Oleh :
A. Mulyono
11682102746
Oleh :
A. Mulyono
11682102746
Menyetujui,
Pembimbing,
Mengetahui:
Dekan Ketua
Fakultas Pertanian dan Peternakan Program Studi Agroteknologi
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang ini
dengan judul “Studi Karakterisasi Daun dan Batang Beberapa Aksesi Ubi Jalar
(Ipomoea Batatas L.) Koleksi Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan
Umbi, Malang”. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW., yang mana berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia
yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada:
1. Kedua orang tua Penulis Bapak Amir dan Ibu Supini, yang sangat berjasa
kepada Penulis, yang terus mendukung dan menguatkan serta selalu
memberikan semangat tiada henti.
2. Dosen pembimbing Bapak Irsyadi Siradjuddin, S.P., M.Si
3. Ketua Program Studi Agroteknologi Ibu Oksana, S.P., M.P
4. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Malang
sebagai tempat melakukan PKL, dan ibu Wiwit Rahajeng, S.P sebagai
pembimbing lapangan selama kami di Balitkabi.
Penulis berharap memperoleh manfaat secara pribadi. Semoga laporan
praktek kerja lapang ini bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun untuk
masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................ 2
1.3. Manfaat ............................................................................................. 2
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kegiatan praktek kerja lapang .............................................................. 15
4.3 Ukuran daun dewasa dan warna tulang daun permukaan bawah .......... 25
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Morfologi tajuk tanaman ubi jalar.......................................................... 4
iv
DAFTAR SINGKATAN
BO Bahan Organik
Cm Centimeter
Kg Kilogram
KP Kebun Percobaan
pH Potensial of Hydrogen
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lampiran Struktur Organisasi Balitkabi .............................................. 34
vi
I. PENDAHULUAN
1
sekunder. Ubi jalar merupakan kelompok tanaman pangan yang paling banyak
dibudidayakan sebagai komoditas pertanian bersumber karbohidrat setelah
gandum, beras, jagung, dan singkong.
Ubi jalar merupakan tanaman pangan yang potensial untuk dikembangkan
karena mempunyai tingkat keragaman genetik yang tinggi (Utari, dkk 2017).
Informasi mengenai keragaman sangat diperlukan dalam program pemuliaan
tanaman, karena dengan semakin tersedianya informasi tersebut, semakin mudah
dalam menentukan kedudukan atau kekerabatan antar varietas yang dapat
dijadikan sebagai dasar seleksi tanaman (Aryanti, dkk 2015). Oleh karena itu
dalam Praktek Kerja lapangan ini mahasiswa mencoba mempelajari karakter-
karakter morfologi (terutama daun dan batang) pada beberapa aksesi/varietas ubi
jalar koleksi plasma nutfah di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi,
Malang.
1.2 Tujuan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Balai Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi memiliki dua poin tujuan. Tujuan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui karakteristik morfologi daun ubi jalar dari beberapa aksesi /
varietas ubi jalar koleksi Balitkabi
2. Mengetahui karakteristik morfologi batang ubi jalar dari beberapa aksesi /
varietas ubi jalar koleksi Balitkabi
1.3 Manfaat
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Balai Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi memiliki diharapkan mempunyai dua poin manfaat. Manfaat
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dapat digunakan sebagai bahan
tambahan informasi.
2. Dapat mengetahui perbedaan karakter morfologi daun dan batang
beberapa aksesi/varietas ubi jalar
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan
Amerika bagian tengah. Selanjutnya tanaman ini,diperkirakan pada abad ke 16
telah menyebar keseluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika.
Kemudian penyebaran ubi jalar pertama kali terjadi ke Spanyol melalui Tahiti,
Kepulauan Guam, Fiji, dan Selandia Baru. Karena itu, orang Spanyol dianggap
berjasa menyebar tanaman ini ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan
Indonesia (Amin, 2014).
4
Keragaman morfologis bagian-bagian tanaman ubi jalar bervariasi
bergantung pada varietas/klon dan lingkungan tumbuhnya.Terdapat karakter
morfologis yang sifatnya mudah berubah karena dipengaruhi oleh lingkungan
seperti panjang sulur, panjang tangkai daun, panjang dan lebar helai daun, dan
hasil umbi ubi jalar. Karakter yang sifatnya stabil karena penampilannya tidak
dipengaruhi oleh lingkungan antara lain: bentuk helai daun, warna daun tua,
warna pucuk daun (pupus daun), warna tangkai daun, warna tulang daun, warna
sulur (batang), warna kulit umbi, dan warna daging umbi (Wahyuni dan
Wargiono, 2012).
a. Morfologi Daun
Daun tumbuh pada batang, tunggal, bertangkai pada buku-buku batang,
diketiak daun, tumbuh beberapa akar. Daun Ipomoea batatas L. berbentuk bulat
seperti jantung, lonjong, bulat runcing, atau seperti jari tangan, tipe daun
bervariasi, ujung runcing atau tumpul, tepi rata, berlekuk dangkal atau berlekuk
dalam, dan menjari, pangkal ramping, penulangan daun menyirip, panjang 4-14
cm, lebar 4-11 cm, hijau atau keunguan. Tangkai daun 4-20 cm. bentuk daun
antara varietas satu dengan yang lain tidak sama, baik bentuk maupun warnanya
(Supadmi, 2009).
