Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

MATA KULIAH BOTANI

DINDA WULANDARI

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
MATAKULIAH BOTANI

Disusun Sebagai Salah Satu Untuk Menyelasaikan


Mata Kuliah Botani di Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako

KELOMPOK XII
AGT III

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktikum Botani

Kelompok : 12

AGT : 03

Nama/Stambuk :Dinda Wulandari/E 281 21 100

Palu, April 2022

Mengetahui,

Koordinator Asisten Asisten Penggung jawab

Rohman Lugito Syachri Ramadhan


E 281 18 008 E 281 19 024

Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab
Praktikum Mata kuliah Botani

Prof. Dr. Ir. Sri Anjar Lasmini, M. P.


NIP. 19621129 198803 2 002

iii
RINGKASAN

yang di luar ruangan, hal tersebut disebabkan oleh cahaya matahari. Banyak
faktor yang mempengaruhi proses transpirasi diluar ruangan Berdasarkan hasil
percobaan modul 1 ( Struktur Daun Majemuk ) diperoleh hasil daun kapuk dan
daun singkong merupakan daun majemuk menjari, daun jeruk merupakan daun
menjemuk menyirip beranak daun satu, daun dadap merupakan daun mejemuk
menyirip beranak daun tiga, daun asam merupakan daun mejemuk beranak daun
genap, daun gamal merupakan daun majemuk menyirip gasal, daun keladi dan
daun biduri merupakan daun tunggal dan daun johar merupakan daun majemuk
menyirip ganjil. Daun majemuk mempunyai ciri khas yaitu jumlah helai daunnya
lebih dari satu, karena memiliki beberapa helai anak daun. Daun majemuk
memiliki masa gugur yang serempak dalam satu sistem percabangan. Daun ini
memiliki kuncup, terletak pada ketiak tangkai induk daun yang memiliki ruas
cabang, sedangkan daun tunggal adalah daun yang hanya memiliki satu helai
dauan. Berdasarkan hasil percobaan model 2 ( Anatomi Tumbuhan ) dapat
diketahui Struktur anatomi daun dikotil terdiri dari epidermis, korteks, endodermi,
xilem, dan floem. Secara struk anatomi akan tersusun atas jaringan epidermis
sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empelur serta sistem bekas
pembuluh. Pada akar sistem bekas pembuluh terdiri atas xilem, dan floem.
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan berbunga yang mempunyai biji
berkeping dua, sedangkan tumbuhan monokotil adalah tumbuhan berkeping satu.
Berdasarkan percobaan modul 3 ( Fotosintesis Tumbuhan ) berdasarkan
percobaan yang dilakukan diketahui bahwa daun singkong yang telah direndam
didalam alkohol yang telah dipanaskan tidak mengalami perubahan warna, hal
tersebut dikarenakan oleh kesalahan saat membungkus daun dan jumlah hari
menuup daun singkong dengan kertas timah kurang dari 3 hari. Hal tersebut
dikarenakan oleh tidak adanya faktor pendukung terjadinya fotosintesis pada
tanaman tersebut. Berdasarkan percobaan modul 4 ( Transpirasi ) didapatkan hasil
taranspirasi pada tanaman yang didalam ruangan lebih kecil dari pada tanaman
yang berada diluar ruangan karena faktor cahaya matahari dan angin, sedangkan
yang pada dalam ruangan faktor yang mempengaruhi transpirasi dalam adalah
jumlah daun, suhu dan kelembapan.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-nyalah sehingga penyusun dapat menyelasaikan penyusunan laporan

lengkap Praktikum Mata Kuliah Botani. Laporan ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk menyalasaikan Mata Kuliah Botani.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimah kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunaan laporan

ini, terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sri Aanjar Lasmini, M. P sebagai Dosen Penanngung Jawab

Praktikum Mata Kuliah Botani

2. Rohman Lungito, sebagai Koordinator Asisten Praktikum Mata Kuliah

Botani

3. Syachir Ramadhan sebagai Asisten Penanggung Jawab Kelas AGT 3

Praktikum Mata Kuliah Botani

Penyusunan telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan

ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Olehnya itu

dengan penuh rasa rendah hati penyusunan menerima kritikkan dan saranyang

sifatnta membangun. Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat kepada

pembacanya. Amin

Palu, April 2022

v
Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL...................................................................................
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
RINGKASAN.................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum...................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktikum.................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur Daun Majemuk........................................................... 4
2.1.1 Daun Lengkap.................................................................... 5
2.1.2 Daun Tunggal.................................................................... 5
2.1.3 Daun Majemuk.................................................................. 6
2.1.4 Struktur Daun Majemuk.................................................... 6
2.2 Anatomi Tumbuhan.................................................................... 7
2.2.1 Anatomi Tumbuhan Dikotil............................................... 7
2.2.2 Anatomi Tumbuhan Monokotil......................................... 7
2.3 Fotosintesis Tumbuhan.............................................................. 7
2.3.1 Pengertian Fotosintesis...................................................... 7
2.3.2 Faktor-Faktor Fotosintesis................................................. 8
2.3.3 Siklus Terang..................................................................... 8
2.3.4 Siklus Gelap....................................................................... 9
2.4 Transpirasi.................................................................................. 9
2.4.1 Pengertian Transpirasi....................................................... 10

