat kompetensi tersebut, apakah Anda sudah memiliki
semuanya?
Iya saya sudah memiliki keempat kompetensi tersebut. Karena keempat
kompetensi guru tersebut memanglah sangat perlu untuk dipahami dan
dihayati bagi setiap guru maupun calon guru. Dengan penguasaan kompetensi
pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional maka guru dapat melakukan hal
yang semestinya dilakukan guru yang tentunya sangat dibutuhkan oleh peserta
didik.
7. Upaya untuk memenuhi keempat kompetensi tersebut
Melanjutkan Pendidikan
Mengikuti Pelatihan non formal
Banyak Membaca
Membuat Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan
Mengenal Peserta Didik secara Lebih Dekat

BIDANG ILMU MENULIS


1. Perbedaan phrase, clause, dan sentence
 Phrase: Any group of meaningful words that don’t make complete sense.
Phrase atau frase merupakan kelompok kata yang tidak terdiri dari
subjek dan kata kerja. Phrase bisa berbentuk noun phrase, adjective
phrase, verb phrase, dan prepositional phrase.
Ex: in ten steps, the great man, a nice girl, nice guy, beautiful eyes, a very
nice girl
Di phrase belum berlaku subject maupun object
 Clause: a group of words, but it should contain a subject and a predicate
A clause is a part of sentence which contains subject and predicate
Clause merupakan sekelompok kata yang terdiri dari subjek dan
kata kerja. Clause terbagi ke dalam dua bentuk yaitu independent
clause dan dependent clause.
Ex: because I was sick, if I go out
 Sentence: is a group of words with states with a capital letter and ends
with a full stop (.), question mark (?), or eclamation mark (!)
Sentence atau kalimat merupakan kesatuan pikiran utuh atau
sekelompok kata yang mempunyai subjek dan predikat.
Ex: Sinta took the papers from the shelf
2. Konjungsi yang bisa digunakan untuk menghubungkan; 2 klausa
dalam satu kalimat, antar kalimat, antar paragraf
2 klausa dalam satu kalimat
1) Coordinating conjunction (FANBOYS)  For, And, Nor, But, Or, Yet, So
 For (akibat-sebab)
 Dalam compound sentences, “for” tidak digunakan sebagai kata
depan
 Sebagai kata hubung, ini berfungsi untuk memberikan alasan
 “For” sebagai alasan “gaya lama” cara resmi untuk berbicara dan
kamu biasanya akan menemukannya dalam buku, puisi pidato
resmi.
 For = because, kalau because untuk percakapan sehari-hari
 Ex: I can’t go to school today, for I’m sick.
 And
 Berfungsi untuk tambahan klausa
Clause 1 Clause 2
 Ex: My mother and I drove to the bookstore, and we bought
S P S
some English books.
P
 Nor (juga tidak)
 Memaparkan untuk 2 hal yang tidak dilakukan
 Clause 1  negatif
Clause 2  positif/tanya, di klausa ke-2 tidak ada not lagi soalnya
sudah ada nor
 Ex: Ana didn’t go to the pharmacy, nor did she buy medicine.
 But
 Menunjukkan suatu kalimat yang berlawanan
 Digunakan untuk klausa 1, klausa 2 yang maknanya bertentangan
 Ex: He is not a rick man, but he always gives money to orphans.
 Or (atau)
 Pilihan
 Ex; You can go to parties in a skirt or dress.
 Yet (tetapi)
 Hampir sama dengan but, bedanya tergantung dari sudut pandang
yang ngomong. Kalau ada unsur yang mengherankan pakainya yet
 Ex: She has a lot of debt, yet she always buys branded clothes
every day.
 So (jadi)
 Menjelaskan sebab-akibat
 Ex: Shinta was hungry, so she ate rice.
2) Correlative Conjunction

