BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
salah satunya adalah persamaan diferensial, maka model penggunaan diferensial ini
fungsi, maka sebagai kaitan permasalahan yang muncul di dalam teori ekonomi di
perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Diferensial dapat
pula di sidik kedudukan-kedudukan khusus dari fungsi yang sedang dipelajari seperti
titik maksimum, titik belok dan titik minimumnya jika ada. Berdasarkan manfaat-
manfaat inilah konsep diferensial menjadi salah satu alat analisis yang sangat penting
2. RUMUSAN MASALAH
3. BATASAN MASALAH
diferensial pada matematika ekonomi yang membahas tentang pajak, laba dan
investasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN DIFERENSIAL
dy
Derivative atau turunan tidak dianggap sebagai suatu hasil bagi atau
dx
Δy
lambang yang menyertakan limit dari , sewaktu ∆ x mendekati nilai nol sebagai
Δx
limit. Akan tetapi untuk dapat memahami masalah-masalah kita dapat menafsirkan dx
kalkulus integral dan pada pendekatan perubahan dalam variabel yang berkaitan
Jika f ' ( x ) merupakan derivative dari fungsi f (x) untuk nilai x tertentu dan ∆ x
persamaan:
dy
df ( x )=f ' ( x )= ∆x
dx
Jika f ( x )=x, maka f ' ( x )=1, dan dx=∆ x. Jadi jika x merupakan variabel bebas, maka
' dy
Jika y=f (x ), maka dy =f ( x ) dx= dx
dx
DAN BISNIS
2.1 Laba
Pada umumnya, ukuran yang sering kali digunakan untuk menilai berhasil
atau tidaknya manajemen suatu perusahan adalah dengan melihat laba yang diperoleh
perusahaan. Laba bersih merupakan selisih positif atas penjualan dikurangi biaya
Laba adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total, atau secara
π=TR−TC
Di mana: π = Laba
TR = Penerimaan total
TC = Biaya total
Penerimaan total (TR) maupun biaya total (TC) adalah fungsi dari Q. oleh
karena itu, untuk memperoleh tingkat banyak barang yang dapat memaksimumkan
laba kita harus memenuhi syarat pertama yang diperlukan (necessary condition)
5
dπ
=0
dQ
d ( TR−TC )
=0
dQ
dTR dTC
− =0
dQ dQ
dTR dTC
karena =MR dan =MC , maka persamaan di atas dapat ditulis
dQ dQ
kembali menjadi:
MR=MC
Jadi, syarat pertama untuk suatu banyak barang yang optimum secara
ekonomi adalah penerimaan marginal sama dengan biaya marginal. Tetapi syarat
yang pertama belum menjamin adanya suatu maksimum atau minimum. Oleh karena
itu, kita harus memeriksa syarat kedua yang mencukupkan (sufficient condition),
yaitu: derivative kedua dari fungsi laba terhadap Q harus lebih kecil dari nol, hasilnya
adalah:
d2 π
<0
d Q2
6
Jadi, syarat yang kedua cukup untuk membuat laba secara maksimum dengan
Contoh 1
Jika diketahui fungsi permintaan dari suatu perusahaan adalah P=1000−2 Q dan
Diketahui:
P=1000−2 Q
=( 1000−2Q ) ×Q
= 1000 Q−2 Q2
dπ
Turunan pertama: = −3 Q 2 +114 Q−315
dQ
= Q 2−36 Q+105
= ( Q−35 ) (Q−3)
d2 π
Turunan kedua: = −6 Q+114
d Q2
d2 π
Jika Q 1=3 , maka = −6 ( 3 ) +114=96, 96> 0 (Laba minimum)
d Q2
d2 π
Jika Q 2=35 , maka = −6 ( 35 ) +114=−66, −66< 0 (Laba maksimum)
d Q2
= −( 42875 )+ 69825−11025−2000
=26950−13025
=13.925
P=1000−2 Q
8
= 1000−2 ( 35 )
= 1000−70
= 930
= 42875−24250
= 18.625
R= 1000 Q−2 Q2
= 1000 ( 35 )−2(35)2
= 35000−2450
= 32.550
Rp.930 per unit, dengan jumlah produk sebesar 35 unit agar dapat memaksimalkan
laba sebesar Rp.13.925 dimana pendapatan perusahaan adalah Rp. 32.250, dan biaya
2.2 Pajak
9
misalnya pajak penjualan yang dikenakan pemerintah terhadap setiap unit produksi
pajak tersebut. Untuk itu pemerintah harus menentukan berapa tarif pajak yang akan
Total pajak yang akan diterima pemerintah T =t × Q dimana t :tarif pajak yang
dikenakan pemerintah, dan Q :jumlah barang yang diproduksi dan dijual oleh
pajak.
Dari sudut pandang pengusaha setelah ada pengenaan pajak dari pemerintah
adalah:
=R−( C+T )
=R−C−T
=R−C−t . Q
Contoh 2
Jika diketahui fungsi permintaan dari suatu perusahaan adalah P=−5Q+100 dan
fungsi biaya perusahaan tersebut adalahC=5 Q2−30 Q, hitunglah tarif pajak yang
10
total pajak maksimum serta total pajak maksimum yangdiperoleh oleh pemerintah!
Diketahui:
P=−5Q+100
C=5 Q 2−30 Q
=(−5 Q+100 ) ×Q
= −5 Q 2 +100Q
=R−( C+T )
=R−C−T
=R−C−t . Q
130−t =20Q
11
20 Q=130−t
130−t
Q=
20
26 1
Q= − t
4 20
26 1
Jadi, dengan memproduksi sebanyak Q= − t , pengusaha akan memperoleh
4 20
laba maksimum.
Pajak : T =t ¿ )
26 1
¿ t− t2
4 20
26 1
Turunan pertama : Pajak ' = − t=0
4 10
t 26
=
10 4
4 t=260
t=65
26 1
Q= − (65 )
4 20
26 65
¿ −
4 20
¿ 6,5−3,25
¿ 3,25
T =t . Q
¿ 65 ×3,25
¿ Rp.211,25
Jadi,pajak yang harus dikeluarkan oleh pengusaha jika ia menghasilkan 3,25 unit
2.3 Investasi
Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
investasi. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana yang ada
Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan
yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat
untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan
meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan
dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan
Contoh 3
Penyelesaian :
Ambil y (t) sebagai jumlah uang (modal tambah bunga) pada saat t. Maka laju
dy 8
= y
dt 100
Sehingga:
(1008 )t
y (t)= y (0 )e
14
(1008 )25
y ( 25 )=5.000 .000 ×e
= Rp.36.945.280,49
BAB III
PENUTUP
dπ
menentukan laba maksimum yang diperoleh pengusaha yaitu =0 dan
dQ
d2 π
<0.
d Q2
diferensial sederhana.
15