BIDANG STUDI
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (BAKTEROLOGI)
SEMESTER : IV
Kompetensi Dasar:
1. Membuatan Media Biakan
2. Inokulasi Mikroba (bakteri dan jamur)
4. Identifikasi Mikroba (Bakteri dan Jamur)
5. Menghitung Mikroba Pencemar Bahan Pangan
6. Memahami Virus
Oleh:
Tim Pusat Pendidikan, Standarisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian
Puji syukur kami panjatkan kehadirad Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah, rahmad dan
petunujuk-Nya, sehingga buku bahan ajar Pemeriksaan Laboratorium Bakterologi
untuk Sekolah Menengah Kejuruan-Pembangunan Pertanian (SMK-PP) Program Studi
Kesehatan Hewan dapat tersusun sesuai rencana.
Penyusunan buku bahan ajar siswa ini dilaksanakan atas dasar Surat Keputusan
Bersama antar Kementrian Pertanian dan Kementrian Pendidkan dan Kebudayaan
Nasional Nomor. yang ditanda-tangani pada 4 Desember 2013, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan proses pembelajaran di SMK-PP sehingga pelaksanaan
pendidikan dapat terlaksana dan terukur dengan jelas, bulat, utuh dan tuntas berdasar
standart kemampuan komptensi nasional Indonesia (SKKNI) paramedis kesehatan
hewan dari Kementrian tenaga kerja dan transmigrasi nomor: 43 tahun 2014.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku bahan ajar siswa ini masih jauh sempurna,
sekalipun dalam menyusun kami telah berusaha untuk memenuhi standart isi yang
harus dipenuhi sebagai prasyarat mutlak bagi proses pembelajaran di SMK-PP.
Bertitik tolak dari kondisi ini, maka kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak demi kesempurnaan modul/bahan ajar untuk masa-masa
mendatang.
April 2014
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR. ………………………………………………………........... ii
DAFTAR ISI. ……………………………………………………………………….. iii
PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR. ……………………………………………. iv
GLOSARIUM. ………………………………………………………………………
I PENDAHULUAN 1
A. Deskrripsi.………………………………………………………………………………………………. 1
B. Prasyarat. ………………………………………………………………………………………………. 2
C. Petunjuk Penggunaan. …………………………………………………………………………… 3
D. Tujuan Akhir. …………………………………………………………………………………………. 4
E. Cek Kemampuan Awal. ………………………………………………………………………….. 5
II PEMEBALAJARAN
1. MEMBUAT MEDIA BIAKAN
A. Deskripsi. ………………………………………………………………………………………………. 6
B. Kegiatan Belajar. ……………………………………………………………………………………. 7
1. Tujuan Pembelajaran. ………………………………..……………………………………… 8
2. Uraian Materi. …………………………………………………………………………………… 9
3. Refleksi. …………………………………………………………………………………………….. 10
4. Tugas.
…………………………………………………………………………………………………
5. Tes Formatif. ………………………………………………………………………………………
C. Penilaian
1. Sikap.
…………………………………………………………………………………………………
2. Pengetahuan.
…………………………………………………………………………………….
3. Ketrampilan.
………………………………………………………………………………………
5. INOKULASI JAMUR
A. Deskripsi. ……………………………………………………………………………………………
B. Kegiatan Belajar. ………………………………………………………………………………..
1. Tujuan Pembelajaran. …………………………………………………………………..
2. Uraian Materi. ………………………………………………………………………………
3. Refleksi. ……………………….……………………………………………………………….
4. Tugas. …………………………………………………………………………………………
5. Tes Formatif. ………………………………………………………………………………
C. Penilaian
1. Sikap.…………………………………………………………………………………………
2. Pengetahuan. …………………………………………………………………………
3. Ketrampilan. …………………………………………………………………………
6. INOKULASI VIRUS
A. Deskripsi. ……………………………………………………………………………………………
B. Kegiatan Belajar. ……………………………………………………………………
III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR
BIDANG STUDI PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DIAGNOSA
PROGNOSA
PENGOBATAN/ PERAWATAN
KESEHATAN TERNAK
TERNAK SEHAT DAN
PENINGKATAN PRODUKTIFITAS
TERNAK
I. PENDAHULUAN
A. Deskrripsi
Organisme hidup yang hidup menumpang pada organisme lain dan
dengan segala aktifitasnya bersifat merugikan atau mengganggu kenyamanan
hidup organisme yang ditumpanginya lazim disebut parasit. Dalam
pembahasan selanjutnya yang dimaksud parasit dibatasi hanya untuk
organisme atau mikroorganisme yang tergolong dalam kelompok hewan sedag
mikroorganisme jenis lainnya seperti bakteri, richetsia, jamur, virus dan freon
dinamai penyakit.
B. Prasyarat:
Untuk kelancaran proses pembelajaran dalam mempelajari buku teks
ini, maka bagi siswa kelas XI program studi kesehatan hewan harus memeiliki
kemazmpuan yang disyaratkan, sebagai berikut:
1. Telah mengikuti pembelaharan anatomi dan fisiologi tubuh.
2. Telah mempelajari teknik menggunakan alat pemeriksaan sampel
(mikrometer, mikroskope, gelas ukur dan lain-lain.
3. Telah mengetahui teknik mengukur sampel secara morfometriks.
C. Petunjuk Penggunaan
1. Petunjuk Bagi Siswa
a. Umum.
Untuk membantu kelancaran belajar Saudara, disediakan modul
pembelajaran yang terdiri dari 2 penggalan atau bagian. Setiap penggalan
disajikan secara rinci dari materi pelajaran yang terdiri dari teori dan
praktek. Pada setiap akhir penggalan disediakan rangkuman dan soal-soal
latihan, kerjakan soal latihan dan hasilnya diserahkan kepada Bapak/Ibu
Guru.
b. Khusus
- Pelajaran paket keahlian ini berturut-turut mulai dari penggalan 1 dan 2,
berilah skor.
Sebelum Pembelajaran:
1. Menyiapkan modul yang akan diberikan kepada siswa
2. Memberikan informasi tentang topik modul, sasaran modul, alokasi waktu,
tujuan intruksional, materi pelajaran, kegiatan guru, prosedur evaluasi.
3. Mempersiapkan lembar kerja,lembar test, peralatan dan bahan kerja
pengalaman serta sumber belajar
1. Guru menjelaskan pada siswa tidak boleh mengerjakan soal yang ada pada
lembar kegiatan siswa sebelum mempelajari kegiatan dengan baik.
2. Guru menjelaskan bahwa selama mengerjakan modul, siswa boleh bertanya
baik kepada teman maupun guru.
3. Guru memeriksa kelas untuk mengatahui kesulitan yang dialami oleh siswa
dalam memahami petunjuk
4. Guru meberikan lembar test formatif kepada siswa yang telah selesai
belajar di setiap penggalan.