Ex:
o I can’t choose which is best between Nora and Harris
o Mom finally decided to buy both mozzarella and asparagus pizza
o Neither Faris nor Keyla will come to your birthday party
3) Subordinate conjunction (AWWUBIS)  After, Although, As, As if,
When, While, Whenever, Why, Whom, Who, When, Where, Until,
Unless, Because, Before, If, Since,
 Although (meskipun)  maknanya kontras
 Ex: She walked home by herself although she knew that it was
dangerous.
 After (setelah)
 Ex: I went to the post office immediately after I left you.
 As
 As = Because  sebab-akibat
Ex: You can go first as you are the oldest
 As = While (ketika)  keterkaitan clause 1 dan clause 2
Ex: I saw him as I was coming into the building
 As = Like (seperti)  menegaskan kalimat sebelumnya
Ex: As I said, I think the proposal needs further consideration.
 When
 Ex: When he will arrive is not important.
 What
 Ex: I don’t understand what you mean
 Who
 Ex: The woman who helped you yesterday is my friend
 Whom
 Ex: I don’t know the woman whom you helped yesterday
 Which
 Ex: The bag which is on the table is mine
 Whose
 Ex: The girl whose bag is big is my neighbor
 Until (sampai)  menunjukkan batas waktu
 Ex: It is better for us to wait until Antony is here
 Before
 Ex: Before I go to class, I eat breakfast.
 If
 Ex: If you sleep late, you will be sleepy.
 Since = because
Ex: Since we have some minutes to wait for the train, let’s have a cup
of coffee
Antar kalimat dan antar paragraf
Conjunctive Adverb
Addition: in addition, next, also, again, besides, moreover, furthermore,
Comparison: also, likewise, similarly,
Consession: granted, of course, still, nevertheless,
Result: so, thus, therefore, consequently, hence, as a result, accordingly,
Contrast: still, however, instead, in spite of, rather, nonetheless,
nevertheless, on the other hand,
Emphasis: indeed, of course, certainly, further,
Illustrate: for example, that is, for istance,
Summarize: all in all, that is, in summary, finally, in conclusion,
Time: then, next, afterward, at last, at the same time, before, meanwhile,
lately, finally, now, since, in the meantime

