Siti Rohmatul Ummah,Lc., M.Ag Achmad Afandi Muhammad Shobirin H Nabila Salsa A Nikmatul Nazilah Nikmatul Ula Nanda M Yani Listyaningsih Warda Fatima 3 4
Pengertian dan Implikasi Kuantitas
Pembagian Hadits Sanad terhadap 1 2 Ahad Kualitas Sanad dan Pengertian, Syarat, Kehujjahan Pembagian Hadits berdasarkan Kuantitas dan Jenis Hadits Sanad ada 2 : Mutawatir. 1. Hadits Mutawatir 2. Hadist Ahad Hadits Mutawatir. Hadist yang mempunyai jalan 1 periwayatan/sanad yang terbatas pada bilangan tertentu.
Berdasarkan tinjauan kuantitas hadits Hadits Ahad.
ataupun cara sampainya hadits kepada kita, Hadits yang mempunyai jalan jumhur ulama membagi 2 bagian yaitu : 2 periwayatan yang /sanad yang terbatas pada bilangan tertentu. Ada beberapa pengertian diantaranya: • Hadits Shohih yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang secara logika dan kebiasaan mustahil mereka sepakat berdusta, diriwayatkan oleh sejumlah perowi yang sama, baik pada awal sanadnya, Tengah, maupun akhir. • Setiap Khobar yang jumlah perowinya mencapai bilangan yang secara adat mustahil terjadi kesepakatan mereka untuk berdusta. 1 Diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang banyak.
Adanya kesinambungan jumlah perawi
2 yang banyak dalam setiap tabaqah sanadnya. Meski ada pertimbangan menurut adat 3 dan akal yang mengindikasikan kemustahilan mereka untuk berdusta dengan jumlah yang banyak tersebut Khabar tersebut harus berdasarkan 43 empiris. Hadits mutawattir dibadi menjadi dua: 2. Mutawattir ma’nawi 1. Mutawattir Lafdzi hadits yang maknanya mutawattir yaitu hadits yang lafadz dan maknanya sedangkan lafadznya tidak mutawattir. Hadit ini mutawattir. Contoh: menunjukkan satu makna yang sama dengan من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار beberapa lafadz yang berbeda, misalnya hadits “barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku tentang Raf’ul Yadaini bid Du’a. maka dia akan mendapatkan tempat duduknya dari api neraka”. Hadits ahad merupakan kebalikan dari hadits mutawattir, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi yang di dalamnya tidak dipenuhi syarat-syarat hadits mutawattir. 3. Hadits Fard hadits yang di dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam periwayatannya, baik di dalam setiap tabaqah maupun hanya pada sebagian tabaqah saja. 1. Hadits Masyhur/Hadits Mustafid 4. Hadits Gharib yaitu hadits yang diriwayatkan yaitu hadits yang diriwayatkan oleh oleh 3 orang atau lebih dalam setiap lebih dari seorang perawi pada asal sanad. tabaqahnya selama tidak mencapai Kemudian pada tabaqah selanjutnya ada batasan mutawattir. seorang perawi yang menyendiri dalam 2. Hadits ‘Aziz periwayatannya. yaitu hadits yang mensyaratkan adanya tidak lebih sedikit dari 2 orang perawi yang meriwayatkannya, meskipun hanya ada dalam satu tabaqah. sedangkan keterlibatan sanad terhadap kehujjahan yaitu masing-masing hadis mutawatir, Keterlibatan aspek hadis masyhur dan hadis ahad memberikan kuantitas sanad terhadap implikasi tersendiri terhadap kehujjahan seperti kualitas sanad terlihat pada dalil qat‘iy, dzanniy yufidut-tama’ninah, dan konsep-konsep yang zanniy saja. Dan masing-masing bagian tersebut berkembang pada kualitas mempunyai dampak hukum yang berbeda. sanad. Mengingkari hadis mutawatir hukumnya kafir, mengingkari hadis masyhur yang sahih hukumnya fasiq, sedangkan hadis ahad yang sahih wajib diamalkan.