5. Guru memeriksa lembar kerja siswa, dengan ketentuan:
a. Bisa memberikan kunci jawaban kepada siswa yang telah mencapai
kebenaran 80 %.
b. Menyuruh siswa mengerjakan kembali soal test hingga siswa bisa
mencapai kebenaran 80 %.
D. Tujuan Akhir
Kerjakan soal dibawah ini secara mandiri, Dengan memberikan tanda silang
pada option jawaban diantara A, B, C dan D yang tersedia pada lembar soal.
1. Parasit obligat adalah parasit yang dalam hidupnya bersifat:
a. Selalu menetap pada induk semang.
b. Tidak selamanya hidupnya berada pada induk semang
c. Dalam hidupnya hanya menumpang sementara pada
II. PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran I : Membuat Media Biakan
A. Deskripsi
Setiap mahluk hidup mulai tingkat rendah hingga mahluk hidup tingkat tinggi
memerlukan tempat hidup atau habitat yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya
untuk bisa tumbuh dan berkembang biak. Kebutuhan tersebut mencakup adanya
ketersediaan makanan cukup, suhu yang sesuai, tekanan udara dan lain-lain yang
semuanya merupakan satu kesatuan dalam interaksi antara lingkungan dan mahluk
hidup yang ada di dalamnya.
Mikroorganisme atau jasad renik seperti bakteri, jamur dan virus dalam
bentuk tunggal dan secara kasat mata memang tidak tampak terlebih jika
mikroorganisme ini sedang hidup di dalam tubuh organisme lain atau berada pada
bahan lainnya. Sehingga untuk mengetahui ada tidaknya jasad ini kita hanya bisa
melihat melalui fenomena-fenomena yang dimunculkan oleh oganisme atau tempat
dimana mikroorganisme ini berada, seperti pembusukan, peradangan, fermentasi, dan
fenomena lainnya.
Media biakan adalah suatu bahan yang dibuat secara sintetik untuk menumbuh
kembangkan mikroorganisme, sehingga media biakan merupakan jalan untuk kita
lewati agar dapat melihat aktifitas mikroorganisme terutama yang bersifat
menguntungkan atau yang merugikan kehidupan kita.
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran:
Setelah belajar siswa haus mampu:
a. Meracik media biakan sesuai volumetri resep media biakan dengan benar
b. Melakukan sterilisasi media biakan dengan benar
c. Menuangkan media biakan secara aseptik dengan benar
Bahan untuk media bikan biasanya dibuat sendiri sesuai resep media atau
dibeli dalam bentuk jadi, bahan-bahan tersebut kemudian ditimbang dan dicampur
sesuai resep media biakan yang telah ditentukan berdasar tujuan pembiakan
bakteri. proses pembuatan dimulai dari memasak atau merebus resep media pada
tabung erlenmeyer hingga masak, selanjutnya di sterilkan pada alat outoclaf
dengan suhu, tekanan udara dan waktu tertentu, kemudian bahan media biakan
dituangkan pada tempat/media secara aseptik agar bebas dari pencemaran.
Sebelum digunakan sebagai media penanaman bakteri, media biakan harus
dalam keadaan steril atau bebas dari mikroorganisme pencemar, Untuk itu media
harus diuji terlebih dahulu dengan cara diincubasikan atau dimasukkan dalam
incubator dengan suhu 37oC selama 24 jam.
Media Biakan ditinjau berdasar macam/jenisnya.
Tujuan utama pembuatan media biakan cair adalah bahwa secara umum hampir
semua bakteri mampu tumbuh pada media biakan cair selama media tersebut
mengandung unsur-unsur nutrisi sesuai kebutuhan hidup mikroba. Teknik pembuatan
media biakan cair pada dasarnya mencampur bahan-bahan media biakan dengan
menimbang atau mengukur suatu bahan sesuai petunjuk atau resep media biakan,
bahan media biakan bisa dibuat sendiri atau membeli bahan yang sudah jadi, tinggal
mengencerkan kemudian disterilkan dan dibagi kedalam tabung reaksi.
Kelebihan media biakan cair:
a. Dapat menumbuhkan semua jenis bakteri (media umum)
b. Dapat dijadikan sebagai tempat kulture bakteri murni. (stock kulture)
c. Dapat dijadikan media umum dalam pengiriman spesimen (transport media)
d. Dapat digunakan untuk uji biokimia bakteri (media gula-gula)
Kekurangan
a. Tidak dapat menyeleksi/ memisahkan jenis-jenis bakteri.
b. Semua jenis bakteri tumbuh bercampur-campur.
c. Bakteri akan mati dengan sendirinya jika nutrisi dlam media telah habis.
5. Loewenstein-Jansen Medium
- Momokaliumfosfat 2,4 gram - Magnesiumsulfat 240 mg
- Manesiumsitrat 600 mg - Asparagin 3,6 gram
- Gliserol 12 ml - Aquades 600 ml
- Sterilkan pada suhu 121oC selama 15 Menit
6. Media Biakan gula-gula
Media biakan gula-gula yaitu merupakan media biakan umum berbentuk cair,
dimana pada setiap tabung pengujian ditambahkan unsur gula-gula atau bahan
karbohidrat dengan ukuran 5 gram hingga 20 gram bahan pada setiap 1 liter media
biakan. Bahan karbohidrat atau gula-gula yang digunakan berupa: glukosa,
sakarosa, dekstrosa, manitol, heksosa, pentosa, dll.
Tujuan pembuatan media biakan gula-gula untuk mengetahui reaksi biokimia
dari kemampuan bakteri jenis tertentu dalam menggunakan atau mencerna bahan
karbohidrat dan perubahan-perubahan yang terjadi melalui daya fermentasi atau
penguraian bahan dengan menghasilkan suatu senyawa atau gugus yang berbeda.
Contoh: Jamur Tape secara umum memiliki kemampuan mengubah karbohidrat
yang terkandung dalam beras ketan atau singkong menjadi etanol atau alkohol.
Tetapi untuk tujuan pemeriksaan laboratorium pengujian pada media biakan ini
lebih dikhususkan untuk karbohidrat jenis apa saja yang sanggup diubah oleh
bakteri menjadi bahan lain.
Pengujian biakan gula-gula hanya dilakukan pada laboratorium yang lengkap
dengan tujuan penelitian yang lebih mendalam.
1. Persiapan :
a. Lakukan sterilisasi tabung reaksi dengan panas kering.
b. Siapkan kaldu daging
c. Siapkan alat dan bahan
d. Timbang bahan sesuai resep media biakan dengan neraca atau timbangan
duduk.
