Hadits Mursal. Bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi'in
menisbatkan langsung kepada Rasulullah SAW (contoh: seorang tabi'in (penutur2)
mengatakan "Rasulullah berkata" tanpa dia menjelaskan keadaan sahabat yang
menuturkan kepadanya).
Hadits Munqati' . Bila sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau 3
Hadits Mu'dal bila sanad terputus pada dua generasi penutur berulang-ulang.
Hadits Mu'allaq bila sanad terputus pada penutur 4 sampai penutur 1 (Contoh: "Seorang
pencatat hadits mengatakan, telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah
mengatakan...." tanpa dia menjelaskan sanad selang dirinya sampai Rasulullah).
Hadits mutawatir, adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa
sanad dan tidak terdapat probabilitas bahwa mereka semua sepakat sebagai berdusta
bersama akan hal itu. Berlaku hadits mutawatir memiliki beberapa sanad dan banyak
penutur pada tiap lapisan (thaqabah) berimbang. Para ulama berlainan argumen tentang
banyak sanad minimum hadits mutawatir (sebagian menetapkan 20 dan 40 orang pada
tiap lapisan sanad). Hadits mutawatir sendiri mampu dibedakan selang dua jenis yakni
mutawatir lafzhy (redaksional sama pada tiap riwayat) dan ma'nawy (pada redaksional
terdapat perbedaan namun ruang lingkup sama pada tiap riwayat)
Hadits hari pertama, hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak
sampai angkatan mutawatir. Hadits hari pertama pengahabisan dibedakan atas tiga jenis
selang lain :
Gharib, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu lapisan terdapat hanya
satu penutur, meski pada lapisan lain terdapat banyak penutur)
Aziz, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu lapisan)
Mashur, bila terdapat semakin dari dua jalur sanad (tiga atau semakin penutur pada
salah satu lapisan) namun tidak sampai derajat mutawatir.
Hadits Shahih, yakni angkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits shahih
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Sanadnya bersambung;
Hadits Hasan, bila hadits yang tersebut sanadnya berulang-ulang, diriwayatkan oleh
rawi yg tidak memihak namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz
serta cacat.
Hadits Dhaif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak berulang-ulang (dapat berupa
mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal) dan diriwayatkan oleh orang yang
tidak tidak memihak atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.
Pemanfaatan hadits dhaif
Pertama: Boleh mengamalkan hadits dhaif secara mutlak, baik dalam fadhail a'mal,
maupun dalam hukum syariat (halal, haram, wajib dan lain-lain) dengan syarat
dhaifnya tidak dhaif syadid (lemah sekali), dan juga tidak ada dalil lain selain hadits
tersebut, atau dalil lain yang bertentangan dengan hadits tersebut.
Kedua: Boleh dan sunnah mengamalkan hadits dhaif dalam hal fadhail a'mal, zuhud,
nasehat, kisah-kisah, selain hukum syariat dan akidah, selama hadits tersebut bukan
hadits maudu' (palsu). Dalam mengamalkan hadits dhaif dalam hal fadhail a'mal, para
ulama mensyaratkan 3 hal; yaitu:
2). Hadits tersebut masuk dalam salah satu kaidah syariat islam.
3). Ketika mengamalkannya kita tidak boleh menyakini kebenaran hadits tersebut,
supaya tidak menisbatkan sesuatu yang tidak diucapkan oleh baginda nabi.
Ketiga: Tidak boleh mengamalkan hadits dhaif secara mutlak, baik dalam hal fadahil
a'mal maupun dalam hukum syariat.
Ulama sepakat bahwa mengamalkan hadits dhaif dibolehkan, selama tidak berkaitan
dengan hukum halal dan haram, akidah, dan hanya sebatas fadha'il amal (perbuatan,
keutamaan-keutamaan akhlak). Dengan demikian, menyampaikan hadits dhaif,
seperti mengutip hadits dhaif dalam buku atau menyampaikannya dalam pengajian
dan majelis taklim dibolehkan.
