Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

“ MORFOLOGI TUMBUHAN”

Disusun oleh:

GLENSI NINGRAT

4521031009

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Glensi Ningrat


Stambuk/Nim : 45 21 031 009
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Judul Praktikum : Morfologi Tumbuhan
Tanggal Praktikum : 02 Desember 2021
Kelompok : 1 (satu)

Laporan praktikum “Morfologi Tumbuhan” ini merupakan salah satu syarat untuk
mengikuti praktikum selanjutnya pada mata kuliah Biologi Dasar.

Mengetahui dan Mengesahkan


Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Dr. Amiruddin, SP.,M.P


NIDN.0920048206
Tanggal Pengesahan, Desember 2021

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dihanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktikum
Biologi Dasar tepat pada waktunya. Tugas ini disusun dalam rangka
menyelesaikan Tugas Praktikum Bioogi Dasar. Praktikum yang di laksanakan
yaitu pengamatan morfologi pada Akar, Daun, Dan Batang.

Dalam proses penulisan Laporan Praktikum ini, penulis sadar bahwa


semuanya dapat terselesaikan oleh karna banyaknya dukungan dan motivasi yang
positif dari orang orang terdekat, oleh karena itu penulis hanturnya terimakasih
yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Orang tua dan saudara yang senantiasa memberikan motivasi sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini
2. Bapak Dr. Amiruddin, S.P.,M.P sebagai penanggung jawab mata kuliah
Biologi Dasar yang telah memberikan banyak pelajaran baru
3. Kepada teman-teman dari Agroteknologi yang merupakan teman seperjuangan
dan juga kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu

Penulis sadar bahwa laporan ini tidak luput dari kesalahan , maka dari itu
kritik dan saran sangat di harapkan demi hasil yang lebih baik untuk kedepannya.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Makassar, 02 Desember 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................3
DAFTAR ISI...............................................................................................4
DAFTAR GAMBAR..................................................................................6
DAFTAR TABEL......................................................................................8
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................9
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................10
1.1 Latar Belakang........................................................................10
1.2 Tujuan......................................................................................12
1.3 Manfaat....................................................................................12
BAB II TUJUAN PUSTAKA..................................................................13
2.1 Akar (Radiks)...........................................................................13
2.2 Batang (Kaulis)........................................................................14
2.3 Daun (Folium)..........................................................................16
2.4 Bunga (Flos).............................................................................18
2.5 Buah (Fuctus)...........................................................................19
BAB III METODE PRAKTIKUM........................................................21
3.1 Waktu Dan Tempat.................................................................21
3.2 Alat Dan Bahan........................................................................21
3.3 Cara Kerja................................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................23
4.1 Hasil.........................................................................................23
4.2 Pembahasan..............................................................................37

4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................39
5.1 Kesimpulan..............................................................................39
5.2 Saran........................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................40
LAMPIRAN GAMBAR..........................................................................41

5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Hasil Pengamatan Morfologi Akar Wortel........................23
Gambar 4.2 Hasil Pengamatan Morfologi Akar Padi............................23
Gambar 4.3 Hasil Pengamatan Morfologi Akar Bengkuang.................24
Gambar 4.4 Hasil Pengamatan Morfologi Akar Orok-Orok.................24
Gambar 4.5 Hasil Pengamatan Morfologi Batang Singkong................25
Gambar 4.6 Hasil Pengamatan Morfologi Batang Biduri......................25
Gambar 4.7 Hasil Pengamatan Morfologi Batang Oleander.................25
Gambar 4.8 Hasil Pengamatan Morfologi Batang Kamboja.................26
Gambar 4.9 Hasil Pengamatan Morfologi Batang Pepaya....................26
Gambar 4.10 Hasil Pengamatan Morfologi Batang Rumput Teki...........26
Gambar 4.11 Hasil Pengamatan Morfologi Batang Rimpang Jahe.........27
Gambar 4.12 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Pepaya.......................27
Gambar 4.13 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Nangka......................27
Gambar 4.14 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Jagung.......................28
Gambar 4.15 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Jeruk..........................28
Gambar 4.16 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Mawar.......................28
Gambar 4.17 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Sukun........................29
Gambar 4.18 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Singkong...................29
Gambar 4.19 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Kelor.........................29
Gambar 4.20 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Waru..........................30
Gambar 4.21 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Kapuk Randu...........30
Gambar 4.22 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Asam.........................30
Gambar 4.23 Hasil Pengamatan Morfologi Daun Putri Malu.................31
Gambar 4.24 Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Kelapa.....................31
Gambar 4.25 Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Waru........................32
Gambar 4.26 Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Pukul Empat............32