2. Perebusan media biakan
a. Larutkan bahan media dengan aquades sesuai resep dan rebus media biakan
pada tabung erlenmeyer diatas penganas hingga mendidih sambil terus diaduk
agar tidak terjadi penggumpalan.
b. Turunkan media dan tunggu hingga suhu turun antara 40-50oC
c. Tutup mulut tabung dengan kapas yang dipintal padat hingga rapat.
3. Sterilisasi.
a. Siapkan autoclaf dan bersihkan
b. Isi autoclaf dengan aquades sebanyak 2-3 liter
c. Tempatkan media biakan pada panci steem dan masukan kedalam autoclaf
d. Tutup rapat autoclaf dan panaskan diatas kompor (jika menggunakan pemanas
api), atau langsung dikontakkan dengan listrik jika aotoclat elektrik.
e. Lakukan pemanasan hingga suhu autoclaf 121oC selama 15 menit atau hingga
kleep udara telah membuka 3 kali secara outomatis.
f. Turunkan/matikan sumber pemanas dan buka klep udara hingga autoclaf tidak
memiliki tekanan lagi.
g. Biarkan suhu turun hingga 45-50oC
h. Ambil media biakan dalam masukkan kedalam enkas dan nyalakan lampu ultra
violet.
Media Biakan
Langsangan dan panci Steem
Air aquades 2-3 liter.
Api Pamanas
Posisikan tabung reaksi diatas bunsen Buka tutup media biakan dengan
buka tutup tabung reaksi dengan ibu jari dan jari telunjuk
jari kelingking tangan kanan
1. Persiapan :
a. Lakukan sterilisasi tabung reaksi dengan panas kering.
b. Siapkan kaldu daging
c. Siapkan alat dan bahan
d. Timbang bahan sesuai resep media biakan dengan neraca atau timbangan
duduk.
2. Perebusan media biakan
a. Rebus media biakan pada tabung erlenmeyer diatas penganas hingga
mendidih sambil terus diaduk agar tidak terjadi penggumpalan.
b. Turunkan media dan tunggu hingga suhu turun antara 40-50oC
c. Tutup mulut tabung dengan kapas yang dipintal padat hingga rapat.
3. Sterilisasi.
a. Siapkan autoclaf dan bersihkan
b. Isi autoclaf dengan aquades sebanyak 2-3 liter
c. Tempatkan media biakan pada panci steem dan masukan kedalam autoclaf
d. Tutup rapat autoclaf dan panaskan diatas kompor (jika menggunakan
pemanas api), jika menggunakan autoclaf elektrik, maka langsung
kontakkan dengan listrik.
e. Lakukan pemanasan hingga suhu autoclaf 121 oC selama 15 menit atau
hingga kleep udara telah membuka 3 kali secara outomatis.
f. Turunkan/matikan sumber pemanas dan buka klep udara hingga autoclaf
tidak memiliki tekanan lagi.
g. Biarkan suhu turun hinga 45-50oC
h. Ambil media biakan dalam masukkan kedalam enkas dan nyalakan lampu
ultra violet.
a. Media Biakan Agar Tegak: Teknik penuangan media agar tegak secara urutan
kerja sama seperti teknik menuangkan media biakan cair. Kemudian meida biakan
diletakkan secara tegak lurus pada rak tabung reaksi dan dibiarkan hingga
membeku. Masukkan dalam inkubator pada suhu 37 oC selama 24 Jam untuk uji
sterilitas media dan pisahkan (afkir) media yang terkontaminasi bakteri atau
jamur.
b. Media Biakan Agar miring: Teknik penuangan media agar miring secara urutan
kerja sama seperti teknik menuangkan media biakan cair. Kemudian meida biakan
diletakkan secara miring dengan sudut antara 30-45 o pada tempat miring dan
biarkan hingga membeku. Masukkan dalam inkubator pada suhu 37 oC selama 24
Jam untuk uji sterilitas media dan pisahkan (afkir) media yang terkontaminasi
bakteri atau jamur.
c. Media biakan setengah Padat: secara teknik penuangan media biakan setengah
padat sama dengan penuangan media biakan agar tegak atau media biakan cair,
kemudian media diletakkan pada rak tabung reaksi dengan tegak lurus hingga
membeku. Masukkan dalam inkubator pada suhu 37 oC selama 24 Jam untuk uji
sterilitas media dan pisahkan (afkir) media yang terkontaminasi bakteri atau
jamur.
d. Media Biakan Agar plat: Teknik penuangan media biakan plat agar/lempeng
agar berbeda dengan mendia yang lain. Yaitu media dituangkan ke dalam cawan
petri sebanyak 15-20 Ml/ cawan, dimana cawan dipegang dengan tangan kiri atau
kanan, untuk membukan tutup cawan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Kemudian media biakan dituangkan ke dalam cawan sesuai ukuran 15-20
ml/cawan (semua pekerjaan dilakukan diatas bunsen). Setelah membeku cawan
petri dibalik (tutup dibagian bawah agar embun/titik air akibat panas tidak
mengenai media).
Prosedur menuang media biakan plat/lempeng agar dapat dilakukan secara
manual dan dengan menggunakan buret pembagi.
Letakan cawan dengan posisi rata Balik cawan petri agar titik air
hingga membeku. tidak mengenai media.
Alumunium foil
Prosedur Menuang Media dengan Buret Pembagi
Langkah Kerja:
Refleksi:
1. Apa yang membedakan media biakan cair, padat dan setengah padat berdasar
kegunaan media tersebut.
2. Apa kesamaan dan perbedaan pokok yang terdapat pada macam-macam jenis
media biakan berdasar resep media.
3. Alat dan bahan apa saja yang harus anda siapkan sebelum membuat media
biakan baik media cair maupun padat.
4. Untuk menghindari pencemaran mikroba saat menuangkan media biakan
pada tempat media, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan.
5. Penuangan media biakan dilakukan secara aseptik dan sebaiknya di dalam
Enkas. Apa yang dimaksud aseptik dan apa kekurangan dari almari enkas.
Tugas:
1. Lakukan pembuatan media biakan cair sesuai resep media biakan, dan kontrol
sterilitasnya.
2. Lakukan pembuatan media biakan padat sesuai resep media biakan untuk
bentuk media biakan tegak, media biakan miring dan media biakan plat atau
lempeng agar. dan kontrol sterilitasnya dan simpan dengan aman.
3. Lakukan pembuatan media biakan setengah padat sesuai resep media biakan,
dan kontrol sterilitasnya.
Test Formatif.
Jawab Pertanyaan ini dengan singkat dan jelas
1. Berapa suhu, tekanan dan waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi media biakan
2. Usaha menghindari pencemaran mikroba yang dilakukan dengan cara
mengusahakan dengan tindakan sebersih mungkin disebut..