3. Yang bisa dilakukan oleh seorang penulis untuk membuat paragraf


cohesion dan coherence
Cohesion  is the grammatical and lexical linking within a text or sentence
that holds a text together and gives it meaning. Ada kata ganti, hubung dll.
Kalau tidak ada jadinya tidak nyambung
Cara untuk membuat paragraph menjadi cohesive:
 Repetition/pengulangan kata
Ex: I met a girl. The girlwas pretty.
 Synonymy
Gunakan sinonim
 Antonim
 Pro-forms  use a pronoun (he,she,it,my,your) or pro-verb (can)
Ex:
Who can tell? No one can
Why did you break the jar? He made me
Coherence  mudahnya suatu tulisan untuk dipahami. Kuncinya yaitu
maknanya nyambung
4. Peran evidence dalam sebuah essay
Evidenve (bukti) memiliki peran untuk mendukung poin utama di dalam esai.
Jika bisa memadukannya dengan baik di dalam argumen, penggunaan
evidence akan menunjukkan bahwa kita sebagai penulis esai, sudah melakukan
penelitian dan memikirkan topik esai secara kritis.
5. Generic structure dari; descriptive text, recount text, narrative text,
exposition text, explanation text, news item text, procedure text,
information report, announcement, invitation, personal letter, application
letter
 Descriptive text
a. Identification
• Memperkenalkan dimana atau siapa subjek yang di deskripsikan
• Terletak pada paragraf pertama
• Hanya pengenalan, informasi masih umum atau general, belum
spesifik
b. Description
• Deskripsi detail subjek
• Terletak pada paragraf selanjutnya
• Berisi penjelasan secara jelas dan khusus
 Recount text
a. Orientation
Bagian pertama dari recount text adalah orientation. Bagian ini berisi
tentang pengenalan berupa pihak yang terlibat (siapa), lokasi kejadian (di
mana), dan waktu kejadian (kapan) dari peristiwa yang terjadi di masa
lalu. Bagian ini memuat informasi yang diperlukan bagi pembaca untuk
memahami teks.
b. Events
Bagian kedua ini memuat tentang kisah atau peristiwa yang terjadi. Dalam
bagian Events, kejadian disajikan secara kronologis atau berurutan waktu.
Penulis cerita dapat menggunakan kata sambung seperti “On the first
day…. On the second day….. On the last day….” dalam menyampaikan
ceritanya.
c. Reorientation
Bagian terakhir dari recount text ini memuat pengulangan bagian pertama,
yaitu Orientation. Pengulangan ini berisi tentang rangkuman peristiwa
yang terjadi. Selain rangkuman, bagian ini juga bisa berisi komentar atau
kesan pribadi penulis mengenai peristiwa yang terjadi.
 Narrative text
a. Orientation, merupakan paragraf awal yang berisi mengenai
perkenalan tokoh yang terlibat dalam suatu kejadian dalam cerita.
Selain itu orientation berisi tempat kejadian serta waktu cerita.
b. Complication, terdiri atas paragraf yang menjelaskan mengenai awal
mula peristiwa atau kejadian. Awal mula peristiwa tersebut menjadi
rentetan alur cerita yang kemudian berlanjut pada konflik, klimaks
serta anti klimaks. Complication terdiri atas tiga konflik, yaitu
 Natural conflict, konflik alam atau antar semesta.
 Social conflict, konflik antar tokoh atau pelaku.
 Psychological conflict, konflik pada batin atau diri sendiri.
c. Resolution, merupakan bagian akhir cerita. Sesuai namanya, pada
struktur ketiga dari narrative text ini berisi penyelesaian.
Selain ketiga struktur utama dari narrative text tersebut, penulis dapat
menambahkan evaluation serta reorientation. Evaluation merupakan
evaluasi pada jalan cerita, sedangkan reorientation merupakan kesimpulan
di akhir cerita.
 Exposition text
a. Thesis
Thesis ini berbeda dari thesis yang ditulis oleh para mahasiswa
pascasarjana. Thesis dalam contoh analytical exposition text beserta
generic structure dan language feature merupakan bagian berisi pokok
bahasan yang akan dibicarakan. Penulis dapat memaparkan alasan
mengapa terjadi sebuah isu atau fenomena tersebut. Dengan begitu,
pembaca dapat memprediksi atau memperkirakan mengapa penulisnya
ingin menjelaskan pendapatnya mengenai topik yang dipilih itu.
Bagian thesis ini diletakkan pada paragraf pertama. Penulis wajib
menjelaskan secara rinci supaya pesan yang ingin disampaikannya
bisa mudah tersampaikan dan dipahami oleh para pembacanya.
b. Arguments
Arguments dalam contoh analytical exposition text beserta generic
structure dan language feature merupakan bagian sesudah thesis.
Sesuai namanya, bagian arguments diisi dengan pendapat-pendapat
yang dapat mendukung ide pokoknya. Analytical exposition text akan
lebih menarik jika bagian argumennya diutarakan sebanyak mungkin
namun harus tetap jelas. Hal ini akan membuat pembaca semakin
percaya mengenai peristiwa di dalamnya. Hal paling penting dalam
penulisan bagian arguments adalah wajib ditulis berhubungan dengan
bagian thesisnya. Dengan begitu, kamu bisa lebih fokus tentang satu
isu serta menghindari pembahasan yang terlalu luas.
c. Reiteration/Conclusion
Bagian reiteration atau conclusion dalam contoh analytical exposition
text beserta generic structure dan language feature merupakan bagian
paling akhir. Reiteration atau conclusion juga dapat disebut sebagai
bagian kesimpulan. Pada paragraf terakhir ini, kamu bisa kembali
menegaskan tentang perspektif atau sudut pandang terhadap topik
yang diangkat. Bagian ini menjadi inti dari ide penulis di mana
sekaligus menjadi paragraf penutup.
 Explanation text
a. General Statement
Berisi tentang informasi umum mengenai topik yang akan dibahas
dalam teks.
b. Explanation
Berisi serangkaian kejadian-kejadian (sequence of events) dari
suatu proses yang merupakan topik dari teks. Kita juga bisa
menjelaskan dengan menggunakan pertanyaan mengapa dan
bagaimana, agar penjelasan yang kita sampaikan lebih
komprehensif.
c. Closing
Bagian closing atau penutup bersifat pilihan atau tidak harus ada
pada teks ini. Bagian ini dapat berisi informasi tambahan atau opini
penulis mengenai topik yang dibahas.
 News item text
a. Main events
Kejadian utama yang pantas dijadikan berita. Di dalam paragraf
pertama akan terdapat newsworthy event di mana paragraf ini
memperkenalkan latar belakang terjadinya sesuatu serta di mana
sesuatu tersebut dimulai. Paragraf ini lebih bersifat seperti
pendahuluan.

