BIOLOGI DASAR
1913511080
Kelompok 05
Kelas C
Universitas Udayana
2019
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan
kehendak-NYA laporan akhir praktikum mata kuliah Biologi Dasar program studi
Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana dapat
diselesaikan.
Tujuan dari penyusunan laporan akhir praktikum mata kuliah Biologi Dasar
ini adalah sebagai salah satu syarat untuk bisa menempuh ujian akhir praktikum
mata kuliah Biologi Dasar program studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan
Perikanan Universitas Udayana. Dalam kesempatan ini, saya ingin berterima kasih
kepada seluruh teman-teman dari kelas c program studi Ilmu Kelautan angkatan 8
yang telah banyak membantu dalam melaksanakan setiap proses praktikum. Tidak
lupa juga ucapan terimakasih saya berikan kepada asisten dosen yang selama ini
telah membimbing
Penulis menyadari dalam penulisan laporan akhir ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari kualitas maupun kuantitasnya, maka dari itu penulis beharap
adanya masukan-masukan baik saran maupun kritik yang membangun dari
pembaca laporan ini, agar dapat menjadi koreksi bagi penulis dalam menciptakan
laporan atau karya tulis lain dikemudian hari.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………….. i
Daftar Isi….………………………………………........ iii
i
Daftar Tabel…………………………………………... iv
Daftar Gambar……………………………………….. v
Daftar Lampiran……………………………………… vi
1.Laporan Praktikum Mikroskop 1
1.1 Tujuan………………………………………...... 2
1.2 Dasar Teori…………………………………….. 2
1.3 Metodologi…………………………………….. 4
1.4 Hasil Pengamatan……………………………... 6
1.5 Pembahasan……………………………………. 7
1.6 Kesimpulan…………………………………….. 7
1.7. Daftar Pustaka………………………………..... 8
2. Laporan Praktikum Sel Prokariotik dan Eukariotik 9
2.1 Tujuan………………………………………...... 10
2.2 Dasar Teori…………………………………….. 10
2.3 Metodologi…………………………………….. 14
2.4 Hasil Pengamatan…………………………….... 17
2.5 Pembahasan……………………………………. 19
2.6 Kesimpulan……………………………………. 20
2.7 Daftar Pustaka…………………………………. 21
3. Laporan Praktikum Sel Tumbuhan dan Hewan 22
3.1 Tujuan………………………………………...... 23
3.2 Dasar Teori…………………………………….. 23
3.3 Metodologi…………………………………….. 26
3.4 Hasil Pengamatan……………………………… 28
3.5 Pembahasan……………………………………. 29
3.6 Kesimpulan……………………………………. 30
3.7. Daftar Pustaka………………………………… 31
4. Laporan Praktikum Fotosintesis 32
4.1 Tujuan………………………………………....... 33
4.2 Dasar Teori……………………………………… 33
4.3 Metodologi………………………………………. 35
4.4 Hasil Pengamatan……………………………….. 38
ii
4.5 Pembahasan……………………………………… 40
4.6 Kesimpulan………………………………………. 41
4.7. Daftar Pustaka…………………………………... 42
5. Laporan Praktikum Ekosistem 43
5.1 Tujuan………………………………………......... 44
5.2 Dasar Teori……………………………………...... 44
5.3 Metodologi……………………………………….. 49
5.4 Hasil Pengamatan………………………………… 51
5.5 Pembahasan………………………………………. 53
5.6 Kesimpulan………………………………………. 54
5.7. Daftar Pustaka…………………………………… 55
Daftar Tabel
1. Percobaan Mikroskop
1.1. Tabel alat ……………………………………………. 4
iii
2. Percobaan Sel Prokariotik dan Eukariotik
2.1. Tabel alat……………………………………………. 14
2.2. Tabel bahan…………………………………………. 15
3. Percobaan Sel Hewan dan Tumbuhan
3.1.Table alat……………………………………………. 26
3.2.Table bahan…………………………………………. 27
4. Percobaan Fotosintesis
4.1.Table alat……………………………………………. 36
4.2. Tabel bahan…………………………………………. 36
4.3. Hasil pengamatan (dengan cahaya)…………………. 38
4.4. Hasil pengamatan (tanpa cahaya)…………………… 39
5. Percobaan Ekosistem
5.1. Table alat……………………………………………. 50
Daftar Gambar
1. Percobaan Mikroskop
iv
1.1. Gambar mikroskop…………………………………. 6
2. Percobaan Sel Prokariotik dan Eukariotik
2.1. Gambar sel prokariotik……………………………... 17
2.2. Gambar sel eukariotik………………………………. 17
2.3. Gambar epitel pipi …………………………………. 18
3. Percobaan Sel Hewan dan Tumbuhan
3.1. Gambar sel Enhalus acoroides…………………….. 28
3.2. Gambar sel Sardinella lemuru……………………… 29
4. Percobaan Fotosintesis
4.1. Gambar percobaan fotosintesis (dengan cahaya) …. 38
4.2. Gambar percobaan fotosintesis (tanpa cahaya)…….. 39
5. Percobaan Ekosistem
5.1.Gambar lamun (Enhalus acoroides)………………… 51
5.2. Gambar lamun (Halophila ovalis)…………………... 52
5.3. Gambar bintang laut (Protoreaster nodosus)……….. 52
Daftar Lampiran
v
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
1913511080
Kelompok 05
Kelas C
Universitas Udayana
2019
vi
I. TUJUAN
2.1 Mikroskop
i
untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak
(Campbel et al., 2006). Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah
dengan sinar alam atau cahaya lampu (Bima, 2005). Pembesaran yang sering
terdapat pada mikroskop biologi adalah sebagai berikut
Lensa objektif 4x, lensa okuler 10x, perbesaran total 40x. Lensa objektif 10x,
lensa okuler 10x, perbesaran total 100x. Lenja objektif 40x, lensa okuler 10x,
perbesaran total 400x. Lensa objektif yang paling kuat untuk mikroskop optic
adalah 100x, yang tersebut dengan objektif minyak emersi. Cara penggunannya
harus dipelajari khusus (Hanif, et al., 2015)
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada penampakan objek yang diamati
yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya)/ dan mikroskop tiga dimensi
(mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya mikroskop
dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan elektron (Bima, 2005).
ii
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.2.1 Alat
iii
3.3 Cara Kerja
iv
v
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami menggunakan mikroskop cahaya, mikroskop adalah salah
satu alat yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi.
Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan penglihatan seseorang sehingga memungkinkan
dapat mengamati objek yang sangat kecil sekalipun. Hal ini sesuai seperti yang dikatakan
oleh Murphy di dalam jurnalnya.
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan dengan mikroskop, mikroskop terdiri
atas bagian-bagian yang masing-masing bagian itu mempunyai fungsi tersendiri. Lensa
okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang brsifat maya dan tegak lurus. Lensa
objektif berfungsi untuk mengatur pembeasaran sampai 10x, 40x, 100x, hal ini seperti yang
dikatakan Hanif di dalam jurnalnya. Kemudian ada revolver yang berfungsi sebagai tempat
dudukan lensa objektif yang bisa dipasang tiga lensa atau lebih, tabung mikroskop yang
berfungsi untuk menghubungkan lensa okuler dan lensa objektif, dan tabung ini berada di
dekat mata pengama. Pada mikroskop juga terdapat bagian yang bernama kondensor,
kondensor berfungsi untuk menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop. Mikroskop terbagi
menjadi 2 jenis, yaitu lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler), mikroskop ini
memiliki kaki yang berat dan kokoh agar mikroskop dapat berdiri dengan stabil dan tidak
dapat jatuh
VI. KESIMPULAN
vi
dengan hati-hati, diangkat menggunakan dua tangan dibagian punggung dan dasar
mikroskop
vii
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, 2008. Biologi Edisi ke-8 Jilid I. Ahli Bahasa: D.T. Wulandari.
Jakarta: Erlangga
viii
ix
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
1813511017
Kelompok 02
Kelas A
Universitas Udayana
10
2018
I. Tujuan
Adapun tujuan dari paraktikum ini adalah
1. Untuk menentukan sel yang diamati termasuk sel eukariotik atau sel
prokariotik
2. Untuk mengetahui struktur dan fungsi organel dari sel eukariotik
3. Untuk mengetahui struktur dan fungsi dari sel prokariotik
II. Dasar Teori
2.1. Sel
Robert Hooke (1665) adalah orang ertama yang mengamati sel dari
sayatan tipis batang tanaman oak dengan bantuan mikroskop sederhana. Dari
pengamatan yang dilakukan ditemukan rongga-rongga yang mirib seperti sarang
lebah yang dibatasi dinding tebal dan memiliki rongga. Satuan terkecil dari
rongga itulah yang dinamakan dengan sel. Sel berasal dari kata cella yang berarti
ruang kecil (Bahasa Yunani). Semua funggsi kehidupan dari setiap makhluk
hidup diatur dan berlangsung didalam sel, sehingga selama kebutuhan hidup sel
terpenuhi, sel akan berfungsi secara autonomy (Campbell, dkk. 2010).
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel yang berjumlah ribuan bahkan
jutaan. Karena ukuran yang kecil, maka saat ingin mengamatinya harus dibantu
menggunakan alat mikroskop. Sel bekerja pada bidang-bidang tertentu sesuai
dengan bentuk dan fungsinya masing-masing. Sel tumbuhan dan hewan pada
umumnya hampir memiliki kesamaan yang sempurna, namun ada beberapa
perbedaan yang membedakan keduanya (Al, Mubin. 2012).
Sel secara umum terbagi menjadi dua golongan yaitu sel prokariotik dan
sel eukariotik. Perbedaan keduanya terletak pada ada atau tidak adanya inti sel
dan dinding sel yang menyelubungi sel beserta organelnya serta ada tidaknya
organel lain, seperti; mitokondria, reticulum endoplasma, badan golgi dan
lisosom yang secara umum hanya dimiliki oleh sel eukariotik saja (Nelson.
2004).
Didalam sel terdapat organel-organel yang memiliki fungsi khusus seperti:
11
1. Membrane sel yang berfungsisebagai pelindung dan pengatur lalu
lintas zat yang keluar masuk
2. Sitoplasma yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi
metabolisme sel
3. Inti sel yang berfungsi mengatur seluruh kegiatan sel
4. Mitokondria yang berfungsi sebagai tempat penghasil energi
5. Ribosom sebagai tempat sitesis protein
6. Retikulum endoplasma sebagai pembuat dan penyalur bahan-bahan
yang dibutuhkan oleh organel sel
7. Badan golgi berperan untuk memodifikasi bahan-bahan yang
dihasilkan oleh RE
8. Lisosom yang berfungsi mencerna zat sisa makanan atau zat asing
9. Sentriol yang berperan dalam pembelahan sel (hanya pada tumbuhan)
10. Vakuola yang berfungsi mencerna makanan (vakuola makanan) dan
mengeluarkan zat sisa (vakuola kontraktil)
11. Plastida berfungsi sebagai tempat cadangan makanan (pada
tumbuhan)
12. Dinding sel berfungsi untuk melindungi organel dalam sel
13. Periksiom berfungsi untuk menghasilkan enzim katalase dan oksidase,
memecah lemak menjadi karbohidrat, penetral alcohol danmembantu
perubahan senyawa purin dalam sel
14. Giloksisom untuk membantu metabolisme dan menghasilkan gula
untuk proses perkecambahan.
2.1.1. Sel Eukariotik
Sel jenis ini merupakan sel yang memiliki membrane inti. Sel
eukariotik memiliki organel dengan fungsi tertentu yang spesifik, seperti; inti
sel, RE, badangolgi, lisosom, mitikondria dan lain-lain (Daryanto. 2013).