3. Apa yang dimaksud dengan QS pada saat kita mencampur bahan dari suatu resep.
4. Pada suhu berapa sebaiknya kita membuka aotoclaf setelah sterilisasi bahan ?
5. Media biakan yang ditujukan untuk menumbuhkan jenis bakteri tertentu dengan
sifat tertentu pula disebut ?
6. Media biakan yang ditujukan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri disebut ?
7. Jenis media biakan apa yang digunakan untuk menguji sifat atau kemampuan
bakteri dalam menguraikan zat makanan.
8. Media biakan yang digunakan untuk memacu pertumbuhan bakteri secara
maksimal disebut….
9. Berapa waktu dan suhu yang optimum untuk menguji sterilitas media biakan.
10. Apa behayanya sinar ultra violet yang ada pada almari enkas.
11. Untuk mengetahui daya virulesi bakteri disiapkan media biakan…….
12. Untuk mengetahui sifat bakteri anaerob atau aerob digunakan media biakan…
13. Untuk mengenal bentuk koloni bakteri disiapkan media biakan …..
14. Untuk mengetahui sifat motil bakteri digunakan media biakan………..
15. Untuk mengetahui kemampuan enzym bakteri digunakan media biakan.
A. Penilaian
1. Penilaia Sikap
No Ranah Penialain Nilai Keterangan
(40-80)
1 Keaktifan dalam praktek
2 Keaktifan bertanya dan menjawab
3 Ketepatan waktu saat mengumpulkan tugas
4 Minat saat mendapat tugas merawat alat
5 Motivasi belajar saat melakukan observasi
2. Penilaian Pengetahuan
No Nama Siswa Nilai yang diperoleh dari Jumlah Rata-rata
Refleksi Tugas Formatif
40-90 40-80 0-100
3. Penilaian Ketrampilan
A. Deskripsi:
B. Kegiatan Balejar
1. Tujuan Pembelajaran:
A B C D E F G H
1. Suhu:
Suhu memegang peran penting untuk pertumbuhan semua mahkluk
hidup termasuk bakteri, hubungan suhu dan pertumbuhan pada setiap jenis
bakteri memilki perbedaan, perbedaan tersebut adalah: (a) kemampuan
terhadap suhu minimal, (b) suhu yang optimal dan (c) suhu kritis atau tinggi.
Contoh: Streptokokus aureus dan streptokokus laktit, kedua jenis bakteri ini
memiliki bentuk yang sama tetapi beda sifat terhadap toleransi suhu, dimana
S.aureus akan inaktif pada suhu 4oC dan masih aktif pada suhu 41oC,
sementara S.Laktit masih aktif pada suhu 4 oC tetapi inaktif pada suhu 41oC.
Berdasar toleransi terhadap suhu dalam pertumbuhannya, bakteri dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a. Bakteri pikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada suhu -2 s/d 10 oC, bakteri ini
rata-rata hidup pada titik beku, akan tetapi ada beberapa spesies yang
mampu hidup diatas suhu 4oC disebut psikrofil fakultatif, dan ada pula
yang mampu hidup beberapa menit pada suhu 30 oC disebut psikrofil
obligat.
b. Bakteri mesofil: yaitu bakteri yang hidup antara suhu 10-47 oC dengan suhu
optimum 30-45oC.
c. Bakteri termofil: yaitu jenis bakteri yang hidup pada suhu tinggi, antara 45-
65oC. bahkan beberapa spesies bakteri pada fase tertentu mampu hidup
diatas air mendidih selama beberapa menit.
Dari kondisi ini maka tindakan pasturisasi dilakukan pada suhu 65 oC
selama 30 menit, atau suhu 90oC selama 3 menit. Tindakan ini untuk
melemahkan atau membunuh bakteri patogen. Sedang untuk memusnahkan
nbakteri atau sterilisasi dilakukan pada suhu 121 oC selama 15 menit, suhu
106oC selama 30 menit.
2. Gas.
Jenis dan konsentrasi Gas yang penting bagi pertumbuhan mikroba
antara lian: oksigen, H2S, Nitrogen dan karbondioksida, sedang untuk gas
formadehide, etilenmonosida adalah gas bersifat racun bagi bakteri yang
digunakan untuk fumigasi ruang.
3. Efek Radiasi
Radiasi infra merah, sinar X, sinar Ultra Vioet dan sinar matahari. Dari
radiasi ini bisa berpengaruh terhadap pembuatan dan pemecahan gugus
hidrogen dari DNA jika berlebihan.
Berdasar jenis media biakan cair dibedakan menjadi 3 macam yaitu, media
biakan umum, media biakan selektif dan media biakan gula-gula, tetapi secara
umum teknik inokulasi pada media biakan adalah sama pada ketiga jenis media
tersebut dan yang membedakan adalah asal spesimen atau bahan bakterinya
saja.
Tujuan inokulasi pada media biakan cair adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan semua jenis bakteri yang berasal dari spesimen.
2. Membiakkan bakteri yang telah dimurnikan untuk kultur jaringan (biakan
murni)
3. Merawat kelestarian kultur bakteri yang telah murni.
4. Media transport (bahan untuk mengirim spesimen agar tidak mati)
5. Mengetahui sifat biokimia bakteri terhadap bahan-bahan organis.
Inokulasi pada mdia biakan padat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: Inokulasi
pada media lempeng agar, media agar tegak dan inokulasi pada media agar miring.
Inokulasi pada lempeng agar atau plat agar dibedakan menjadi 2 (dua) metode yaitu
metode gores dan metode tuang.
Langkah Kerja Inokulasi Bakteri pada Media Biakan Plat Agar Metode Gores.
Inokulasi bakteri pada media biakan tegak dilakukan dengan menusukkan ose
lurus atau ose bulat yang mengandung sampel bakteri secara tegak lurus tepat
ditengah media hingga ke dasar tabung reaksi.
Tujuan inokulasi pada media biakan agar tegak adalah:
1. Mengetahui sifat bakteri terhadap kebutuhan oksigen (aerob) atau tidak butuh
oksigen (anaerob) atau anaerob fakultif yaitu hidup dengan/tanpa oksigen.
2. Mengetahui sifat bakteri dalam membentuk gas.
Berdasar tujuan ini, makan teknik inokulasi harus dilakukan sebagai berikut:
Untuk mengetahui sifat bakteri anaerob sejati:
- Setelah inokulasi, media disumbat dengan kapas secara rapat
- Sumbat kapas didorong turun hingga menempel pada media biakan.
- Diatas sumbat kapas diberi parafin cair sebanyak 10-15 tetes.
- Mulut tabung ditutup kembali dengan sumbat kapas, kemudian dimasukkan
incubator pada suhu 37oC.
Untuk mengetahui sifat aerob dan anaerob fakultatif.