Panjang dan lebar helaian daun bergantung pada klon dan dipegaruhi oleh
factor lingkungan.Panjang tangkai bervariasi, mulai dari sangat pendek hingga
sangat panjang. Warna tangkai juga bervariasi, bisa hijau atau dengan pigmen
ungu yang terdapat pada bagian yang berhubungan dengan helaian daun atau
batang, di sepanjang tangkai daun atau pada keduanya (Huaman, 1992)
5
banyak percabangannya. Bentuk bulat mempunyai ruas sepanyang 1-3 cm, setiap
batas ruas (buku) tumbuh daun, akar, tunas, atau cabang. Berupa batang gundul
atau berambut, kadang-kadang membelit, bergetah, bulat lunak, hijau pucat
kuning atau keunguan.
2.4 Karakterisasi
Karakterisasi dan evaluasi merupakan salah satu kegiatan plasma nutfah
yang bertujuan untuk (1) mendapatkan data sifat atau karakter morfologi,
agronomis dan sifat penting lainnya dari aksesi plasma nutfah, sehingga dapat
digunakan untuk membedakan fenotip dari setiap aksesi dengan cepat dan mudah,
(2) menduga seberapa besar keragaman genotip yang dimiliki atau menentukan
berapa jumlah aksesi yang sebenarnya atau mengurangi duplikasi sehingga dapat
mengurangi biaya pemeliharaan koleksi serta (3) mengetahui potensi sifat-sifat
yang dimiliki sehingga dapat dimanfaatkan dalam program pemuliaan
menghasilkan varietas unggul (Bermawie, dkk, 2008)
Dalam pembentukan varietas unggul diperlukan dukungan sumber daya
genetik yang memiliki keragaman untuk sifat yang akan diperbaiki. Dalam kaitan
6
itu pengelolaan plasma nutfah semakin dituntut untuk memenuhi beragam
kebutuhan tersebut. Ketersediaan plasma nutfah sebagai sumber gen sifat atau
karakter tanaman sangatlah penting guna menopang kegiatan pemuliaan
berkelanjutan dalam menghasilkan varietas unggul yang bernilai tambah ekonomi.
Pengelolaan keragaman genetik di dalam populasi bahan genetik diawali dengan
karakterisasi karakter kualitatif dan kuantitatif, evaluasi, dokumentasi, dan
pembaruan benih atau konservasi. Karakterisasi secara morfologis
memperlihatkan bahwa populasi bahan genetik kacang hijau di Balitkabi memiliki
keragaman dan kemiripan untuk sifat kualitatif maupun kuantitatif, sehingga
diperlukan pengelompokan aksesi (Trustinah dan Iswanto, 2014).
Prinsip pemuliaan tanaman sesungguhnya merupakan usaha perbaikan
tanaman yang mensyaratkan adanya keragaman genetik dari plasma nutfah.
Plasma nutfah atau sumber daya genetik merupakan suatu substansi yang terdapat
dalam setiap kelompok mahluk hidup di alam yang memiliki fungsi dan
kemampuan untuk mewariskan karakter yang dimilikinya (Hayati dkk, 2013).
Masih banyaknya klon ubi jalar yang belum terindentifikasi menjadi
kendala dalam pemuliaan ubi jalar. Pengumpulan informasi keragaman dilakukan
melalui kegiatan pengkayaan seperti eksplorasi. Dengan kegiatan ini peluang
munculnya potensi genetik yang diinginkan dapat tersedia (Puslitbanbun, 2007).
Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor: 700/Kpts/OT.320/D/12/2011
menyatakan bahwa deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter kuantitatif
dan kualitatif yang disusun menurut prosedur tertentu sehingga dapat mencirikan
suatu varietas. Karakterisasi terhadap koleksi (aksesi) yang dilakukan, bertujuan
untuk mendapatkan data sifat atau karakter morfologi agronomis (deskripsi
morfologi dasar) sehingga dapat dibedakan fenotip dari setiap aksesi dengan cepat
dan mudah, dengan menduga seberapa besar keragaman genetik yang dimiliki.
7
III. METODE PELAKSANAAN
3.3.Metodologi
Kerja lapangan akan dilakukan melalui metode :
1. Metode langsung
a. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada petugas dan pihak terkait dengan kegiatan kerja
lapangan.
b. Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan pengamatan
pertanaman secara langsung di lapangan terhadap pengamatan tanaman
ubi jalar di lahan
c. Praktek langsung pada beberapa kegiatan budidaya dan pemuliaan
tanaman ubi jalar
d. Dokumentasi dalam bentuk foto-foto mengenai kegiatan yang dilakukan.