Contoh sel eukariotik adalah organisme yang termasuk ke dalam kerajaan
protozoa, hewan dan tumbuhan. Eukariotik berbeda dengan sel jenis
prokariotik karena pada sel eukariotik memiliki inti sel yang berisikan materi
genetic dan tertutup oleh selubung nucleus (Cecie, Starr. 2011).
12
Eukariotik berasal dari Bahasa Yunani yaitu eu yang berarti baik dan
karyan yang berarti kacang atau kernel. Sel eukariotik memiliki organel
membrane lain mitokondria dan badan golgi. Eukariotik juga dapat
bereproduksi dengan baik melalui reproduksi seksual (mitosis) dan aseksual
(miosis) (Geoge. 2006).
2.1.1.1. Hydrilla
Tanaman ini merupakan tanaman air yang hidup dikolam atau
danau yang memiliki air jernih. Salah satu jenis hydrilla yang mudah
ditemukan di Indonesia adalah jenis Hydrilla verticillata yang memiliki
ciri-ciri berdaun kecil berbentuk lancip yang mengelilingi batangnya.
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang hidup secara berkelompok
atau berkoloni yang seluruh bagian dari tanaman ini akan berada dibawah
permukaan air dengan kedalaman mencapai 20 kaki (Silalahi. 2010).
Menurut steenis dan Kruseman (1957), klasifikasi dari tanaman
Hydrilla verticillata adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : liliosida
Ordo : hydrocharitales
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
2.1.1.2. Epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi suatu rongga.
Jaringan epitel tersusun rapat sehingga tidak ada celah antar sel. Lapisan
sel epitel bertumpu pada suatu membrane dasar yang disebut dengan
basalis. Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menyusun suatu
jaringan, maka jaringan epitelium dapat dibedakan menjadi dua yaitu;
13
epitelium selapis dan epitelium berlapis, sedangkan bentuk selnya dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu; berbentuk pipih (squamosa), kubus
(kuboid) dan berbentuk memanjang (kolumner). Beberapa sel epitel
dapat mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai kelenjar (glandula)
atau berfungsi sebagai sensoris serta dapat berfungsi untuk menyerap
makanan (Nasir. 2012).
14
nutrisi dibandingkan jenis organisme eukariotik lainnya (J, George.
2005).
15
1 Mikroskop 1 Untuk mengamati objek
cahaya yang akan diteliti
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut:
Table 2. Bahan praktikum
No Nama bahan Jumlah Kegunaan
16
Adapun cara kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut;
3.3.1. Percobaan 1 ( pada air sawah)
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Mikroskop diatur dalam mode pemakaian
3. Diambil air sawah yang sudah disiapkan menggunakan pipet tetes,
kemudian diletakkan pada kaca prepaat yang telah dibersihkan dan
ditutup dengan cover glass
4. Diletakkan kaca preparat tadi pada meja preparat, lalu diamati
5. Hail pengamatan digambar pada buku gambar A3
3.3.2. Percobaan 2 (pada air kolam)
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Kaca preparat dan cover glass dicuci bersih
3. Diambil air kolam dan letakkan diatas kaca preparat menggunakan
pipet tetes, lalu tutup dengan menggunakan cover glass
4. Preparat deletakkan diatas meja preparat
5. Hasil pengamatan digambar pada buku gambar A3
3.3.3. Percobaan 3 (Hydrilla verticillata)
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Kaca preparat dan cover glass dicuci bersih
3. Diambil sehelai daun Hydrilla verticillata dan letakkan diatas kaca
preparat, lalu tutup dengan menggunakan cover glass
4. Preparat deletakkan diatas meja preparat
5. Hasil pengamatan digambar pada buku gambar A3
17
5. Diletakkan preparat tadi pada meja preparat
6. Diamati objek tersebut
7. Digambar hasil pengamatan pada buku gambar A3
8. Alat dan bahan dirapikan serta dibersihkan seperti semula
4
5
18
Gambar 2. Sel eukariotik pada Hydrilla verticillata
Keterangan:
1. Membrane inti 3. Dinding sel
2. Sitoplasma 4. Membrane sel
4.3. Gambar sel epitel pipi
19
2. Sitoplasma
3. Membran sel
V. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sediaan basah, ditemukan sebuah
organisme yang tidak memiliki membrane inti sel dan struktur selnya lebih
sederhana. Sesuai jurnal yang ditulis oleh Suryani (2004), organisme yang memiliki
ciri-ciri yaitu struktur sel yang sederhana dan tidak memiliki membrane inti
merupakan organisme yang termasuk kedalam golongan sel prokariotik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa organisme yang dapat diamati merupakan organisme yang
termasuk kegadalam sel prokariotik. Dalam pengamatan juga terlihat beberapa
organel dari organisme tersebut, Antara lain; plasmid, ribosom, kapsul, fili dan
sitoplasma. Plasmid berfungsi dalam pertumbuhan sel, ribosom sebagai tempat
berlangsungnya sintesis protein, kapsul berfungsi sebagai pelindung dan wadah
organel sel, fili sebagai alat gerak dan sitoplasma sebagai tempat reaksi
metabolisme dalam sel.
Menurut silalahi (2010) Hydrilla verticillata merupakan tanaman air yang
tergolong kedalam sel eukariotik yang memiliki ciri utama yaitu berinti sel dan
struktur selnya lebih komplek. Dari hasil pengamatan menunjukkan kesesuaian
dengan dasar teori, di mana ditemukannya inti sel, sitoplasma dan dinding sel,
sesuai dengan hasil pengamatan pada gambar ke-2.
20
Pada gambar ke-3 merupakan hasil pengamatan yang didapat pada epitel pipi.
Dapat diamati organel-organel penyusunnya yaitu; inti sel, membrane sel dan
sitoplasma. Sesuai dengan jurnal yang ditulis oleh Daryanto (2013), epitel pipi
termasuk kedalam golongan sel eukariotik karena dapat ditemukan inti sel.