6
Gambar 4.27 Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Kecubung................32
Gambar 4.28 Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Pepaya.....................33
Gambar 4.29 Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Putri Malu...............33
Gambar 4.30 Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Bogenvil..................33
Gambar 4.31 Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Matahari..................34
Gambar 4.32 Hasil Pengamatan Morfologi Buah Nangka......................34
Gambar 4.33 Hasil Pengamatan Morfologi Buah Mangga......................34
Gambar 4.34 Hasil Pengamatan Morfologi Buah Kelapa.......................35
Gambar 4.35 Hasil Pengamatan Morfologi Buah Padi............................35
Gambar 4.36 Hasil Pengamatan Morfologi Buah Jarak..........................35
Gambar 4.37 Hasil Pengamatan Morfologi Buah Sawo..........................36
Gambar 4.38 Hasil Pengamatan Morfologi Buah Delima.......................36
Gambar 4.39 Hasil Pengamatan Morfologi Buah Labu..........................36
Gambar 4.40 Hasil Pengamatan Morfologi Buah Ketimun.....................37

7
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pengamatan Struktur Morfologi Pada Akar.............................23
Tabel 4.2 Pengamatan Struktur Morfologi Pada Batang.........................25
Tabel 4.3 Pengamatan Struktur Morfologi Pada Daun............................27
Tabel 4.4 Pengamatan Struktur Morfologi Pada Bunga..........................31
Tabel 4.5 Pengamatan Struktur Morfologi Pada Buah............................34

8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Gambar 1 Proses Pelaksanaan Praktikum............................41
Lampiran Gambar 2 Proses Pelaksanaan Praktikum............................41

9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Morfologi tumbuhan merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari
susunan dan bentuk luar suatu tumbuhan. (Tjitrosoepomo 1985) berpendapat
bahwa morfologi tumbuhan merupakan cabang ilmu biologi tumbuhan yang
sudah berdiri sendiri. Morfologi tumbuhan membahas bentuk dan susunan
tumbuhan yang sudah demikian pesatnya. Dengan kata lain, morfologi tumbuhan
membahas susunan dan bentuk luar dari berbagai macam tumbuhan. Morfologi
tumbuhan juga merupakan salah satu
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun
dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai
jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim,
epidermis dan jaringan pengangkut (Woelaningsih 2001; Hidayat 1990)

Mata kuliah di jurusan biologi. Pada kajian morfologi tumbuhan


Mahasiswa dilatih untuk mengidentifikasi struktur morfologi dari berbagai bagian
tubuh tumbuhan (Lepiyanto, 2014). morfologi tumbuhan membahas morfologi
akar; morfologi batang; morfologi daun; metamorfosis akar, batang dan daun;
morfologi bunga; morfologi buah dan morfologi biji. Morfologi tumbuhan juga
merupakan syarat dan bekal dalam mempelajari taksonomi tumbuhan. Materi
morfologi tumbuhan juga dipenuhi dengan terminologi berupa hafalan dalam
bahasa asing atau latin. (Hasairin (2011)

Tumbuhan tersusun atas 3 organ pokok, yaitu Akar (radiks), batang


(kaulis), dan daun (folium). Tumbuhan yang mempunyai ketiga organ ini
digolongkan sebagai kormofita (cormo = akar, batang dan daun, phyta =
tumbuhan).

Daun adalah struktur pokok yang ada dalam tumbuhan lantaran


mempunyai fungsi antara lain sebagai resorbsi (pengambilan zat-zat makanan

10
terutama yang berupa zat gas karbon dioksida), mengolah makanan melalui
fotosintesis, serta sebagai alat transpirasi (penguapan air) dan respirasi
(pernapasan dan pertukaran gas), (Dewi Rosanti 2013). Daun mempunyai
beberapa ciri yang penting yaitu tipis melebar, berwarna hijau dan duduk pada
batang denga posisi menghdap sinar matahari. Sifat tersebut sesuai dengan fungsi
daun yaitu sebagai tempat asimilasi, respirasi, transportasi dan gutasi. Daun yang
lengkap mempunyai 3 bagian pokok yaitu tangkai daun (petiolus), helai daun
(lamina) dan pelepah daun (vagina)

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan


mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo 2010) dan (Rosanti
2013). Batang merupakan hasil perkembangan bakal batang (kaulikula) pada
lembaga. Batang pada dasarnya terdiri atas buku (nodus) batang dan antara dua
bagian buku yang disebut ruas (internodus). Pada bagian buku muncul organ dan
penyerta daun termasuk bunga (folium). Bagian tersebut meliputi daun penumpu
(stipula) kuncul (gamma), bunga dan duri (spina). Fungsi batang mendukung
bagian daun, bunga, buah dan biji, percabangannya memperluas permukaan
bidang asimilasi, sebagai jalan untuk pengangkutan.

Akar adalah pangkal tanaman yang ada pada bagian arti batang dengan
berkembang pada tanah atau air sebagai pusat pertumbuhan untuk mencarai
makanan atau nutrisi sebagai proses untuk mempertahankan hidup. (Imam dkk
2017). (Estiti 1995) mengatakan bahwa akar adalah bagian dari tumbuhan yang
diperlukan guna mensubtitusi nutrisi (makanan) yang di peroleh dari tanah atau
air. Sehingga atas peranan yang penting inilah akar termasuk dalam kategori
bagian penyokong pada tanaman.