2. Metode Tidak Langsung
a. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan
menelaah pustaka mengenai budidaya tanaman ubi jalar pada umumnya
dan secara khusus mengenai pengembangan klon-klon ubi jalar.
b. Pengumpulan data sekunder yang tersedia di Balai Penelitian Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi, Malang.
8
3.4. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan mengambil 5 tanaman kemudian dirata-
rata. Parameter yang diamati dan diukur dalam penelitian ini mengacu pada
panduan karakterisasi dan evaluasi plasma nutfah ubi jalar (Rahayuningsih, 1997).
Karakter yang diamati terdiri dari 10 karakter daun tanaman ubi jalar dan 4
karakter batang tanaman ubi jalar. Untuk pengamatan parameter karakteristik
morfologi batang dan daun, dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam. Variabel
yang diamati dan diukur adalah: bentuk kerangka daun, kedalaman cuping, jumlah
cuping, bentuk cuping pusat, Tipe tanaman, panjang buku/ruas, warna dominan
sulur, warna tulang daun permukaan bawah, warna daun dewasa, warna daun
muda (pucuk), pigmentasi dan panjang tangkai daun.
1. Bentuk Kerangka Daun
Bentuk kerangka daun digolongkan menjadi: membulat (rounded),
berbentuk ginjal (reniform), berbentuk hati (cordate), segitiga sama sisi
(triangular), berbentuk tombak (hastate), berbentuk cuping (lobed) dan hampir
terbagi-bagi (almost devided). Seperti terlihat pada gambar 3.1.
9
panjang anak tulang daun), tepi daun berlekuk dalam (<1/2 panjang anak tulang
daun), tepi daun berlekuk sangat dalam (>3/4 panjang anak tulang daun).
10
4. Bentuk cuping pusat
Cuping pusat (cuping bagian tengah) digolongkan menjadi: tidak ada,
bergerigi (toothed), segitiga sama sisi (triangular), agak bundar (semi circular),
agak elips (semi eliptic), elips (eliptic), bentuk tombak (lanceolate), oblanceolate,
dan lurus sempit (linier/ narrow). Seperti terlihat pada gambar 3.4
11
6. Warna tulang daun permukaan bawah
Warna pada tulang daun dilihat dari kenampakan warna ungu pada tulang-
tulang daun permukaan bawah. Pada proses pengamatan daun ubi jalar harus
dibalik untuk melihat pigmentasi pada tulang daun bagian belakang. Pengamatan
ini harus memilih daun yang tidak terlalu tua namun juga tidak terlalu muda.
Warna tulang daun permukaan bawah dibedakan menjadi: kuning, hijau, bercak
ungu pada pangkal tulang daun utama, bercak ungu pada beberapa anak tulang
daun, sebagian (<1/3 bagian) tulang daun utama ungu, sebagian besar (>2/3
bagian) tulang daun berwarna ungu, semua anak tulang daun sebagian berwarna
ungu, semua tulang dan anak tulang daun berwarna ungu. Seperti terlihat pada
gambar 3.6.
12
8. Warna daun muda
Diamati pada daun yang telah terbuka sehingga permukaan atas helai daun
dapat dilihat warnanya. Penampakan karakter warna daun muda (pucuk)
digolongkan menjadi: kuning kehijauan, hijau, hijau dengan warna ungu dibagian
tepi, keabu-abuan (karena adanya bulu pada permukaan daun), hijau dengan
tulang daun ungu pada bagian permukaan atas, agak ungu, hampir ungu,
permukaan atas hijau dan permukaan bawah ungu, dan ungu pada permukaan atas
dan bawah.
9. Pigmentasi tangkai daun
Penampakan karakter pigmentasi tangkai daun dibedakan menjadi hijau,
hijau dengan pangkal tangkai dekat sulur ungu, hijau dengan ujung tangkai dekat
daun ungu, hijau dengan pangkal dekat sulur dan ujung dekat daun ungu, hijau
dengan bercak ungu sepanjang tangkai, hijau dengan garis-garis ungu, ungu
dengan ujung tangkai berwarna hijau, sebagian besar tangkai ungu dan sedikit
warna hijau dan seluruh tangkai berwarna ungu. Seperti terlihat pada gambar 3.7
dibawah ini.
13
dan sangat panjang (>40 cm). cara mengukur panjang tangkai daun menurut
Rahayuningsih (1997) terlihat pada gambar 3.8.
14
Proses pengamatan dilakukan di kebun percobaan kendalpayak, dimana
penanaman tanaman ubijalar telah dilakukan oleh pihak Balitkabi. Kebun
percobaan kendalpayak memiliki tipe iklim C 2 dengan jenis tanah entisol berat.
