Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

SEL PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK

Arvel Danny Devara

1913511080

Kelompok 05

Kelas C

Sheliya Desmita Br. Bangun

Program Studi Ilmu Kelautan

Fakultas Kelautan dan Perikanan

Universitas Udayana

2019

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan teknologi kini diketahui sel memiliki sistem hidup yang sangat
kompleks, setiap organisme baik berukuran besar atau kecil yang mana untuk
membedakan organisme satu dengan yang lainnya adalah struktur sel dan
organisme tersebut. Sel sendiri terbagi menjadi dua tipe terkandung perbedaan
susunan organel baik letak dan fungsinya, secara umum, ada dua tipe sel
berdasarkan ada tidaknya struktur selaput inti dan membran internal, lainnya.
Tipe tersebut yakni sel prokariotik dan sel eukariotik. Perbedaan utama dari
keduanya adalah sel prokariotik tidak mempunyai selaput nucleus. Mesikpun
demikian, keduanya mempunyai materi genetic, memberan sel, dan ribosom
(Santoso, 2016). Berdasarkan uraian di atas, kita manusia selalu hidup
berdampingan dengan organisme. Organimse yang ada di bumi. Hal ini
menyebabkan praktikum ini dilakukan agar dapat lebih mengetahui tentang
struktur dan fungsi organisme tersebut

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Untuk Menentukan apakah suatu sel eukariotik didasarkan atas struktur
selnya
2. Untuk menjelaskan perbedaan organel seluler prokariotik dan eukariotik
3. Untuk menjelaskan struktur dan fungsi organel seluler yang terlihat dengan
mikroskop

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sel
Sel merupakan kesatuan kecil berselaut selaput tipis, yang di dalamnya berisi
larutan kental senyawa kimia. Sel memliki sifat senyawa, yaitu dapat membuat
duplikatnya sendiri dengan jalan membelah, Bentuk kehidupan yang paling
sederhana berupa sel-sel tunggal. Walaupun sel dapat menjadi komponen
organisme yang lebih besar, tiada yang dapat dinyatakan hidup selain sel, virus
pun tidak (Albert., et al, 1989) . Oleh karena itu, sel dinyatakn sebagai dasar
kesatuan hidup (. Istiliah sel pertama kali dikemukakan oleh Rober Hooke (1665),
pada saat mengamati sayatan gabus menggunakan mikroskop. Ia melihat adanya
ruangan kecil yang disebut cella yang berarti kamar kecil. Lebih kurang 15 tahun
kemudia Dutrochet, mathias von schleiden, dan schwan menemukan hal yang
serupa.
Teori sel dikembangkan oleh Schwaan dan Mathias Von Schleiden. Hasil kerja
dua orang peneliti ini membuahkan dua di antara tiga postulat teori sel, yaitu: 1.
Semua makhluk hidup terdiri atas sebuah atau lebih, sel yang bernukleus; 2. Sel
merupakan kesatuan fungsi yang terkecil. (Issoegianti 2002), Dalam jenjang
organisasi bilogis, sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat
hidup. Bahkan terdapat beraneka ragam bentuk kehidupan yang hadir sebagai
organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks, termasuk tumbuhan
dan hewan, bersifat multiseluer; tubuh organisme semacam itu, merupakan hasil
kerjasama antara banyak sel-sel yang terspesialisasi yang tidak dapat bertahan
hidup (survive, sintas) dalam waktu lama secara sendirian. Akan tetapi, bahkan
ketika tersusun dalam tingkat organisasi yang lebih tinggi, misalnya jaringan dan
organ, sel merupakan unit dasar bagi struktur dan fungsi organisme (Campbell,
2010).