vi
2.4.2 Faktor-Faktor Transpirasi.................................................. 10
2.4.3 Proses Transpirasi.............................................................. 10
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu.................................................................... 12
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................... 12
3.3 Prosedur Kerja.......................................................................... 12
3.3.1 Struktur Daun Majemuk................................................... 13
3.3.2 Anatomi Tumbuhan.......................................................... 13
3.3.3 Fotosintesis Tumbuhan..................................................... 13
3.3.4 Transpirasi........................................................................ 14
BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Struktur Daun Majemuk.......................................................... 15
4.1.1 Hasil.................................................................................. 15
4.1.2 Pembahasan...................................................................... 14
4.2 Anatomi Tumbuhan.................................................................. 19
4.2.1 Hasil.................................................................................. 20
4.2.2 Pembahasan......................................................................22
4.3 Fotosintesis Tumbuhan ............................................................ 22
4.3.1 Hasil.................................................................................. 23
4.3.2 Pembahasan...................................................................... 24
4.4 Transpirasi................................................................................. 26
4.4.1 Hasil.................................................................................. 24
4.4.2 Pembahasan...................................................................... 26
BAB V. KESIMPULAN dan SARAN
5.1 KESIMPULAN.......................................................................... 27
5.2 SARAN........................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28
LAMPIRAN....................................................................................................30
BIODATA PENYUSUN.................................................................................31

vii
DAFTAR TABEL

NO Teks Halaman

1. Hasil Transpirasi Tanaman di Dalam Ruang........................................ 24

2. Hasil Transpirasi Tanaman di Luar Ruang........................................... 24

viii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daun mejemuk adalah daun dimana helainnya disusun oleh sejumlah bagian-

bagian terpisah yang berbentuk seperti daun dan disebut anak daun (leaflrt). Pada

bagian basalhelaian anak daun atau bagian basal petolulus biasanya ditemukan

adanya pulvinulus (persendian daun). Adanya pulvinulus pada anak daun ini

menyebabkan anak daun dapat gugur sendiri-sendiri (tidak bersamaan). Oleh

karena itu setiap anak daun dari daun majemuk memiliki karakteristik yang sama

dengan daun tunggal, kadang-kadang sulit dibedakan antara daun tunggal dengan

anak dari daun majemuk, kuhususnya bila anak daun tersebut berukuran besar

(Latifa, 2016).

Anatomi tumbuhan merup akan salah satu cabang biologi yang

mempelajari struktur fisik tumbuhan secara microkopis. Anatomi sendiri disebut

juga sebagai ilmu urai, terkait pembahasan yang lebih rinci dari setiap struktur

tumbuahan melalui sayatan bujur atau melintang yang diamati microskop. Dalam

hal ini anatomi tumuhan dapat dijadikan sebagai pelengkap ilmu morfologi yang

hanya mempelajari bentuk dan susunan tumbuhan (Ramdhini, 2016).

Fotosintesis adalah proses sintetis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik

( CO2 dan HO2) pada tumbuhanberpigmen dengan bantuan energi cahaya

matahari. Proses fotosintetis pada tumbuhan air memerlukan pencahayaan

sebagai sinar matahari. Selain pencahayaan suhu, dan tingkat kekeruh merupakan

faktor penting dalam keberhasilan suatu fotosintesis (Raharjo dkk, 2018).

ix
Transpirasikan merupakn proses terjadinya proses penguapan air tetapi

materi tersebut hanya memaparkan pengertian transpirasi secara umum. Sehingga

diperlukan suatu mediah untuk menambah informasi dalam submateri sturuktur

dan fungsi jaringan tumbuhan, media tersebut adalah booklet

(Klarisya dkk, 2019).

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum struktur daun majemukadalah untuk mempelajari

macam-macam / bentuk daun dan membedakan antara daun dan membedakan

antara daun majemuk dan daun tunggal.

Tujuan dari praktikum anatomi tumbuahan untuk mengatahui struktur

anatomi daun, batang, dan akar tumbuhan monokotil, untuk mengatahui strujtur

anatomi daun, batang dan akar tumbuhan dikotil, Untuk mengatahui struktur dan

bentuk stomata antara tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil.

Tujuan dari praktikum Fotosintetis untuk mengatahui dan membuktian

adanya fakyor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis dan membuktikan

terbrntuknya amilum pada proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau.

Tujuan dari praktikum Transpirasi untuk mengatahui faktor-faktor yang

mempengaruhi laju transpirasi.

1.3 Manfaat

Manfaat dari percobaan pertama yaitu struktur daun mejemuk, praktikan

diharapkan dapat membedakan macam-macam bentuk daun dan membedakan

antara daun membedakan antara daun majemuk dan daun tunggal.

x
Manfaat dari percobaan kedua yaitu anatomi tumbuhan, praktikan diharapkan

mengatahui struktur anatomi daun, batang dan akar tumbuhan monokotil,

mengatahui struktur anatomi daun, batang, dan akar tumbuhan dikotil dan

mengatahui struktur dan bentuk stomata antara tumbuhan monikotil dan dikotil.

Manfaat dari percobaan ketiga yaitu Fotosintstesis, praktikan diharapkan

mrngatahui adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis, dan

membuktikan terbentuknya amilum pada proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau

Manfaat dari percobaan keempat Transpirasi yaitu, praktikan diharapkan

mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju transprasi dan mengatahui

proses terjadinya penguapan pada permukaan tubuh tumbuhan.

xi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Struktur Daun Majemuk

2.1.1 Daun lengkap dan daun tidak lengkap

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang

berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap

cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi

tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme

autotrof oblogat, ia harus memasok kebutuhan energinya sundiri melalui konversi

cahaya menjadi energi kimia (Latifa, 2016)

Daun dikatakan dikatakan sebagai daun lengkap apabila mempunyai

bagian-bagian petiolus (tangkai daun), lamina ( helaian daun), dan vagina (upi

daun) misalnya daun pohon pinang (areka cathecu), daun bambu (bambusa sp.)

daun pisang ( musa paradiasiaca, dan lain-lain. Apabila daun suatu tumbuhan

tidak mempunyai salah satu dari tiga bagian pokok daun seperti diatas, daun yang

yang demikian, dinamakan daun tidak lengkap (Haryani, 2018).