Bunga merupakan alat produksi seksual yang akan menghasilan buah


berbiji, dan berasal dari turunan (derivate) tunas batang dan daun. Secara umum
bagian-bagian bunga adalah sebagai berikut: Tangkai bunga, Sepala, Petalas,
Stamen, Pistilium. Suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga
dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan

11
suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus
dibayarkan kepada kreditur (Sunariyah 2013:80).

Buah atau juga disebut buah sejati adalah organ pada tumbuhan berbunga
yang berasal dari perkembangan lanjutan bakal buah (ovarium). Buah merupakan
pembungkus dan pelindung biji yang berkaitan dengan fungsi utama buah, yaitu
sebagai pemencar biji tanaman pada tanaman berbunga. Meskipun pada beberapa
tanaman ditemukan pula biji yang tidak berasal dari buah. Buah adalah bagian
dari tanaman yang strukturnya mengelilingi biji dimana struktur tersebur berasal
dari indung telur atau menjadi bagian dari bunga. (Sediaoetomo, 2004)

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa
dapat membuat deskripsi morfologi organ-organ pada tumbuhan mulai pada Akar,
Batang , Daun, Bunga dan Buah.

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui deskripsi dari
morfologi tdari organ-organ pada tumbuhan, baik itu Akar, Batang, Daun, Bunga,
dan Buah.

12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akar (Radiks)


Akar merupakan bagian bawah dari tumbuhan dan biasanya berkembang
di bawa permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh di atas tanah.
Histogenesis epidermis akar berbeda dengan batang. Pada spermatophyte, xilem
primer pada akar bersifat eksark, sedangkan pada batang bersifat endark. Berkat
xilem dan floem pada akar tersusun berselang-seling, sedangkan pada batang
berkas pengangkutnya kolateral, bikolateral, atau amfivasal. Akar tidak mempunai
alat tumbuhan yang dapat di bandingkan dengan daun pada batang (Reece, 2006).
Akar merupakan bagian utama dari tumbuhan setelah batang dan daun.
Akar memiliki fungsi memperkuat berdirinya tumbuhan. Menyeap air dan zat
mineral dari dalam tanah, mengangkut air dan zat mineral ke bagian lain yang
membutuhkan dan juga sebagai tempat menyimpanan cadangan makanan. Ciri-
ciri dari akar ni biasanya ada di dalam tanah, tidak berbuku dan tidak beruas,
biasanyaberwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan,tumbuh terus pada
ujungnya, dan bentuknya meruncing (Tjitrosoepomo, 2011).

Bagian dari akar ada leher akar (collum), ujung akar (Apex Radicis), batang
akar (Corpus Radicis), cabang-cabang akar (Radix lateraris), serabut akar (Fribilla
Radicalis), rambut akar (Pilus Radicalis), dan tudung akar (calyptra)
(Tjitrosoepomo, 2011).

Rambut akar berkembang dari sel epidermis yang khusus dan sel tersebut
mempunyai ukuran yang berbeda dengan sel epidermis yang dinamakan trikoblas.
Rambut akar merupakan sel epidermis yang memanjang keluar tegak lurus
permukaan akar dan membentuk tabung. Rambut akar merupakan bagian yang
sifatnya sementara, yaitu umumnya pendek dan hanya terdapat pada ujung akar
saja (Sumardin, 2010).

13
Berdasarkan asalnya dikenal dua macam akar yaitu akar primer dan akar
liar/adventif. Akar primer adalah akar yang berasal dari embrio dan akan tetap
bertahan sepanjang hidupnya. Sedangkan akar liar/adventif adalah akar yang
berasal dari batang atau daun yang bersifat permanen dan sementara. Tumbuhan
yang memiliki akar primer biasanya mempunya sistem perakaran tunggang, dan
tumbuhan yang memiliki akar liar/adventif biasanya memiliki sistem perakaran
serabut. Perakaran akar primer secara umum sama yaitu menyerap air dan garam-
garam dari dalam tanah. Sedangkan peranan akar liar sangat bervariasi, sesuai
dengan peranan akarnya (Issrep, 2007).

Sistem perakaran dibagi menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar
serabut. Tumbuhan yang memiliki sistem perakaran tunggang adalah tumbuhan
dikotil. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki sistem perakaran serabut.
Bagian dari kedua sistem perakaran ini hamper sama, hanya yang membedakan
pada sistem akar tunggang terdapat akar pokok atauprimer sedangkan pada sistem
akar serabuttidak memiliki akar primer. Modifikasi dari akar ada akar tunggang
bercabang, akar tunggang tidak bercabang yang meliputi berbentuk seperti
tombak (fusiformis), seperti gasing (napiformis), dan benang (filiformis)
(Tjitrosoepomo, 2011)

2.2 Batang (Kaulis)


Batang (caulis) merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan (Gembong, 2005)
Beberapa sifat umum batang menurut ( Tjitrirosoepomo.2009 ) antara lain :
1. Umumnnya berbentuk panjang bulat seperti silindrer atau dapat pula
mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf yaitu dapat
dengan sejumlah bidang dibagimenjadi dua bagian yang setangkup.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada
buku-bukutersebut terdapat daun.
3. Tumbuhnya bisanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat
fototrop/heliotrope).

