Anda di halaman 1dari 7

LATAR BELAKANG

Pada gigi molar abutment dengan decay yang luas, dapat jadi kurang tepat untuk

dilakukan perawatan restorasi. Pada beberapa kasus, terdapat sedikit rencana perawatan dan

bahkan dapat saja penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan atau dental implant sebagai

bagian dari pilihan rencana-rencana perawatan1. Sebagai alternatif, pada kasus dengan satu

akar pemilihan dilakukannya hemiseksi masih dimungkinkan. Prosedur hemiseksi tersebut

merupakan satu tindakan dari bagian konservative kedokteran gigi, yaitu mempertahankan

sebanyak mungkin struktur gigi yang masih mungkin dilakukan. 2 Hasil dari perawatan

hemiseksi dapat diprediksi dan angka kesuksesan yang tinggi dapat dicapai jika tindakan

dilakukan sesuai dengan dasar-dasar dalam tindakan hemiseksi.3

Pada pemilihan tindakan perawatan mana yang akan dipilih, penting adanya

pertimbangan dari bidang selain endodontic, yaitu dari bidang periodontal dan prosthodontic.

Dari sudut pandang kesehatan periodontal, suatu prosedur dapat diindikasikan jika terdapat

sedikit severe bone loss pada satu akar atau furcation involvement class III yang

menghasilkan kestabilan akar setelah dilakukannya hemiseksi. Selain itu, prosedur hemiseksi

juga menjadi kurang tepat jika dilakukan pada penderita yang tidak dapat menjaga kebersihan

rongga mulut. Adanya dehiscence pada akar merupakan satu indikasi untuk dilakukannya

excision satu akar.4 dilihat dari sudut pandang bidang restorative kedokteran gigi, perawatan

hemiseksi diindikasikan untuk gigi yang akan dijadikan sebagai abutment pada gigi tiruan

tetap, serta mengkondisikan gigi sebagai gigi abutment pada penggunaan gigi tiruan. Tidak

dirawatnya gigi akibat kesalahan endodontik seperti adanya perforasi dan patahnya

intrument, adalah indikasi lain untuk dilakukannya hemiseksi. Indikasi yang lainnya termasuk

vertical root fracture pada satu akar dari gigi dengan akar lebih dari satu atau kerusakan yang

disebabkan oleh karies, external root resorption dan trauma. Kontraindikasi hemiseksi adalah

gigi yang telah digunakan sebagai gigi abutment pada perawatan gigi tiruan, karena gigi
tersebut tidak dapat dibedah yang merupakan satu prosedur perawatan saluran akar. Juga

adanya fusion atau proximity pada akar yang memungkinkan terjadinya kegagalan.4

Hemiseksi (menghilangkan satu akar gigi) menghilangkan secara keseluruhan struktur

akar gigi yang bermasalah dan juga stuktur coronal dengan melakukan eksisi. 5 perawatan

endodontik dilakukan sebelum gigi tersebut dimodifikasi untuk menghindari kalsifikasi

intrapulpal distropik dan postoperative tooth sensitivity.6 pada daerah furkasi, harus dilakukan

penghalusan secara hati-hati untuk meningkatkan kebersihan dan mencegah terjadinya

akumulasi plak.6 fraktur pada akar adalah satu kesalahan utama yang terjadi setelah

dilakukannya hemiseksi, sehingga oklusal modifikasi dibutuhkan untuk keseimbangan gaya

oklusal yang diberikan pada akar.7

LAPORAN KASUS

Seorang wanita 82 tahun datang ke klinik gigi dengan nyeri intermiten pada mulut sisi
kanan bawah. Pasien kehilangan beberapa gigi rahang dan telah digantikan gigi tiruan
sebagian lepasan, dan kehilangan beberapa gig iposterior mandibula. Pasien memakai 2 gigi
tiruan tetap 3 unit untukgigi 35 dan 45, dengan gigi 34, 36, 44 dan 46 sebagai gigi
penyangganya. Gigi pengganti 45 berbahan emas.Pemaut pada gigi 46 berupa mahkota
selubung penuh, sedangkan pada gigi 44 berupa mahkota ¾.