Hadits Maudu, bila hadits dicurigai palsu atau hasil pekerjaan karena dalam rantai
sanadnya dijumpai penutur yang memiliki probabilitas berdusta.
Tadwin Hadits
Objek kajian Ilmu Hadits Riwayah adalah segala sesuatu yang dinisbatkan kepada
Nabi SAW., Sahabat, dan Tabiin, yang meliputi :
1) cara periwayatannya, yakni cara penerimaan dan penyampaian Hadits dari seorang
periwayat (rawi) kepada periwayat lain;
“Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang tidak untuk mencari keridhan Allah, tapi
hanya untuk mendapatkan nilai-nilai material dari kehidupan duniawi, maka ia tidak
akan mencium harumnya surga.” Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.
“Barangsiapa menuntut ilmu untuk menyaingi para ulama, atau untuk menyombongi
orang-orang bodoh atau untuk memalingkan pandangan orang-orang kepadanya,
maka Allah memasukkannya ke dalam neraka” Riwayat al-Tirmidzi.
“Barangsiapa mencari ilmu untuk menyaingi para ulama, atau menyombongi orang-
orang bodoh, atau agar hati orang-orang mengarah kepadanya, maka ia menuju ke
neraka” riwayat al-Hakim dan Thabrani dari Ka’ab Ibn Malik.
“Barangsiapa melewati suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah memudahkan untuknya
jalan ke surga” riwayat Muslim.
FIQIH IBADAH
1. Air Mutlak
Air Mutlak adalah air yang suci secara zatnya serta dapat digunakan untuk bersuci.
Menurut Abi Suja’ ada 7 macam air yang masuk dalam kategori air mutlak. Beliau
mengatakan:
اءFF وم,اء العينFF وم،ئرFFاء البFF وم،رFFاء النهFF وم،رFاء البحFF وم،ماءF ماء الس:المياه التي يجوز التطهير بها سبع مياه
وماء البرد،الثلج
“Air yang dapat digunakan untuk bersuci ada tujuh macam yaitu air hujan, air laut, air
sungai, air sumur, air sumber, air salju, dan air es.“
2. Air Musyammas
Air Musyammas adalah air yang telah dipanaskan dibawah terik panas matahari
dengan mengunakan wadah logam kecuali emas dan perak seperti besi dan baja. Air
ini suci secara materinya dan dapat digunakan untuk menghilangkan hadas dan najis
namun dihukumi makruh dalam penggunaannya pada tubuh seperti untuk wudu dan
mandi, sedangkan untuk mencuci pakaian air ini dihukumi mubah.
3. Air Musta’mal dan Mutaghayyar
Air pada klasifikasi ini dihukumi suci secara materinya namun tidak dapat digunakan
untuk bersuci.
Air Musta’mal: Air yang sudah digunakan untuk menghilangkan hadas atau najis,
tatkala tidak berubah sifatnya dan tidak bertambah ukurannya setelah terpisah
dari tempat yang dibasuh.
Contoh : Air bekas mandi atau wudu
Air Mutaghayyar : Air yang telah berubah salah satu sifatnya (baik warna, bau,
atau rasa) karena telah tercampur oleh sesuatu yang suci dengan perubahan yang
mencegah kemutlakan nama air tersebut.
Contoh : Air sumur yang telah tercampur kopi, maka kemutlakan nama air
(sumur) telah berubah sebab telah bercampur dengan sesuatu lain yang suci
(kopi) sehingga namanya berubah dari “air sumur menjadi air kopi”.