2.1.2 Daun Tunggal

Pada umumnya bentuk daun yang sesungguhnya adalaah bentuk dari

helaiannya. Pemberian nama bentuk (bangundaun) menggunakan istilah-istilah

yang lazim dipelajari untuk menyatakan bentuk suatu benda, misalnya bulat,

segitiga, dan lain-lain atau sering kali dicarikan persamaann bentuk benda-benda

lain misalnya tombak, perisai, jantung dan lain sebagainya (Haryani, 2018).

xii
Daun tunggal adalah daun yang helaiannya hanya terdiri dari satu helai

tanpa adanya persendian dibagian dasar helaian tersebut, daun tunggal memiliki

karakteristik sama dengan daun majemuk (Latifa, 2016).

2.1.3 Daun Majemuk

Apabia didalam satu tangkai lebih darisatu helaian dun maka daun tersebut

dinmakan daun majemuk. Tangkai daun tersebut dapat bercabang-cabang dan

pada cabang tangkainya terdapat anak daun (Rahman, 2017).

Helai daun majemuk terbagi menjadi beberapa helai anak daun (leaflet),

yang kemudian dibaga menjadi daun ganda. Daun majemuk berpengaruh nyata

terhdap peubah yang diamati (Mulyanto, 2016).

2.1.4 Struktur Dayn Majemuk

Daun pada umumnya berbentuk melebar dan pipih, yang bertujuan untuk

memaksimalkan penangkaan energi ddari cahaya matahari untuk proses

fotosintesis. Oleh karena itu daun selalu terletak paa bagian aerial dari tubuh

tumbuhn, tidak terkecuali tumbuhan (Indriyani, 2018).

Daun mejemuk terdiri dari anak-anak daun yang masing-masing anak

daun tersebut ditopang oleh tangkai anak daun . Pada pangkal ibu tangkai daun

dapat ditemukan stipula, sedangkan pada pangkal tangkai anak daun ditemukan

distipl ( Indriyani, 2018).

xiii
2.2 Anatomi Tumbuhan

2.2.1 Anatomi tumbuhan dikotil

Anatomi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang

mempelajari struktur fisik tumbuhan secara microskopis. Anatomi sendiri juga

disebut sebagai ilmu terura, terkait pembahasan yang lebih rinci dari setiap

struktur tumbuhan

Sayatan bujur atau melalui sayatan bujur atau melintang yang diamat

menggunakan microskop. Dalam hal ini anatomi tumbuhan dapat dijadikan sebgai

pelengkap ilmu morfologi yang mempelajari bentuk dan susunan tumbuhan

( Ramdhini, 2021).

Pada batang dikotil mudah terdapat daerah yaitu epidermis, korteks dan

stele. Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang.

Daerah disebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian korteks

dibatasu oleh perisikel (Pande, 2016).

2.2.2 Anatomi Tumbuhan Monokotil

Struktur anatomi batang dari lapisan luar kedalam tersusun dari jaringan

epidermis, terdiri dari selapis sel, dindinf sel menebal dilindungi oleh kutikula,

jaringan korteks terdiri dar beberapa lapis sel, berronggs-ronggs, bervakuola

besar, berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan makanan, stele terdiri dai

xyle, dan floem. Letak jaringan pengangkut (xylem dan floem) pada tumbuhuan

dikotil lebih teratur daripada tumbuhan monokotil ( Gloria, 2022).

xiv
Pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara

korteks dan stle umumnya tidakjelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan

pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup artinya diantara xilem

dan floem tidak ditemukan kambium ( Gloria, 2022).

2.3 Fotosintesis Tumbuhan

2.3.1 Pengertian Fotosintesis

Fotosintesus merupakan proses dilakukanoleh organisme autotrof, dengan

mengggunakan energi dari cahaya matahari yang diserap lorofil untuk membuat

bahan makanan dari molekul sederhana menjadi mokul yang lebih kompleks

(Nasihin, 2019).

Pengubah senyawa CO2 menjadi O2.Konsep yang benar terkait

mekanisme proses fotosintesis yaitu proses penggunaan energi cahaya untuk

mengubah CO2 dan H2O menjadi glukosamelalui prosesreasi oksidasi dengan

menghasilkan glukosa terjadi ketika klorofil didaun mengkap cahaya matahari

(Mchshunah & Yuliani, 2019).

2.3.2 Faktor-faktor fotosintesis

Fotosotesis merupakan aktivutas kompleks, dipengaruhi oleh banyak

faktor baik faktor internal maupun ekstranal. Faktor internal menyangkut kondisi

jaringa/ organ fotosintetik, kandungan klorofil, umur jaringan, aktivitas fisiologi

yang lain seperti transpirasi, respirasi dan adaptasi fisiologis yang lain yang saling

kait mengait (Suyitno, 2016).

xv
Faktor ekstranal meliputi faktor klimatik seperti suhu, kelembapan,

kecepatan angin, hujan, dan juga faktor cahaya, konstrasi CO2, O2, kompetitor,

dan organisme pathogen, selain itu faktor timbulnya stress seperti ketersediaan air,

ada polutan biosida dan zat-zat beracun lain (Suyitno, 2016).