2.1.1 Sel Prokariotik


Istiliah prokariotik, dibangun dari kata pro dan karyon. Pro, artinya
sebelum dan karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Ini
mengandung pengertian bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan
memiliki materi inti yang terbesar di dalam sitoplasmanya (Sumadi, 2007).
Prokariotik merupakan organisme uniseluler yang tidak berkembang atau
berdiferensiasi menjadi bentuk miltiseluler. Beberapa bakteri tumbuh dalam
filament atau kumpulan sel, tetapi kumpulan sel dalam koloni tersebut identik

3
dan mampu memiliki eksistensi independen. Prokariotik dapat ditemukan
hamper di seluruh penjuru bumi, mulai dari laut dalam hingga ke tepian mata
air panas, bahkan diseluruh permukaan tubuh kita (Santoso, 2016) Sel
Prokariotik mencakup dua gugus besar yaitu bakteri dan sianobakteri
(ganggang biru hijau). Pada prokariotik, selaput plasma hanya merupakan
selaput sel yaitu bagian terluar sel. Bahan pembawa warisan (informasi genetik
: sifat menurun) kelompok prokariotik berbaur dengan sitoplasm. Pada
prokariotik yang sudah cukup berkembang, bahan pembawa warisan,
terkumpul di tengah sitoplasma (Smith, 1993). Struktur umum sel prokariotik
terdiri dari kapsul, dinding sel (memberan luar dan peptidoglikan merupakan
anggota karbohidrat), memberan plasma, sitoplasma yang mengandung
ribosom dan tilakoid. Reproduksi pada sel prokariotik dikenal dengan
pembelahan binary yang artinya pembelahan ini berlangsung secara
sederhana dan spontan. Proses pembelahan ini juga dikenal dengan proses
pembelahan amitosis. Amitosis artinya pembelahan yang tidak melibatkan
kromosom, pembelahan binary ditemukan pada sel bakteri, Proses
penumbuhan sel, duplikasi materi genetik, pembagian kromosom, dan
pembelahan sitoplasma (Stansfield, 2006).

2.1.2 Sel Eukariotik


Sel eukariotik biasanya merupakan penyusun struktur makhluk hidup
multiseluler kecuali sel ragi. Sel eukariotik tersusun atas memberan sel,
sitoplasma, nucleus, sentriol, reticulum endoplasma, ribosom, kompleks golgi,
lisosom, badan mikro, mitokondria, mikrotubulus dan mikrofilamen, organel-
organel di dalam sel memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup sel terebut (Novel, 2012). Sebelumnya, eukariotik telah diuraikan bahwa
sel memiliki membrane pembatas disebut membrane sel dan membrane
sitoplasma yang membagi sitoplasma menjadi organel-organel . cairan yang
berada di sekeliling organel disebut sitosol (Wolfe, 1993). Sitosol berupa cairan
yang penuh berisi molekul-molekul besar maupun kecil. Hal ini menyebabkan
sitosol berupa cairan kental. Sitosol merupakan air yang tidak berbentuk, terdiri
atas campuran berbagai macam molekul dan polimer (Prasaja, 2009).
Reproduksi sel eukariotik berupa pembelahan, pembelahan sel eukariotik secara
tak langsung melalui tahapan dibedakan menjadi pembelahan mitosis dan
pembelahan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan nucleus. Sel yang semula satu
menjadi dua sel yang memiliki genetik yang sama dengan sel induk meiosis yaitu
pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anakan dengan jumlah kromosom
½ kromosom induknya. (Campbell, 2010). Siklus sel eukariotik terdiri dari empat
fase, fase adalah tahap dimana terjadi sintesis DNA untuk mereplikasi kromosom
dengan cara membentuk dua sister kromatid yang identik, Periode antara fase
dan awal mitosis (Fase M) Merupakan suatu gap, atau masa pertumbuhan yang

4
disebut fase G2, Gap atau masa pertumbuhan lain yang disebut fase G1 terjadi
antara fase M dan S dan menyempurnakan siklus yang terjadi (William D, 2006)

5
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dalam pelaksanaan praktikum mikroskop yaitu:
pada hari rabu