- Setelah inokulasi, media biakan cukup ditutup dengan kapas penyumbat pada
mulut tabung, kemudian di masukkan incubator pada suhu 37 oC.
Untuk mengetahui sifat pembentuk gas,
- Langkah kerja secara prinsip sama dngan inokulasi untuk anaerob fakultatif.
A. Deskripsi
Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, pepatah ini dapat diananlogikan dengan
perkembang-biakan bakteri pada suatu media atau tempat tumbuh yang cocok
di alam bebas, kondisi ini sama dengan pendapat bahwa pembusukan yang
terjadi pada suatu bahan pangan dapat dipastikan oleh adanya peran
mikroorganisme yang semula kasad mata kemudian berkembang biak menjadi
suatu bentuk tertentu. Perkembang biakan bakteri berjalan secara
pembelahan biner yaitu dari 1 buah menjadi 2 buah, 2 menjadi 4 dan
seterusnya dengan kelipatan dua dengan rumus 2 x 2 n, sehingga dalam
beberapa saat telah membentuk satu kumpulan bakteri dengan ciri khusus
yang disebut koloni.
Pemeriksaan pertumbuhan bakteri pada media biakan dapat ditentukan
berdasar ada/tidaknya perubahan yang terjadi pada media biakan, seperti
adanya kekeruhan media, lendir, noktah,
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran:
Pada pemeriksaan koloni dari media biakan penyubur yang diberi darah, koloni
bakteri dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu:
a. Alfa-hemolisis: disekitar koloni terdapat daerah/zona melingkar ditepian
koloni berwarna kehijauan.
b. Beta-hemolisis: disekitar koloni terdapat daerah/zona melingkar ditepian
koloni berwarna bening/ transparan
c. An-hemolisis: jika disekitar koloni tidak terdapat daerah/zona warna/ tanpa
perubahan .
Pada pembiakan media diferensial koloni dari berbagai jenis bakteri dapat dibedakan
berdasar sifat pertumbuhan atas reaksi bakteri terhadap media, misalnya media EMB
dan Mc-Conkey, begitu pula media yang diberikan obat antibiotika dapat menyeleksi
pertumbuhan bakteri jenis tertentu.
A. Deskripsi.
B. Kegiatan Belajar.
1. Tujuan Pembelajaran:
Bentuk-bentuk Bakteri
Monotrik
Basil
Kuman Diplotrik
Diplobasil
Ampitrik
Spirilium
Striptobasil Vibrio Lopotrik
Peritrik
Ribosom
5 Merupakan organel yang berbentuk bulat kecil,
Ribosom ada yang melekat pada RE dan
Mitokondria, tetapi ada yang bebas didalam
sitoplasma dengan membentuk gugusan yang
disebut poliribosom atau polisom. 1 buah
ribosom terdiri dari dua unit besar dan kecil
dan memiliki RNA (rebonuclead acid) dan 1-3
gugus protein. Fungsi organel ini mensintesis
protein untuk sekresi sel (ribosom pada RE)
sedang ribosom bebas menghasilkan protein
struktural dan enzym yang digunakan untuk
metabolisme sel itu sendiri, sehingga ribosom
juga disebut granula ribonukleoprotein (RNP).
6 Mitokrodria.
Mimilki bentuk seperti kapsul yang mana di
bagaian dalamnya terdapat sekat-sekat sebagai
tempat perlekatan enzym yang berguna untuk
proses oksidasi bahan makanan menjadi CO 2,
ATP dan air pada proses siklus asam
sitrat/Krebs. Oksidasi dalam silus krebs
membebaskan CO2 dan H2, H2 kemudian masuk
ke dalam mitokondria untuk melakukan
reduksi dan puncaknya akan menghasilkan air
dan ATP (tenaga simpanan). Dengan demikian
mitokondria menghasilkan energi untuk sel,
mitokondria juga mengandung DNA dan RNA
untuk pembelahan sel serta mensintesis lipid
dan protein bersama ribosom.
7 Lisosom
Organel ini berasal dari RE dan Aparatus golgi,
merupakan organel yang dibungkus membran
dan berisi enzym digesti (hidrolitik = untuk
menghidrolisa makanan/ pencenakan). Enzym
tersebut berupa fosfatase yang dilepaskan bila
sel mati dan berguna untuk menghancurkan
sisa sisa sel
Vasikel lisosom berisi bahan hasil fagositosis
dan pinositosis, enzym ini berfungsi untuk
memecah protein, karbohidrat dan asam
nukleat seperti yang terdapat dalam sel darah
putih. Bila sel yang mengandung lisosom yang
tidak aktif maka akan timbul penyakit sebab
glikogen tidak tidak dicerna.
8 Nukleus
Organel sel berupa bulatan yang didalamnya
terdapat DNA, RNA, protein, lipid dan
komponen organik lainnya, dan didalam
nukleus terdapat juga nukleolus. Di dalam
nukleolus terdapat juga RNA, sedikit DNA dan
protein.
Fungsi utama nukleus adalah (1) mengatur
sintesis protein dalam sel yang juga mengatur
kegiatan biokimia sel, (2) menentukan
penurunan bahan genetik (kromoson dan gen)
ke genarasi selanjutnya melalui pembelahan sel
9 DNA dan RNA
DNA merupakan penyusun gen-gen dan
kromosom, kromosom adalah rantai DNA
menyerupai benang yang diselimuti protein
DNA dan RNA disusun atas unit-unit kecil dan
membentuk rantai panjang disebut nukleotid.
Nukleotid terdiri dari senyawa gula dan basa
purin atau pirimidin. Perbedaan DNA dan RNA
terdapat pada gugus menyusunya yaitu untuk
DNA terdiri dari Sitocin, arginin, guanin dan
timin. Sedang RNA gugus timin diganti dengan
urasil.
11 Mikrovilli: melakukkan/membengkokkan
membran plasma keluar yang berfungsi untuk
memperluas permukaan membrans yang
terkait dengan fungsinya yaitu: dalam
penyerapan zat.
Contoh: mikrovilli pada sel epithel usus
memperluas bidangnya untuk penyerapan zat
makanan.
12 Sentriol, berbentuk silindris, pendek yang
tersusun atas 9 filamen, organel ini berfungsi
membentuk dua kutub kumparan pada saat
terjadi pembelahan sel dari satu menjadi dua
buah.
14 Flagellum:
Merupakan alat untuk lokomosi (berpindah
tempat) disebut juga siliam atau bulu getar dari
bakteri.
Vaselin
BiakanBakeri
Kultur 1 tetes kecil tutup dengan objek glass
1. Ambil 1 Loop Biakan bakteri dengan 1. Teteskan Aquades 2-3 Tetes pada
Ose. Obyek glass
2. Oleskan pada obyek glass hingga rata 2. Sentuhkan ujung Ose pada koloni yang
Dan setipis mungkin. dikehendaki.