Curah hujan pada bulan januari hingga juni 2018 adalah sebesar 260 mm
(Lampiran 4). Penanaman varietas-varietas ubi jalar berdasarkan blok-blok yang
tersedia di area kebun percobaan Kendalpayak.
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16
dikukuhkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Aneka Kacang dan Umbi oleh
Kementrian Riset Dikti, dengan SK Menristek nomor 48/M/Kp/XII/2014.
17
c. Mandat
Komoditas utama yang ditangani Balitkabi meliputi kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Namun demikian Balitkabi juga menangani
kacang-kacangan dan umbi-umbian potensial, seperti kacang tunggak, kacang
gude, komak, koro, garut, ganyong, talas, uwi, dan keladi serta kacang-kacangan
dan umbi-umbian introduksi. Kegiatan yang dilakukan adalah penelitian teknologi
tinggi dan penelitian strategis meliputi: pemulian dan pemberdayaan sumberdaya
genetic, pengelolaan hama-penyakit, ekofisiologi dan pengelolaan sumberdaya
berkelanjutan, serta pasca panen primer.
18
potensi komoditas secara integratif, yang mencakup peningkatan potensi genetik,
teknik produksi, pascapanen primer, dan analisis komoditas untuk agroekosistem
target.
Sasaran Penelitian Komoditas Kedelai
1. Menghasilkan varietas unggul baru dengan produksi tinggi, berukuran biji
sedang - besar, biji berwarna kuning atau hitam, dan berumur genjah - sedang.
2. Menghasilkan varietas unggul baru adaptif lahan suboptimal, seperti
kekeringan, naungan, jenuh air, lahan masam, pasang surut, dan lahan salin.
3. Menghasilkan varietas unggul baru tahan cekaman biotik, seperti ulat grayak,
penggerek polong, CPMMV, kutu kebul, karat daun, dan pengisap polong.
4. Menghasilkan varietas unggul baru dengan karakter kandungan isoflavon
tinggi, protein tinggi, sesuai panen muda, dan tahan pecah
polong.Menghasilkan teknologi untuk perbaikan mutu fisiologis benih,
konservasi dan eksplorasi mikroba tanah.
5. Menghasilkan rakitan teknologi budidaya pada berbagai agroekosistem (lahan
pasang surut, lahan kering iklim kering, lahan salin).
6. Rejuvenasi dan evaluasi sumber daya genetik kedelai.
19
3. Menghasilkan varietas unggul baru adaptif lahan suboptimal: lahan salin,
lahan kering.
4. Rejuvenasi dan evaluasi sumber daya genetik kacang hijau.
20
Laboratorium Uji Mutu Benih, Laboratorium Plasma Nuftah dan Pemuliaan,
Laboratorium Mikrobiologi Tanah, Laboratorium Entomologi, Laboratorium
Mikologi, Laboratorium Bakteriologi, dan Laboratorium Mekanisasi Pertanian
(Lampiran 2). Selain itu Balitkabi juga mengelola lima kebun percobaan yang
mewakili beberapa tipe agroekologi utama untuk tanaman palawija di Indonesia.
21
biji siap dipanen setelah satu bulan. Pada hari kamis, tanggal 5 juli 2018 kami
melakukan pengambilan setek bahan tanam kegiatan Uji Daya Hasil Lanjutan
Klon-klon Ubijalar Tahan Penyakit Kudis diponcokusumo, pengambilan setek
dilakukan dengan mengambil bagian pucuk tanaman ubi jalar sepanjang 20-25
cm, dengan menggunakan gunting setek. Kegiatan pemanenan setek dilakukan, di
KP Kendalpayak dan KP Jambegede.
Pada tanggal 6 juli 2018 kami melakukan penanaman kegiatan Uji Daya
Hasil Lanjutan Klon-klon Ubi jalar Tahan Penyakit Kudis di Kecamatan
Poncokusumo Malang. Penanaman dilakukan di lahan yang sebelumnya telah
dilakukan pengolahan tanah dan dibuat gulud-gulud. Sebelum setek ditanam,
setek ubijalar terlebih dahulu direndam selama 5 menit ke larutan insektisida dan
fungisida. Insektisida yang digunakan adalah yang mengandung bahan aktif
metonil. Pemberian insektisida dan fungisida bertujuan untuk pencegahan
tanaman agar tidak terserang hama boleng, tungau puru, dan penyakit kudis.
Hama boleng disebabkan oleh imago cylas yang meletakkan telurnya di dalam
umbi jalar yang kemudian telur itu berubah menjadi ulat yang menggerogoti umbi
tanaman ubijalar. Sedangkan penyakit kudis yang disebabkan oleh jamur ini akan
merusak daun dan mengurangi kemampuan daun untuk berfotosintesis dengan
optimal akibat rusak. Cara menanan setek ubi jalar adalah dengan membenamkan
minimal dua ruas setek ubijalar dengan posisi tegak lurus. Pembenaman dilakukan
dengan menekan setek ubijalar menggunakan jari tangan. Jarak tanam ubi jalar
adalah 25 cm, satu guludan ditanam sebanyak 20 setek.
