Latar Belakang
midgut, rektum, dan tubulus ekskretoris Malphigi) di larva beberapa lalat, serta di
beberapa spesies protozoa dan tanaman. Kromosom polytene pertama kali diamati
oleh E. G. Balbiani pada tahun 1881 . Beberapa lalat dewasa juga memiliki
kromosom politen pada sel-sel di telapak kakinya. Dua kelompok serangga seperti
tangkai pada tanaman berbunga .Pada kelenjar ludah dari lalat buah, kromosom
membentuk struktur yang sangat tebal dengan pola yang khas dari bands yang
yang berasosiasi dengan protein histon. Kromatin berbentuk panjang, tipis, dan
struktur pembawa materi genetik yang tersusun atas kromatin yang memendek
bagian lainnya. Bagian yang terkondensasi memiliki banyak salinan sekuen DNA,
namun karena berada dalam kondisi terpadatkan, salinan sekuen DNA ini tidak
lengan panjang. Bagian yang terlihat menggembung dan tidak menggulung adalah
daerah yang aktif melakukan transkripsi disebut dengan puff. Band merupakan
gen, dan tidak aktif melakukan transkripsi (Dhamira dan Alfarizy, 2014).
ini adalah kromosom interfase yang memiliki ukuran lebih panjang daripada
kromosom metaphase sehingga kromosom ini dapat dilihat (pada fase interfase)
dimana pada kondisi tersebut semua kromosom lain tidak terlihat. Kromosom
menghasilkan banyak kromosom yang tidak terpisah satu dengan yang lain.
Struktur kromosom raksasa ini tersusun atas pita terang dan pita gelap
(Suryo, 2004).
sembilan siklus replikasi. Kromosom raksasa yang terdapat pada kelenjar ludah
(Gunawan, 2000).
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
dua seperti pada genus Drosophila sp. tepatnya pada tahap larva karena oraganel
dan kromosom hasil replikasi DNA. Kromosom politen dapat ditemukan pada
beberapa jaringan seperti ludah, midgut, rektum, dan tubulus ekskretoris malpighi.
kromosom tersebut DNA nya membelah pada fase S (Interfase) tanpa diimbangi
dengan pembelahan sentromer & pembelahan sel (Anisa dan Amaliya, 2019).
terdapat badan protein yang disebut kinetokor yang berfungsi saat replikasi dan
pemisahan kromosom saat mitosis . Bagian lengan merupakan bagian utama pada
kromosom yang berisi materi-materi genetik berupa DNA yang merupakan kode
kromosom biasa. Hal ini disebabkan salah satunya oleh ukuran kromosom politen
kromosom politen berdasarkan teori yang ada. Ada beberapa kromosom kadang-
kadang masih dapat dilihat adanya lekukan ke arah dalam sehingga memisahkan
bagian kecil dari lengan kromosom, yang dinamakan satelit (Supandi, 2010).
dimiliki oleh serangga bersayap dua (dipteran) seperti genus Drosophilla sp. Pada
mulanya kromosom politen merupakan kromosom normal akan tetapi mengalami
melimpah dan terlihat berukuran lebih besar akibat terbentuknya puff. Kromosom
Politen pada umumnya ditemukan pada fasa larva serangga karena kromosom
yang terbentuk akibat replikasi berulang DNA ini dapat mendukung pertumbuhan
larva agar menjadi lebih cepat. Kecepatan pertumbuhan ini merupakan akibat dari
melimpahnya jumlah salinan gen dalam sel sehingga kecepatan kerja enzim
Drosophila melanogaster berguna untuk memenuhi kebetuhan sel pada larva yang
raksasa ini mengandung banyak sekali salinan molekul DNA yang telah
ketinggian ± 25 mdpl pada tanggal 24 September 2019 pukul 13.00 WIB sampai
dengan selesai.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buku penuntun
sebagai penuntun praktikum, pulpen untuk menulis data, mikroskop sebagai alat
praktikum, kaca preparat sebagi tempat objek yang akan diamati dengan
dan mengamati benda yang berukuran sangat kecil, deck glass untuk penutup
objek yang ada di preparat, pipet tetes untuk memindahkan larutan, handsprayer
sebagai alat untuk menyemprotkan alkohol ke kaca preparat, dan petridish sebagai
tempat meletakan ulat buah, jarum pentul yang berfungsi untuk menarik dan
mengeluarkan sel kelenjar ludah dari tubuh ulat buah dan kaca pembesar untuk
sebagai pewarna sel, larutan NaCl 0,9% berfungsi untuk mempertahankan suatu
sel organ pengamatan secara invitro agar tidak dehidrasi, larutan FAA berfungsi
Prosedur Praktikum
- Diletakkan larva pada cawan petri dan diberi larutan NaCl 0,9%
- Dipisahkan bagian kepala dan ekor dengan cara meletakan jarum pentul pada
- Dicari salivary gland (kelenjar ludah) yang memiliki bentukan seperti ginjal
- Dipisahkan salivary glands yang telah ditemukan dari lemak lemak yang
menempel
menjadi keruh
- Dibersihkan sisa FAA dengan cara menhusapnya dengan kertas hisap, lalu
- Dicari kromosom raksasa pada objek glass yang sudah dibuat dan digambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Gambar Keterangan
1 kromosom politen
1
1
Pembahasan
kromosom politen dibagi menjadi tiga bagian, yaitu band, interband, puff, dan
chromocenter. Hal ini sesuai dengan literatur Anisa dan Amaliya (2019) yang
buah atau sepasang dengan bentuk seperti ginjal. Kelenjar ludah D. melanogaster
seribu kali DNA lebih banyak dari kromosom biasa dan setiap kromosom raksasa
dibuat dari banyak untai DNA. Hal ini sesuai dengan literatur
Rosita dan Nafisa (2018) yang menyatakan bahwa Politen pada umumnya
ditemukan pada fasa larva serangga karena kromosom yang terbentuk akibat
replikasi berulang DNA ini dapat mendukung pertumbuhan larva agar menjadi
lebih cepat.
ludah larva instar III D. melanogaster, penggunaan larva instar tiga karena
ukurannya yang besar sehingga mudah untuk mengisolasi DNA. ludah larva instar
berukuran ± 3-4 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, memiliki
mulut dan gigi berwarna hitam lebih besar dan jelas terlihat dibanding larva instar
II, memiliki spirakel anterior dan terdapat beberapa tonjolan pada spirakel
kromosom.
instar 3 Drosophila melanogaster ditetesi dengan cairan garam NaCl 0,9% yang
larutan FAA dan kelenjar ludah mengalami perubahan warna dari transparan
sehingga terdapat resolusi yang tinggi dari banding structure yang merupakan
bagian kromosom politen. Selanjutnya diberi setetes Asetocarmin yang
ditutup oleh kaca benda. Hal ini sesuai dengan literatur Muhammad et al (2011)
yang menyatakan bahwa Kromosom secara umum dibagi menjadi 2 bagian utama
yaitu sentromer dan lengan kromosom. Sentromer adalah bagian kromosom yang
ludah larva instar III D. melanogaster, penggunaan larva instar tiga karena
ludah larva instar III D. melanogaster, penggunaan larva instar tiga karena
yang
Rosita dan Nafisa, W. 2018. Kromosom Raksasa Pada Kelenjar Saliva Drosophila
Melanogaster. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Biologi. Universitas Negeri Malang.