3. Buat ulasan tipis dan merata pada objek
Glass yang telah dtetesi aquades (No.1)
3. Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana adalah suatu teknik mewarnai bakteri pada preparat ulas
bakteri yang diletakkan di atas objek glass dengan satu macam zat warna. Tujuan
pewarnaan ini adalah agar bakteri dapat terlihat dengan jelas tentang bentuk,
ukuran dan untuk membedakan antara bakteri dengan benda-benda mati lainnya
yang bukan bakteri. larutan zat warna yang digunakan pada pewarnaan
sederhana dipilih zat warna yang dapat meresap masuk dinding sel hingga ke
sitoplasmanya seperti: Kristal violet, methylen blue, karbol fuchin, kemudian zat
warna dilarutkan pada pelarut berupa: aquades, alkohol atau methyl alkohol dan
biasa juga ditambahkan bahan pembantu lainnya agar hasil perwarnaan lebih
baik, bahan pembantu ini disebut pemantek (mordani) seperti: amonium oxalat,
fenol, krom, tembaga, garam-garam aluminium dan lain-lain.
1 2
Teteskan zat warna 3-4 tetes pada Cuci dengan air bersih atau aquades
preparat ulas bakteri dan biarkan selama dengan menggunakan kran atau botol
1-2 Menit semprot
3 4.
4. Pewarnaan Deferensial.
1.a 1.b
Teteskan Kristal Violet 5-6 tetes biarkan Cuci dengan aquades menggunakan botol
selama 60-90 detik semprot
2.a 2.b
Teteskan larutan Lugol 5-6 tetes pada prepa- Cuci dengan aquades menggunakan botol
rat dan biarkan selama 60-90 detik” semprot
3.a 3.b
Teteskan aceton-alkohol hingga warna Cuci dengan aquades menggunakan botol
larut/ luntur selama 30” semprot
4.a 4.b
Teteskan larutan Safranin 3-4 tetes pada Cuci dengan aquades menggunakan botol
preparat ulas bakteri dan biarkan 1-2 mnt semprot
Tiriskan preparat dan hisap dengan kertas tissu Periksa dibawah mikroskope, 1.000-2.000 X.
Prosedur Pewarnaan Gram modifikasi (cara II)
1.a 1.b
Teteskan Kristal Violet 5-6 tetes biarkan Teteskan lugol 6-8 tetes dan biarkan selama
selama 30-60 detik 30-60 detik
2.a 2.b
Lunturkan zat warna dengan alkohol-aceton Cuci dengan aquades menggunakan botol
hingga bersih, selama 20-30 detik” semprot
3.a 3.b
Teteskan zat warna kontras (safranin Cuci dengan aquades menggunakan botol
atau karbolfuchin) selama 30-60 detik semprot
Tiriskan preparat dan hisap dengan kertas Periksa dibawah mikroskope, 1.000-2.000 X.
tissu
Tugas:
Lakukan pewarnaan gram sesuai cara I dan Cara II masing-masing dua buah preparat
bandingkan hasilnya, dan buat laporan
Berdasar hasil pewarnaan menunjukkan bahwa bakteri gram positif adalah
bakteri yang tahan terhadap alkohol atau alkohol-aceton, kekuatan ini dipengaruhi
oleh adanya dinding sel bakteri yang tersusun atas gugus heteropolimer yang disebut
peptidoglikan atau mukopeptida tetapi ada juga yang menyebut sebagai glikopeptida,
maropeptida, glikosamino-peptida, mukokompleks atau murein. Gugus heteropolimer
ini pada dasarnya bukan struktur yang solid (padat) sehingga tidak menghalangi
bahan molekul organik masuk atau keluar dari tubuh bakteri.
Berdasar analisis tentang susunan dinding sel bakteri gram positif dan gram
negatif memang terdapat perbedaan yang nyata, perbedaan tersebut diantaranya:
No Gram Positif Gram Negatif
1. Komponen sebagian besar Terdiri atas 3 bagian
terdiri atas mukopeptida - Lapisan dalam adalah
mukopeptida
- Lapisan luar terdiri atas 2
lapisan
2. Beberapa jenis bakteri terdapat a. Lipopisakarida
asam teikhoik b. Lipoprotein.
3. Mukopeptida mengalami lisis Tidak terdapat asam teikhoik
jika kena enzym lizozim
Lisozym melunakkan dinding sel,
deterjen mengadakan disorganisasi
4. Tebal dinding sel 25-30 nm dinding itu dengan merusak lapisan
liptida.
5. Sangat sensitif terhadap zat
warna trifenilmetan Dinding sel tipis: 10-15 nm
6. Sensitif terhadap Antibiotika Tidak sensitif terhada zat warna
trifenilmetan
penicilin Sensitif terhadap Antibiotika
7. Resisten atau tahan terhadap Streptomicin
larutan KOH 1 % Sensitif terhadap larutan KOH 1 %
8. Biasanya berbentuk batang
bersepora, kokus Biasanya berbentuk batang tidak
9. Dapat bersifat tahan asam bersepora
Tidak tahan asam
Pewarnaan Ziel Nelson disebut juga pewarnaan tahan asam, hal ini didasarkan
pada kenyataan bahwa ada beberapa jenis bakteri yang dinding selnya sulit
diberi zat warna, akan tetapi jika zat warna telah menyatu dengan sel tersebut
maka akan sulit untuk dilunturkan dengan zat peluntur yang bersifat asam,
yaitu larutan asam-alkohol. Bakteri demikian disebut bakteri tahan asam,
jenis bakteri tahan asam antara lain: golongan mycobakterium tubercolosis,
mycobakterium lepra dan micobakterium smegmatis.
Berbagai teori menjelaskan bahwa sifat tahan asam pada bakteri
disebabkan oleh:
(1) adanya daya permiabilitas selektif dari membran sitoplasma
(2) adanya lipida dan asam lemak seperti asam mikolat di dalam sel bakteri.
(3) ikatan fenol dalam larutan karbul-fuchin dengan lipida dalam sel bakteri
lebih kuat dibanding ikatan fenol dengan asam alkohol atau air.
Dari ketiga alasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Saat pewarnaan zat warna merah dari karbol fuchin akan bereaksi dengan
lipida atau asam lemak yang terdapat dalam sel bakteri, dengan demikian
warna merah akan tampak dominan pada badan sel bakteri.
- Saat pelunturan zat warna dengan asam alkohol, bakteri yang mengandung
lipida akan tetap mengikat zat warna merah akibat adanya fenol dari
larutan karbol fuchin yang mudah larut dengan lipit dibanding dengan asam
alkohol
- Peran membran sitoplasma yang mempertahankan zat warna merah larut
pada zat peluntur.