VI. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah
1. Sel yang diamati pada percobaan pertama dan kedua yaitu pada air sawah dan
air kolam secara berurutan merupakan organisme yang memiliki sel
prokariotik, karena tidak memiliki inti sel maupun pembatas antar organel
didalam sel (membrane sel). Pada percobaan ketiga dan keempat yaitu pada
tumbuhan Hydrilla verticillata dan epitel pipi secara berurutan, keduanya
termasuk kedalam sel eukariotik, karena merupakan sel tumpuhan dan/atau
hewan, serta ditemukannya inti sel.
2. Struktur organel yang ada pada sel eukariotik yaitu; membrane inti sebagai
pengatur seluruh kegiatan sel, sitoplasma sebagai tempat berlangsungnya
reaksi metabolisme, dinding sel sebagai pemberi pentuk dan pelindung sel,
membrane sel sebagai pengatur lalu-lintas zat dalam sel dan lain-lain.
3. Struktur organel yang terdapat pada sel prokariotik adalah; plasmid, ribosom
sebagai tempat sintesis protein, kapsul, fili sebagai alat gerak aktif dan
sitoplasma sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.
21
Daftar Pustaka
22
Silalahi, J. 2010. Analisis Kualitas Air dan Hubungan Dengan Keanekaragaman
Vegetasi Akuatik di Perairan Balige Danau Toba. Medan:
Universitas Sumatra Utara
Sloane, Ethet. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC
Suryani, Yani. 2014. Biologi Sel dan Molekuler. Malang: Universitas Negeri
Malang
BIOLOGI DASAR
23
I Gede Agus Novanda
1813511017
Kelompok 02
Kelas A
Veronica Magdalena
Universitas Udayana
2018
I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk mengtahui perbedaan Antara sel tumbuhan dan sel hewan
2. Untuk mengetahui struktur sel lamun (Enhalus acoroides)
3. Untuk mengetahui struktur sel ikan lemuru (Sardinella lemuru)
II. Dasaar Teori
2.1. Sel Tumbuhan
Tumbuhan merupakan organisme yang tergolong kedalam sel eukariotik
yang tersusun oleh organ-organ seperti akar, batang, daun dan organ reproduksi,
yang masing-masing organ tersusun atas jaringan meristem, parenkim,
sklerenkim, epidermis dan jaringan pengangkut. Epidermis merupakan pelapis
paling luar pada tumbuhan, yang berfungsi untuk melindungi baian dalam organ
tumbuhan (Yulanda. 2013).
Meski sama-sama termasuk kedalam sel eukariotik, se tumbuhan
memiliki perbedaan dengan sel hewan yaitu dengan adanya dinding sel, plastid
dan kloroplas pada sel tumbuhan dan tidak ada pada sel hewan (Purnomo, dkk.
24
2009). Dinding sel merupakan bagian terluar dari sel tumbuhan yang berfungsi
untuk melindungi organel-organel yang ada didalam sel dan juga sebagai
pemberi bentuk pada sel tumbuhan.dinding sel bersifat kaku dan tersusun atas
polisakarida. Polisakarida tersusun atas selulosa, hermiselulosa dan pectin,
dinding sel dapat dibedakan atas dua bagian yaitu dinding sel primer dan dinding
sel sekunder (Campbell. 2008).
Kloroplas merupakan organel yang penting dalam sel tumbuhan karena
akan berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas pada sel tumbuhan akan
banyak ditemukan pada sel parenkim, utamanya parenkim palisade dan bung
karang yang dibatasi oleh membrane ganda, yaitu membrane luar dan membrane
dalam. Bagian dalam kloroplas dinamakan dengan sitroma yang didalamnya
terdapat materi genetic (DNA) dan ribosom. Kloroplas selain berfungsi sebagai
pemberi warna pada daun, juga berfungsi untuk menangkap gelombang cahaya
matahari dengan panjang gelombang tertentu yang nantinya akan dimanfaatkan
sebagai sumbernpanas dalam proses fotosintesis (Adnam. 2009).
25
Ordo : Helobiae
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Spesies : Enhalus acoroides
Tanaman ini memiliki rhizome (batang) yang tertanam didalam
substrat, ujung daun yang bulat dan kadang terdapat serat-serat kecil
yang menonjol pada waktu muda, tepi daun seluruhnya jelas, garis tepi
daunnya seperti melilit dan mempunyai daun sebanyak 3-4 helai yang
berasal langsung dari rhizome (Suharno, Jhon. 2012).
Factor utama yang dapat digunakan sebagai pembeda Antara
lamun dengan tumbuhan laut lainnya, seperti rumput laut adalah adanya
bunga dan buah pada lamun (Nainggolan. 2011).
2.2. Sel Hewan
Hewan merupakan salah satu organisme yang tergolong kedalam sel
eukariotik sama seperti tumbuhan. Sel hewan memiliki dua sentriol didalam
sentrosom saat proses pembelahan sel berlangsung. Setiap sentriol akan
memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan akan memancarkan benang
gelendong yang akan mengikat kromosom (Hartati. 2009).
Sama halnya dengan tumbuhan, hewan juga tersusun atas jaringn-jaringn
tertentu, seperti jaringan epidermis yang berperan untuk melindungi jaringan
lain dari lingkungan luar, berperan dalam pengatur pertukaran zat dalam sel yang
pada hewan sering disebut sebagai jaringan epitelium ayau epitel (Nurul. 2013).
2.2.1. Sardinella lemuru
Ikan lemuru memiliki nilai ekonomis dan propek pengembangan
yang cukup baik. Pengelolaan yang baik harus segera dilakukan sebagai
salah satu upaya mengantisipasi semakin meningkatnya intensitas
masyarakat dalam memanfaatkan ikan lemuru (Ginanjar, Mufti. 2006).
Ikan lemuru merupakan ikan pelagis pecil yang hidup dengan persebaran
yang cukup luas di perairan Indonesia, diantaranya adalah diperairan
selat Bali. Selat Lombok, Kalimantan dan Samudera Hindia (Hartoko,
Agus. 2013).
