HANIFATUSSALMA FAHLI
MUMTAZA HAREZ
NAJWA SABINA
( X IPA 3)
Tinjauan hadis dengan menelusuri jumlah perawi yang menjadi sumber adanya suatu
hadis.
A. HADIS MUTAWATIR
Mutawatir berasal dari bahasa arab tawatara " "تَ َواتَ َرyang berarti berturut-turut, atau
sesuatu yang datang secara beriringan tanpa disela antara satu dengan lainnya.Sedang
menurut istilah, Hadits Mutawatir ialah:
B. HADIS AHAD
Kata ahad atau wahid berdasarkan segi bahasa berarti satu, maka khabar ahad atau
khabar wahid berarti suatu berita yang disampaikan oleh satu orang.
Syarat – syarat hadis ahad :
a. Perawi hadis ahad tidak mencapai jumlah banyak yang meyakinkan bahwa
mereka tidak mungkin sepakat bohong sebagaimana dalam hadis mutawatir.
b. Ia hanya diriwayatkan satu, dua, tiga, empat dan atau lima yang tidak mencapai
mutawatir.
B. HADIS HASAN
Secara bahasa hasan berarti baik, sehingga terkadang hadis hasan ini dapat dijadikan
dasar hukum.
Syarat hadis hasan:
1. Perawinya adil
2. Ke dabitan perawi ada dibawah hadis shahih
3. Sanandnya bersambung
4. Tidak ada illat
5. Tidak syaz
C. HADIS DHOIF
Kategori hadis yang terakhir ialah hadis dhaif atau lemah. Hadis yang tidak memenuhi
persyaratan hadis shahih dan hadis hasan. Disebutkan dalam Mandzumah Bayquni, hadis
dhaif ialah: "Setiap hadis yang kualitasnya lebih rendah dari hadis hasan adalah dhaif dan
hadis dhaif memiliki banyak ragam." Sehingga hadis dhaif tidak bisa dijadikan sebagai
sumber hukum. Sebaiknya, saat menyelesaikan masalah baru, berurutan dasar hukum dari
AlQuran, lalu hadis, baru ke ijma' atau kesepakatan para ulama, dan baru qiyas. Selanjutnya
bila masih belum ada titik terang dengan mempertimbangkan melalui Istihsan, Ijtihad, lalu
Urf.