2.3.3 Siklus Terang

Fotosintesis terdiri dari dua tahap yang disebut reaksi terang yang

membutuhkan cahaya dan melibatkan pemecahan air serta pelepasan

oksigen.Dalam reaksi terang terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimu

dan menghasilkan O2 (Wayan, 2017)

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi

NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekulair dan cahaya matahari. Proses ini

diawali dengan pengkapan foton oleh pigmen sebagai antena (Wayan, 2017).

2.3.4 Sikluas Gelap

Reaksi gelappada tumbuhan dapat terjadi molekul dua jalur, yitu siklus

Calvin Benson dan jalur Hatch-Slack. Pada siklus Calvn-Benson tumbuhan

mengubah senyawa ribulosa-1,5- bisfosfat (RuBP, senyawa dengan lima atomo C)

(Wayan, 2017).

Molekul karbondioksida menjadi dua senyawa 3-fosfogliserat (PGA) :

Oleh karena PGA memiliki tiga atom karbon tumbuhan yang menjalankan reaksi

gela melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C3 penambatan CO2 sebagai

sumberkarbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim Rubisco ( Wayan, 2017).

xvi
4.4 Transpirasi

2.4.1 Pertumbuhan Pengertian Transpirasi

Transpirasi adalah kemampuan tanaman kehilangan air dalam bentuk uap

darinjaringan tumbuhan memalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dalam

jaringan tnaman melalui bagia tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi

kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang memalui

stomata (Handoko, 2020).

Fungsi transpirasi pada pertumbuhan tanaman untuk mengatahui

kemampuan fotosintesis tanaman dalam kepemilikan terhadap air tersedia dan

membantu proses transport unsur hara dan garam-garam mineraldari akar menuju

batang dan daun ( Handoko, 2020).

2.4.2 Faktor-faktor transpirasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi antara lain; faktor internal

dan ekstranal. Faktor internal yang mempengaruhi transpirasi yaitu : Penutupan

stomata dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang lebih banyak

tetapi peningkatan kehilangan kehilangan air lebih sedikit untuk masing-masing

satuan penambahan pelebaran stomata, jumlah dan ukuran stomata yang

dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan, jumlah daun semakin luas daerah

permukaandaun, makijn besar transpirasi, penggulugan atau pelipatan daun

mempunyai mekanisme menguntungkan penguraian transpirasi apabila

ketersediaan air terbatas (Handoko, 2020).

xvii
Faktor ekstranal yang mempengaruhitranspirasi yaitu; kelembapan

mengahambat difusi uap air dalam sel kelingkungan (luar daun dengan artian

menghambat transpirasi, sinar matahari menyebabkan menutup dan membukanya

stomata dan suhu senhingga daun menpengaruhi aktivitas transpirasi, angin

mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju

transpirasi, dan ketersedian air dipengaruhi oleh ketersedian air tanah dan laju

absorbsi air diakar ( Handoko, 2020).

2.4.3 Proses Transpirasi

Proses transpirasi dapat terjadi melalui proses membuka dan enutupnya

stomata. Pada kondisi ini memadai , transpirasi mampu menyediakan air yang

cukup. Apabila proses transpirasi terganggu mka laju transpirasi akan rendah dan

menurunkan turgor pada sel sehingga proses membuka dan menutupnya stomata

terhambat (Handoko, 2020).

Pada siang hari tanaman radiasi matahari. Sebagian dari radiasi matahari

ini akan diserap tanaman. Jika serapan energi matahari ini tidak diimbangi

denganusaha untuk membebaskanenergi tersebut, maka suhu tanaman akan

meningkat. Penigkatan suhu yang berlebihan akan sangat menganggu

metabolisme tumbuhan (Handoko, 2020).

xviii
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Pada Praktikum Mata Kuliah Botani dilaksanakan di Laboratorium Hama

dan Penyakit, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Dilaksanakan pada

tanggal 4 Mret 2022 sampai dengan tanggal 18 Maet 2022, dilaksanakan isetiap

hari jum’at pada pukul 07.30 sampai 09.30.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum Botani yaitu, baki nampann alat

tulis, rak tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia, pinset, pipet tetes, cutter silet, dan

tissue, kertas grafik, microskop, object glass, cover glass, cawan petri, dan

pemanas listrik.

Bahan yang digunakan pada praktikum Botani yaitu, Daun Kapuk (ceiba

petandra Gearta), Daun Jeruk (Citrus sp), daun dadap (erythrine variegata), daun

asam (tamarindus indica L), daun jojor (senna siamea), daun gamal (gliricdia

sepium), daun biduri (calotropis gigantea) daun keladi (caladium), daun singkong

( maniho esculenta ), tanaman jangung, tanaman mangga, air, tanaman adam

hawa, tanaman sri rejeki, kertas singkong atau alumunium voil, alkohol 70%,

larutan lugol, dan minyak kelapa.

3.3.1 Prosedur kerja

Kami mengenali daun yang telah kami bawah untuk menentukan dan

mengetahui jenis dari tiap daun tersebut.

xix
3.3.2 Struktur Daun Majemuk

Daun majemuk adalah daun dimana helaiannya disusun oleh sejumlah

bagian-bagian terpisah yang berbentuk seperti daun dan disebut daun (leaflet).