26
Ikan lemuru merupakan ikan yang melakukan proses makan
dengan cara menyaring (filter feeder) dengan sumber makanan berupa
zooplankton yang berkisar Antara 90,54%-95,52% dan fitoplankton
berkisar 4,46%-9,48%. Jenis fitoplankton yang banyak dikonsumsi
adalah jenis plerusigma sp, Coscinodiscus sp, Nitzschia sp dan
Perinidium sp. Jenis zooplankton yang banyak dikunsumsi adalah
Copepoda (Pradini, et al. 2010).
Kandungan gizi ikan lemuru (Sardinella lemuru) per 100 gram
bahan adalah protein 20,0 gram, lemak 3,0 gram dan vitamin A 100 SI
(Satuan Internasional) (Poedjiadi dan Supriyanti. 2009). Berikut adalah
klasifikasi ikan lemuru (Sardinella lemuru) menurut Integrated
Taxonomic Information System (2016);
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Clupeidae
Genus : Sardinella
Spesies : Sardinella lemuru (Bleeker. 1853).
Pada siang hari ikan lemuru akan berada didekat dasar perairan,
sedangkan pada malam hari ikan lemuru akan berada didekat permukaan
air laut dalam bentuk bergelombol yang menyebar (Merta, et al. 2004).
III. Metodologi
3.1. Waktu dan Tempat
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 06 November
2018, pukul 15:00-16:40 WITA. Bertempat di ruang Laboratorium Ilmu
Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.
3.2. Alat dan bahan
3.2.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
27
Table 1. Alat praktikum
No Nama alat Jumlah Kegunaan
1 Mikroskop 1 buah Alat untuk mengamati
2 Pipet tetes 1 buah Mengambil air yang diteteskan ke
objek
3 Alat tulis Secukupnya Alat menggambar dan mencatat
hasil pengamatan
4 Buku Secukupnya Tempat menggambar hasil
gambar A3 pengamatan
5 Kaca 2 set Tempat meletakkan objek
preparat &
cover glass
6 Dissetting 1 set Memotong objek (membuat
set preparat)
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
28
3. Dicuci bersih kaca preparat dan cover glass
4. Irisan yang telah jadi diletakkan diatas kaca preparat lalu
ditutup dengan cover glass
5. Letakkan preparat pada meja preparat
6. Diamati objek tersebut
7. Digambar hasil pengamatan pada buku gambar.
3.3.2. Percobaan 2 (Sardinella lemuru)
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Kaca preparat dan cover glass dicuci bersih
3. Diiris tipis bagian epidermis ikan lemuru menggunakan
pisau pada dissecting set
4. Irisan yang telah jadi diletakkan diatas kaca preparat lalu
tetesi dengan air yang diambil menggunakan pipet tetes
5. Ditutup dengan cover glass
6. Letakkan preparat pada meja preparat lalu diamati
7. Digambar hasil pengamatan pada buku gambar
8. Alat dan bahan dirapikan seperti semula.
IV. Hasil Pengamatan
4.1. Enhalus acoroides
1
29
1. Inti sel
2. Kloroplas
3. Dinding sel
4.2. Sardinella lemuru
30
Pada hasil pengamatan terhadap sel ikan lemuru (Sardinella lemuru)
tidak ditemukan adnya dinding sel dan kloroplas. Bentuk sel ikan lemuru tidak
beraturan dan terlihat seperti garis-garis spiral yang tidak beraturan, hal ini
dikarenakan sel ikan lemuru (sel hewan) tidak memiliki dinding sel. Pada saat
pengamatan hanya berhasil dilihat membran sel dan inti sel saja. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa factor seperti sayatan yang terlalu tebal, preparat yang
tidak steril, lensa objektif dengan pembedaran tertentu tidak berfungsi dengan
baik dan factor lainnya yang menyebabkan organel lainnya tidak dapat diamati.
VI. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah;
1. Perbedaan Antara sel hewan dan sel tumbuhanyang berhasil diamati adalah
pada sel tumbuhan ditemukan kloroplas dan dinding sel, sedangkan pada sel
hewan tidak ditemukan kedua organel tersebut. Bentuk sel tumbuhan lebih
teratur dibandingkan sel hewan.
2. Didalam ssel lamun (Enhalus acoroides) ditemukan dinding sel, kloroplas,
inti sel dan organel lainnya yang secara umum terdapat pada sel tumbuhan.
3. Sel iakn lemuru (Sardinella lemuru) tersususn atas organel-organel tertentu
seperti inti sel, membrane plasma, mitokondria, ribosom, lisosom, sentrosom
dan organel lainnya, sama seperti sel hewan dapa umumnya.
31
Daftar pustaka
Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2006. Sardinella lemuru
(Blekeer. 1853). FAO.
32
Kawaroe, M. 2009. Perspektif Lamun Sebagai Blue Carbon Sink di Laut.
Merta, dkk. 2004. Statue of the Lemuru Fishery in Bli Strait as Development and
Propects. FAO.
Nurul, dkk. 2013. Struktur Anatomi Daun Lengkeng (Dimocorpos longan) Kurtivar
Lokal, Pingpong, Itah, dan Diamond River. Jember: UJ.
Purnomo, dkk. 2009. Biologi Untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta: Pusat Pembukuan
Departemen.
Yulanda, dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa
Tumbuhan dan Sel Hewan. Yogyakarta: UNY.
BIOLOGI DASAR
FOTOSINTESIS
33
I Gede Agus Novanda
1813511017
Kelompok 02
Kelas A
Universitas Udayana
2018
I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk mengetahui apakan tumbuhan yang diamati mengalami proses
fotosintesis
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi fotosintesis
3. Untuk membuktikan bahwa proses fotosintesis memerlukan cahaya dan
menghasilkan oksigen
II. Dasar teori
2.1. Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang
berarti menyusun. Fotosintesis pada dasarnya merupakan proses penyusunan zat
dengan menggunakan energi matahari. Melalui fotosintesis, tumbuhan
menyusun zat makanan berupa zat gula. Karena kemampuan menyusun
makanannya sendiri inilah, tumbuhan disebut organisme autotrof. Tumbuhan
disebut pula sebagai organisma produsen (Suyitno, 2010).