Pemeriksaan intraoral menunjukkan tidak ada gangguan pada gigi tiruan tetap dalam
kuadran ketiga,tetapi margin distal gigi 46 terbuka, dan terdapat karies pada daerah
subgingival. Hasil radiografi menunjukkan kerusakan 1/3 bagian koronal dari akar
distal(Gambar 1).

Luasnya karies menyebabkan gigi tidak dapat di restorasi. Namun pasien tidak ingin
kehilangan giginya, sebab telah merasakan kesuksesan dengan gigi tiruan tetap lebih dari 10
tahun dengan efisiensi mengunyah dan fungsi yang baik, pasien menanyakan apakah ada
perawatan yang tetap mempertahankan protesanya. Berbagai opsi di tawarkan, termasuk
ekstraksi diikuti dengan penempatan 2 implan untuk menggantikan gigi yang di ekstraksi dan
Pontik gigi 45. Karena karies terbatas pada distal akar, hemiseksi dengan pembuatan kembali
gigi tiruan tetap juga disarankan. Mengingat keengganan pasien untuk kehilangan gigi tiruan
sebagian tetap, dia memilih hemiseksi, karena hasilnya akan sangat mirip dengan kondisi
protesa sebelumnya.

PROSEDUR PERAWATAN

Prosedur perawatan dilakukan sebagai berikut:

1. Gigi tiruan tetap dipotong pada konektor antara gigi 45 dan 46, dan mahkota pada
gigi 46 dilepas. Dilakukan pulpektomi, dan dilakukan tumpatan sementara glass ionomer
sementara.(Gambar 2).

2. Pada kunjungan berikutnya, perawatan saluran akar selesai dilakukan pada kedua saluran
akar mesial (Gambar 3). Obturasi dilakukan menggunakan bahan pengisi polimer
termoplastik sintetik, dan tumpatan sementara glass ionomer untuk menutup ruang pulpa.
Sebuah flap mukoperiosteal dibuat untuk mengekspos alveolar crest untuk persiapan
hemiseksi. Akar mesial dan distal yang dipotong daerah furkasi. Akar distal
diekstraksi(Gambar4adan4b), dan flap ditutup. Finishing diamond bur digunakan untuk
menghaluskan daerah distal dan koronal dari akar mesial(Gbr. 5).

3. Pada kunjungan 2 minggu kemudian, didapatkan tumpatan glass ionomer telah retak (Gbr.
6). struktur gigi yang tersisa cukup untuk dilakukan restorasi post and core. Gutta percha
(10 mm) diambil dari orifice. Pencetakan dilakukan dengan bahan polivinilsiloxate (PVS)
dan sendok cetak ¼ inchi, kemudian dilakukan restorasi sementara.

4. Ketika pasien kembali untuk kontrol berikutnya, cotton pellet dan tumpatan sementara
dilepas, dan dilakukan percobaan pemasangan post. Setelah dudukan di cek berdasarkan
hasil radiografi, pontik dan retainer dilepas untuk menentukan arah pasang dari gigi tiruan
tetap. Post kemudian disemen dengan menggunakan semen glassionomer (Gbr. 7). Margin
dikoreksi dan dipasang retraction cord, kemudian dilakukan pencetakan final dengan PVS
dan sendok cetak full arch. Catatan gigit pada distal gigi penyangga dibuat menggunakan
resin yang rigid.Sebuah gigi tiruan tetap sementara dibuat dari BIS-GMA.

