Anda di halaman 1dari 1

DEFINISI HADIST MUTAWATIR

Secara etimologis, kata mutawatir berarti berturut-turut ( al-tatabu’). Sedangkan


secara istilah, Hadist mutawatir didefinisikan oleh beberapa ulama.
 Menurut Ibn Shalah  Suatu ungkapan tentang beita yang diriwayatkan
oleh orang yang menghasilkan ilmu dengan kebenarannya secara pasti.
 Menurut Imam Nawawi  Hadist yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang
menghasilkan ilmu dengan kebenaran mereka secara pasti dari orang yang sama
keadaannya dengan mereka mulai awal sampai akhir.
 Menurut M. ‘Ajjaj Khathib  Hadist yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang
mustahil secara adat melakukan pendustaan secara berjama’ah, yang diterima dari
sejumlah perawi yang sama dengan mereka baik dari awal sampai akhir sanad dengan
syarat tidak kurang dari jumlah perawi pada seluruh tingkatan sanad.
 Menurut Imam Bazdawi  Hadist yang sanad nya bersambung kepada
Rasulullah dengan tanpa syubhah, seperti orang yang mendengarkan langsung pada
orang yang menyampaikan dan mustahil untuk berdusta, karena jumlah perawi yang
sangat banyak dan adil.
 Menurut al-Baghdadi  Suatu hadist yang diriwayatkan oleh sekelompok
orang dengan jumlah tertentu yang menurut kebiasaan mustahil untuk mendustakan
kesaksiannya.
DEFINISI HADIST AHAD
Secara bahasa, kata Ahad artinya satu. Menurut Ahmad ‘Umar Hashim, Hadist Ahad
disebut sebagai khabar ahad, yakni kahabr yang dinukil oleh orang banyak, akan tetapi
tidak mencapai derajat mutawatir. Secara umum hadist ahad dipahami sebagai khabar
yang jumlah perwaihnya tidak mencapai batas jumlah perawi hadist muatawatir, baik
satu, dua dan seterusnya. Adapun secara istilah:
 Syaikh Manna’ Al-Qathan  Hadist yang tidak terkumpul padanya syarat-
syarat mutawatir atau tidak memenuhi syarat-syarat mutawatir.
 Ajjaj Al-Khathib  Hadist yang diriwayatkan oleh satu orang
perawi, dua atau lebih, selama tidak memenuhi syarat hadist mutawatir atau hadist
masyhur.

Anda mungkin juga menyukai