Panen kegiatan Karakterisasi Kadar Gula Sumber Daya Genetik Ubi jalar
dilakukan pada tanggal 9-11 Juli 2018 di kebun percobaan Jambegede, setiap
nomor tanaman dipanen dan ditimbang hasil panen yang diperoleh. Penimbangan
hasil panen yang diperoleh meliputi penimbangan brangkasan (tajuk tanaman),
penimbangan umbi yang berukuran kecil dan umbi berukuran besar. Diambil
sampel sebanyak 5 kg per gulud untuk dibawa ke laboratorium, sebagai sampel
untuk uji kadar gula. Juga dilakukan perhitungan hasil umbi besar yang diperoleh
dan umbi kecil.
Pada kegiatan umum yang dilakukan memberikan pengetahuan yang
sangat bermanfaat bagi mahasiswa sehingga bisa mengetahui teknik budidaya
22
tanaman ubijalar dan mengetahui prosedur pengambilan sampel dari lapangan
untuk dilakukan penelitian lebih lanjut di laboratorium.
Beta 1 Beta 2
Beta 3 Sawentar
Boko Pating 1
Gambar 4.1 bentuk kerangka daun beberapa varietas ubi jalar
Perbedaan kerangka daun tanaman ubi jalar dan kedalaman cuping dapat
dilihat pada tabel 4.1. perbedaan bentuk kerangka daun delapan varietas ubi jalar
23
dapat dilihat pada gambar 4.1. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang
telah dilakukan, ada beberapa varietas tanaman ubi jalar yang memiliki bentuk
daun bermacam-macam. Setelah di amati bentuk dominan daun berdasarkan
persentase terbanyak didapat dikelompokkan menjadi membentuk hati, berbentuk
cuping, dan segitiga sama sisi. Membentuk hati : Beta 3, Sawentar, Pating 1.
Berbentuk cuping : Beta 2, Papua Patipi, Papua Solossa, Boko. Segitiga sama sisi:
Beta 1.
Pada hasil pengamatan tersebut kedalaman cuping daun dapat
dikelompokkan menjadi 4: Tidak ada : Beta 1, Beta 3,Sawentar, Pating 1. Tepi
daun berlekuk dangkal: Beta 2, Papua Patipi. Tepi daun berlekuk sedang: Boko.
Tepi daun berlekuk dalam: Papua Solossa.
24
4.2.3 Ukuran daun dewasa dan warna tulang daun permukaan bawah
Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengamatan ukuran daun adalah kecil, sedang,
dan besar. Kecil: Papua Patipi. Sedang: Beta 1, Beta 2, Beta 3, Sawentar, Boko,
Pating 1. Besar: Papua Solossa.
Tabel 4.3 Ukuran daun dewasa dan warna tulang daun permukaan bawah
Nama Varietas Ukuran daun dewasa Warna tulang daun permukaan
bawah
Beta 1 Sedang Semua tulang dan anak tulang
daun berwarna ungu
Beta 2 Sedang Hijau
Beta 3 Sedang Bercak ungu pada pangkal
tulang daun utama
Boko Sedang Semua tulang dan anak tulang
daun berwarna ungu
Papua Patipi Kecil Bercak ungu pada pangkal
tulang daun utama
Papua Solossa Besar Semua tulang dan anak tulang
daun berwarna ungu
Pating 1 Sedang Sebagian besar tulang daun
berwarna ungu
Sawentar Sedang Sebagian besar tulang daun
berwarna ungu
25
ungu : Papua Solossa. Permukaan atas dan bawah ungu: Beta 2, Papua Patipi,
Boko, Pating 1.
Tabel 4.4 warna daun dewasa dan warna daun muda
Nama Varietas Warna daun dewasa Warna daun muda
Beta 1 Hijau Hijau dengan warna ungu
melingkari tepi daun
Beta 2 Hijau Permukaan atas dan bawah
ungu
Beta 3 Hijau Hijau dengan warna ungu
melingkari tepi daun
Boko Hijau Permukaan atas dan bawah
ungu
Papua Patipi Hijau dengan tulang- Permukaan atas dan bawah
tulang daun ungu pada ungu
permukaan atas helai daun
Papua Solossa Hijau dengan tulang- Agak ungu
tulang daun ungu pada
permukaan atas helai daun
Pating 1 Hijau dengan tulang- Permukaan atas dan bawah
tulang daun ungu pada ungu
permukaan atas helai daun
26
Pada tabel 4.5 hasil pengamatan pigmentasi taangkai daun peroleh: Hijau:
Beta 2. Hijau ujung tangkai (dekat helai daun) ungu: Beta 1, Beta 3, Sawentar,
Boko. Hijau Pangkal dan ujung tangkai ungu: Pating 1. Hijau dengan garis-garis
ungu: Papua Patipi. Seluruh tangkai ungu: Papua Solossa
Panjang tangkai daun pada hasil pengamatan: Sangat pendek: Papua
Patipi. Pendek Beta 1, Beta 2, Beta 3, Sawentar, Papua Solossa, Boko, Pating 1.