5. Cetakan mandibula dan catatan gigitan dikirim ke laboratorium, untuk pouring dan
mounting untuk maxillary cast. Instruksi untuk laboratorium termasuk permintaan untuk
pembuatan gigi tiruan tetap 3 unit berbahan emas tipe IV(Gbr. 8), dengan kontak hanya
dalam intercusp terbesar.
6. Ketika hasil dari laboratorium selesai, gigi tiruan sementara dilepas. Dudukan yang tepat
dikoreksi, dan kontak proksimal pada permukaan mesial gigi 44 dan permukaan distal gigi
43 diperiksa. Oklusi diperiksa dengan kertas artikulasi, dan gigi tiruan tetap itu disemen
dengan auto-cure resin-based cement. Semen yang berlebih dibuang, oklusi telah
diverifikasi ulang dan radiografi periapikal dilakukan untuk memastikan dudukan yang
tepat(Gbr. 9).

7. Pada kunjungan berikutnya,didapatkan oklusi stabil, tidak ada peradangan, dan pasien
merasa puas dengan hasilnya(Gbr. 10). Tidak ada komplikasi yang terjadi ketika Pasien
kontrol 1tahun kemudian.
DISKUSI

Hemiseksi pada gigi penyangga dari gigi tiruan tetap yang mengalami karies akar
merupakan terapi alternatif yang dipilih oleh pasien. Implan merupakan terapi utama yang
ditawarkan, akan tetapi pasien tidak memilihnya. Akar distal direseksi karena telah terkena
karies, akan tetapi akar distal ini tetap dipertahankan sedangkan akar mesialnya dibuang.
Akar distal diperluas dan diperlurus sehingga membuat akar distal lebih cocok digunakan
sebagai penyangga dibandingkan dengan akar mesial yang mempunyai groove longitudinal
yang dapat memperkecil area permukaan dari akar dan merupakan kontraindikasi dari
penggunaan pasak.
Implan merupakan pilihan terapi dengan fungsi yang baik. Namun, dalam kasus ini,
pasien memilih terapi alternatif karena pertimbangan faktor finansial dan keinginan yang kuat
untuk mempertahankan gigi tiruan tetap yang telah ada sebelumnya. Implan dapat
menggantikan gigi premolar dua yang hilang (single implant) maupun menggantikan dua gigi
yaitu, gigi premolar dua yang telah hilang dan gigi molar yang diekstraksi. Hal ini
membutuhkan augmentasi dari rongak.
Perawatan saluran akar sebaiknya dilakukan sebelum reseksi akar, karena akan lebih
sulit bila dilakukan sesudah tindakan bedah. Setelah dilakukan hemiseksi pada distal gigi 46,
bagian mesial gigi 46 dipertimbangkan penggunaan pasak dengan inti dari resin dengan
mempertimbangkan besarnya struktur gigi yang tersisa. Kemudian pada tahap terakhir
dilakukan pencetakan dan pembuatan gigi tiruan jembatan 3 unit.
Keberhasilan perawatan dapat dilihat dari intergritas pengisian yang baik, tidak ada
gambaran radiolusensi periradikular, tidak peka pada perkusi, atau tidak ada gambaran fraktur
vertikal.
Mobilitas fisiologis dari akar yang masih bisa didapatkan pada terapi hemiseksi,
dimana hal ini merupakan hal yang lebih menguntungkan untuk gigi penyangga gigi tiruan
tetap dibandingkan dengan osseointegrasi. Semakin kecil ukuran dari occlusal tables, under-
contoring dari celah embrasure, dan memastikan bahwa margin mahkota mencakup daerah
furkasi merupakan faktor-faktor yang bila dipenuhi akan meningkatkan angka kesuksesan
dalam terapi hemiseksi.

KESIMPULAN

Terdapat dua pilihan terapi untuk kasus dengan karies yang luas pada salah satu akar
gigi, yaitu hemiseksi dan implant. Hemiseksi dapat digunakan sebagai terapi alternatif
daripada mengekstrasi gigi molar. Akan tetapi, dua pilihan terapi ini harus didiskusikan
terlebih dahulu dengan pasien, untuk menentukan terapi mana yang dipilih oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai