Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gen terletak pada kromosom. Komponen kimiawi kromosom, DNA dan

protein, perlu pembuktian yang mana yang merupakan materi genetik. Seorang

ahli kesehatan dari Inggris, Frederick Griffith, mempelajari penyebab penyakit

pneumonia pada mamalia, yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae. Dia

mempunyai 2 strain bakteri, yaitu yang dapat menyebabkan penyakit dan lainnya

tidak. Bakteri penyebab penyakit, ada 3 tipe, tipe I, II dan III, mempunyai ciri

spesifik, yaitu adanya kapsul yang menyelubungi seluruh sel. Selubung kapsul

menyebabkan permukaan bakteri tersebut halus (Henuhli, 2013).

Genetika merupakan ilmu tentang hereditas dan variasi yang terkait

dengannya. Dalam uraian berikut kita akan mempelajari beberapa hal penting

yang berkaitan dengan genetika, seperti pengertian tentang konsep gen DNA dan

kromosom, hubungan antara gen DNA – RNA – polipeptida dan proses sintesis

protein. Keterkaitan antara proses pembelahan mitosis dan miosis dengan

pewarnaan sifat, prinsip – prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat, dan

peristiwa mutasi dan implikasinya (Saefudin, 2007).

Mikroskop alat yang sering digunakan peneliti untuk melihat benda yang

berukuran kecil atau struktur dari material. Model mikroskop yang bermacam-

macam menjadikan cara penggunaan yang berbeda sehingga perlu adanya ulasan

tentang alat ini. Tulisan ini menyajikan cara kerja mikroskop optik, Scanning

Electron Microscopy (SEM), dan Transmition Electron Microskopy (TEM) serta

cara membuat spesimen yang digunakan untuk TEM. Mikroskop merupakan

bagian penting dalam melakukan praktikum (Respati, 2008).


Pada setiap kultivar dan fase pertumbuhan, tanaman memiliki respons

berbeda terhadap salinitas. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan tanaman

tergantung pada jenis atau kultivar dan jumlah garam yang terkandung di dalam

media tanam sehingga dapat dinyatakan bahwa setiap kultivar pada satu tanaman

memiliki kemampuan ketahanan salinitas yang berbeda. Dari pernyataan tersebut,

dalam usaha mengatasi masalah penyakit busuk batang dengan penggunaan

larutan garam, perlu dilakukan pengujian ketahanan kultivar asparagus terhadap

salinitas (Kusumiyati et al ., 2017).

Penentuan lokus suatu gen dalam kromosom secara konvensional maupun

dengan bioteknologi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemulia tanaman

untuk meningkatkan mutu suatu varietas tanaman. Kegiatan ini membutuhkan

peta genetik yang dikonstruksi berdasarkan marka molekuler, yang dapat

dikelompokkan menjadi marka klasik dan marka DNA. Marka genetik umumnya

dimanfaatkan dalam kegiatan karakterisasi plasma nutfah, isolasi suatu gen,

seleksi alel target yang terintrogresi pada suatu individu, dan perlindungan

varietas (Reflinu dan Lestari, 2015).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis, fungsi

serta alat dan bahan dalam Laboratorium Sitogenetika.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Sitogenetika Program

Studi Agroteknolog Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Serta

sebagai sarana informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Cytogenetics adalah gabungan antara cytology (studi tentang sel)

dan genetika, yang berusaha menjelaskan hubungan antara kejadian-kejadian

di dalam sel (khususnya kromosom) dengan fenomena genetis. Lebih jelasnya,

cytology adalah cabang ilmu biologi yang membicarakan tentang besar (ukuran),

struktur dan riwayat hidup kromosom, sedangkan cytogenetics adalah studi

tentang struktur kromosom dan tingkah laku kromosom selama proses mitosis dan

meiosis (Laimeheriwa, 2009).