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi daun beberapa varietas ubi jalar
beberapa varietas memiliki beberapa kesamaan. Beta 1 dan beta 2 : memiliki 2
persamaan, Beta 1 dan beta 3 memiliki 3 persamaan, beta 1 dan boko memiliki 5
persamaan, beta 1 dan papua solossa memiliki 2 persamaan, beta 1 dan sawentar
memiliki 7 persamaan, beta 1 dan patting 1 memiliki 5 persamaan. Beta 2 dan
beta 3 memiliki 3 persamaan beta 2 dan boko memiliki 7 persamaan, beta 2 dan
papua patipi memiliki 4 persamaan, beta 2 dan papua solossa memiliki 3
persamaan, beta 2 dan pating 1 memiliki 3 persamaan, beta 2 dan sawentar
memiliki 3 persamaan.
Beta 3 dan boko memiliki 4 persamaan, beta 3 dan papua patipi memiliki 1
persamaan, beta 3 dan papua solossa memiliki 1 persamaan, beta 3 dan pating 1
memiliki 6 persamaan, beta 3 dan sawentar memiliki 7 persamaan. Boko dan
papua patipi memiliki 3 persamaan, boko dan papua solossa memiliki 4
persamaan, boko dan pating 1 memiliki 3 persamaan, boko dan sawentar memiliki
4 persamaan. Papua patipi dan papua solossa memiliki 2 persamaan, papua patipi
dan pating 1 memiliki 1 persamaan, papua solossa dan pating 1 memiliki 2
persamaan, papua solossa dan sawentar memiliki 1 persamaan. Pating 1 dan
sawentar memiliki 6 persamaan.
Tanaman ubi jalar yang tidak memiliki karakter morfologi daun yang sama
adalah varietas beta 1 dan papua patipi. Varietas lain yang tidak memiliki
persamaan morfologi daun adalah papua patipi dan sawentar.
27
kompak : beta 1, beta 2, Papua Patipi, Pating 1. Menyebar : Sawentar, Papua
Solossa, Boko. Perbedaan tipe tanaman dapat dilihat pada gambar 4.2.
28
Tabel 4.7 Warna dominan sulur dan warna sekunder sulur
Nama Varietas Warna dominan sulur Warna sekunder sulur
Beta 1 Hijau Ungu pada buku-buku
Beta 2 Hijau Tidak ada
Beta 3 Hijau Adanya warna lain
Boko Hijau Tidak ada
Papua Patipi Hampir semua berwarna Hijau pada pucuk
ungu
Papua Solossa Hampir semua berwarna Hijau pada pucuk
ungu
Pating 1 Hijau dengan beberapa Ungu pada pucuk
bercak ungu
Sawentar Hijau dengan beberapa Ungu pada buku-buku
bercak ungu
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi batang beberapa varietas ubi
jalar beberapa varietas memiliki beberapa kesamaan. Beta 1 dan beta 2 : memiliki
3 persamaan, Beta 1 dan beta 1 memiliki 3 persamaan, beta 1 dan boko memiliki
2 persamaan, beta 1 dan papua patipi memiliki 1 persamaan, beta 1 dan papua
solossa memiliki 1 persamaan, beta 1 dan sawentar memiliki 1 persamaan, beta 1
dan patting 1 memiliki 2 persamaan. Beta 2 dan beta 3 memiliki 1 persamaan beta
2 dan boko memiliki 3 persamaan, beta 2 dan papua patipi memiliki 1 persamaan,
beta 2 dan papua solossa memiliki 1 persamaan, beta 2 dan pating 1 memiliki 2
persamaan, beta 2 dan sawentar memiliki 1 persamaan.
Beta 3 dan boko memiliki 1 persamaan, beta 3 dan papua patipi memiliki 1
persamaan, beta 3 dan papua solossa memiliki 1 persamaan. Boko dan papua
solossa memiliki 2 persamaan, boko dan pating 1 memiliki 1 persamaan, boko
dan sawentar memiliki 2 persamaan. Papua patipi dan papua solossa memiliki 2
persamaan, papua patipi dan pating 1 memiliki 1 persamaan, papua solossa dan
pating 1 memiliki 1 persamaan, papua solossa dan sawentar memiliki 2
persamaan. Pating 1 dan sawentar memiliki 2 persamaan.