Pada bagian basal helaian anak daun atau bagian basal petolulus biasanya

ditemukan adanya pulvinulus (persendian daun). Adanya pulvinus pada anak

daun ini menyebabkan anak daun dapat gugur sendiri-sendiri (tidak bersamaan).

Oleh kareana setiap anak daun majemuk memiliki karakteristik yang sama dengan

daun tunggal dengan anak daun majemuk , khususnyanya bila anak daun tersebut

berukuran besar.

3.3.3 Anotami Tumbuhan

Siapkan tanaman yang akan diamati, lalu membuat potongan melintang

batang dan akar iris setiap masing – masing tamanan tersebut setipis mungkin,

kemudian amati bagian tanaman tersebut dibawah mikroskop dengan perbesaran

10 kali dan gambarkan bagian – bagian jaringan tanaman yang tampak pada

mikroskop.

3.3.3 Fotosintesis ( Percobaan Ssachs )

Pililah tumbuhan yang ada disekitar Laboratorim atau di Rumah dengan

daun yang baik dan segar ( daun dari tanaman singkong biasanya memberikan

hasil yang baik ). Tutuplah salah satu daun tanaman tersebut dengan kertas timah

selama satu minggu dan masukan daun tersebut kedalam gelas kimia yang berisi

alkohol, masukan juga daun yang tidak ditutupi oleh kertas timah pada tanaman

yang sama, lalu panaskan gelas kimia sampai daun yang ada didalamnya berwarna

pucat, kemudian pindahkan daun yang telah dipanaskan pada cawan petrik tetesi

xx
kedua daun tersebut dengan larutan ligol, lalu perhatikan warna yang terjadi pada

daun.

3.3.4 Transpirasi

Siapkan dua jenis tumbuhan yang ada potonglah akar setiap tanaman

dibagian pangkalnya masukan kedalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air. Satu

tabung berisi air (Kontrol) kemudian tabung lainnya ditetesi minyak kelapa, beri

tanda pada batas minyak setiap 10 menit lakukan pengukuran jumlah air yang

tersisa dengan cara menghitung jumlah air yang hilang ini dapat meneteskan

kembali air dalam tabung sampai kembali keposisi tera sebelumnya. Pengamatan

dilakukan selama satu jam, gambar perubahan jumlah volume air pada kertas

grafik dimana waktu pada sumbuh horizontal ( X ) dan Volume air yang hilang

pada sumbuh vertikal ( Y ) untuk ketiga jenis tumbuhan.

xxi
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Struktur daun Majemuk

Gambar 1. Daun gamal


Keterangan:

1.
2.
3.
4.

Gambar 2. Daun singkong


Keterangan:

1.Helaian daun
2. Tangkai

Gambar 3. Daun biduri


Keterangan:

1.
2.
3.

xxii
Gambar 4. Daun keladi
Keterangan:

1. Helaian daun
2. Tulang daun
3. Ujung daun
4. Tepi daun
5. Tangkai
6. Pelepah

Gambar 5. Daun johar


Keterangan:

1.

2.

Gambar 6. Daun jeruk


Keterangan:

1.
2.

xxiii
Gambar 7. Daun dadap
Keterangan:
1.
2.

Gambar 8 Daun Kapuk

Keterangan:

1.
2.

Gambar 9. Daun asam


Keterangan:

1.

2.

xxiv
4.2.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa daun keladi (caladium)

memiliki ruas-ruas daun berupa pelepah dan daun, maka daun keladi termasuk

jenis daun lengkap dan daun tunggal.

Calladium merpakan bentuk daun bulat, namun memiliki tangkai yang

tidak tertanam pada pangkal daun (Riastuti dkk, 2021). Daun Lengkap adalah

daun yang memiliki upih daun dan pelepah daun (vagina), tangkai daun (petioles)

dan helaian daun lamina (Anggraini, 2012).

Jika melihat daun biduri (calotropis gigantae), termasuk daun yang tidak

lengkap, karena daun biduri hanya memiliki bagian daun berupa daundan tangkai

daun, serta tidak memiliki pelepah.

Daun biduri mempunyai daun tunggal, tidak bertangkai, tersusun

berhadapan, warna hijau keputih putihan, tersusun berhadapan panjang 8-20 cm,

lebar 4-15 sm, helaian daun tebal, berbentuk bulat telur, ujung tumpul, pangkal

berlekuk, tepi rata, permukaan kasap (Hidayat dkk, 2015).

Daun asam merupakan daun yang termasuk dalam jenis daun genap

beranak genap karena tangkai daun pada daun asam memiliki jumlah batang

genap dan berpasangan.

Daun asam mempunyai karateristik tersendiri baik dari segi yang dikenal

oleh masyarakat umum maupun morfologinya. Daun asam termasuk daun

majemuk beranak genap, kreana terdiri dai beberapa helai daun (Dymas, 2017).

Daun johar termasuk kedalam jenis daun majemuk menyirip ganjil yang

enghasilkan genap, karena pada induk tangkai daunnya ganjil dan tidak

xxv
berpasangan, kecuali uung tangkai daun, susunan daunnya berjumlah genap,

berpasanga, dan tersusun dalam menyirip.

Johor tanaman yang memiliki percabangan melebar membentuk tajuk

yang padat rapat dan membulat. Daun majemuk menyirip genap, panjangnya 10-

35cm, gundul dn mengkilap disisi atas dengan rambut halus disisi bawah pada

daun (Hidayat dkk, 2015).

Daun gamal merupakan daun yang termasuk dalam jenis menyirip gasal,

dan keturunannya ganjil karena tangkai daun induknya tidak berpasangan dan

berjumlah ganjil, selain itu pada anak tangkai daun gamal juga berjumlah ganjil

dan tidak berpasangan.