4. Air Mutanajjis
Air Mutanajjis bukanlah air yang dihukumi najis secara zatnya sebagaimana air
kencing atau air liur anjing. Air Mutanajjis adalah air awalnya suci namun telah
berubah hukumnya menjadi najis karena tercampur dengan sesuatu yang najis seperti
darah, kotoran cicak dan lain sebagainya. Adapun keadaan air tersebut bisa dihukumi
mutanajis adalah :
Ketika air tersebut telah mencapai 2 qullah (kurang lebih 270 liter) kemudian
terkena najis maka air itu akan dihukumi mutanajjis tatkala telah berubah salah
satu dari sifatnya baik bau, warna ataupun rasa.
Namun jika air itu kurang dari 2 qullah, maka akan tetap dihukumi mutanajjis
ketika terkena sesuatu yang najis meskipun salah satu dari sifatnya tidak berubah.
1. Najis mugholladhah (najis berat) adalah najis dari anjing, babi dan segala
keturunannya. Adapun cara mensucikan bagian suatu benda yang terkena najis
mugholladhah adalah
dengan tujuh kali basuhan, tidak kurang dari itu. Setelah dihilangkan dzat najisnya
dan sifat-sifatnya, salah satu basuhan itu dicampur dengan debu yang terpenuhi
syaratnya untuk tayammum.
2. Najis mukhoffafah (najis ringan) adalah najis yang berupa air seni anak laki-laki yang
belum genap berumur dua tahun dan belum pernah mengkonsumsi selain ASI.
Adapun cara mensucikan najis mukhoffafah adalah dengan memercikkan air pada
benda itu meskipun tidak mengalir. Diperintahkan baik bentuk dan sifat najis hilang
terlebih dahulu.
3. Najis mutawassithoh (najis sedang) adalah najis selain kedua macam yang telah
disebut. Najis mutawassithoh ini terbagi menjadi dua bagian:
a. Najishukmiyah, yaitu najis yang kita yakini adanya akan tetapi tidak nyata dzat,
bau, rasa maupun warnanya, seperti air kencing yang sudah lama kering, sehingga
sifat-sifatnya telah hilang. Cara mencuci najis ini cukup dengan mengalirkan air di
atas benda yang terkena najis.
b. Najis ‘ainiyah, yaitu najis yang masih terdapat dzat atau salah satu sifatnya seperti
bau, warna dan rasa. Cara mensucikan najis ini adalah dengan membasuh
(menghilangkan) dzat, bau, warna dan rasanya. Apabila bau dan warna sulit untuk
dihilangkan dengan cara dikerok, digosok maupun dicuci dengan sabun, maka
hukumnya dimaafkan.
Wudhu
Wudhu sendiri merupakan salah satu cara bersuci/an-nazhafah selain mandi. Wudhu
disyariatkan pada malam Isra Mi’raj sebagaimana kewajiban shalat. Wudhu
disyariatkan karena shalat merupakan munajat kepada Tuhan sehingga dibutuhkan
keadaan badan yang suci. Adapun rukun wudhu sebagai berikut:
1. Niat wudhu
Dilakukan secara berbarengan pada saat pertama kali membasuh bagian muka, baik
yang pertama kali dibasuh itu bagian atas, tengah maupun bawah. Bila orang yang
berwudhu tidak memiliki suatu penyakit maka ia bisa berniat dengan salah satu dari
tiga niat berikut:
a. Berniat menghilangkan hadats, bersuci dari hadats, atau bersuci untuk melakukan
shalat.
b. Berniat untuk diperbolehkannya melakukan shalat atau ibadah lain yang tidak
bisa dilakukan kecuali dalam keadaan suci.
c. Berniat melakukan fardhu wudhu, melakukan wudhu atau wudhu saja, meskipun
yang berwudhu seorang anak kecil atau orang yang memperbarui wudhunya.
Orang yang dalam keadaan darurat seperti memiliki penyakit ayang-ayangen atau
beser baginya tidak cukup berwudhu dengan niat menghilangkan hadats atau bersuci
dari hadats. Baginya wudhu yang ia lakukan berfungsi untuk membolehkan
dilakukannya shalat, bukan berfungsi untuk menghilangkan hadats. Sedangkan
orang yang memperbarui wudhunya tidak diperkenankan berwudhu dengan niat
menghilangkan hadats, diperbolehkan melakukan shalat, atau bersuci dari hadats.