34
Proses fotosintesis memerlukan beberapa komponen seperti energi
cahaya matahari, air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Air berasal dari dalam
tanah, sedangkan karbon dioksida berasal dari udara bebas yang merupakan hasil
dari proses pernapasan makhluk hidup. Hasil fotosintesis berupa glukosa dan
oksigen (Rianawaty, 2009). Reaksi kimia fotosintesis seperti berikut:
Zat gula yang dihasilkan dari proses fotosintesis nantinya akan dirombak
sebagian oleh tumbuhan menjadi sumbe energi yang sangat diperlukan dalam
segala proses metabolisme tubuh tumbuhan seperti; tumbuh, berkembang,
membentuk anakan atau bertunas, membentuk bunnga, buah, biji dan lain-lain.
Sebagian dari sisa zat gula akan diproses agar bisa menjadi komponen-
komponen penting lainnya seperti; protein, lemak dan vitamin. Sebagian yang
lain akan ditimbun dalam jaringan penimbunan. Misalnya dalam bentuk ubi,
umbi, buah dan biji (Suyitno, 2013).
Bagian tumbuhan yang berpotensi dalam fotosintesis adalah daun.
Seluruh kebutuhan daun untuk fotosintesis dipersiapkan oleh struktur daun
(Utomo, 2007). Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap
energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi
cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan
senyawa organik lainnya (Solomon. 2004).
Proses fotosintesis berlangsung dalam 2 proses. Proses pertama
merupakan proses yang tergantung pada cahaya matahari (Reaksi Terang) dan
proses yang tidak tergantung dengan cahaya (reaksi Gelap). Reaksi terang akan
mengubah energi cahaya matahari menjadi energy kimiawi dengan cara
memecah senyawa H2O sehingga melepas O2 yang akan dikonvensi menjadi
energy dalam bentuk ATP dan NADP. Reaksi gelap biasanya dapat terjadi dalam
gelap apabila energi carrier dari proses terang tersedia. Reaksi gelap ini
berlangsung dalam stroma kloroplas (Utomo, 2007).
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yaitu;
Intensitas cahaya, konsentrasi karbon dioksida, suhu, kandungan air, kadar
fotosintat (hasil fotosintesis) dan tahap pertumbuhan (laju fotosintesis jauh lebih
35
tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah dibandingkan tumbuhan
dewasa) (Juwilda, 2011).
rendah, berarus, dangkal atau mendalam. Tanaman ini bersifat invasif dan
2013).
bergerigi dan berduri, lebar 2-4 mm dan panjang 6-20 mm, setiap tiga sampai
empat helai daun tumbuh melingkar dan membentuk ruas-ruas pada batang.
36
Pelepah daun sering berwarna merah dan memiliki satu duri di bawah
37
7 Alat tulis Secukupnya Menulis materi dan hasi
pengamatan
8 Buku Secukupnya Media menggambar
gambar A3
9 Buku tulis Secukupnya Media menulis
10 Korek api 1 buah Menyalakan api
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Table 1. Bahan praktikum
No Nama bahan Jumlah Kegunaan
1 Hidrilla (hydrilla Sucukupnya Sebagai objek yang akan
verticillata) diamati
2 Air Secukupnya Merendam hidrilla
38
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dirakit alat dan bahan sesuai ketentuan pada buku panduan
praktikum,
3. Diletakkan di tempat yang tidak terkena cahaya
4. Dicatat jumlah gelembung pada table setiap 5 menit selama
30 menit
5. Dinyalakan ujung lidi dengan korek api, lalu dipadamkan
sehingga ada bara apinya
6. Dimasukkan bara api tadi kedalam sampel percobaan
7. Dicatat apa yang terjadi
8. Dirapikan alat dan bahan yang telah selesai digunakan.
39
Gambar 1. Dengan cahaya
40
Gambar 2. Tanpa cahaya
V. Pembahasan
5.1. Dengan Cahaya
Menurut pendapat Utomo (2007), proses fotosintesis tumbuhan terjadi di
daun dan membutuhkan suplai air, CO2, klorofil dan cahaya matahari yang pada
akhir reasi salah satunya akan menghasilkan O2. Dari hasil pengamatan pun
menunjukkan kesamaan dengan dasar teori yang sudah ada, pada percobaan pada
sampel yang diletakkan ditempat dengan pencahayaan maksimal menghasilkan
gelembung-gelembung yang membuktikan bahwa pada percobaan fotosintesis
tersebut menghasilkan 02. Jumlah gelembung tiap menitnya pun berfariasi yaitu
pada menit ke-5 dan ke-10 terdapat 4 gelembung dan pada menit ke-15 sampai
menit ke-30 jumlah gelembung sebanyak 3 gelembung.
41
5.2. Tanpa Cahaya
Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap sampel yang diletakkan
ditempat yang tidak mendapat cahaya dapat diamati bahwa pada menit ke-5
terdapat satu gelembung dan pada menit ke-10 sampai menit ke-30 tidak
menghasilkan gelembung. Adanya geklembung pada 5 menit pertama dapat
diakibatkan adanya sedikit cahaya yang masuk, adanya benda asing yang
mengganggu, dan factor lainnya, karena seharusnya pada percobaan sampel
yang diletakkan pada tempat yang tidak mendapat cahaya tidak dapat
menghasilkan gelembung karena salah satu syarat berlangsungnya proses
fotosintesis adalah adanya cahaya, sehingga proses ini seharusnya tidak dapat
menghasilkan oksigen atau O2 yang ditandai dengan adanya gelembung.
VI. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah
1. Tumbuhan yang memiliki pigmen warna atau klorofil dan dapat memenuhi
syarat-syarat fotosintesis lainnya seperti cahaya, air dan CO2 bisa melakukan
peroses fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis adalah cahaya, konsentrasi
karbon, suhu, kadar air, kadar fotosintat, dan tahap pertumbuan.