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang dipakai pada saat praktikum yaitu
Tabel 1. Alat-Alat Praktikum

NO Nama Alat Jumlah Kegunaan alat


1 Mikroskop 2 Buah Untuk mengamati
Hydrilla verticillata dan
sediaan basah
2 Setting set 2 Buah Untuk mengambil,
memotong Sardinella
lemuru
3 Preparat 2 Buah Untuk tempat
meletakkan objek yang
akan diamati
4 Cover glass 2 Buah Untuk alas menekan
specimen agar datar
5 Gelas Beaker 2 Buah Untuk tempat
menampung air
6 Pipet tetes 2 Buah Untuk mengamati air
dari gelas beaker
7 Buku gambar A3 1 Buah Untuk menggambar
hasil pengamatan
8 Alat Tulis 3 Buah Untuk menulis,
menggambar, dan
menghapus pekerjaan
9 Penggaris 1 Buah Untuk membuat garis
pada buku gambar
10 Buku Tulis 1 Buah Untuk mencatat
informasi

6
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
Tabel 2. Bahan-Bahan Praktikum

NO Nama Bahan Jumlah Kegunaan bahan


1 Hydrilla verticillata 1 helai Untuk bahan pengamatan
2 Air sawah 1 tetes Untuk bahan pengamatan
3 Aquades 1 tetes Larutan untuk melihat sel

3.3 Prosedur Praktikum


3.3.1 Sediaan Basah
Adapun prosedur praktikum sediaan basah adalah sebagai berikut
1. Diambil, mikroskop cahaya dengan hati-hati, menggunakan 2 tangan,
tangan kanan diletakkan pada lengan mikroskop, tangan kiri diletakkan
di dasar mikroskop.
2. Dipersiapkan mikroskop cahaya sesuai dengan prosedur pemakaian
3. Dipersiapkan bahan sediaan basah, air ledeng/sawah/pom
4. Dituangkan sediaan basah ke dalam gelas beaker
5. Diambil sampel sediaan basash dari dalam gelas beaker menggunakan
pipet
6. Diteteskan sediaan basah pada preparat yang sudah tersedia lalu
ditutup dengan cover glass
7. Diletakkan preparat pada meja preparat kemudian jepit preparat
dengan penjepit preparat
8. Diamati sampel yang telah diletakkan dibawah lensa objektif dengan
perbesaran 10x dan 40x
9. Diidentifikasi organisme apa yang terlihat, kemudian digambar pada
buku gambar A3

3.3.2 Hydrilla verticillata


Adapun prosedur praktikum Hydrilla verticillata adalah sebagai berikut
1. Disiapkan mikroskop dengan berhati-hati, dan dipersiapkan bahan
yang akan diteliti

7
2. Diambil sampel Hydrilla verticillata dari tempat penyimpanan
kemudian diiris sampel Hydrilla verticillata secara melintang
3. Diambil Hydrilla verticillata yang sudah diiris menggunakan pinset
yang sudah tersedia , dan Hydrilla verticillata diletakkan pada preparat
4. Diteteskan aquades sebanyak satu tetes menggunakan pipet yang
tersedia
5. Ditutup sampel dengan cover glass
6. Diletakkan sampel yang ada pada preparat di bawah lensa objektif
pada mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x
7. Diidentifikasi organisme yang terlihat

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Percobaan 1, percobaan sediaan basah air sawah
Adapun hasil praktikum sediaan basah adalah sebagai berikut

Keterangan:
1. Inti sel, berfungsi untuk menjaga integritas gen-gen dan mengatur
seluruh aktivitas sel

4.1.2 Percobaan 2, Sel tumbuhan Hydrilla verticillata


Adapun hasil dari praktikum Hydrilla verticillata adalah sebagai berikut

9
Keterangan:
1. Plastida untuk fotosintesis dan sintesis asam lemak
2. Dinding sel untuk menjaga bentuk dari sel dan menjaga organel-organel di
dalamnya
3. Sitoplasma tempat untuk organel berdiam
Adapun klasifikasi Hydrilla verticillata menurut Steenis dan Kruseman (1957)
adalah sebagai berikut
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliaphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Hydroclaritales
Famili : Hydroclaritaceae
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticillata

4.2 Pembahasan
4.2.1 Percobaan 1. Percobaan sediaan basah air sawah

10
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, sel prokariotik tidak
ditemukan pada sediaan basah air sawah, karena sel yang ditemukan pada
sediaanbasah air sawah adalah sel yang mempunyai inti sel sedangkan
menurut Sumadi tahun 2007 di dalam bukunya menyatakan bahwa sel
prokariotik tidak mempunyai inti sel
4.2.2 Percobaan 2. Percobaan Sel tumbuhan Hydrilla verticillata
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, sel eukariotik dapat
ditemukan pada tumbuhan Hydrilla verticillata, karena sel yang ditemukan
pada tumbuhan Hydrilla verticillata antara lain adalah inti sel, dinding sel, dan
plastid. Dan berdasakarn hal itu sel tersebut dinyatakan sebagai sel eukariotik
sama seperti yang dikatakan oleh Novel pada tahun 2012 di dalam jurnalnya
bahwa sel eukariotik mempunyai inti sel dan dinding sel.

11
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum sel prokariotik dan eukariotik kali ini
adalah
1. Kita dapat menemukan suatu sel termasuk kedalam eukariotik adalah dengan
cara dapat melihat dari struktur selnya yaitu ada atu tidaknya sel
2. Perbedaan mencolok dari sel eukariotik dan prokariotik dapat dilihat dari
berapa banyaknya organel yang dimiliki. Organel-organel yang dimiliki oleh
eukariotik jauh lebih banyak daripada organel-organel yang dimiliki Prokariotik.
Dikarenakan ukuran eukariotik lebih besar daripada prokariotik
3. Adapun struktur dan fungsi organel sesuler yang terlihat pada praktikum kali
ini dengan bahan Hydrilla verticillata menggunakan mikroskop adalah plastid,
dinding sel, dan sitoplasma. Fungsi dari plastid adalah untuk fotosintesis dan
sintesis asasm lemak, dinding sel berfungsi untuk menjaga bentuk dari sel dan
menjaga organel di dalamnya. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat untuk
organel berdiam

12
DAFTAR PUSTAKA

Albert, B., Dennis Broy, Julian Lewis, Martin Roof, Keith Robert, and James D.
Watson (1989). Molecular Biology of The Cell. New York: Garland
Publishing Inc.
Campbell, Neil A., dkk (2010). Biologi Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga
Campbell, Neil A., dkk (2010). Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga
Issoegianti R, S.M. (2002). Biologi sel. Jakarta: Penerpit UT, Depdiknas.
James D.Watson (1989). Molecular Biology of the cell. New York: Garland
Publishing inc.
Novel, dkk. (2012). Biomedik. Jakarta: C.V. Transinfo. Media
Prasaja, Yenny, (2009). Biologi. Salemba Teknika Jakarta
Sumadi, M. (2007). Biologi Sel. Semarang: Penerbit, Graha Ilmu
Smith, C.A. and E.J. World. (1993). Cell Biology. New York: Chapman & Hall.
Steenis, M.J. and Krsueman (1957). Floria Malesiana. Vol 5. Wolters. Noordhoff
publishing, Netherlands
Stansfield, dkk. (2006). Biologi molecular and sel. Jakarta: Erlangga
Santoso, dkk, 2016. Biologi Molekuler Sel. Jakarta: Salema Teknika.
Wolfe, S.L. (1993). Molecular and cellular, Biology. Belmont California: Woods
worth pub. Company
William D,dkk.2006. Biologi Molekular dan sel. Jakarta: Erlangga

13

Anda mungkin juga menyukai