Tanaman ubi jalar yang tidak memiliki karakter morfologi batang yang
sama adalah varietas beta 3 dan pating 1. Varietas lain yang tidak memiliki
persamaan morfologi batang adalah papua patipi dan sawentar, beta 3 dan
sawentar, serta boko dan papua patipi.
29
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1) Hasil pengamatan morfologi daun delapan varietas ubi jalar menujukkan
tanaman ubi jalar yang tidak memiliki karakter morfologi daun yang sama
adalah varietas beta 1 dan papua patipi. Varietas lain yang tidak memiliki
persamaan morfologi daun adalah papua patipi dan sawentar.
2) Pada pengamatan morfologi batang delapan varietas ubi jalar menunjukan,
tanaman ubi jalar yang tidak memiliki karakter morfologi batang yang
sama adalah varietas beta 3 dan pating 1. Varietas lain yang tidak memiliki
persamaan morfologi batang adalah papua patipi dan sawentar, beta 3 dan
sawentar, serta boko dan papua patipi.
5.2. Saran
Berdasarkan praktek kerja lapang yang telah dilakukan, penulis
menyarankan dilakukan penelitian lebih lanjut yang meliputi pengamatan
morfologi umbi dan bunga tanaman ubi jalar.
30
DAFTAR PUSTAKA
Amin, A. R. 2014. Memahami Pengelolaan Tanaman Ubi Jalar Melalui Media
Cetak dan Media Elektronik. Jurnal Jupiter. 8 (1) : 17 – 23
Anonim. 2011. Kajian Ubi Jalar dengan Pendekatan Rantai Nilai dan Iklim Usaha
di Kabupaten Jayawijaya. Laporan Studi Program Pembangunan
Berbasis Masyarakat fase II. Papua
Hayati Dewi P. K. N Kristina, Sutoyo. 2013. Keragaman genetik klon Ubi Jalar
(Ipomoea batatas [L.] Lam) pada beberapa sentra produksi Di Sumatera
Barat. BioETI 1 (1) : 31-37
Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar: Cara Budi Daya yang Tepat, Efisien dan Ekonomis.
Penebar Swadaya. Jakarta.
31
Trustinah dan Iswanto R. 2014. Pengelompokan aksesi kacang hijau berdasarkan
karakter kuantitatif. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013. Malang.
Utari s. d., E. Harso Khardinata, Revandi I., M., Damanik, 2017.Analisis Karakter
Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea
batatas) Di Dataran Tinggi dan Dataran Rendah Sumatera Utara. Jurnal
Agroekoteknologi. 5 (4) : 870 – 881
Wahyuni, T. S., J. Wargiono. 2012. Morfologi dan Anatomi Tanaman Ubi Jalar.
Monograf Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang
Wargiono, J. 1989. Penuntun bercocok tanam ubi jalar. Paper disajikan pada
penataran PPS bidang agronomi dan pola bertanam. LP3. Jakarta
Widodo, Y. dan Rahayuningsih, St.A. 2009. Teknologi Budidaya Praktis Ubi Jalar
Mendukung Ketahanan Pangan dan Usaha Agroindustri. Buletin
Palawija 17 : 21-32
32
LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi Balitkabi
33
Lampiran 2 Data Laboratorium di Balitkabi
34
Jabatan -
HP +62 85233260498
Status Laboratorium Terakreditasi
4 Nama Laboratorium Laboratorium Plasma Nutfah dan Pemuliaan
Nama Organisasi Induk Lab Balitkabi
Ruang Lingkup -
Alamat Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Malang, Jawa Timur
65101
Telpon/fax/Email (0341) 801468 Ext. 110 /balitkabi@gmail.com
Contac Person Retna Sulastri, S.Si.
Jabatan -
HP +62 85233260498
Status Laboratorium Belum terakreditasi
5 Nama Laboratorium Laboratorium Bakteriologi
Nama Organisasi Induk Lab Balitkabi
Ruang Lingkup Penelitian bakteri yang menginfeksi tanaman
kedelai (penyakit pustul), menginfeksi tanaman
kacang tanah (Ralstonia solanacearum),
menginfeksi ubikayu (Xanthomonas campestris
pv. Manihotis), penyakit CBB. Selain meneliti
bakteri yang menginfeksi tanaman, juga melakukan
penelitian terhadap bakteri yang berguna sebagai
agen pengendali hayati, misalnya bakteri
Pseudomonas fluorescens (Pf) yang dapat
digunakan untuk mengendalikan penyakit yang
disebabkan oleh patogen tular tanah dari jenis
jamur Rhizoctonia, S.rolfsii, Fusarium,
Aspergillus, dan lain-lain.
Alamat Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Malang, Jawa Timur
65101
Telpon/fax/Email (0341) 801468 Ext. 110/balitkabi@gmail.com
Contac Person Retna Sulastri, S.Si.