Daun gamal merupakan legum pohin yang berukuran beasr yang dapat

mencapai tinggi 10-12 m (Rusdy, 2017). Dan bersirip ganjil, panjang sekitar 30

cm (Arifin dkk, 2020). Helai daun 5-20 cm, berbentuk oval sampai bulat panjang

2-7 cm dan lebar 1-3 sm (Arifin dkk, 2020).

Daun jeruk merupakan daun tunggal hanya memiliki satu anak daun saja

maka dinamakan daun majemuk menyirip beranak satu, tangai daun mepunyai

persendian sehingga helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai.

Daun jeruk nipis yaitu daun segar yang berbentuk tunggal dengan

permukaan daun yang licin dan permukaan bawah daunnya berwarna hijau muda,

pada permukaan bawah daunnya berwarna hijau muda pada permukaan atas

berwarna hujau tua (Siregar dkk, 2019)

Daun dadap termasuk daun tunggal menyirip gasal, daun dadap termasuk

daun tidak lengkap kerena tidak memiliki pelepah daun. Pada bagian ujung ibu

xxvi
tangkai daun terdapatsatu anak daun yang mengalami pembesaan sehingga

ukurannya lebih besar dari anak daun yang lain.

Dadap serep memiliki bentuk dau majemuk dan berwarna hijau dengan

bentuk tulang daun menyirip (Fauzi dkk, 2017). Daunnya majemuk yang tersusun

tiga-tiga (Fauzi dkk, 2017). Dadap serep merupakan tanaman dengan bentuk

batang tegak, berkayu licin, dan memiliki warna hijau berbinti-bintik putih pada

batangnya (Fauzi dkk, 2017).

Daun kapuk termasuk daun daun majemyk menjari karena anak helaian

daunnya lebih dari satu dan anak daunnya tersusun memencar pada ujung dan

anak daunnya tersusun pada ibu tanggkai.

Kapuk randu memiliki daunmajemuk menjari, bergantian dan berkerumun

di ujung dahan. Panjang tangkai daun 5-25 cm, merah dibagian pangakal, langsing

dan tidak berbulu. Memilii 5-9 anak daun, lebar 1,5-5 cm, lonjongsampai lunjang

sungsang (Tefu, 2017)

Daun singkong termasuk daun majemuk menjari karena anak daunnya

tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari tangan. Daun

singkong memiliki tangkai yang panjang.

Singkong termasuk jenis daun menjari dengan warna hijau dan

mempunyai tangkai daun memanjang yang berwarna merah keunguan, bunga

pada tanaman singkong muncul diketiak cabang (Tim Penulis, 2021).

xxvii
4.2 Anatomi Tumbuhan

4.2.1 Hasil

Gambar 10. Akar monokotil


Keterangan:

1.

Gambar 11. Akar dikotil


Keterangan:

1.

Gambar 12. Batang dikotil


Keterangan:

Gambar 13. Batang monookotil

xxviii
Keterangan:

Gambar 14. Stomata


Keterangan:

4.2.2 Pembahasan

Telah diamati bahwa xilem dan floem akar monokotil bergantian satu

sama lain, dengan sistem akar adventif dan tidak ada akar tunggang. Akar

monokotil memiliki empulur pusat dan juga tidak ada pertumbuhan sekunder pada

monokotil, membuat tanaman muda dan tua.

Akar monokotil xilem dan primer ada yang besar dibagian tengah dan

menempati pusat akar yang berukuran kecil berjejer mengelilingi xilem besar.

xxix
Pada akar monokotil antara xilem dan floem tidak terdapat kambium, sehingga

xilem dan floem tersusun tidak teratur (Riastuti dan febrianti, 2021).

Akar dikotil tersusun oleh beberapa jaringan yaitu, epidermis terletak

dibagian luar akar, korteks akar berada didalam epidermis sebagai penyimpan

cadangan makanan, endodermis membentuk diding sekunder yang tebal. Persekel

berfungsi membentuk kambium gabus dan cabang akar, xilem dan floem tidak

tersusun rapi karena tidak adanya kambium, dan pada empulur terletak ditengah

dikelilingi oleh xilem dan floem.

Akar tumbuhan dikotil pada umumnya tersusun atas bagian epidermis,

korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Susunan anatomi akar dikotil

memiliki xilem primer, xilem dikelilingi oleh floem (Riastuti dan Febrianti, 2021)

Pengamatan yang kami lakukan pada batang monokotil hanya terdapat

lapisan epidermis dan jaringan dasar. Pembuluh didalam batang monokotil

tersebar didalam jaringan dasar yang ada didalam batang.

Batang pada monokotil tidak terdapat kambium, jadi pertumbuhan yang

terjadi hanya memanjang untuk memperbesar batang melalui pembentukan

rongga reksigen sehingga pembesaran batang sangat terbatas

(Riastuti dan Febrianti, 2021).

Pada pengamatan dikotil memiliki biji yang berkeping dua. Batang

tumbuhan dikotil umumnya bercabang serta memiliki kambium pada perbatasan

anatara jaringan xilem dan floem dan memiliki bakal daun.

Batang pada dikotil banyak cabang penyebnya adalah parsikel yang

berfungsi pembentukan cabang dan akar. Struktur batang dikotil lebih kompleks

xxx
dan letak xilem dan floem teratur(Riastuti dan Febrianti, 2021)

Pada pengamatan stomata digunakan tumbuhan untuk berinteraksi dengan

lingkungannya. Stomata merupakan pertukaran gas, seperti CO2 yang diperlukan

oleh tumbuan dalam berfotosintesis.