14
4. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek
seperti lumutdan pada waktu batang masih muda.
5. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa
batangmempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
6. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan,
kecualikadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
7. Sebagai bagian tubuh tumbuhan, tugas batang antara lain: Mendukung bagian-
bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, yaitu: bunga, daun, dan buah,
Memperluas bidang asimilasi dengan percabangannya dan menempatkan
bagian-bagian tunbuhan di dalam ruang sedemikian rupa sehingga dari segi
kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling
menguntungkan. Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari atas
ke bawah. Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.

Pada batang terdapat buku-buku yang dikenal dengan nama ilmiah nodus.
Pada buku inilah daun melekat. Jarak antara dua buku dinamakan ruas. Ruas
dikenal dengan nama ilmiah internodus. Pada tumbuhan monokotil, biasanya
buku-buku batang terlihat dengan jelas, sedangkan pada tumbuhan dikotil,
buku- buku batang kadang-kadang tidak terlihat, tetapi hanya berupa tonjolan-
tonjolan, tempat tangkai daun melekat. Pertumbuhan pada batang selalu
bertambah panjang ujungnya, karena pertumbuhan batang ditandai dengan adanya
percabangan. Batang sendiri memiliki struktur yang cukup kompleks, dalam
mengamati batang suatu tumbuhan, ada beberapa hal penting yang menjadi fokus
pengamatan, misalnya bentuk, cabang-cabang, arah tumbuhan dan sebagainya
(Rosanti, 2011)

Sifat-sifat Batang berdasarkan macam-macam jenis tumbuhan, maka dapat


dibedakan menjadi (Tjitrosoepomo, 1985):

1. Umumnya berbentuk panjang b, tetapi selalu bersifat aktinomorf.


2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada
buku-buku inilah terdapat daun.

15
3. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari:
(bersifat fototro atau heliotrop).
4. Selalu bertambah panjang di ujungnya. Oleh sebab itu sering dikatakan
bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan,
kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umunya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek

Menurut (Kamajaya, 2000), apabila kita memperhatikan, maka tumbuhan


dibedakan menjadi tumbuhan yang tidak berbatang dan tumbuhan yang berbatang
jelas. Pada tumbuhan yang berbatang jelas dapt dibedakan atas :
1. Batang basa (herbaceous)
2. Batang berkayu (lignosus).
3. Batang rumput (calmus).
4. Batang mending (calamus).

Bentuk Batang Menurut (Kamajaya, 2000), jika kita berbicara tentang


bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah bentuk batang pada penampang
melintangnya. Dan dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat
dibedakan bermacam-macam bentuk batang antara lain Bulat (teres), Bersegi
(angularis), dan pipih.

2.3 Daun (Folium)

Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang


kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti yang
terdapat pada batang. Perbedaannya, batang mempunyai pertumbuhan yang tidak
terbatas, sedangkan daun mempunyai pertumbuhan terbatas, yang segera berhenti
tumbuh, berfungsi untuk beberapa musim lalu gugur (Tjitrosomo, 1983).

Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya


berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya
fotosintesis. Berkaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang

16
berguna untuk pertukaran gas O2,CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan
sebaliknya (Papuangan, 2014).

Sifat-sifat Daun umumnya berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau,


tetapi beberapa daun ada yang berbentuk jarum seperti pada pinus dan berbentuk
sisik atau duri seperti pada kaktus (Amintarti, 2014). Bentuk daun pada dasarnya
dinyatakan berdasarkan bentuk dari helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada
tidaknya torehan pada tepi daun.

Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya dugunakan kata-


kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda. Selain bentuk helaian
daun, apeks dan pangkal daun juga memperlihatkan bentuk yang beraneka ragam
(Mutiara, 2008). Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang disusun oleh
tulang daun. Tulang daun mengandung jaringan pembuluh (xilem dan floem)
yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari daun. Sistem
pertulangan daun ada tiga tipe: pertulangan sejajar pada tumbuhan monokotil ,
pertulangan bersisip pada tumbuhan dikotil , dan pertulangan dikotom

Pada paku-pakuan (Tjitrosomo, 1983) Berdasarkan susunan daunnya, daun


dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal adalah daun
yang memiliki satu daun pada setiap tangkainya, sedangkan daun majemuk adalah
daun yang memiliki beberapa (lebih dari satu) daun pada satu tangkainya
(Amintarti, 2014).
Organ daun dapat memiliki bagian-bagian antara lain (Campbell, 2003) :

1. Pangkal daun (leaf base) yaitu bagian yang berhubungan dengan bagian
batang tumbuhan
2. Pelepah atau upih daun (vagina), yaitu bagian daun yang memeluk batang
3. Tangkai daun (petiole), yaitu bagian daun yang pada umumnya berbentuk
silinder
4. Helaian daun (lamina), yaitu bagian daun yang berbentuk pipih dorso-ventral
serta berguna untuk fotosinthesa

17
Pangkal tangkai daun pada golongan tumbuhan tertentu dapat memiliki
pengikut daun atau pelengkap daun, dapat bersifat persistent atau mudah gugur,
dapat berupa daun penumpu (stipula), terdapat di pangkal tangkai daun, dan
berdasarkan pada tataletaknya dibedakan (Campbell, 2003) :

1. Daun penumpu bebas (liberae)


2. Dua daun penumpu melekat di kanan-kiri pangkal tangkai daun (adnate)
3. Daun penumpu di ketiak (axillaris; intrapetiolaris)
4. Daun penumpu berlawana (opposita; antidroma)
5. Daun penumpu berilangan (interpetiolaris)

Disamping itu pengikut daun dapat berupa selaput bumbung (orchrea)


yang merupakan pelmdung kuncup, membalut batang, misalnya pada tumbuhan
anggota suku Polygonaceae, dan lidah daun (ligula) merupakan tonjolan di ujung
upih daun, dan berguna untuk melindungi kuncup dan air, misalnya pada semua
jenis anggota suku Poaceae (Gramineae) (Campbell, 2003)

2.4 Bunga (Flos)


Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga lengap
mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benan sari, putik, dan daun buah. Bunga
terdiri dari bagian yang fertile, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang
steril yaitu daun kelopak bunga dan daun mahkota bunga. Bunga adalah bagian
tumbuhan yang berfungsi sebagai alat untuk mengadakan penyerbukan dan
pembuahan sehingga terbentuk buah dengan biji yang di gunakan untuk
perkembangbiakan generative pada tumbuhan biji. Bagian tubuh tumbuhan yang
kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru dinamakan : alat perkembangan
(organum reproductivum). Dan bagian tubuh tumbuhan yang dapat merupakan
alat perkembangbiakan sangat bermacam-macam. Oleh karena itu alat
perkembangbiakan vegetatif dan alat perkembangbiakan generatif yang pada
tumbuhan adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga
(Sumardi, 1993).

18
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada
tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, (tumbuhan
berbiji tertutup). Fungsinya ialah untuk adalah untuk memediasi fusi sperma
(gamet jantan) dan ovula (gamet betina) untuk produksi benih. Susunan bunga
dalam tangkai disebut pembungaan. Pada bunga terdapat organ reproduksi
(benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut
struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence.
Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu
karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk
disebut floret. Bunga sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk
mendukung sistem pembuahan tertutup. Sistem pembuahan tertutup, yaitu karena
bakal biji terlindung di dalam bakal buah atau ovarium dan ini juga menjadi ciri
khasnya yang lain. Ciri yang terakhir ini membedakannya dari kelompok
tumbuhan berbiji yang lain: tumbuhan berbiji terbuka atau Gymnospermae. Dari
kedua ciri tersebut muncullah nama Anthophyta (tumbuhan bunga) dan
Angiospermae (berbiji terbungkus). Nama lain yang juga dikenakan kepadanya
adalah Magnoliophyta (tumbuhan sekerabat dengan magnolia) (Wikipedia).

Fungsi biologi bunga adalah organ seksual, sebagai wadah menyatunya


gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji.
Bahwa bunga adalah analog dengan organ seksual pada hewan baru disadari
secara ilmiah pada abad ke-17 di Eropa.Beberapa bunga memiliki warna yang
cerah berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga
yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga bertujuan memikat
hewan untuk membantu penyerbukan (Wikipedia). Adapun Bagian-Bagian Bunga
adalahsebagai berikut :

1. Kelopak Bunga. Bagian ini juga disebut dengan calix. ...

2. Mahkota Bunga. Mahkota bunga disebut juga sebagai tajuk bunga atau
corolla.

19
3. Benang Sari. Benang sari disebut juga sebagai stamen. Benang sari merupakan
alat kelamin jantan pada bunga.

4. Putik. Putik memiliki sebutan lain, yakni pistilum.

2.5 Buah (Fructus)


Buah adalah bagian dari tanaman yang strukturnya mengelilingi biji
dimana
struktur tersebut berasal dari indung telur sebagai fundamen (bagian) dari bunga
itu sendiri. Fungsi buah adalah sebagai tempat penyimpnan cadangan makanan
dansebagai tempat biji. Buah (fruktus) adalah organ pada tumbuhan
yangmerupakan perkembangan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji (Sediaoetama, 2012).

Karena penyerbukan berasal dari bunga, maka terdapat pula bagian-bagian


bunga yang ikut tumbuh dan tinggal pada bunga, biasanya tidak mengubag bentuk
dan sifat buah itu sendiri. Jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting
(Tjitrosoepomo, 2011)

Penggolongan buah sejati menurut (Tjitrosoepomo, 2011) terbagi menjadi


3 bagian yaitu :

1. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah sejati tunggal dapat di bedakan menjadi dua yaitu buah
sejati tunggal yang kering (siccus), dan buah sejati tunggal yang berdaging
(carnosus).
2. Buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak
bakal buah yang masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah
sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul menjadi satu tangkai. Buah sejati
ganda dibedakan menjadi 4 yaitu buah kurung ganda, buah batu ganda, buah
bumbung ganda, buah buni ganda.
3. Buah sejati majemuk ialah buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, jadi
merupakan sekumpulan banyak buah yang masing-masing berasal dari satu

20
bunga. Buah sejati majemuk dibedakanmenjadi 3 yaitu buah buni majemuk,
buah batu minyak, buah kurung majemuk.