3. Pada proses fotosintesis tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari
sebagai sumber energi untuk memproses zat-zat makanan yang salah satu
hasil dari fotosintesis adalan oksigen yang menjadi sumber kehidupan bagi
hewan dan manusia.
42
Daftar pustaka
43
Joselin, M. 2014. Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji
Aktivitas Antioksi dan Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Hidrilla (Hydrilla
Verticillata (L.F.) Royle. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Juwilda. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis. Indralaya:
Universitas Sriwijaya.
Kurniawan, M., Munifatul, I., dan Yulita, N. 2010. Kandungan Klorofil,
Karotenoid, dan Vitamin C pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik.
Buletin Anatomi dan Fisiologi. 18(1): 29, 33-35.
Nurzaman, J. 2013. Laporan Tetap Praktikumekologi Pertanian Daur Karbon.
Indralaya: Universitas Sriwijaya.
Rianawaty, 2009. Fotosintesis. Bandung: Universitas Padjajaran.
Silalahi, J. 2010. Analisis Kualitas Air dan Hubungannya dengan Keanekaragaman
Vegetasi Akuatik di Perairan Balige Danau Toba. [Tesis]. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Solomon, E, dkk. 2004. Biology Edisi ke-7. Brooks/Cole, Belmont, CA.
Suyitno. 2010. Fotosintesis I. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Suyitno. 2013. Fotosintesis II. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tanor MN. 2004. Hydrilla Verticillata sebagai Sumber Hara pada sistem budidaya
Kacang Tanah. Eugenia 10 (1): 92-101.
Utomo. 2007. Proses Fotosintesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.
BIOLOGI DASAR
EKOSISTEM
44
I Gede Agus Novanda
1813511017
Kelompok 02
Kelas A
Universitas Udayana
2018
I. Tujuan
Adpaun tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk mengetahui ekositem yang ada di Pntai Samuh
2. Untuk mengetahui biota penghuni ekosistem di Pantai Samuh
II. Dasar Teori
2.1. Ekosostem
45
Hubungan timbal balik dan saling membutuhkan antara unsur biotik dan
abiotic dengan lingkungan disebut dengan ekosistem. Ekosistem perairan laut
tropis seperti terumbu karang, padangn lamun dan mangrove secara alami
mengelilingi sebagian besar wilayah pesisir yang ada di Indonesia (Aryulina, D,
et al. 2004).
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut dari
daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang
surut (Leksono. 2007). Sebagai wilayah peralihan, ekosistem pesisir memiliki
komunitas dan tipologi yang berbeda dengan ekosistem lainnya. Beragam
ekosistem yang terdapat diwilayah pesisir secara fungsional saling terkait dan
berinteraksi satu sama lain sehingga akan membentuk suatu sistem ekologi yang
unik (Tuwo.2011).
2.2. Ekosistem Lamun
Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi (Magnoliophyta) yang dapat
menyesuaikan diri hidup terbenam di laut dangkal. Faktor utama yang dapat
membedakan lamun dengan jenis tumbuhan lainnya, seperti rumput laut
(seaweed) yaitu keberadaan bunga dan buahnya yang tampak sangat jelas
sehingga antara lamun dan rumput laut bisa dibedakan dengan mudah
(Nainggolan, 2011).
Ekosistem padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang terdapat
di daerah pesisir. Padang lamun merupakan ekosistem yang terdiri dari satu atau
lebih spesies lamun yang berinteraksi dengan faktor biotik dan abiotik di
lingkungannya. Lamun berperan sebagai penghubung ekosistem mangrove
dengan ekosistem terumbu karang (McKenzie 2008).
Secara ekologis padang lamun memiliki beberapa fungsi yang sangat
penting dalam ekosistem wilayah pesisir serta untuk menjaga kelestarian
keanekaragaman biota pesisir. Fungsi padang lamun secara ekologis adalah
sebagai tempat pemijahan, asuhan dan tempat untuk mencari makan berbagai
jenis organisme laut. Selain itu padang lamun berfungsi untuk menjaga stabilitas
daerah pesisir dengan sistem perakarannya yang saling menyilang di dasar
perairan berfungsi sebagai perangkap dan membuat sedimen menjadi stabil
(Harborne et al., 2006), sehingga daerah padang lamun menjadi habitat penting
46
bagi berbagai biota laut dan dapat berfungsi sebagai sumber makanan langsung
berbagai biota laut herbivora dan lainnya (Short, et al. 2007).
47
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Order : Alismatales
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Halophila
Spesies : Halophila ovalis.
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Order : Alismatales
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Thalassia .
Spesies : Thalassia hemprichii.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Order : Alismatales
Family : Cymodoceaceae
Genus : Cymodocea
Spesies : Cymodocea rotundata.
48
2.2.1.5. Cymodocea serrulata.
Lamun jenis ini memiliki rizhoma yang halus, tiap-tiap
tunas terdiri dari dua sampai lima helaian daun, daunnya
membentuk segitiga yang lebar, dan menyempit pada bagian
pangkalnya, daunnya berwarna ungu pada tumbuhan yang masih
hidup, tepi daunnya tampak jelas (Waycott, et al. 2004)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Order : Alismatales
Family : Potamogetonaceae
Genus : Cymodocea
Spesies : Cymodocea serrulata.
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Order : Alismatales
Family : Cymodoceaceae
Genus : Halodule
Spesies : Halodule pinifalia.
49
Ditemukan di Indi-Pasifik Barat diseluruh daerah tropis (Waycott,
et al. 2004).
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Order : Alismatales
Family : Cymodoceaceae
Genus : Thalassodendron
Spesies : Thalassodendron ciliatum.
2.2.2. Algae
Algae memiliki habitat mulai dari perairan, baik air tawar maupun
air laut, sampai dengan daratan yang lembab atau basah, Algae yang
hidup di air ada yang bergerak aktif ada yang tidak (Tjitrosoepomo, 2003.
Kebutuhan kandungan dan jenis nutrien Algae sangat tergantung pada
kelas atau jenisnya pada habitat tersebut. Nutrien yang paling penting
untuk pertumbuhan Algae antara lain adalah nitrogen dan fosfor
(Tubalawony, 2007).