Stomata yang letaknya dipermukaan daun I ni dapat menimbulkan

banyaknya pengeluaran secara mudah dan selain itu epidermisnya tidak

mempunyai lapisan kutikula dan tipe kriptoper yaitu stomata yang sel penutupnya

berada jauh diper mukkan daun, biasanya terdapat pada tumbuhan yang hidup

didaerah kering yang dapat langsung menerima radiasi matahari (Nurlia, 2016).

4.3 Fotosintesis

4.2.3 Hasil

Gambar 15 Daun Singkong yang di tetesi iudiom

4.3.3 Pembahasan

Pada pengamatan yang kami lakukan pada daun singkong, daun singkong

yang tidak dibungkus oleh aluminium foil memiliki warna yang lebih pekat dari

pada daun singkong dibungkus aluminium foil. Daun tersebut direbus dengan air

setelah itu daung singkong resebut direbus kembali menggunakan alcohol dan

ditetesi iudiom berubah menjadi putih pucat karena daun singkong tersebut tidak

mengalami fotosintesis dan tidak memiliki amilum karena amilum terjadi

xxxi
difotosintesis. Hasil percobaan kami ternyata gagal, karena iudiom tidak dapat

memecah glukosa, sehingga daun singkong tidak berubah warna, dan cuaca juga

mempengaruhi proses fotosintesis ketika daun dibungkus dengan aluminium foil.

Warna nori yang dihasilkan dari berbagai kombinasi daun singkong dan

rumput laut adalah hijau mudah hingga hijau kehitaman. Warna ini berasal dari

pigmen klorofil yang ada pada daun singkonh.Klorofi adalah pigmen hijau

fotosintesis yang terdapat oada tanaman biasanya terletak pada bagian daun.

Klorofil berperan dalam fotosintesis (Asih dan Setyani, 2019).

4.4 Transpirasi

4.3.4 Hasil

Tabel Pengamatan Laju Transpirasi Dalam Ruangan

Waktu (menit) Tomat (ml) Jagung (ml) Cabai (ml) Kontrol (ml)
0 0 0 0 0
10 0 0 0 0
20 0 0 0 0
30 0 0 0 0
40 0 0 0 0
50 0 0 0 0
60 0 0 0 0

Table Hasil Pengamatan Transpirasi Luar Ruangan

Waktu (menit) Tomat (ml) Jagung (ml) Cabai (ml) Kontrol (ml)
0 0 0 0 0
10 0 0 0 0
20 0,2 0 0 0
30 0 0 0 0
40 0,2 0 0 0
50 0,15 0 0,5 0
60 0 0,25 0 0
4.3.5 Pembahasan

xxxii
Hasil kami dapatkan pada laju transpirasi luar ruangan lebih cepat

dibandingkan dengan transpirasi dalam. Karena faktor-faktor yang mempengaruhi

cahaya matahari, suhu dan kelembapan udara. Tingginya intesitas cahaya dan

suhu maka laju transprasinya cepat, sedangkan pada transpirasi dalam

mengandalkan banyaknya daun, dan akar. Pada transpirasi dalam hanya

mengandalkan cahaya lampu dan menyebabkan transpirasi dalam sedikit lambat

jika dibandingkan dengan transpirasi luar.

Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya

5.10% daro jumlah air yng besar menguap melalui stomata, sehingga jumlah dan

bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi (Silaen, 2021).

Transpirasi adalah kehilangan air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap

air. Daun memegang kendali dan berperan penting atas berlangsungnya proses

transpirasi pada tumbuhan. Besar kecilnya laju transpirasi secara

tidak langsung ditentukan oleh energi panas matahari melalui membuka dan

menutupnya pori-pori pada daun tersebut (Binsasi, 2016).

BAB V. PENUTUP

xxxiii
5.1 Kesimpulan

1. Pada perboaan struktur daun majemuk diketahui bahwa berdasarkan

susunan daunnya dapat dibedakan menjadi daun tunggal dan daun

majemuk.

2. Pada percobaan Anatomi Tumbuhan diketahui jaringan maristem, jaringan

epidermis, jaringan penguat dan jaringan pengangkut

3. Pada percobaan Fotosintesis dapat disimpulkan bawha dalam proses

fotosintesis dihasilkan glukosa dan amilum

4. Pada percobaan Transpirasi diketahui bahwa proses kehilangan air dalam

bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata.

5.5.2 Saran

Saran kami untuk percobaan-percoban yang akan datang sebaiknya alat

dan bahan lebih diperhatikan, karena berdasarkan pengalaman percobaan yang

kemarin terjadi banyak percobaan yang tidak berhasil atau gagal sehinga

menyebabkan kurangnya data atau pemahaman yang diterima oleh praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

xxxiv
Apriani, I. 2016. Pengembangan media belajar: angkak beras merahdan the
(Camellia sinensis) sebagai pewarna alternatif preparat basah jaringan
tumbuhan. Bioilmi:Jurnal Pendidikan, (2)1.

Asih, I. P., Nurainy, F., & Setyani, S 2019 Kajian Formulasi Daun Singkong
(Manihot Esculenta) dan Rumput Laut (Euchruma Cottonii)
Terhadap Sifat Sensori dan Kimia Nori.