2. Membasuh muka
Sebagai batasan muka, panjangnya adalah antara tempat tumbuhnya rambut sampai
dengan di bawah ujung kedua rahangnya. Sedangkan lebarnya adalah antara kedua
telinganya. Termasuk muka adalah berbagai rambut yang tumbuh di dalamnya
seperti alis, bulu mata, kumis, jenggot, dan godek. Rambut-rambut tersebut wajib
dibasuh bagian luar dan dalamnya beserta kulit yang berada di bawahnya meskipun
rambut tersebut tebal, karena termasuk bagian dari wajah. tetapi tidak wajib
membasuh bagian dalam rambut yang tebal bila rambut tersebut keluar dari wilayah
muka.
3. Membasuh kedua tangan beserta kedua sikunya
Dianggap sebagai siku bila wujudnya ada meskipun di tempat yang tidak biasanya
seperti bila tempat kedua siku tersebut bersambung dengan pundak.
4. Mengusap sebagian kecil kepala
Mengusap sebagian kecil kepala ini bisa hanya dengan sekadar mengusap sebagian
rambut saja, dengan catatan rambut yang diusap tidak melebihi batas anggota badan
yang disebut kepala. Seumpama seorang perempuan yang rambut belakangnya
panjang sampai sepunggung tidak bisa hanya mengusap ujung rambut tersebut
karena sudah berada di luar batas wilayah kepala. Dianggap cukup bila dalam
mengusap kepala ini dengan cara membasuhnya, meneteskan air, atau meletakkan
tangan yang basah di atas kepala tanpa menjalankannya.
5. Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki
Dalam hal ini yang dibasuh adalah bagian telapak kaki beserta kedua mata kakinya.
Tidak harus membasuh sampai ke betis atau lutut. Diwajibkan pula membasuh apa-
apa yang ada pada anggota badan ini seperti rambut dan lainnya. Orang yang
dipotong telapak kakinya maka wajib membasuh bagian yang tersisa. Sedangkan
bila bagian yang dipotong di atas mata kaki maka tidak ada kewajiban membasuh
baginya namun disunahkan membasuh anggota badan yang tersisa.
6. Tertib
Yang dimaksud dengan tertib di sini adalah melakukan kegiatan wudhu tersebut
secara berurutan sebagaimana disebut di atas, yakni dimulai dengan membasuh
muka, membasuh kedua tangan beserta kedua siku, mengusap sebagian kecil kepala,
dan diakhiri dengan membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki.
Sholat-sholat sunnah
Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) diantaranya:
a. Shalat Sunnat Wudhu’
Shalat sunat wudhu’ atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah
shalat yang dikerjakan setelah berwudhu’. Tata cara pelaksanaannya adalah:
1) Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca doa:
2) Selesai membaca doa tersebut,lalu melaksanakan shalat sunah wudhu 2
rakaat.
3) Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana shalat yang lain dengan ikhlas
sampai salam.
b. Shalat Tahiyyatul Masjid
Shalat Tahiyyatul Masjid adalah Shalat yang dilakukan sebagai penghormatan
terhadap masjid, dilakukan oleh orang yang masuk ke dalam mesjid sebelum ia
duduk.dikerjakan dua raka’at. Cara pengerjaannya sama dengan sholat sunat
yang lainnya.
c. Shalat Taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika ingin
bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan
dua raka'at dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk
melakukan shalat.
d. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika
matahari sedang naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta
sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at
shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2
raka'at sekali salam
e. Shalat Tahajud
Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai
selepas isya sampai menjelang subuh. Jumlah rakaat pada shalat ini tidak
terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya. Pembagian Keutamaan Waktu
Shalat Tahajud
a) Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
b) Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
c) Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu
subuh
f. Shalat Rawatib
Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat fardu.