Komponen utama kromosom pada eukariota adalah molekul DNA dan

protein histon. Protein histon ini bersifat basa, sehingga dapat menetralkan sifat

asam dari DNA. Pada dasarnya sel mengandung dua asam nukleat, yaitu RNA dan

DNA. DNA yang dijumpai di nukleus disebut DNA kromosomal, DNA lain yang

terdapat dalam sel di luar nukleus yaitu DNA mitokondria, DNA kloroplas, DNA

plasmid, ketiganya disebut DNA ekstrakromosomal (Fatchiyah et al., 2018).

Mikroskop merupakan alat bantu untuk mengamati obyek yang berukuran

sangat kecil. Hal ini sangat membantu memecahkan berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan organisme yang berukuran kecil. Berdasarkan pada kenampakan

obyek yang diamati ada dua jenis mikroskop, yaitu mikroskop dua dimensi

(mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan

berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya

dan mikroskop elektron (Sutiman, 2014).

Mikroskop sederhana merupakan susunan dua lensa beconvek, yaitu lensa

obyektif yang berada didekat benda atau obyek dan lensa okuler yaitu lensa yang

ditempatkan didekat mata pengamat. Oleh lensa obyektif bayangan yang dibetuk
akan berada pada titikfokus lensa okuler, dan oleh lensa okuler bayangan yang

dibentuk akan berada di tak-berhingga sehingga benda yang tadinya sangat kecil

bayanganya akan diperbesar menjadi 50x, 100x, 400x bahkan sampai 1000x,

sehingga obyek dapat dilihat dengan jelas. Proses jalanya sinar proses

pembentukan bayangan pada mikroskop dapat dilihat seperti gambar

(Mahmud, 2016).

Akuades merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir

semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut di dalam

akuades mencakup berbagai senyawa organik netral yang mempunyai gugus

fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan keton. Kelarutannya

disebabkan oleh kecenderungan molekul akuades untuk membentuk ikatan

hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan alkohol atau gugus karbonil aldehida

dan keton (Khotimah et al., 2017).


BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa 03 September 2019

pada pukul 13:00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Sitogenetika

Program Studi Agroteknologi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop untuk

mengamati benda – benda yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak

mampu di lihat secara kasat mata, glass objek, glass penutup, gelas (erlenmeyer,

petridish, abung reaksi, beakerglass, glass arloji) sebagai media persiapan larutan,

pinset berfungsi sebagai alat penjepit dan mengambil bahan, pipet tetes untuk

mengukur cairan volume, Bunsen untuk memanaskan bahan, pisau bedah untuk

mengiris bahan praktikum, pulpen untuk menulis kuis praktikum, baju lab sebagai

alat pelindung diri, penggaris untuk menggaris.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah acetocarmin

sebagai pewarnaan sel, Hcl sebagai larutan melunakkan sel, alkohol untuk

mensterilkan alat, larutan FAA untuk menghentikan aktivitas mitosis, larutan

fiksatif untuk mempertahankan morfologi jaringan, larutan kolkhisin untuk

menghasilkan sel – sel poliploidi buatan, aquades untuk merendam bahan

praktikum, tusuk gigi untuk mengambil sel epitel equamosa, NaCl sebagai larutan

fisiologis sehingga tidak mengalami kekeringan saat isolasi, buku tulis untuk buku

kuis, Hydroxyquinolin untuk meningkatkan kekontrasan kromosom, literatur

sebagai bahan bacaan sebelum memulai praktikum.


Prosedur Praktikum

- Disiapkan alat – alat dan bahan yang akan digunakan.

- Diperhatikan alat – alat yang ada pada ruang – ruang laboratorium.

- Diperhatikan asisten menerangkan alat – alat dan fungsinya.

- Dicatat nama alatbeserta fungsinya.

- Dibuat laporan tentang pengenalan alat laboratorium.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Alat – alat di Laboratorium Sitogenetika

No. Nama Alat Gambar Alat Fungsi Alat

1. Mikroskop Untuk melihat dan mengamati benda

– benda yang berukuran kecil

(minimalis) yang tidak mampu dilihat

secara kasat mata.

2. Beaker Wadah untuk penampung yang

Glass digunakan untuk mengaduk,

mencampur, dan memanaskan cairan.

3. Deck Glass Sebagai penutup objek glass atau

menutupi sediaan preparat tanpa

menganggu pengamatan dibawah

mikroskop, sehingga pengamatan

objek tetap fokus.

4. Preparat Sebagai wadah untuk menaruh bagian

atau sel makhluk hidup yang tidak

dapat terlihat oleh mata.

5. Bunsen Untuk pemanas, pembakaran dan

sterilisasi.
6. Pinset Untuk menjepit, baik benda kecil atau

jaringan.

7. Pipet Tetes Untuk membantu memindahkan

cairan dari suatu wadah ke wadah

yang lainnya dalam jumlah yang amat

kecil.

Bahan – bahan Laboratorium Sitogenetika

No. Nama Gambar Fungsi

Bahan

1. Aquades Sebagai pelarut dalam melarutkan

senyawa

2. HCL Untuk melunakkan sel

3. Acetocarmin Sebagai pewarna

2%

Pembahasan

Sitogenetika berasal dari dua kata, yaitu Sitologi adalah ilmu yang

mempelajari struktur fungsi perkembangan reproduksi dan sejarah hidup sel, dan

Genetika adalah ilmu yag mempelajari struktur materi genetik replikasi dan

transmisi materi genetik, mutasi dan segregasi gen – gen dari tetua keturunan. Hal
ini sesuai dengan literatur Laimeheriwa (2009) yang menyatakan bahwa

Sitogenetika adalah ilmu yang mempelajari perilaku kromosom – kromosom

selama mitosis dan meiosis, hubungan kromosom dan transmisi dan rekombinasi

sel – sel.

Alat – alat yang digunakan di dalam Laboratorium ini adalah Mikroskop

Untuk melihat dan mengamati benda – benda yang berukuran kecil (minimalis)

yang tidak mampu dilihat secara kasat mata, Preparat sebagai wadah untuk

menaruh bagian atau sel makhluk hidup yang tidak dapat terlihat oleh mata, dan

bahan yang digunakan adalah Aquades sebagai pelarut dalam melarutkan

senyawa, HCL sebagai untuk melunakkan sel, Acetocarmin sebagai pewarna. Hal

ini sesuai dengan literatur Khotimah et al (2017) yang menyatakan bahwa

Akuades merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir semua

cairan yang umum dijumpai.

Tahapan pembelahan sel ada dua, yaitu Pembelahan Mitosis adalah proses

pembelahan inti pada sel eukariotik yang terjadi ketika sel induk membelah untuk

menghasilkan dua sel anak yang identik. Sedangkan Pembelahan meiosis disebut

juga pembelahan reduksi yaitu pembelahan sel induk diploid (2n) menghasilkan 4

sel anakan haploid (n). Hal ini sesuai dengan literatur Saefudin (2017) yang

menyatakan bahwa Keterkaitan antara proses pembelahan mitosis dan miosis

dengan pewarnaan sifat, prinsip – prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan

sifat, dan peristiwa mutasi dan implikasinya.

Kromosom adalah benang-benang halus yang tersusun dari asam nukleat,

seperti DNA dan RNA. Kromosom berasal dari kata chrome artinya berwarna

dan soma artinya badan. Olehnya itu, kromosom dapat berarti badan yang
menyerap warna. Kromosom terdapat pada nukleus (inti sel)

setiap sel. Kromosom biasanya diamati pada tahap metafase saat

pembelahan mitosis maupun meiosis. Kromosom tampak seperti batang yang

mengandung struktur yang terdiri dari benang-benang tipis melingkar-lingkar. Di

sepanjang benang-benang inilah terletak secara teratur struktur yang disebut gen.

Tempat gen dalam kromosom disebut lokus gen. Hal ini sesuai dengan literatur

Reflinu dan Lestari (2015) yang menyatakan bahwa Penentuan lokus suatu gen

dalam kromosom secara konvensional maupun dengan bioteknologi merupakan

kegiatan yang dilakukan oleh pemulia tanaman untuk meningkatkan mutu suatu

varietas tanaman.

Sitogenetik adalah ilmu tentang kromosom dan penyakit terkait yang

disebabkan oleh abnormalitas jumlah dan/atau struktur kromosom. Kromosom

tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya, tetapi selama metafase atau akhir

profase, kromosom memadat sehingga dapat dianalisis Kromatin adalah material

yang tercat gelap pada inti sel. Pada saat interfase, kromatin berbentuk

benang irregular dan longgar yang diebut reticulum kromatin (Zulfikar, 2010).
KESIMPULAN

1. Sitogenetika adalah ilmu yang mempelajari perilaku kromosom –

kromosom selama mitosis dan meiosis, hubungan kromosom dan transmisi

dan rekombinasi sel – sel.

2. Alat – alat yang digunakan di dalam Laboratorium ini adalah Mikroskop,

Preparat, dan bahan yang digunakan adalah Aquades, HCL,

Acetocarmin2%.

3. Tahapan pembelahan sel ada dua, yaitu pembelahan mitosis dan miosis.

4. Kromosom adalah benang-benang halus yang tersusun dari asam nukleat,

seperti DNA dan RNA.

5. Kromatin adalah material yang tercat gelap pada inti sel. Pada saat

interfase, kromatin berbentuk benang irregular dan longgar yang diebut

reticulum kromatin
DAFTAR PUSTAKA

Fatchiyah, Widiyarti. S, Aruminingtyas. L.E. 2018. Modul Praktikum Teknik


Analisis Biologi Molekuler. Laboratorium Biologi Molekuler dan
Seluler. FMIPA. Universitas Brawijaya. Malang.

Henuhli, W. 2013. Kariotip Kromosom Salak. Zuriat.

Khotimah, H. Anggraeni, E.W, Setianingsih, A. 2017. Karakteristik Hasil


Pengolahan Air Menggunakan Alat Destrilisasi. ProgramStudi Teknik
Kimia. Fakultas Tekhnik. Universitas Kelua. Samarinda.

Kusumiyati, Mutiarawati. T, Habibah, F.A. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan


Garam NaCl Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Bibit Lima Kultivar
Asparagus. Laboratorium Hortiultura. FP. Universitas Padjajaran.
Bandung.

Laimaherewa, S. 2009. Sitogen dan Analisis Kromosom. Jurusan Aggroteknologi.


FP. Universitas Jambi. Jambi.

Mahmud, E.R. 2016. Analisis Variabilitas Genetik Manggis (Garcinia mangostana


L.) di Jawa dan Sumatra Barat Menggunakan Teknik RAPD. Jurusan
Hortikultura. Politeknik Negeri Payakumbuh. Payakumbuh.

Reflinu dan Lestari, P. 2015. Penentuan Lokus dalam Kromosom Tanaman


dengan Bantuan Marka DNA. Balai Besar Penelitian Pengembangan
Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. Bogor.

Respati,S.M. 2008. Macam – Macam Mikroskop dan Cara Penggunaan. Jurusan


Teknik Mesin. FT. Universitas Wahid Hasyim. Semarang.

Saefudin, 2007. Genetika. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA. Universitas


Pendidikan Indonesia. Bandung.

Sutiman, B.S, Widodo, Rahayu, S. 2014. Penuntun Praktikum Biologi Umum.


Jurusan Biologi. Fakultas FMIPA. Universitas Brawijaya. Malang.

Zulfikar, H.N. 2010. Sitogenetika dan Peranannya. FP. UNJA. Jambi.

Anda mungkin juga menyukai