Binsasi, R., Sancayaningsih, R. P., & Murti, S. H. 2016. Evaporasi dan transpirasi
tiga spesies dominan dala konservasi air didaerah tangkapan air
(DTA) mata air geger Kabupaten Bantul Yogyakarta. BIO_EDU:
Jurnal Pendidikan Biologi, 1(3), 32-34.

Dymas yudia. 2017. Morfologi Daun dan Bentuk Daun Press. Jakarta

Faturohman, M. F 2020. EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN DADAP (Erythrine


lithosperma Miq) TERHADAP PENGENDALIAN PERTUMBUHAN
BAKTERI Staphylococcus aureus (Doctoral dissertiton, FKIP
UNHAS).

Gloria, R. Y. 2022. Modul Praktikum Anatomi Tumbuhan.

Haryani, T. S. 2018. Organo Nutrtivum (daun, batang, dan akar).

Indriyani, S. Batoro, J., Ekowati, G., Azrianingsih, R., & Rahardi, B. 2018.
PETUNJUK PRAKTIKUM STRUKTUR DAUN DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN.

Klarisya, L., Daningsih, E dan Marlina, R. 2019. Kelayakan Booklet Submateri


Struktur dan fungsi Jaringan tumbuhan dengan Pengayaan Transpirasi
Enam Tanaman Dikotil. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 8(2).

Latifa, R. 2016. Karakter morfologi daun eberapa jenis pohon penghijaun hutan
kota dikota Malang. Research Report.

Machshunah, A., & Yuliani, Y. 2019. Profil Miskonsepsi Siswa Pada Materi
Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Menggunakan Three- Tier
Multiple Choice Diagnostic Test.Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi
(BioEdu), 8(2).

Maryanti, A 2019. Pengembangan Modul Berbasis Riset Anatomi Tumbuhan.


Jurnal Bioterdidik Wahana Ekspresi Ilmiah, 7(3), 98-104.

Nasihin, K. 2019. Pengembanhgan media pembelajaran berbasis adobe flash cs6


materi fotosintesis kelas viii MTS Muslimat NU Palanga Raya
(Doctoral dissertation IAIN Palangka Raya).

xxxv
Nurhayati, M., & Linda, R. 2016. Struktur anatomi akar, batang, dan daun
anthurium plowmsnii croat., anthurium hookeri kunth dan anthurium
plowmaniix anthurium hookeri. Jurnal Protobiont, 5(1).

Nurlia T, N. T. 2016. Perbandingan Krakter Anatomi Stomata Pada Beberapa


Spesies Family Poaceae (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makasar).

Rahman, H. B. S 2017. Pertumbuhan Bibit Sagu Inkubasi dengan pemberian


Beberapa Taraf Perekat dan Pupuk Daun Majemuk (20-15-15)

Ramdhini, R. N., Manalu, A. I., Ruwaida, I, P., Isrianto, P. L., Panggabean, N.


H., Wilujeng, S., & Surjanigsih, D. R. 2021. Anatopmi Tumbuhan.
Yayasan Kita Menulis.
Riastuti, R. D., M. P., Febrianti, Y., & Si, M. P. 2021. Morfologi Tumbuha
Berbasis Lingkungan. Ahlimedia Book.

Silaea, S. 2021. Pengaruh Tumbuhan dan Komponen Didalamnya Agroprimatech,


5(1), 14-20.

Saadah Siregar dkk, 2020. Perbandingan aktivitas Anti Bakteri Infusa daun Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia) dan Daun Jeruk Purut (Citrus hytrix)
terhadap Bakteri Aschrrichia coli. Institut Kesehatn Medistra Lubuk
Pakam Jalan Sudirman No. 38 Kabupaten Deliserdang Sumatra Utara,
3 (1).

Arifin dkk, 2020. Identitas Jenis Pakan Lebah Madu Hutan (Apisdorsata) Di
Hutan Lindung Kesatuan Pengolahan Hutan Lindung (KPHL)
Ampang Kabupaten Sumbawa. Program Studi Universitas Pendidikan
Mandalika 3(2).

Meti, O. F. I Tefu, S.pd., M. Si. & Dian R Sabat, S, Si., M. Pd. 2022. Tanaman
Obat Tradisional. Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama).

Arif Fauzi, 2018. Aneka Tanaman Obat Dan Khasiatnya. MEDIA PRESSINDO
(Anggota IKAPI).

Abd. Kahar Rusdy 2017. Pengawetan Hijauan Pakan. CV. Social Polotic Genius
(SIGn).

Reny Dwi Riastuti dan Yuli Febrianti. 2021. Morfologi Tumbuhan Berbasis
Lingkungan. Ahlimedia Press.

xxxvi
LAMPIRAN

xxxvii
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
10 20 30 40 50 60

Gambar 15. Grafik Transpirasi Luar

4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
10 20 30 40 50 60

Gambar 1. Grafik Transpirasi Dalam

xxxviii
xxxix
xl
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dinda Wulandari, lahir di Lumbudolo

08 Juni 2002, terlahir sebagai anak pertama dari tiga

bersaudara pasangan Tini dan Irwan. Penulis menulai

pendidikan dari sekolah dasar pada SDN Lumbudolo,

pada tahun 2008 dan tamat pada tahun 2015 dan pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke

SMPN 2 BanawaTengah dan tamat pada tahun 2018 kemudian melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Banawa Tengah dan tamat pada tahun 2021,

setelah tamat penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Tadulako melalui

jalur SBMPTN dan diterima sebagai Mahasiswa Fakultas Pertanian Program

Studi Agroteknologi.

xli

Anda mungkin juga menyukai