Anda di halaman 1dari 2

Teknik Menulis Puisi: Kenning

oleh Dedy Tri Riyadi

Kenning berasal dari kata “kenna eitt vio” yang artinya adalah “mengekspresikan sesuatu hal dengan
menggunakan hal-hal lainnya.” Kenning sejatinya bermakna teori. Pemahaman lainnya berarti “untuk
memahami,” karena kenning adalah pendefinisian satu kata menjadi beberapa kata yang
menggambarkan kata tersebut. Secara ringkas, kenning adalah kata-kata yang digunakan untuk
mendeskripsikan sesuatu. Definisi lain dari kenning adalah “compressed metaphor,” meskipun
sebenarnya yang terjadi adalah membuat sebuah metafora dari dua tiga kata yang mencerminkan kata
yang (akan) diwakili itu.
Kenning berasal dari daratan Eropa Utara. Puisi-puisi lama Nordik / Viking menggunakan kenning dalam
pembuatannya, lalu kenning masuk ke dataran Inggris Raya. Beberapa contoh penerapan kenning bisa
ditemukan dalam khazanah literasi mereka, seperti
a. bone-house yang berarti tubuh,
b. beadolema (battle-light) yang berarti pedang,
c. wave-floater berarti kapal,
d. hwaelweg (whale-way/road) artinya laut,
e. fischestel (fish hotel / fish home) artinya juga laut,
f. seolbaeth (seal-bath) itu laut juga,
g. bright-sweetnes, mendeskripsikan minuman berwarna terang dan berasa manis, yaitu mead (sejenis
minuman berbasis madu),
h. Awakened Sleeper, menceritakan sesuatu yang sudah tertidur lalu bangun kembali, yaitu hantu,
i. Gold friend, mereka yang memiliki harta berupa emas, yaitu raja-raja atau bangsawan,
j. Ground’s embrace, atau ground’s hug, yaitu mereka yang jatuh ke pelukan bumi atau kematian,
k. Earth-Maker, pencipta jagad, siapa lagi kalau bukan Tuhan yang dimaksud,
l. Ship’s guide, yang berarti bintang, karena dulu kapal berlayar dengan bantuan rasi bintang untuk
menunjukkan arah.

Kenning di sana diajarkan kepada anak-anak, untuk membuat puisi atau teka-teki. Sebenarnya, ini
memberikan jalan agar anak-anak itu paham bagaimana caranya mengamati sesuatu dan
mendeskripsikannya, sebelum melangkah lebih lanjut pada membuat metafora. Ambil contoh, ini
tentang bagaimana mereka mendeskripsikan burung menggunakan kenning.
Burung:
1. Pemakan cacing,
2. Pembuat sarang,
3. Pengisi bantal (tentu maksudnya, bulu-bulu unggas itu biasa digunakan untuk pengisi bantal),
4. Penggiling biji
5. Pelahap ikan (tentu maksudnya burung pelikan / komodor yang suka makan ikan sekali telan),
6. Penerbang cekatan,
7. Buronan kucing,
8. Penghuni pohon,
9. Penyambar akrobatik,
10. Pelantun kicauan, dan masih banyak lagi.

Dalam perkembangannya, kenning juga dipergunakan untuk istilah-istilah yang sering kita dengar
seperti first lady atau dalam bahasa Indonesia Ibu Negara, bookworm atau kutubuku untuk para
penikmat buku, pertemuan empat mata, mind-blowing, kickass, badass, dan sebagainya.

Lalu, bagaimana jika dikaitkan dengan puisi? Puisi dengan kenning ini biasanya adalah puisi dengan kata
pada judul sebagai hal yang dijabarkan dalam tubuh puisinya. Seperti contoh berikut;

Parents

Nappy changer
Dinner maker
Face kisser
Big huger
Mistake forgiver
Money giver
Taxi driver

Saya mencoba memodifikasi kenning ini untuk membuat puisi yang berbeda dengan puisi model kenning
yang sudah ada itu. Hal ini karena kenning seolah hanya mengumpulkan metafora-metafora atau
memberikan beberapa pengandaian hanya untuk satu hal saja. Jadi semua larik dalam puisi kenning itu
akan merujuk pada satu hal saja. Untuk itu, rasanya perlu dikembangkan lagi.
Sebagai bahan, saya ambil berita ringan ini: Keren! Ada Taman Layang di Seoul. Judulnya saja.
Karena judul sudah pasti menggambarkan isi. Nah, judul ini yang hendak kita main-mainkan dengan
teknik kenning ini.
Keren menurut KBBI berarti tampak gagah dan tangkas, atau perlente (berpakaian bagus, berdandan
rapi, dan sebagainya). Saya kenning-kan kata “keren” menjadi “Ia yang dilebihkan dari yang lainnya.”
Kata selanjutnya adalah “ada.” Saya kenning-kan jadi “dimunculkan ke hadapanmu.” Taman, menjadi,
“sekumpulan wangi dan warna.” Layang, menjadi, “dari suatu ketinggian.” (di) Seoul, menjadi, “jauh dari
sisimu.”

Maka judul berita tadi jika disusun akan menjadi seperti ini:

Ia yang dilebihkan dari yang lainnya


telah dimunculkan ke hadapanmu,
sebagai sekumpulan wangi dan warna
dari suatu ketinggian, yang jauh
dari sisimu.

Bagaimana, asyik bukan?

Source: Catatanpringadi.com

Anda mungkin juga menyukai