BAB III
METOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan Praktikum mengenai Morfologi Tumbuhan dilaksanakan pada
02 Desember 2021, pada pukul 08.30-12.00 WITA yang bertempat di ruangan
1307 , Lantai 03, Gedung 1 Universitas Bosowa.
3.2 Alat Dan Bahan
Adapun alat yang di gunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Buku gambar
b. Penggaris
c. Penghapus
d. pensil
Adapun bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Bahan Untuk Daun adalah
a. Pepaya (Carica papaya L. fam. Caricaceae)
b. Nangka (Artocarpus integra Merr. fam. Moraceae)
c. Jagung (Zea mays L. fam. Gramineae)
d. Jeruk (Citrus sp. fam. Rutaceae)

21
e. Mawar (Rosa sp. fam. Rosaceae)
f. Suku (Artocorpus communis forst. fam. Moraceae)
g. Singkong (Manihot utilissima Phol. fam Eoporbiaceae)
h. Kelor (Moringa olifera Lamk. fam. Moringaceae)
i. Waru (Hibiscus tilliaceus. fam. Malvaceae)
j. Kapuk randu (Ceiba pentondra Gaertn. fam. Bobacaceae)
k. Asam (Tamarindus indica L. fam. Mimocaceae)
l. Putri malu (Mimosa pudica L. fam. Mimocaceae)
m. Bahan untuk Batang adalah
n. Oleander (Nerium oleander L. fam. Apocynaceae)
o. Rumput teki (Cyperus rotundus L. fam. Gramineae)
p. Rimpang Jahe ( Zingiber oficinalle L. fam. Zingiberaceae)
2. Bahan untuk Akar adalah
a. Wortel (Daucus carota L. fam. Umbeliferae)
b. Padi (Oriza sativa L. fam. Gramineae)
c. Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb. fam. Papilionoceae)
d. Orok-orok (Crotalaria striata D.C. fam. Papilionaceae)
3. Bahan untuk Bunga
a. Kelapa (Cocos nucifera L. fam. Palmae)
b. Waru (Hibiscus tilliacus . fam. Malvaceae)
c. Bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L. fam. Nyictagenaceae)
d. Kecubung (Datura metel L. fam. Solanoceae)
e. Pepaya (Carica papaya L. fam. Caricaceae)
f. Putri malu (Memosa pudica L. fam. Memocaceae)
g. Bogenvil (Bougainvillea spectabillis Willd. fam. Nyctaginaceae)
h. Matahari (Heliantus annus L. fam. Asteraceae)
4. Bahan untuk buah
a. Nangka (Artocarpus integra Merr. fam. Moraceae)
b. Mangga (Mengifera indica L. fam. Anacardiaceae)
c. Kelapa (Coccos nucifera L. fam. Palmae)
d. Padi (Oriza sativa L. fam. Gramineae)

22
e. Jarak (Ricinus cummunis L. fam. Euphorbiaceae)
f. Sawo (Manilkara kauki Dub. fam. Plumbaginaceae)
g. Delima (Punica granatum L. fam. Punicaceae)
h. Labu (Cucubita moschata Duch. fam. Cucurbitaceae)
i. Ketimun (Cucumis sativus L. fam. Cucurbitaceae)
3.3 Cara Kerja
Adapaun cara kerja pada praktikum ini adalah :
a. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan di gunakan.
b. Mengamati bahan yang telah di siapkan.
c. Mengambil spesimen akar, batang. Daun, bunga dan buah.
d. Menggambar bagian bagaian pada akar, batang, daun, bunga dan buah.
a. Membuatkan deskripsi bagian-bagian morfologi organ-organ pada
spesimen tersebut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Morfologi Akar (Radiks)
Tabel 4.1 Pengamatan struktur morfologi Pada Akar
No Gambar Keterangan Gambar
1.

Gambar 4.1 Hasil Pengamatan Morfologi

23
Akar Wortel
2.

Gambar 4.2 Hasil Pengamatan Morfologi


Akar Padi
3.

Gambar 4.3 Hasil Pengamatan Morfologi


Akar Bengkuang
4.

24
Gambar 4.4 Hasil Pengamatan Morfologi
Akar Orok-Orok

4.1.2 Morfologi Batang


Tabel 4.2 Pengamatan struktur morfologi dan Batang
No Gambar Keterangan Gambar

1.

Gambar 4.5 Hasil Pengamatan Morfologi


Batang Singkong

2.

25
Gambar 4.6 Hasil Pengamatan Morfologi
Batang Biduri
3.

Gambar 4.7 Hasil Pengamatan Morfologi


Batang Oleander
4.

Gambar 4.8 Hasil Pengamatan Morfologi


Batang Kamboja
5.

26
Gambar 4.9 Hasil Pengamatan Morfologi
Batang Pepaya
6.

Gambar 4.10 Hasil Pengamatan Morfologi


Batang Rumput Teki
7.

Gambar 4.11 Hasil Pengamatan Morfologi


Batang Rimpang Jahe

4.1.3 Morfologi Daun (Folium)


Tabel 4.3 Pengamatan struktur dan morfologi Daun
NO Gambar Keterangan Gambar

1.

27
Gambar 4.12 Hasil Pengamatan Morfologi
Daun Pepaya

2.

Gambar 4.13 Hasil Pngamatan Morfologi


Daun Nangka

3.

Gambar 4.14 Hasil Pengamatan Morfologi


Daun Jagung

4.

28
Gambar 4.15 Hasil Pengamatan Morfologi
Daun Jeruk

5.

Gambar 4.16 Hasil Pengamatan Morfologi


Daun Mawar

6.

Gambar 4.17 Hasil Pengamatan Morfologi


Daun Sukun

29
7.

Gambar 4.18 Hasil Pengamatan Morfologi


Daun Singkong

8.

Gambar 4.19 Hasil Pengamatan Morfologi


Daun Kelor

9.

Gambar 4.20 Hasil Pengamatan Morfologi


Daun Waru

30
10.

Gambar 4.21 Hasil Pengamatan Morfologi


Daun Kapuk Randu

11.

Gambar 4.22 Hasil Pengamatan Morfologi


Daun Asam

12.

31
Gambar 4.23 Hasil Pengamatan Morfologi
Daun Putri Malu

4.1.4 Morfologi Bunga


Tabel 4.4 Pengamatan struktur dan Morfologi Bunga

No Gambar Keterangan Gambar


1.

Gambar 4.24 Hasil Pengamatan Morfologi


Bunga Kelapa
2.

Gambar 4.25 Hasil Pengamatan Morfologi


Bunga Waru
3.

32
Gambar 4.26 Hasil Pengamatan Morfologi
Bunga Pukul Empat
4.

Gambar 4.27 Hasil Pengamatan Morfologi


Bunga Kecubung
5.

Gambar 4.28 Hasil Pengamatan Morfologi


Bunga Pepaya
6.

33
Gambar 4.29 Hasil Pengamatan Morfologi
Bunga Putri Malu
7.

Gambar 4.30 Hasil Pengamatan Morfologi


Bunga Bogenvil
8.

Gambar 4.31 Hasil Pengamatan Morfologi


Bunga Matahari

4.1.5 Morfologi Buah


Tabel 4.5 Pengamatan struktur dan morfologi Buah

34
No Gambar Keterangan Gambar
1.

Gambar 4.32 Hasil Pengamatan Morfologi


Buah Nangka
2.

Gambar 4.33 Hasil Pengamatan Morfologi


Buah Mangga
3.

Gambar 4.34 Hasil Pengamatan Morfologi


Buah Kelapa
4.

35
Gambar 4.35 Hasil Pengamatan Morfologi
Buah Padi
5.

Gambar 4.36 Hasil Pengamatan Morfologi


Buah Jarak
6.

Gambar 4.37 Hasil Pengamatan Morfologi


Buah Sawo
7.

36
Gambar 4.38 Hasil Pengamatan Morfologi
Buah Delima
8.

Gambar 4.39 Hasil Pengamatan Morfologi


Buah Labu
9.

Gambar 4.40 Hasil Pengamatan Morfologi


Buah Ketimun

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan pada akar, dengan
menggunakan spesimen dari akar Wortel, akar Padi, akar Bengkuang, dan akar

37
Orok-orok kita dapat mengetahui struktur luar dari akar tumbuhan tersebut, yang
di mana tersusun dari leher akar (collum), ujung akar (Apex Radicis), batang akar
(Corpus Radicis), cabang-cabang akar (Radix lateraris), serabut akar (Fribilla
Radicalis), rambut akar (Pilus Radicalis), dan tudung akar (calyptra)
(Tjitrosoepomo, 2011).
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan pada batang
meunjukkan bahwa pada tanaman Singkong, Biduri, Oleander, Kamboja, Pepaya,
Rumput teki dan Rimpang jahe, kita dapat mengetahui bahwa Pada batang
terdapat buku-buku yang dikenal dengan nama ilmiah nodus. Pada buku inilah
daun melekat. Jarak antara dua buku dinamakan ruas. Ruas dikenal dengan nama
ilmiah internodus. Pada tumbuhan monokotil, biasanya buku-buku batang terlihat
dengan jelas, sedangkan pada tumbuhan dikotil, buku- buku batang kadang-
kadang tidak terlihat, tetapi hanya berupa tonjolan-tonjolan, tempat tangkai daun
melekat. Pertumbuhan pada batang selalu bertambah panjang ujungnya, karena
pertumbuhan batang ditandai dengan adanya percabangan. Batang sendiri
memiliki struktur yang cukup kompleks, dalam mengamati batang suatu
tumbuhan, ada beberapa hal penting yang menjadi fokus pengamatan, misalnya
bentuk, cabang-cabang, arah tumbuhan dan sebagainya (Rosanti, 2011).
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan tentang Morfologi
Tumbuhan pada daun tumbuhan Pepaya, Nangka, Jagung, Jeruk, Mawar, Sukun,
Singkong, Kelor, Waru, Kapuk Randu, Asam, dan Putri Malu menunjukkan
bahwa berdasarkan susunan daunnya, daun dibedakan menjadi daun tunggal dan
daun majemuk (Tjitrosomo, 1983). Daun (folium) sebagai organus nutritivum
mempunyai fungsi-fungsi antara lain : memungkinkan terjadinya asmilasi,
memungkinkan berlangsungnya respirasi (pemapasan), memungkinkan
berlangsungnya transpirasi. Daun dibagi menjadi bagian yang lengkap (folium
completum) dan bagian yang tidak lengkap (folium incompletum). Daun lengkap
apabila bagian-bagian tertentu pada sehelai daunnya adalah lengkap, yakni
mempunyai pelepah atau upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan
lembaran daun (lamina). Sebagian besar tumbuhan ternyata hanya mempunyai
bagian-bagian di atas antara satu sampai dua bagian saja, jadi tidak lengkap tiga-