Shalat sunah ini terbagi dalam shalat mu’akkad dan ghairu mu’akkad. Adapun
yang termasuk dalam shalat Sunah Rawatib adalah sebagai berikut
Mu’akkad
· Dua rakaat sebelum sholat subuh
· Dua rakaat sebelum sholat zuhur
· Dua rakaat sesudah sholat zuhur
· Dua rakaat sesudah sholat maghrib
· Dua rakaat sesudah sholat isya
Ghairu Mu’akkad
· Empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur
· Empat rakaat sebelum asar
· Empat rakaat sebelum maghrib
g. Shalat Istikhoroh
Shalat istikhoroh adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon kepada
Allah agar memberikan pilihan yang lebih baik dari dua perkara (pilihan) atau
lebih untuk menghapus keraguan hati dalam memilih, agar tidak menyesal
dilain hari nanti. Waktu mengerjakannya ialah setiap saat ada kepentingan
asalkan tidak waktu yang dilarang untuk mengerjakan shalat sunnah, baik siang
maupun malam hari. Namun utamanya jika dikerjakan dimalam hari
sebagaimana shalat tahajud, pada sepertiga malam yang terakhir.
h. Shalat Muthlaq
Shalat Muthlak adalah shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu, kecuali pada yang
dilarang untuk mengerjakan shalat sunnat, misalnya sesudah shalat subuh dan
shalat ashar. Waktu-waktu yang dilarang dalam mengerjakan shalat mutlak:
(a) Disaat matahari akan terbit sampai naik sepenggalah (setinggi tombak).
(b) Disaat matahari berada ditengah-tengah persis sampai tergelincir kebarat
(lingsir).
(c) Disaat matahari akan terbenam sampai terbenam secara sempurna (tiba
waktu maghrib).
(d) Setelah shalat ashar sampai matahari terbenam.
(e) Setelah shalat subuh sampai matahari naik sepenggalah (setinggi tombak).
i. Shalat Safar
Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah, ia
dianjurkan mengerjakan solat safar dua rakaat; demikian pula sesudah tiba di
rumah kembali. Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya
berlainan, yaitu berniat solat safar sunnat karena Allah SWT. Selesai solat
berdoalah agar perjalanan diridhai, dimudahkan dan diselamatkan Allah SWT.
dalam perjalanan, baik pribadi, tugas maupun keluarga yang ditinggalkan.
Puasa
1. Pengertian Puasa
Menurut bahasa puasa berarti “menahan diri”. Menurut syara’ ialah menahan
diri dari segala sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar hingga
terbenam matahari, karena perintah Allah semata- mata, serta disertai niat dan
syarat-syarat tertentu.
2. Syarat Wajib Puasa:
Islam
Baligh
Berakal
Sehat
Bermukim (Tidak Musafir)
Suci (Dari Haid Dan Nifas)
3. Syarat Sah Puasa:
Islam
Berakal & Mumayyiz
Suci (Dari Haid Dan Nifas)
Nyata masuknya bulan Ramadhan.
4. Rukun-Rukun Puasa:
Berniat
Menahan Diri Dari hal hal Yang Membatalkan Puasa.
5. Yang Membatalkan Puasa:
Makan Dan Minum Dengan Sengaja.
Memasukkan Dengan Sengaja Benda Ke Dalam Rongga Yang Terbuka.
Muntah Dengan Sengaja.
Keluar Haid & Nifas.
Gila.
Murtad.
Keluar Mani Dengan Sengaja.
Bersetubuh Pada Siang Hari.
6. Hal hal Sunah Ketika Puasa:
Segera Berbuka Puasa.
Berbuka Dengan Kurma atau yang Manis manis.
Baca Doa.
Melambatkan Bersahur.
Banyakkan Baca Al-Quran, Berzikir, Berselawat Dan Membuat Amal
Kebajikan.