b. Elaboration
Setelah mengetahui kilasan tentang kejadian yang diangkat,
pembaca akan dibawa ke dalam beberapa situasi yang biasanya
menjadi ide pendukung dari kejadian inti. Ide pendukung ini
dikemas di dalam paragraf setelah newsworthy event yang biasa
dikenal dengan elaboration. Elaboration sendiri juga bisa berupa
penyebab-penyebab dari main events. Di sinilah penjelasan
mengenai main events dibahasa termasuk waktu, pelaku,
kejadiannya, dll.
c. Source
Dalam tahap terakhir ini, seorang pembelajar akan melihat sendiri
ciri khas dari news item text. Dikarenakan teks jenis ini adalah teks
berita sehingga sumber berita yang valid adalah sesuatu yang
mutlah sehingga diperlukan adanya sumber yang tercantum baik
berupa ahli, catatan para ahli maupun riset yang dilakukan para
ahli.
 Procedure text
a. Aim/goal (tujuan)
Terletak pada judul teks dan digunakan untuk menunjukkan tujuan
dari teks tersebut. Contoh: How to Make Noodle
b. Ingredients/materials
Berisi bahan atau alat yang diperlukan dalam langkah-langkah
melakukan prosesnya. Contoh: The materials to make an omelet
are egg, onion, vegetable oil, salt, and pepper.
c. Steps/methods
Berisi cara, metode, atau langkah yang dilakukan untuk mencapai
tujuan pada teks tersebut. Contoh: First, wash the tomatoes. Then
cut it into slices.
 Information report
a. General Classification
Bagian ini berisi pernyataan umum yang menjelaskan keterangan
objek dari Report Text ini.

b. Description
Bagian ini biasanya memberikan gambaran fenomena atau situasi
yang terjadi, baik bagian-bagiannya, sifat, kebiasaan ataupun
tingkah lakunya. Pada intinya, bagian ini menjabarkan klasifikasi
yang disajikan secara ilmiah. Namun, hal yang perlu diingat bahwa
Report Text bukan merupakan teks berita, tetapi teks faktual
ilmiah.
 Announcement
a. Opening atau pembuka
Ini adalah struktur pertama dalam announcement text. Secara
umum, bagian opening dari announcement text akan ditandai
dengan judul (title/type of event), greeting, tujuan pengumuman,
atau garis besar yang akan disampaikan dalam isi pengumuman.
Kamu dapat menuliskan judul dengan menarik agar menarik
perhatian banyak orang untuk membaca pengumuman tersebut.
b. Content alias isi
Yap, sudah pasti ini merupakan bagian inti dari announcement text.
Oh ya, tak jarang bagian content disebut juga dengan explanation,
guys. Kamu bisa menuangkan informasi detail di sini untuk
menjawab pertanyaan apa, di mana, kapan, dan bagaimana.
c. Closing a.k.a penutup
Sebetulnya pada penutup isinya cukup beragam. Di sini, kamu bisa
menuliskan imbauan, tambahan informasi, contact person, media
sosial, call to action, ucapan terima kasih, dan juga salam penutup.
 Invitation
a. Receiver/To: nama orang yang dituju/yang diundang
b. Body of invitation/isi undangan: Isi undangan biasanya berupa hal
hal berikut ini:
 Subjek: Nama Acara
 Day or Date: Hari dan tanggal
 Time: Waktu yang ditetapkan
 Place: Tempat dimana acara tersebut diadakan
c. Sender/from: Orang yang mengirim undangan

