SPT III
Dwi Gusmalawati
Mikrosporangium
adalah kotak spora
yang menghasilkan
mikrospora.
Mikrospora adalah
serbuk sari/ polen
Benang sari terdiri atas kepala sari (antera)
dan tangkai sari (filamen).
Proses
Proses pembentukan
pembentukan gametgamet jantan
jantan
(sperma)
(sperma) yang
yang berlangsung
berlangsung pada
pada
bunga,
bunga, yaitu
yaitu di
di dalam
dalam benang
benang sari
sari
bagian
bagian dari
dari kepala
kepala sari
sari (antera)
(antera) yang
yang di
di
dalamnya
dalamnya terdapat
terdapat kantong
kantong sari
sari atau
atau
mikrosporangium.
mikrosporangium.
Pada waktu kepala sari masih muda di
dalam lokulimentum (yaitu di bawah
epidermis) tersusun dari jaringan
parenkimatis yang homogen.
Pada tempat tertentu pada lokulimentum
terdapat suatu jaringan meristematik yang
disebut jaringan arkesporium.
Jaringan arkesporium ini merupakan jaringan
hipodermal dan mempunyai bentuk serta
ukuran yang berbeda dengan sel-sel yang
ada di sekitarnya.
Sel-sel tersebut mempunyai inti yang jelas.
Jaringan arkesporium kemudian mengadakan
pembelahan secara periklinal, menghasilkan sel-
sel bagian dalam yaitu sel-sel sporogen primer
dan sel-sel bagian luar yaitu sel-sel parietal
primer).
Sel parietal primer membelah periklinal dan
antiklinal membentuk 2-5 lapis dinding yang
konsentris.
Sel sporogen primer berfungsi sebagai sel
induk spora mengadakan pembelahan meiosis
menghasilkan butir polen (serbuk sari).
Perkembangan selanjutnya sel parietal
sekunder membelah secara periklinal
membentuk lapisan tengah, bagian luar dan dalam
serta tapetum.
Lapisan dinding antera
1. Epidermis (eksotesium)
Merupakan lapisan terluar, terdiri dari
1 lapis sel. Epidermis menjadi memipih
dan membentuk tonjolan (popula) pada
kepala sari yang masak, dan berfungsi
sebagai pelindung.
2. Endotesium
Lapisan yang terletak di sebelah dalam
epidermis.
Pada kepala sari yang akan membuka
endotesium mengadakan penebalan ke arah
radial, tangensial sebelah dalam atau antiklinal.
Penebalan sel tersebut tidak teratur dan
menunjukkan tidak teratur dan menunjukkan
struktur berserabut.
Adanya struktur yang berserabut dari
endotesium adalah untuk membantu
membukanya antera.
Dengan adanya struktur yang berserabut,
endotesium sering disebut Lamina fibrosa
Endotesium biasanya hanya 1 lapis sel.
3. Lapisan tengah
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel atau
lebih tergantung tumbuhannya.
Dengan berkembangnya antera sel-sel
lapisan tengah menjadi tertekan dan
memipih, sehingga sering pula desebut
lapisan tertekan.
Keadaan ini terjadi pada waktu sel
induk spora (sporofit) mengalami
pembelahan meiosis.
Mungkin juga pada tumbuhan tertentu
tidak dijumpai adanya lapisan tertekan.
4. Tapetum
1.
1. Profase
Profase yang
yang terdiri
terdiri dari
dari 55 stadia,
stadia, yaitu:
yaitu:
a).
a). Leptoten
Leptoten (leptonema):
(leptonema): padapada inti
inti kelihatan
kelihatan
benang-benang
benang-benang halus.
halus.
b).
b). zigoten
zigoten (zigonema):
(zigonema): mulai
mulai kelihatan
kelihatan kromosom-
kromosom-
kromosom
kromosom membentuk
membentuk kembaran
kembaran (sinopsis).
(sinopsis).
c).
c). pakhiten
pakhiten (pakhinema):
(pakhinema): kromosom
kromosom hanya
hanya
kelihatan
kelihatan separuh
separuh jumlahnya.
jumlahnya.
d).
d). diploten
diploten (diplonema):
(diplonema): kromosom
kromosom membelah
membelah
membujur
membujur menjadi
menjadi 44 kromatid,
kromatid, saling
saling berjauhan,
berjauhan,
tetapi
tetapi pada
pada tempat
tempat tertentu
tertentu mengadakan
mengadakan
persilangan
persilangan (”crossing
(”crossing over”)
over”) sehingga
sehingga terjadi
terjadi
pertukaran
pertukaran bagian-bagian
bagian-bagian kromatid.
kromatid.
2.
2. Metafase
Metafase
3.Anafase
3.Anafase
4.
4. Telofase
Telofase
5.
5. Tingkat
Tingkat istirahat.
istirahat.
Meiosis
Meiosis II:
II: terjadi
terjadi pembelahan
pembelahan secara
secara
mitosis
mitosis biasa,
biasa, hanya
hanya dinding
dinding yang
yang
dibentuk
dibentuk tegak
tegak lurus
lurus dinding
dinding yang
yang
dibentuk
dibentuk pada
pada meiosis
meiosis tingkat
tingkat I.I.
Pembelahan meiosis sel induk spora
dapat terjadi secara susesif atau
secara simultan.
Secara susesif
50 µm A 25 µm 25 µm
B C
tp
tp pl
pl lt
lk
lk
5 µm D 25 µm E
Gambar 18. Perkembangan bunga jantan pada porang. A,B. Penampang membujur, C,D,E.
penampang melintang, A,C,D. bunga jantan umur kuncup 3 minggu, B,E. bunga
jantan umur mekar kurang 5 hari, ep. epidermis, end. endotesium, lk. lokus, lt,
lapisan tengah, tp tapetum, pl. polen.
Tetrad serbuk sari
tp
ab
vb
Gambar 21. Morfologi polen dan perkecambahan tabung polen pada porang. A. morfologi
polen, B. polen dengan sel vegetatif, C. polen dimorfik, D. polen 1 hari stelah
mekar, E.F. pekecambahan tabung polen pada 2 hari setalah mekar.
Perkecambahan tabung polen (tanda panah), ek. eksin. In. intin, pl. polen, tp.
tabung polen, vb. polen yang viabel, ab. Polen abnormal,v. sel vegetatif, op.
operkulum
Gambar 25. histokimia organ generatif pada porang, uji amilum,
dan uji protein
The Structure and
Ultra Structure of
Anther Epidermis
and Pollen in
Lagerstroemia
indica L.
(Lythraceae) in
Response to Air
Pollution
Optical and
Ultrastructural
Study of the
Pollen Grain
Development in
Hermaphrodite
Papaya Tree
(Carica papaya
L.)