38
tiganya, maka tumbuhan itu disebut tidak lengkap (folium incompletum) (Sutedjo,
1989).
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan tentang Morfologi
Tumbuhan pada Bunga Kelapa, Waru, Bunga Pukul Empat, Kecubung, Pepaya,
Putri Malu, Bogenvil, dan Matahari menunjukkan bahwa bunga dikatakan
sempurna jika dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari (kedua sel gamet).
Bunga juga dikatakan lengkap jika terdapat bagian lainnyaseperti kepala putik,
tangkai putik, bakal buah, kepala sari, tangkai sari, mahkota, kelopak, dasar bunga
dan tangkai bunga (Campbell, 2003).
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan tentang Morfologi
Tumbuhan pada buah Nangka, Mangga, Kelapa, Padi, Jarak, Sawo, Delima, Labu,
Ketimun menunjukkan bahwa buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang
merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas
kaitannya dengan fungsi utama buah,yakni sebagai pemencar biji tumbuhan
(Campbell, 2003)

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan
struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa Latin morphus yang
berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti ilmu. Morfologi tumbuhan
berbeda dengan anatomi tumbuhan yang secara khusus mempelajari struktur
internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis. Morfologi tumbuhan berguna untuk
mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan
yang sangat besar dapat dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat
untuk setiap kelompok yang terbentuk. Morfologi tumbuhan tidak hanya
menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga untuk
menentukan fungsi dari masing-masing bagian dalam kehidupan tumbuhan, dan
selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal dan susunan tubuh yang

39
terbentuk. Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas adalah daun , batang, akar,
bunga, dan buah adalah merupakan faktor penting yang ada pada tumbuhan.

5.2 Saran
Semoga praktikum kedepannya lebih baik lagi, hasil pengamatan pada
praktikum lebih jelas mengenai bagian bagian atau struktur pada tumbuhan secara
mendalam agar supaya dalam mengerjakan laporan, kita tidak salah dalam
menunjuk bagian- bagian pada tumbuhan juga tidak perlu mencari perbandingan
lain.

DAFTAR PUSTAKA

Angreni Beaktris Liunokas, M.Si., Agsen Hosanty S. Billik, M.Pd (2021)


“Karakteristik Morfologi Tumbuhan”.
Y Rompas – “Jurnal Bios Logos”, 2011
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/bioslogos/article/view/371
Gani, A.R.F., & Arwita, W. (2020). “Kecenderungan Literasi Informasi
Mahasiswa Baru Pada Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan”. Jurnal Pelita
Pendidikan, 8(2), 145-150.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/pelita/article/view/19809
Irvan Yoga Pratama (2 Desember 2020) “Pengertian Daun, Bagian, Struktur,
Fungsi, dan Contohnya”
https://dosenpertanian.com/author/irvan-yoga-pratama/
Sediaoetomo, 2004 (dalam Farida, 2010)

40
https://rimbakita.com/buah/
Reza Maulana Muhammad “Laporan praktikum botani dan sistematika tanaman
Morfologi daun” September 2017
https://www.scribd.com/document/401020551/laporan-praktikum-botani-
MORFOLOGI-DAUN
Al Hidayat “Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan Batang”
https://www.scribd.com/doc/116239933/Laporan-Praktikum-Batang
Lovedo Andrei Sintano “MORFOLOGI BATANG” – 2017
https://www.academia.edu/35399864/MORFOLOGI_BATANG_Laporan_Pra
ktikum_Biologi_Pertanian

LAMPIRAN GAMBAR

Lampiran Gambar 1Proses Pelaksanaan Praktikum

41
Lampiran Gambar 2 Proses Pelaksanaan Praktikum

42
43

Anda mungkin juga menyukai