Senantiasa Bersedekah.
Jauhkan Diri Dari Berbicara Hal hal Yang Sia-Sia, Dan Perbuatan Yang
Tidak Membawa Manfaat.
Mandi Junub Lebih awal Sebelum Masuk Waktu Subuh.
7. Makruh Ketika Puasa:
Bersuntik, kecuali untuk tujuan berobat.
Berbekam.
Berkumur-Kumur.
Memasukkan Air Ke Dalam Rongga Hidung Secara Berlebihan.
Mandi Yang Berlebihan.
Mencicipi Rasa Makanan Di Ujung Lidah.
Orang Sakit Yang Masih Ada Harapan Untuk Sembuh.
Orang Yang Musafir (Bukan Kerana Maksiat)
Orang Yang Kedatangan Haid Dan Nifas.
Orang Yang Meninggalkan Niat Puasa.
Orang Yang Sengaja Melakukan Hal hal Yang Membatalkan Puasa.
Orang Yang Mabuk tidak Sadar Dan Hilang Ingatan.
Orang Yang Sangat Lapar Dan Dahaga.
8. Mereka Yang Dikenakan Membayar Fidyah Puasa:
Mereka Yang Tidak Dapat Mengqadaa Puasa Sehingga Masuk Ramadhan
berikutnya. (Fidyahnya : 1 takaran sedang berupa beras untuk setiap hari
puasa yang ditinggalkan di samping tetap mengqoda puasa) Untuk setahun
tertinggal. Kalau tidak di qoda sampai melampaui 2 tahun, maka di
kenakan 2 takaran, dan puasa tetap juga 1 hari (Tidak Tambahan).
Orang sakit yang tidak ada harapan sembuh.
Orang yang uzur, pikun, terlalu tua dan sudah tidak kuat lagi untuk
berpuasa.
Orang yang ada qoda Puasa, tetapi keburu meninggal Dunia sebelum
sempat berbuat demikian. (Fidyahnya : Dilaksanakan oleh kerabat
Almarhum/ah, dan diambilkan dari harta peninggalannya)
Perempuan yang mengandung atau yang menyusukan anaknya, perlu
mengqoda Puasa dan membayar Fidyah 1 takaran Beras bagi setiap hari
yang ditinggalkan sekiranya dia meninggalkan Puasa kerana khawatir
anaknya, tetapi, jika sekiranya dia khawatir membahayakan pada dirinya,
dia hanya wajib mengqoda puasanya.
9. Macam-macam puasa
Puasa Ramadhan
Puasa enam hari bulan syawal
Puasa hari senin kamis
Puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijah)
Puasa tiga hari setiap bulan (hari bidh)
Puasa hari ke – 9 pada bulan Muharram (puasa Tasu’a)
Puasa pada hari Asyura (10 Muharram)
Puasa bulan Sya’ban
Puasa Daud
Puasa delapan hari bulan Dzulhijjah sebelum hari ‘Arafah (puasa
Tarwiyah)
Puasa pada bulan-bulan yang terhormat (al-asyhar al-hurum)
Ex:
o I can’t choose which is best between Nora and Harris
o Mom finally decided to buy both mozzarella and asparagus pizza
o Neither Faris nor Keyla will come to your birthday party
3) Subordinate conjunction (AWWUBIS) After, Although, As, As if,
When, While, Whenever, Why, Whom, Who, When, Where, Until,
Unless, Because, Before, If, Since,
Although (meskipun) maknanya kontras
Ex: She walked home by herself although she knew that it was
dangerous.
After (setelah)
Ex: I went to the post office immediately after I left you.
As
As = Because sebab-akibat
Ex: You can go first as you are the oldest
As = While (ketika) keterkaitan clause 1 dan clause 2
Ex: I saw him as I was coming into the building
As = Like (seperti) menegaskan kalimat sebelumnya
Ex: As I said, I think the proposal needs further consideration.
When
Ex: When he will arrive is not important.
What
Ex: I don’t understand what you mean
Who
Ex: The woman who helped you yesterday is my friend
Whom
Ex: I don’t know the woman whom you helped yesterday
Which
Ex: The bag which is on the table is mine
Whose
Ex: The girl whose bag is big is my neighbor
Until (sampai) menunjukkan batas waktu
Ex: It is better for us to wait until Antony is here
Before
Ex: Before I go to class, I eat breakfast.
If
Ex: If you sleep late, you will be sleepy.
Since = because
Ex: Since we have some minutes to wait for the train, let’s have a cup
of coffee
Antar kalimat dan antar paragraf
Conjunctive Adverb
Addition: in addition, next, also, again, besides, moreover, furthermore,
Comparison: also, likewise, similarly,
Consession: granted, of course, still, nevertheless,
Result: so, thus, therefore, consequently, hence, as a result, accordingly,
Contrast: still, however, instead, in spite of, rather, nonetheless,
nevertheless, on the other hand,
Emphasis: indeed, of course, certainly, further,
Illustrate: for example, that is, for istance,
Summarize: all in all, that is, in summary, finally, in conclusion,
Time: then, next, afterward, at last, at the same time, before, meanwhile,
lately, finally, now, since, in the meantime
b. Elaboration
Setelah mengetahui kilasan tentang kejadian yang diangkat,
pembaca akan dibawa ke dalam beberapa situasi yang biasanya
menjadi ide pendukung dari kejadian inti. Ide pendukung ini
dikemas di dalam paragraf setelah newsworthy event yang biasa
dikenal dengan elaboration. Elaboration sendiri juga bisa berupa
penyebab-penyebab dari main events. Di sinilah penjelasan
mengenai main events dibahasa termasuk waktu, pelaku,
kejadiannya, dll.
c. Source
Dalam tahap terakhir ini, seorang pembelajar akan melihat sendiri
ciri khas dari news item text. Dikarenakan teks jenis ini adalah teks
berita sehingga sumber berita yang valid adalah sesuatu yang
mutlah sehingga diperlukan adanya sumber yang tercantum baik
berupa ahli, catatan para ahli maupun riset yang dilakukan para
ahli.
Procedure text
a. Aim/goal (tujuan)
Terletak pada judul teks dan digunakan untuk menunjukkan tujuan
dari teks tersebut. Contoh: How to Make Noodle
b. Ingredients/materials
Berisi bahan atau alat yang diperlukan dalam langkah-langkah
melakukan prosesnya. Contoh: The materials to make an omelet
are egg, onion, vegetable oil, salt, and pepper.
c. Steps/methods
Berisi cara, metode, atau langkah yang dilakukan untuk mencapai
tujuan pada teks tersebut. Contoh: First, wash the tomatoes. Then
cut it into slices.
Information report
a. General Classification
Bagian ini berisi pernyataan umum yang menjelaskan keterangan
objek dari Report Text ini.
b. Description
Bagian ini biasanya memberikan gambaran fenomena atau situasi
yang terjadi, baik bagian-bagiannya, sifat, kebiasaan ataupun
tingkah lakunya. Pada intinya, bagian ini menjabarkan klasifikasi
yang disajikan secara ilmiah. Namun, hal yang perlu diingat bahwa
Report Text bukan merupakan teks berita, tetapi teks faktual
ilmiah.
Announcement
a. Opening atau pembuka
Ini adalah struktur pertama dalam announcement text. Secara
umum, bagian opening dari announcement text akan ditandai
dengan judul (title/type of event), greeting, tujuan pengumuman,
atau garis besar yang akan disampaikan dalam isi pengumuman.
Kamu dapat menuliskan judul dengan menarik agar menarik
perhatian banyak orang untuk membaca pengumuman tersebut.
b. Content alias isi
Yap, sudah pasti ini merupakan bagian inti dari announcement text.