- Jika membran sitoplasma pecah oleh asam alkohol maka lipida akan keluar
dari sel sehingga akan kehilangan daya tahan asamnya, dengan demikian
bakteri akan mengambil zat warna kedua yaitu methylen blue.
- Hasil pewarnaan bakteri tahan asam berwarna merah sedang tidak tahan
asam berwarna biru.
1.a 1.b
Teteskan Lart. Karbol Fuchsin 6-8 tetes pada Cuci dengan air bersih atau aquades dengan
preparat ulas bakteri dan hangatkan dengan menggunakan kran atau botol semprot
Bunsen, jangan mendidih biarkan 6 menit
2.a 2.b
Teteskan Lart. Asam Alkohol hingga zat Cuci dengan air bersih atau aquades dengan
warna luntur selama 30-60” menggunakan kran atau botol semprot
3.a 3.b
1 2
atau
Buat suspensi bakteri dari 1 sentuhan Koloni Goreskan pencil lilin pada tepi Obyek glas
biakan padat umur 48-72 jam + 1 Ml NaCl 0,9 %. dengan ketebatan merata. Buat preparat ulas
Masukkan wather bath 80oC selama 10 Menit dan bakteri dari suspensi bakteri seperti langkah 1,
tambahkan larutan Karbol Fuchsin 0,5 Ml. sebelum dimasukkan water bath. Sebanyak 3-4
Kemudian buat preparat ulas bakteri dan fiksasi tetes ratakan setipis mungkin. Ikuti prosedur
diatas bunsen.Ikuti prosedur ke 4-8 ke3-8
3. 4.
Teteskan Lart. Karbol Fuchsin 6-8 tetes pada Celupkan beberapa kali pada larutan
preparat ulas bakteri dan hangatkan dengan H2SO4 1 % hingga warna luntur.
Bunsen, jangan mendidih selama 10 menit
5 6
Cuci dengan air bersih atau aquades dengan Teteskan Larutan Methylen Blue selama 3 mt
menggunakan kran atau botol semprot
7 8.
Cuci dengan air bersih atau aquades Tiris preparat dan hisap sisa air dengan
dengan menggunakan kran atau botol kertas tissu. Periksa di mikroskope.
6. Pewarnaan Kapsul Bakteri.
Cuci dengan air bersih atau aquades Tiris preparat dan hisap sisa air dengan
dengan menggunakan kran atau botol kertas tissu. Periksa dibawah
semprot secara perlahan-lahan. mikroskope.
Periksa dibawah mikroskope Warna kapsul biru keunguan agak
pembesaran 1.000-2.000 kali terang, sedang warna bakteri biru gelap.
Masukan 1 ml susu
Pindahkan 1 ml larutan dari tabung no.1 ke no.2, dan seterusnya hingga tabung No.6
1 ml 1 ml 1ml 1 ml 1 ml
9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml
0,1 Ml 0,5 Ml
Cara Menghitung:
Cawan pertama = 1/0,1 x 100.000 x jumlah koloni = bakteri pencemar/ Ml susu.
Cawan ke dua = 1/0,5 x 1.000.000 x jumlah koloni = Bakteri pencemar/ Ml susu.
Sifat schizomycetes:
Terdiri dari satu sel, berukuran kecil hingga tak dapat dilihat dengan mikroskope
beiasa, ada bergerak dan ada yang tidak, inti sel tidak jelas tetapi mengandung sel
kromatin sebagai bahan kromosome yang disebut prokarion tidak berpasangan
sehinga dikatakan haploid. Bentuk sel bulat kecil, bengkok/koma, ada yang batang dan
spiral. Sel ada yang hidup sendiri ada yang bergerombol, ada yang hidup dalam kista
aa yang tidak. Ada yang bergandengan, ada yang lurus, beraturan dan ada yang tidak
beraturan. Ada spesies yang memiliki filamen/flagellum ada yang tidak. Dari uraian
tersebut dalam kunci dekotomi diuraikan sebagai berikut:
1. Sel kaku, bola, batang lurus atau bengkok, atau spiral, kadang bergerak dengan
flagel yang terminal atau tidak bergerak.
a. Sel serupa bola, batang lurus atau bengkok atau spiral, kadang
bergandengan, berfilamen merah atau hijau, tidak berbentuk benang. Ordo
1: Pseudomonadales
b. Tidak seperti diatas: (point a)
1. Sel dalam trikoma (untai benang), kadang menghasilkan spora kembar
atau spora diam, selubung berisi hidrogen-besi, trikoma dapat melekat
pada substrat
Ordo 2. Clamydobacteriales.
2. Sel berbiak dengan tunas, dapat melekat pada substar dengan tangkai,
satu genus mempunyai pigem untuk fotosintesis. Ordo 3.
Hipomicrobales.
2. Ordo Chlamydobacteriaceae
3. Ordo Hipomikrobilaes
4. Ordo Eubacteriales
5. Ordo Actinomycetales
6. Ordo Caryophalanes
7. Ordo Beggiatoles
8. Ordo Mycoplasmatales
10 . Ordo Myxobacteriales:
Ordo ini memiliki 5 faili dan 12 genus yang mencakup 71 spesies, ciri utama bakteri
ini adalah mengandung lendir dan dapat bergerak secara perlahan-lahan, selalu hidup
bergerombol membentuk lapisan peptidoglikan yang kuat sebagai bahan pembentuk
kista, yaitu suatu lapisan liat yang kuat terhadap perubahan kondisi lingkungan.
C. KALSIFIKASI VIRUS PENYEBAB PENYAKIT HEWAN
(1) Pelekatan atau adsorpsi: untuk bisa menginfeksi inang, sel virus harus mampu
merekatkan diri pada dinding sel atau membran sel hospest (inang). Dari kondisi
ini virus harus memiliki kesamaan atau kecocokan enzym dan mampu bertahan
terhadap sel-sel antibody induk semang. Fase perekatan ini seperti kunci dan
gembok jika salah satu tidak cocok maka virus tidak berhasil menginfeksi tetapi
jika cocok maka virus melakukan kegiatan dengan mengeluarkan enzym lysosim
untuk menghancurkan dinding sel atau membran sel..
(2) Penetrasi atau Injeksi, jika telah mampu bertahan dalam perekatan dan
membentuk lobang pada dinding atau membrans sel, maka virus melakukan
penetrasi atau penekanan terhadap dinding atau membran sel dengan
mempompakan asam nukleatnya (DNA atau RNA) untuk bisa masuk kedalam
sitoplasma sel, pada saat ini virus menanggalkan capsit proteinnya.