50
dengan bantuan cahaya matahari yang dimanfaatkan langsung oleh
herbivora (Asriyana dan Yuliana. 2012).
2.3. Invertebrata
Invertebrata adalah jenis hewan yang tidak memiliki tulang belakang
atau tulang punggung dan paling beragam hampir 95% dari populasi hewan di
laut. Lebih dari 1,3 juta invertebrata telah diidentifikasi dan yang paling umum
ditemukan adalah spons, echinodhermata, mollusca, dan arthropoda (Castello,
M. 2010).
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri dan
derma artinya kulit. Echinodermata merupakan sekelompok hewan dengan ciri-
ciri yang menonjol berupa kulit yang berduri dan simetris radial (Lariman,
2011). Filum Echinodermata terdiri atas lebih kurang 6.000 spesies dan
semuanya hidup di air laut. Echinodermata terbagi menjadi lima kelas yaitu
Asteroidae, Echinodae, Ophiuroidae, Holothuroidae, dan Crinoidae (Katili,
2011).
Bintang Laut merupakan anggota dari kelas Asteroidea (filum
Echinodermata) secara ekologis berperan sangat penting bagi ekosistem laut.
Kelas Asteroidea ini mempunyai species yang paling tinggi pada filum
echinodermata, yaitu hampir 1900 species yang masuk dalam 36 famili dan 370
genus di dunia (Mah. 2012).
III. Metodologi
3.1. Waktu dan Tempat
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, November 2018,
pukul 15:00-selesai. Bertempat di Pantai Samuh.
51
1 Alat selam 1 set Alat bantu menyelam
dasar
2 Alat tulis secukupnya Mencatat hasil pengamatan
3 Buku tulis secukupnya Media mencatat
4 Kamera Hp 1 buah Dokumentasi
3.2.2. Bahan
Pada praktikum ini tidak ada bahan yang digunakan.
3.3. Cara kerja
3.3.1. Pengamatan Langsung
Adapun cara kerja yang digunakan pada praktikum ini
adalah:
1. Disiapkan alat selam dasar
2. Dipakai alat selam dasar yang telah disiapkan
3. Diamati ekositeam yang ada di Pantai Samuh
4. Diambil sampel biota laut penghuni ekosistem lalu
didokumentasikan
5. Dicatat keterangan (nama, ciri-ciri,dll) dari biota tersebut
6. Setelah selesai mengamati, kembali ke daratan lalu dilepas alat
selamnya
7. Dirapikan alat yang telah digunakan.
52
1
53
1
54
V. Pembahasan
5.1. Lamun
Menurut Nainggolan (2011), lamun merupakan tumbuhan tinggkat tinggi
yang dapat hidup dan beradaptasi di air laut dangkal. Factor utama yang menjadi
pembeda Antara almun dan tumbuhan laut lainnya seperti rumput laut adalah
adanya akar, batang, daun, bunga dan buah yang jelas pada lamun. Pada
pengamatan yang saya lakukan di Pantai Samuh, dapat ditemukan dua jenis
lamun yaitu yang pertama adalah dari spesies Enhalus acoroides yang
merupakan lamun yang memiliki ukuran tumbuh maksimal paling besar dari
jenis lamun lainnya. Jenis ini memiliki pinggiran daun yang timbul, rhizoma
yang berserabut dan tertanam didalam pasir, bunga dan buah yang dihasilkan
merupakan yang paling besar diantara jenisnya. Klasifikasi Enhalus acoroides
adalah sebagai berikut;
Kingdom: Plantae
Divisi: Angiospermae
Klas: Liliosida
Famili: Hydrocharitaceae
Ordo:
Genus: Enhalus
Spesies: Enhalus acoroides.
Yang kedua ada lamun dari genus Halophila yaitu Halophila ovalis.
Lamun jenis ini memiliki daun yang berbentuk seperti dayung, pinggiran daun
halus, terdapat sepasang daun pada petiole yang muncul langsung dari rhizome.
Klasifikasi lamun jenis ini adalah;
Kingdom: Plantae
Divisi: Angiospermae
Klass: Liliopsida
Ordo: Alismatales
Family: Hydrocharitaceae
Genus: Halophila
Spesies: Halophila ovalis.
55
5.2. Bintang Laut
Menurut Lariman (2011) bintang laut merupakan hewan yang berasal
dari kelas steroidean yang berasal dari filum Echinodermata dan memiliki ciri
khas yaitu memiliki duri pada bagian kulitnya dan berbentuk simetris radial.
Pada pengamatan yang dilakukan di Pantai Samuh, ditemukan bintang laut yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut; warna kulit merah muda dan semakin tua pada
bagian atas disekitar durinya, memiliki duri tumpul berwarna hitam an menyedar
mengikuti pola tubuh bintang laut yang seperti bintang, memiliki lima lengan
dan pada bagian ujung setiap lengan memiliki duri. Bintang laut tersebut, setelah
dicocokkan dengan ciri-cirinya tersebut ternyata termasuk dalam jenis
Protoreaster nodosus, dengan klasifikasi sebagai berikut;
Kingdom: Animalia
Filum: Achinodermata
Kelas: Asteroidea
Ordo: Valuatida
Famili: Oreasteridae
Genus: Protoreaster
Spesies: Protoreaster nodosus.
VI. Kesimpulan
Apadun kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah;
1. Ekosistem yang ada di Pantai Samuh adalah ekosistem padang lamun yang
memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelestarian biota laut
lainnya.
2. Biota laut yang ada pada ekosistem padang lamun di Pantai Samuh adalah
tumbuhan lamun, bintang laut, ikan buntal, kepiting, bulu babi dan lain-
lain.
56
Daftar Pustaka
Aryulina, D, et al. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Esis
Leksono, As. 2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Malang: Bayu
Media.
Mah, CL dan Blake, DB. 2012. Global Diversity and Phylogeny of the Asteroidea
(Echinodermata). Plos One.
57