Oh ya, tak jarang bagian content disebut juga dengan explanation,
guys. Kamu bisa menuangkan informasi detail di sini untuk
menjawab pertanyaan apa, di mana, kapan, dan bagaimana.
c. Closing a.k.a penutup
Sebetulnya pada penutup isinya cukup beragam. Di sini, kamu bisa
menuliskan imbauan, tambahan informasi, contact person, media
sosial, call to action, ucapan terima kasih, dan juga salam penutup.
Invitation
a. Receiver/To: nama orang yang dituju/yang diundang
b. Body of invitation/isi undangan: Isi undangan biasanya berupa hal
hal berikut ini:
Subjek: Nama Acara
Day or Date: Hari dan tanggal
Time: Waktu yang ditetapkan
Place: Tempat dimana acara tersebut diadakan
c. Sender/from: Orang yang mengirim undangan
Personal letter
a. Place and Date (Tempat dan Tanggal Surat)
Walaupun bukan surat resmi, sebaiknya personal juga harus
mencantumkan nama tempat dan tanggal surat.
b. Sender Address (Nama dan alamat Anda)
Dalam menulis surat, maka biasanya orang akan menuliskan nama
dan alamat pengirim.
c. Greeting (Salam Pembuka dan Penutup).
Berikut beberapa salam pembuka yang dapat digunakan dalam
menulis surat pribadi (personal letter): Dear Mary, Dear My
beloved friends, Dear My lovely brother, Dear Sir, Dear Madam,
Dear My Teacher, Dear My cousin, etc.
Berikut beberapa salam Penutup : Sincerely yours, Your Sincerely,
Your Friend, Your Faithfully, From me, Love, Faithfully your,
Yours truly, Sincerely, Respectfully yours, Regards, etc.
d. Content (Isi Surat)
Isi surat biasanya akan menceritakan tentang alasan menulis surat
tersebut dan akan menjawab mengapa orang tersebut mengirim
surat. Inilah inti dari surat kepada teman tersebut.
e. Signature (Tanda Tangan )
Biasanya walaupun nama dan alamat pengirim telah ditulis diawal
surat tetapi untuk tanda tanda surat penulis surat juga akan
menuliskan namanya.
Application letter
a. Heading: A letter of application should begin with both you and the
employer's contact information (name, address, phone number,
email) followed by the date).
b. The Salutation
Dear Sir
Dear Madam
Dear Mr. Alvin
c. Body of the letter
Opening paragraph
Berisi maksud pelamar berupa posisi yang diinginkan sesuai
lowongan yang dipublikasikan/tersedia. Contoh :
I am writing to apply for the.....
I wish to apply for the position as a ….
I am interested in applying for ….
Middle paragraph
Menceritakan secara ringkas tentang
pengalaman/pendidikan/keterampilan/kelebihan yang pelamar
miliki
Closing paragraph
Bagian yang berisi harapan untuk mendapat perhatian.
Contoh:
I hope my qualifications and working experiences could be
your consideration and look forward to your reply.
I am very much willing to come over for a personal interview
with you anytime during office hours
If you need any further information, you may contact me at
047.791.2991. I look forward to hearing from you soon.
d. Complimentary Close (Salam Penutup)
Contoh: as : Best / Sincerely / Sincerely yours / Faithfully /
Respectfully yours, followed by your name.
e. Signature (Tanda Tangan)
oʊ dan əʊ
ɑː dan ɒ
æ dan ɑː
uː dan juː
Inggris-UK Inggris-Amerika
-oe-/-ae- -e-
(contoh: anaemia, (contoh anemia,
diarrhoea, diarrhea,
encyclopaedia) encyclopedia)
-ell- -el-
(contoh: cancelled, (contoh: canceled,
jeweller, jeweler, marvelous)
marvellous)
-ise -ize
(contoh: appetiser, (contoh: appetizer,
familiarise, familiarize,
organise) organize)