 Personal letter
a. Place and Date (Tempat dan Tanggal Surat)
Walaupun bukan surat resmi, sebaiknya personal juga harus
mencantumkan nama tempat dan tanggal surat.
b. Sender Address (Nama dan alamat Anda)
Dalam menulis surat, maka biasanya orang akan menuliskan nama
dan alamat pengirim.
c. Greeting (Salam Pembuka dan Penutup).
Berikut beberapa salam pembuka yang dapat digunakan dalam
menulis surat pribadi (personal letter): Dear Mary, Dear My
beloved friends, Dear My lovely brother, Dear Sir, Dear Madam,
Dear My Teacher, Dear My cousin, etc.
Berikut beberapa salam Penutup : Sincerely yours, Your Sincerely,
Your Friend, Your Faithfully, From me, Love, Faithfully your,
Yours truly, Sincerely, Respectfully yours, Regards, etc.
d. Content (Isi Surat)
Isi surat biasanya akan menceritakan tentang alasan menulis surat
tersebut dan akan menjawab mengapa orang tersebut mengirim
surat. Inilah inti dari surat kepada teman tersebut.
e. Signature (Tanda Tangan )
Biasanya walaupun nama dan alamat pengirim telah ditulis diawal
surat tetapi untuk tanda tanda surat penulis surat juga akan
menuliskan namanya.
 Application letter
a. Heading: A letter of application should begin with both you and the
employer's contact information (name, address, phone number,
email) followed by the date).
b. The Salutation
 Dear Sir
 Dear Madam
 Dear Mr. Alvin
c. Body of the letter
 Opening paragraph
Berisi maksud pelamar berupa posisi yang diinginkan sesuai
lowongan yang dipublikasikan/tersedia. Contoh :
I am writing to apply for the.....
I wish to apply for the position as a ….
I am interested in applying for ….
 Middle paragraph
Menceritakan secara ringkas tentang
pengalaman/pendidikan/keterampilan/kelebihan yang pelamar
miliki
 Closing paragraph
Bagian yang berisi harapan untuk mendapat perhatian.
Contoh:
I hope my qualifications and working experiences could be
your consideration and look forward to your reply.
I am very much willing to come over for a personal interview
with you anytime during office hours
If you need any further information, you may contact me at
047.791.2991. I look forward to hearing from you soon.
d. Complimentary Close (Salam Penutup)
Contoh: as : Best / Sincerely / Sincerely yours / Faithfully /
Respectfully yours, followed by your name.
e. Signature (Tanda Tangan)

BIDANG ILMU BERBICARA


a. Pronunciation
1. dan 2. British English dan US English
 Dengan /r/ tanpa /r/

 oʊ dan əʊ

 ɑː dan ɒ

 æ dan ɑː
 uː dan juː
Inggris-UK Inggris-Amerika

-oe-/-ae- -e-
(contoh: anaemia, (contoh anemia,
diarrhoea, diarrhea,
encyclopaedia) encyclopedia)

-t (contoh: burnt, -ed


dreamt, leapt) (contoh: burned,
dreamed, leaped)

-ence -ense (defense,


(contoh: defence, offense, license)
offence, licence)

-ell- -el-
(contoh: cancelled, (contoh: canceled,
jeweller, jeweler, marvelous)
marvellous)

-ise -ize
(contoh: appetiser, (contoh: appetizer,
familiarise, familiarize,
organise) organize)

-l- (contoh: enrol, -ll- (contoh: enroll,


fulfil, skilful) fulfill, skillfull)
-ogue -og
(contoh: analogue, (contoh: analog,
monologue,
catalogue)

3. Perbedaan tekanan dalam pelafalan kosakata dalam bahasa inggris


4. Apakah menurut Anda perbedaan tekanan dalam melafalkan kosakata bahasa
Inggris dapat merubah makna dan pesan yang ingin disampaikan? Berikan
contohnya.
Ya, menurut saya perbedaan tekanan dalam melafalkan kosakata Bahasa
Inggris memang dapat merubah makna dan pesan yang ingin disampaikan.
Contohnya:

b. Grammar in spoken text


5. Apa yang Anda ketahui tentang Grammar in Spoken Text?
Grammar in spoken text adalah berbicara menggunakan Bahasa Inggris dalam
percakapan sehari-hari, yang mana percakapan tersebut timbul secara spontan,
alami, dan tanpa dibuat-buat. Grammar in spoken text juga memerhatikkan
keluwesan percakapan, tidak kaku atau terkesan formal layaknya English
textbook.
6. Apakah sama antara saat orang berkomunikasi dengan teks tulis dengan saat
orang berbicara? Berikan contohnya
Jelas berbeda, berkomunikasi dengan teks tulis terkesan formal dan kaku.
Sedangkan saat berbicara lebih luwes dan enak didengar. Contoh:

