Anda di halaman 1dari 6

PEWARISAN SIFAT YANG DIKENDALIKAN ALEL MAJEMUK

Fatihatunnisa Ridha Rahman

Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah


dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
Jl. A.H Nasution No. 150 Bandung 40614
e-mail: elfatihrahman23@gmail.com

Abstrak : Pada dasarnya pewarisan sifat dikendalikan oleh Gen. Dimana gen ini
dikendalikan oleh berbagai macan alel. Tidak hanya satu alel melainkan banyak alel yang
mempengaruhi pewarisan sifat ini. Contoh dari pewarisan sifat yang dikendalikan oleh
alel majemuk yaitu adanya rambut digitalis pada jari tengah dan golongan darah. Dimana
pada praktikum kali ini yang mendominasi fenotipnya yaitu pada H5 yang tidak memiliki
rambut digitalis dijari – jarinya. Kemudian pada golongan darah yang mendominasi yaitu
golongan darah B. Dari sekelas ada 16 orang yang memiliki golongan darah B. Dan
golongan darah yang paling sedikit yaitu golongan darah AB. Mengingat bahwa golongan
darah AB adalah golongan darah yang sangat langka. Survey hanya 4% di seluruh dunia
yang memiliki golongan darah AB. Rhesus pada golongan darah sangatlah berperan
penting dalam penentuan golongan darah. Dimana kektika ketidak cocokan antara rhesus
negatif dan positif bisa menyebakan penyakit eritroblastosis fetalis pada bayi yang
berada dikansungan.

Kata kunci: Alel, Rambut Digitalis, Golongan Darah, Rhesus


PENDAHULUAN

Alel dapat menunjukkan derajat dominansi dan keresesifan yang berbeda


bedasatu sama lain. Dalam persilangan ercis Mendel, keturunan F1 selalu terlihat
seperti salah satu dari kedua varietas induk sebab salah satu alel dalam satu alel
tersebut menunjukkan dominani sempurna terhadap alel yang satu lagi. Dalam
situasi semacam itu, fenotip heterozigot dan homozigot dominan tidak dapat
dibedakan (Campbell, dkk., 2010). Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah
alel. Alel-alelnya disebut alel ganda (multiple allele). Sedangkan peristiwa sebuah
gen dapat mempunyai lebih dari satu alel disebut multiple allelomorphy (Henuhili
dan Suratsih, 2003).

Contoh pewarisan sifat pada manusia yang ditentukan oleh alel ganda
adalah rambut pada digitalis tengah jari tangan serta golongan darah. (Suryo, 2010)
Rambut pada digitalis tengah merupakan salah satu fenotip yang
dikendalikan oleh alel majemuk. Alel yang dapat menentukan adanya rambut pada
digitalis adalah sebagai berikut:
Fenotip Alel
Rambut pada semua digitalis jari, kecuali ibu jari. H1
Rambut pada digitalis jari manis, tengah dan telunjuk. H2
Rambut pada digitalis jari manis dan tengah. H3
Rambut pada digitalis jari manis saja. H4
Tidak ada rambut pada semua digitalis jari. H5

Tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua jari disebabkan karena


adanya alel ganda. Alel ganda ini ditimbulkan karena adanya peristiwa mutasi gen.
Dimana gen dapat dapat berubah menjadi bentuk-bentuk alternatif oleh proses
mutasi. Seri dominan dari alel-alel tersebut adalah H1> H2 > H3 > H4 > H5. Artinya
menunjukkan bahwa H1 dominan terhadap H2, H3, H4 dan H5.Sedangkan H2
dominan terhadap H3, H4 dan H5. Kemudian H4 dominan terhadap H5. Sehingga
dengan diketahui kedudukannya, maka dapat disimpulakan bahwa genotip yang
dimiliki oleh orang yang terdapat tumbuhnya rambut pada semua jari kecuali ibu
jari adalah H1H1, H1H2, H1H3, H1H4, H1H5. Bagi orang yang memiliki rambut yang
tumbuh pada jari kelingking, maka memiliki genotip, H2H2, H2H3, H2H4, H2H5.
Orang yang mempunyai rambut hanya terdapat pada jari manis dan jari tengah,
maka memiliki genotip H3H3, H3H4, H3H5 dan bagi orang yang rambut hanya
terdapat pada jari manis saja, maka genotipnya H4H4, H4H5 dan yang terakhir adalah
orang yang tidak mempunyai rambut pada keempat jari, maka genotipnya adalah
H5H5 (Suryo, 2010)

Tidak hanya rambut pada digitalis tengah saja yang dikendalikan oleh alel
majemuk, golongan darah pun dikendalikan oleh alel majemuk. Darah, seperti
cairan, mengalir dari daerah yang bertekanan lebih tinggi ke daerah-daerah yang
bertekanan lebih rendah (Campbell, dkk, 2010). Ditinjau dari golongan darah ABO,
manusia dikelompokkan menjadi 4 golongan. Pengelompokan ini didasarkan ada
tidaknya suatu zat di dalam sel darah merah, yaitu dikenal dengan aglutinogen
(antigen). Ada dua macam aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B.
Aglutinogen merupakan polisakarida, yang terdapat tidak saja terbatas di dalam sel
darah merah tetapi juga dalam kelenjar ludah, pangkreas, hati, ginjal, paru-paru,
testis dan semen (Wulangi, 1993).
Dua jenis antigen tetapi berhubungn yaitu tipe A dan tipe B terdapat pada
berbagai jenis orang. Karena antigen ini diturunkan, seseorang dapat tidak hanya
mempunyai salah satu dari antigen ini, atau ia dapat mempunyai salah satu atau
keduanya. Beberapa darah juga mengandung antibody kuat yang secara spesifik
bereaksi dengan antigen tipe A atau tipe B dalam sel, menyebabkan aglutinasi dan
hemolisis. Karena antigen tipe A dan tipe B dalam sel membuat sel peka terhadap
aglutinasi, antigen-antigen ini dinamakan aglutinogen (Guyton, 1988).

Golongan darah menurut sistem ABO dapat diwariskan dari orang tua kepada
anaknya. Landsteiner membedakan darah manusia ke dalam empat golongan, yaitu
A, B, AB, dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang
dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Adanya antigen di dalam eritrosit,
ditentukan oleh suatu seri alel ganda, yaitu IA, IB, dan IO (Darmawati, Suryawati,
dan Suhendri, 2005). Alel ganda adalah suatu keadaan dimana sebuah gen memiliki
lebih dari satu alela. Berikut ini adalah tabel macam-macam golongan darah:

Golongan Antigen Aglutinin Alel dalam Genotip


Darah kromosom
O - anti-A dan i ii
anti-B
A A anti-B IA IA IA atau IAi
B B anti-A IB IB IB atau IAi
AB A dan B - IA dan IB IA IB
BAHAN DAN METODE

Bahan yang digunakan adalah kaca pembesar dan kertas. Dimana keduanya
berfungsi sebagai pembantu dalam melihat tangan – tangan yang memiliki rambut
digitalis. Cara kerja praktikum ini yaitu mengamati tangan yang memiliki rambut
digitalis pada jarinya. Kemudian hasil dari pengamtan tersebut ditulis
menggunakan pensil dan kertas. Kemudian pada penentuan golongan darah cara
kerjanya memeriksa golongan darah anggota kelompok dan menuliskan hasil
praktikum yang telah didapat dan meminta data kelompok lain. Metode praktikum
ini yaitu metode Observasi.
HASIL

Tabel 1. Sifat Rambut pada Digitalis Tengah Jari Tangan Kelompok


Praktikum Genetika

Nomor Fenotip Rambut Jari


Jumlah
Kelompok H1 H2 H3 H4 H5
1 - - 4 - 2 6
2 - - 4 - 1 5
3 - 1 - 1 4 6
4 - 4 - 1 1 6
5 - - - - 6 6
6 1 - 1 - 4 6
7 - 1 2 - 2 5
8 - - - - 4 5
Jumlah 1 7 11 2 24 45
1⁄ ×100% 7⁄ ×100% 11⁄ ×100% 2⁄ ×100% 24⁄ ×100%
Persentase 45 45 45 45 45
=2.22% =15.55% =24.44% =4.44% =53.33%

Tabel 2. Fenotip Golongan Darah Mahasiswa Tiap Kelomok Praktikum Satu


Kelas

Nomor Fenotip
Jumlah
Kelompok A B AB O
1 1 3 - 2 6
2 2 2 - 1 5
3 2 2 - 2 6
4 2 2 1 1 6
5 1 2 - 3 6
6 2 3 - 1 6
7 2 1 1 1 5
8 2 1 - 2 5
Jumlah 14 16 2 13 45
14⁄ ×100% 16⁄ ×100% 2⁄ ×100% 13⁄ ×100%
Persentase 45 45 45 45
=31.11% =35.55% =4.44% =28.88%
PEMBAHASAN

Sebuah gen dapat memiliki lebih dari satu alel. Alel yang dimiliki oleh gen
tersebut berjumlah dua bahkan bisa mencapai lebih dari 20 alel. Contoh pewarisan
sifat pada manusia yang ditentukan oleh alel ganda adalah rambut pada digitalis
tengah jari tangan serta golongan darah.

Dari hasil pengamatan pada tabel 1 sifat rambut pada digitalis jri tengah
kelompok pada praktikum Genetika ini yang lebih dominan yaitu H5 ketidakadaan
rambut pada semua jari. Sehingga memiliki persentase sebesar 53.33%. Kemudian
pada H1 dari semua kelompok dalam satu kelas hanya ada satu orang yang memiliki
fenotipadanya rambut pada semua jari kecuali ibu jari. Selanjutnya pada H2 dari
semua kelompok ada 7 orang yang mempunyai fenotip adanya rambut pada jari
manis dan tengah. Kemudian pada H3 sebanyak 11orang yang memiliki fenotip
adanya rambut pada jari manis dan jari tengah. Dan yang terakhir pada H4 hanya 2
orang yang memiliki fenotip adanya rambut pada jari manis saja.

Pada tabel 2 fenotip golongan darah setiap kelompok. Di dominasi olrh


golongan darah B dimana berjumlah 16 orang. Pada golongan darah A sebanyak 14
orang. Golongan darah O sebanyak 13 orang. Kemudian pada golongan darah AB
hanya 2 orang. Mengingat bahwa di dunia ini hanya sekitar 4% manusia yang
bergolongan darah AB. Dilihat dari hasil pengamtan pun hanya 2 orang saja yang
memiliki golongan dara AB.

Pada pengamatan penentuan golongan darah tidak dilakukan pengamatan


tentang rhesus karena hampir semua mahasiswa Biologi kelas A tidak mengetahui
rhesus masing-masing. Sehingga untuk pengamatan tentang rhesus tidak dilakukan.
Meskipun pada umumnya orang Asia memiliki rhesus – (-Rh). Tapi tetap saja
diperlukan test yang akurat. Penentuan golongan darah rhesus sangatlah penting.
Mengingat adanya penyakit yang bisa memperburuk keadaan seseorang. Perbedaan
pada rhesus ini dapat mengakibatkan penyakit eritroblastosis fetalis yang
disebabkan karena rhesus ibu berbeda dengan rhesus bayi. Dimana rhesus ibu Rh-
sedangkan bayi Rh+ yang menyebabkan anti-Rh dari serum darah ibu merusak
eritrosit bayi yang mengandung antigen-Rh (Suryo, 2010: 271).
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa


salah satu contoh dari sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda ialah
tumbuhnya rambut pada segmen digitalis jari-jari tangan. Sehingga dapat
menunjukkan bahwa seri alel majemuk pada H5 bersifat dominan dibandingkan
dengan seri alel majemuk pada tipe lainnya. Jadi, dapat dilihat urutan dominansinya
yaitu sebagai berikut H5>H3>H2>H4> H1.

Kemudian pada penentuan golongan darah. Golongan darah dari setiap


mahasiswa memiliki jenis golongan darah yang berbeda-beda setiap orangnya yang
disebabkan adanya perbedaan genotip dari kombinasi oleh tiga jenis alel berbeda
yaitu IA, IB, dan IO yang menetukan jenis dari golongan darah setiap mahasiswa.
Dimana dari data kelompok dalam sekelas terdapat 16 orang yang memiliki
golongan darah B, golongan darah B mendominasi dikelas. Kemudian pada
golongan darah A sebanyak 14 orang, golongan darah O sebanyak 13 orang. Dan
yang paling sedikit yaitu golongan darah AB. Mengingat golongan darah AB adalah
golongan darah yang paling langka.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A, dkk. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Guyton. 1986. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Henuhili, V. dan Suratsih. 2003. Genetika. Yogyakarta: UNY.

Suryo. 2010. Genetika untuk strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss

Wulangi K. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: DEPDIKBUD

Yatim, Wildan. 1996. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Darmawati, Suryawati, E., Suhendri, E. 2005. Frekuensi dan Penyebaran Alel


Golongan Darah A B O Siswa SMUN 1 Suku Bangsa Melayu di Kecamatan
Rupat Kabupaten Bengkalis Riau. Jurnal Biogenesis, 1 (2): 66-69.
Universitas Riau [10/04/2015].

Anda mungkin juga menyukai