Di dalam setiap ginjal terdapat 1 juta atau lebih nefron. Setiap nefron
hanya merupakan saluran panjang yang dibatasi oleh epitel, yang mulai buntu dan
ujungnya menyatu dengan saluran keluar. Setiap nefron terdiri atas beberapa
bagian bangunan dan fungsi yang berbeda dan tiap bagian terdapat pada tempat
tertentu dalam korteks dan medula. (Leeson CR et al.,1990)
1
2
3
4
8
5
6
9
Gambar
Dapus:
1. Leeson CR, Leson TS, Paparo AA. 1990. Buku Ajar Histologi.
Jakarta : EGC.
2. Bajpai RN. 1989. Histologi Dasar. Jakarta : Bina Aksara.
3. Junxuera LC, Carneiro J, Kelley RO. 1995. Histologi Dasar. Jakarta :
EGC.
4. Eroschenko VP. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional. Edisi 9. Jakarta : EGC.
5. Fawcett DW, Bloom. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta : EGC.
6. http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/03/nephron.jpg akses
tanggal 22 Mei 2010
7. http://i27.photobucket.com/albums/c190/lovesthesunset/anatomy
%20and%20physiology/glomerulus2.jpg . akses tanggal 22 Mei 2010
8. http://www.med.umich.edu/histology/fieldTrip/glomerulus.jpg akses
tanggal 22 Mei 2010.
2. Tubulus Renal
Tubulus Renal terdiri atas:
1. Kapsula Bowman
2. Tubulus Kontortus Proksimal
3. Ansa Henle Pars Desendens, yang terletak dalam bagian pyramid
medulla yang membalik dan membentuk ansa Henle. Bagian ini
mempunyai susunan sama dengan yang terdapat pada tubulus
kontortus proksimal, kecuali brush border yang disini kurang
berkembang. Fungsinya adalah mensekresi ion H dan kreatinin ke
dalam urin.
4. Ansa Henle Segmen Tipis, panjang bagian ini mempunyai garis
tengah 15m, dilapisi selapis sel epitel pipih. Mikrovilli yang
membentuk brush border lebih sedikit dan lebih pendek.
Mitokondria dalam sel juga jarang.
5. Ansa Henle Pars Asendens, menuju dan masuk kembali ke korteks
dan melanjutkan diri sebagai tubulus kontortus distal. Panjang
bagian ini 9 mm dengan garis tengah 30m. Bagian ini naik
menuju korteks dan menghampiri kutub atau polus vascular
glomerulus asalnya. Pada tempat ini saluran telah menjadi tubulus
kontourtus distal. Bagian saluran ini dibatasi sel kuboid yang
terletak di atas membran basal. Fungsinya untuk resoprsi ion Na
dan Ca.
6. Tubulus Kontortus Distal, yang bagian akhirnya melurus dan
membentuk tubulus penghubung.
7. Tubulus Penghubung, yang berakhir dengan bermuara pada duktus
koligens. Duktus koligens mulai dari bagian korteks, dan akhirnya
bermuara dalam saluran lebar yang disebut duktus Bellini, yang
akan bermuara pada puncak piramid yang menonjol ke dalam
kaliks minor (Bajpai RN, 1989).
Ansa Henle terlibat dalam retensi air, hanya hewan yang memeliki
ansa dalam ginjalnya yang dapat menghasilkan urin hipertonik dan
dapat mempertahankan air tubuh. Ansa Henle menghasilkan gradient
hipertonik dalam interstisium medulla yang mempengaruhi konsentrasi
urin sewaktu mengalir melalui duktus koligens. (Junqueira, L.C &
Carneiro J., 2003)
Meskipun ruas tipis desendens dari ansa Henle permebel untuk
air, seluruh ruas asendens tidak permeable untuk air. Pada ruas tebal
asendens, NaCl secara aktif dipindahkan keluar tubulus untuk
membentuk gradient hiperosmotik di dalam interstisium medulla, yang
diperlukan untuk pemekatan urin. Osmolaritas interstisium pada
puncak pyramid lebih kurang 4 kali dari osmolaritas dalam darah.
(Junqueira, L.C & Carneiro J., 2003)
Segmen Tipis
Seperti telah disebutkan, nefron (kortikal) pendek mempunyai
segmen tipis yang pendek sekali di dalam pars desendens ansa Henle
yang terletak di dalam lapisan dalam medula, sedangkan pada nefron
(yuksta-medular) panjang segmen tipis berjalan dari bagian lebih
dalam pars desendens sampai zona dalam medulla, untuk membentuk
ansa, dan berjalan kembali sebagai bagian lebih dalam pars asendens
sampai ke zona luar. Nefron panjang hanya merupakan 15% dari
seluruh nefron. Walaupun segmen tipis kedua jenis agak berbeda,
tetapi mempunyai struktur yang sama. Diameter luar segmen tipis
hanya 12-15 m, dengan diameter lumen relatif besar, sedangkan
tinggi epitel hanya 1-2 m. Inti menonjol ke lumen dan walaupun
epitel lebih tebal daripada endotel, segmen tipis sangat menyerupai
endotel. Sel-sel segmen tipis memperlihatkan sedikit mikrovilus. Ciri
khusus terdapat interdigitasi antara tonjolan sitoplasma sel-sel yang
berdampingan sehingga pada potongan melintang dapat tampak
sampai 20 atau lebih bagian sel, dan hanya beberapa di antaranya yang
mengandung inti (Leeson et al., 1990)
Segmen Tebal
Peralihan dari segmen tipis ke segmen tebal secara tiba-tiba,
dengan sel-sel yang bertambah tinggi dari pipih sampai kuboid. Pada
nefron panjang perubahan terjadi di pars asendens. Pada nefron pendek
perubahan biasanya terdapat pada pars desendens sehingga segmen
tebal membentuk ansa. Melihat strukturnya ia mirip tubulus distal pars
kontorta, akan tetapi tinggi epitel lebih pendek dan inti cenderung
menonjol ke lumen. Sel-sel ini sangat tidak teratur bentuknya dengan
banyak sekali interdigitasi dan lipatan plasmalema basal dan dengan
mitokondria yang lonjong di antara lipatan-lipatan itu. Sedikit
mikrovilus apical yang pendek. Bentuknya sama dengan sel-sel yang
turut dalam transport ion aktif, akan tetapi permeabilitas terhadap air
rendah dan cairan lumen tetap hipotonik terhadap darah. Pars rekta
tubulus distal berjalan dari medulla ke korteks, menuju korpuskel renal
asal dan menempati tempat bersisian dengan anteriol aferen dan eferen
sebagai makula densa, dengan demikian membentuk bagian akhir dari
ansa Henle. Secara fisiologis, ansa Henle esensial untuk menghasilkan
kemih yang hipertonik terhadap plasma darah (Leeson et al., 1990).
Gambar 2. Medula ginjal dengan pengecatan HE; 1. Ansa Henle Pars
Asendens; 2. Ansa Henle Pars Desendens
3. Proses Filtrasi
Aliran darah dalam kedua ginjal orang dewasa mencapai 1,2-1,3 L
darah per menit. Hal ini berarti bahwa semua darah yang beredar dalam
tubuh telah melalui ginjal setiap 4-5 menit. Glomerulus terdiri atas kapiler
arteriol, dengan tekanan hidrostatik kira-kira 45mm Hg lebih tinggi dari
yang terdapat dalam kapiler lain (Junqueira, L.C & Carneiro J., 2003).
Filtrat glomerulus dibentuk sebagai respons terhadap tekanan
hidrostatik darah, yang ditentang oleh tekanan osmotic (onkotik) koloid
plasma (20 mm Hg) dan tekanan hidrostatik cairan dalam kapsula
Bowman (10 mm Hg). Tekanan filtrasi sebenarnya pada ujung aferen
kapiler glomerulus menjadi 15 mm Hg (Junqueira, L.C & Carneiro J.,
2003).
Filtrat glomerulus memiliki komposisi kimia serupa dengan plasma
darah, tetapi hamper tidak mengandung protein, karena makromolekul
tidak mudah menembus dinding glomerulus. Molekul protein terbesar
yang berhasil melewati saringan glomerulus memiliki berat molekul lebih
kurang 70.000 dan sejumlah kecil albumin plasma muncul dalam filtrat
(Junqueira, L.C & Carneiro J., 2003).
Sel endotel kapiler glomerulus itu bertingkap dengan banyak
lubang (garis tengah 70-90 mm) tanpa diafragma, sehingga endotel dengan
mudah diterobos (Junqueira, L.C & Carneiro J., 2003).
Gambar 2 Filtrat Glomerulus
DAFTAR PUSTAKA
1. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. 1995. Histologi Dasar. Jakarta:
EGC. pp: 382, 385-86.
2. Bajpai RN. 1989. Histologi Dasar. Jakarta : Bina Aksara. pp: 182-85.
3. Leeson CR, Leson TS, Paparo AA. 1990. Buku Ajar Histologi. Jakarta:
EGC. pp: 443-44, 446.
4. Eroschenko VP. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional. Edisi 9. Jakarta: EGC. pp: 254.
5. http://www.google.com/imgres?
imgurl=http://www.histol.chuvashia.com/images/urinary/kidney diakses
pada tanggal 21 Mei 2010.
6. http://aquaticpath.umd.edu/fhm/images/renald.JPG&imgrefurl=http://aqua
ticpath.umd.edu/fhm/renal.html diakses pada tanggal 21 Mei 2010.