(3) Asimilasi dan Sintesis, setalah memasuki sitoplasma sel, virus kemudian
mengikuti proses metabolisme kehidupan sel inangnya untuk mendapatkan
makanan, sehingga pada saat ini virus tersebut hidup secara mandiri untuk
membentuk virion-virion baru dengan melepaskan bahan-bahan genetiknya (gen-
gen). Asam inti virus menyalah-gunakan enzym-enzym dan bahan bangun sel inang
dengan menghancurkan DNA atau RNAnya kemudian DNA atau RNA virus
menyambungkan diri dengan DNA atau RNA inang, dengan demikian sel induk
semang tidak berdaya lagi untuk berkembang biak dan diganti oleh DNA atau RNA
virus..
(4) Replikasi atau Perakitan, partikel-partikel (virion-virion) virus baru akan terus
memperbanyak/menggandakan diri pada membran sel inang atau sitoplasma sel
dengan membentuk capsid-capsid baru, setelah kapsid terbentuk sempurna
kemudian DNA atau RNA virus akan memasuki capsid tersebut jumlah virus/sel
antara 100-200 virus.
(5) Fase Litik, setelah virus terbentuk sempurna dalam sel kemudian virus tersebut
mengeluarkan enzym lysosim untuk menghancurkan dinding atau membrans sel
inang, maka terjadilan lisis pada sel inang, virus yang baru keluar dari sel yang
mati untuk melakukan invasi ke sel-sel baru untuk perbanyakan diri lagi.
b. Daur Lisogenik
Daur lisogenik sedikit berbeda dengan daur litik, yaitu: daur lisogenik terjadi pada sel-
sel mandiri seperti infeksi virus pada bakteri, pada fase adsorpsi dan penetrasi/injkesi
sama dengan daur litik.
Berdasar sifat hidupnya virus digolongan menjadi 2 golongan besar, yaitu virus yang
asam intinya hanya mengandung DNA dan RNA saja. Jenis virus yang menginfeksi
pada hewan dari kedua golongan tersebut, antara lain:
1. Jenis Virus gugus RNA, antara lain: Virus cacar air, herpes simpleks, virus epstin-
barr (demam kelenjar), Human papilovirus penyakit kutil dan kanker vagina, dll.
2. Jenis Virus DNA, antara lain: HIV (penyebab AIDS) Virus Hepatitis (penyakit
kuning/ hati), rhinovirus (selesma), Virus Influenza, Virus Campak, Dengue
(demam berdarah dan demam tulang), Virus ebola, Virus Avian Influenza,
Rotavirus (diare), Virus Folio (lumpuh anak), dll.
Akibat Infeksi Virus
Sebagai akibat dari infeksi virus pada sel inang, maka akan timbul beberapa hal baik
bersifat positif maupun negatif, kondisi ini dipaparkan sebagai berikut:
1. Selama berkembang biak dalam sel inang, virus mendapat perlawanan dari sel dan
memanfaatkan zat-zat makanan dan enzym yang terbatas. Hal ini lama kelamaan
akan menurunkan daya viriulensi virus.
2. Jika virus tidak membunuh sel inang maka sel tersebut akan memiliki sifat otonom
untuk memperbanyak diri sendiri yang mangakibatkan tumor atau kanker.
3. Sel inang akan melakukan perlawanan terhadap infeksi virus, untuk membentuk
sel/zat kebal yang disebut Interferon. Interferon adalah glycoprotein yang
diproduksi oleh sel-sel tertentu dan Sel Lymfoid T. Ada 3 interferon yaitu Alfa, Betta
dan Gamma. Interferon Alfa dan Beta dibentuk oleh berbagai macam sel sebagai
reaksi terhadap infeksi virus. Yang fungsi selanjutnya untuk melindungi membrans
sel sehat sehingga jika ada virus sejenis tidak mampu melakukan perekatan pada
dinding sel. Selain sebagai virus statis interferon ini berguna untuk cytostatis (anti
radang). Untuk interferon Gamma yang dibentuk oleh sel Lymfoid T, berfungsi
untuk mengatur proses imum.
RESEP REAGEN / ZAT WARNA
1 Karbol Gentian - Gentian Violet 1 grm; fenol kristal 2 grm; alkohol 95% 10
Violet ml; aquades qs 100 ml. campur semua bahan secara
Pewarnaan Gram perlahan, biarkan 24 jam dan saring.
2 Larutan Lugol 1 % - Jodium 1 grm; Kaliumjedida 2 grm; aquades 300 ml
3 Alkohol-Aseton - Larutan A = Aseton : 3 Bag + 7 Bag. Aquades.
Pewarnaan Gram - Ambil larutan A = 3 bagian + alkohol 70 % = 7 bagian.
4 Karbol Fuchsin - Karbol fuchsin basa 1 grm; fenol kristal 5 grm; alkohol
Pewarna tahan 95% 10 ml aquades 100 ml. fuchsin dicampur alkohol,
asam tambah fenol, tambahkan aquades sedikit demi sedikit.
4 Methylen blue - Methylen blue 1 grm; alkohol 95 % 10 ml; aquades Qs
Pewarnaan 100 ml.
sederhana
5 Methylen blue - Serbuk methylen blue : 0,3 g; alkohol 95 % 30 ml; KOH
Loffer 10 % 0,1 ml; aquades qs 100 ml.
Pewarna tahan
asam
6 Asam Alkohol - HCL Pekat 5 ml; alkohol 95 % qs 100 ml.
7 Larutan Safranin - Serbuk safranin 1 grm; alkohol 95 % 4 ml; aquades qs
Pewarnaan Gram 360 ml, larutkan safranin pada alkohol dan tambahkan
aquades 360 ml
8 Karbol Fuchin - Karbol fuchsin basa 4 grm; fenol kristal 8 grm; alkohol
Kinyoun 95% 20 ml aquades 100 ml. Karbolfuchsin dicampur
alkohol dan aquades, panaskan fenol pada suhu 56oC
dan tambah ke dalam larutan tersebut.
9 Lart. Neisser A - Methilen Blue 0,1 g; alkohol 95 % 2 ml; asam asetat
(cuka) pekat 5 ml; aquades 95 ml.
Lart. Neisser B - Gentian violet 1 gr; alkohol 95 % 10 ml; aquades 300 ml.
Lart. Neisser C - Chrysoidin 2 gr; aquades 300 ml. dipanaskan agar larut.
Pewarna Neisser
10 Larutan Eosis - Eosin 1 gr; dinatrium phosfat 5 gr; kalium fosfat 6,25 gr
aquades 500 ml. larurutka sedikit demi sedikit.
11 Larutan Baku Zat - Bahan Pewarna (eosisn, kristal violet, methylen blue, dll)
Pewarna secara 10 gr
umum - Alkohol 95 % 100 ml. larutan bahan tersebut secara
sedikit demi sedikit. Simpat sebagai larutan baku atau
larutan lindi
Larutan Penyangga