Teks tulis Berbicara


How much are these vegetables? How much?
Bolehkah aku meminjam bolpoinmu? Pinjem ya

7. Cara berkomunikasi dengan orang lain agar komunikasi berjalan efektif


 Mendengarkan Lawan Bicara
 Mengajukan Pertanyaan
 Memberikan Informasi dengan Jelas
 Mengombinasikan Komunikasi Verbal dan Nonverbal
 Membangun Kepercayaan
 Mencegah dan Mengatasi Masalah
 Mendapat Pengarahan
 Meningkatkan Kekompakan
c. Politeness strategies
8. Menurut Anda apa yang harus diperhatikan ketika Anda berbicara?
Menurut saya yang harus diperhatikan saat berbicara yaitu yang pertama
berbicara dengan bahasa yang santun. Ada peribahasa yang menyatakan 'bahasa
menunjukkan bangsa, maknanya bahasa yang kita gunakan dalam percakapan
dengan orang lain akan menunjukkan bagaimana kepribadian kita sebenarnya.
Apa yang kita bicarakan atau kita tuliskan dapat menggambarkan siapa
sebenarnya kita. Bila orang berbicara tanpa memperhatikan sopan santun dan
senantiasa menggunakan bahasa yang kasar, pasti kita akan menyimpulkan jika
kepribadian orang tersebut tidak menyenangkan dan kurang baik.
9. Apa yang Anda ketahui tentang politeness strategies?
Politeness strategies/ strategi kesopanan merupakan strategi yang digunakan
untuk menghindari atau mengurangi efek pengrusakan citra diri yang muncul dari
face threatening acts yang dilakukan penutur.
10. Coba sebutkan contoh politeness strategies yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
 Bald on-record
Strategi ini tidak berusaha untuk meminimalkan ancaman terhadap wajah
orang lain. Namun hal ini masih sering kita jumpai dalam interaksi antara
teman dekat atau keluarga, karena mereka akan dengan bebas
mengungkapkan apa yang ingin mereka sampaikan tanpa mempedulikan
wajah lawan bicara. Bald on record kadang menimbulkan sedikit rasa tidak
nyaman dan malu. Contohnya: X : Matikan lampunya! Pada contoh diatas,
penutur akan dengan tanpa basa-basi meminta lawan bicaranya untuk
mematikan lampu dan ia juga tidak memperdulikan apakan lawan bicaranya
akan keberatan atau tidak jika lampunya dimatikan.
 Positive politeness
Strategi kesopanan ini digunakan dengan menunjukkan keramahan kepada
orang lain. contohnya: X : Jika sudah selesai membaca, tolong matikan
lampunya.
 Negative Politeness
Sebenarnya tujuan utama dari strategi ini yaitu agar penutur tidak menganggu
kenyamanan lawan bicaranya. Strategi ini akan menunjukkan sedikit jarak
antara pembicara dan lawan bicara atau mereka terlihat berada dalam situasi
yang canggung. contohnya: X : Apakah tidak masalah jika kumatikan
lampunya?
 Off-record strategy
Strategi ini menggunakan kalimat tidak langsung untuk mengungkapkan
sesuatu kepada lawan bicara. Strategi ini termasuk strategi yang paling
santun yang bisa kita gunakan. Startegi ini biasanya, digunakan pada orang
yang baru kita kenal, contohnya: X : Bukankah ruangan ini sudah cukup
pencahayaan dari jendela ini? Jadi dapat kita simpulkan bahwa semakin besar
jarak yang dimiliki kita dengan lawan bicara, maka semakin santun pula kita
akan bertutur.

Anda mungkin juga menyukai