Jabatan -
HP +62 85233260498
Status Laboratorium Belum terakreditasi
6 Nama Laboratorium Laboratorium Mikologi
Nama Organisasi Induk Lab Balitkabi
Ruang Lingkup Melaksanakan penelitian penyakit layu terutama
yang disebabkan oleh Rhizoctonia dan S.rolfsii
pada tanaman kedelai, kacang hijau, dan kacang
tanah, penyakit bercak daun (Cercospora) pada
tanaman kedelai, kacang hijau, kacang tanah dan
ubi jalar, penyakit karat pada kedelai dan kacang
tanah, serta penyakit kudis pada ubijalar.
Alamat Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Malang, Jawa Timur
65101
35
Telpon/fax/Email (0341) 801468 Ext. 110/balitkabi@gmail.com
Contac Person Retna Sulastri, S.Si.
Jabatan -
HP +62 85233260498
Status Laboratorium Belum terakreditasi
7 Nama Laboratorium Laboratorium Mikrobiologi Tanah
Nama Organisasi Induk Lab Balitkabi
Ruang Lingkup -
Alamat Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Malang, Jawa Timur
65101
Telpon/fax/Email (0341) 801468 Ext.110 /balitkabi@gmail.com
Contac Person Retna Sulastri, S.Si.
Jabatan -
HP +62 85233260498
Status Laboratorium Belum terakreditasi
8 Nama Laboratorium Laboratorium Entomologi
Nama Organisasi Induk Lab Balitkabi
Rearing hama utama aneka kacang dan umbi,
Ruang Lingkup pembuatan pestisida nabati dan agen hayati.
Alamat Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Malang, Jawa Timur
65101
Telpon/fax/Email (0341) 801468 Ext. 110/balitkabi@gmail.com
Contac Person Retna Sulastri, S.Si.
Jabatan -
HP +62 85233260498
Status Laboratorium Belum terakreditasi
9 Nama Laboratorium Laboratorium Mekanisasi Pertanian
Nama Organisasi Induk Lab Balitkabi
Ruang Lingkup -
Alamat Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Malang, Jawa Timur
65101
Telpon/fax/Email (0341) 801468 Ext. 110 /balitkabi@gmail.com
Contac Person Retna Sulastri, S.Si.
Jabatan -
HP +62 85233260498
Status Laboratorium Belum terakreditasi
10 Nama Laboratorium Laboratorium Sentral
Nama Organisasi Induk Lab Balitkabi
Ruang Lingkup LMP-Balitkabi memiliki sarana: (1) Laboratorium
Sistem Dinamik (LSD), (2) Laboratorium Sifaf
36
Fisik dan Panas (LSFP), dan (3) Bengkel Rekayasa
Alsintan yang tepat guna (BRAT).
Alamat Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Malang, Jawa Timur
65101
Telpon/fax/Email (0341) 801468 Ext. 110 /balitkabi@gmail.com
Contac Person Retna Sulastri, S.Si.
Jabatan -
HP +62 85233260498
Status Laboratorium Belum terakreditasi
37
Lampiran 3. Data Kebun-kebun Percobaan Balitkabi
1. Kebun Percobaan Kendalpayak (Malang)
Kepala kebun : Cipto Prahoro, S.P.
Lokasi : Kendalpayak, Pakisaji, Malang
Luas Lahan : ± 19,9 Ha
Luas bangunan : 1124 m2
Tipe iklim :C2
Jenis tanah : Entisol berat
38
5. Kebun Percobaan Genteng (Banyuwangi)
Kepala kebun : Sumarno, S.P.
Lokasi : Jl. Gambiran, Genteng, Banyuwangi
Luas Lahan : ±31 Ha
Luas bangunan : 1074 m2
Tipe iklim :C2
Jenis tanah : Entisol ringan
39
Lampiran 4. Curah hujan Kebun Percobaan Kendalpayak
40
Lampiran 5. Kegiatan Praktek Kerja Lapang
Jadwal Kerja Praktek Kerja Lapang di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang
dan Umbi
No Hari/Tanggal Kegiatan
1 Senin / Apel pagi
25 Jun 2018 Halal bihalal
Orientasi Pengenalan pegawai dan lingkungan
Balitkabi
Pendalaman materi di perpustakaan
2 Selasa / Sosialisasi dan pembekalan PKL oleh Balitkabi
26 Jun 2018 Mencari tugas resume jurnal keragaman morfologi ubi
jalar
3 Rabu / Libur pemilihan kepala daerah serentak se-Indonesia
27 Jun 2018
4 Kamis / Karakterisasi 8 varietas Ipomoea batatas L.
28 Jun 2018
5 Jumat Pengamatan varietas ubi jalar untuk persiapan panen di
29 Jun 2018 KP Jambegede, Malang
6 Senin Apel pagi
2 Jul 2018 Lanjutan karakterisasi 8 varietas Ipomoea batatas L.
Menutup kuncup bunga Ipomoea batatas L. untuk
proses persilangan
7 Selasa Melakukan persilangan beberapa varietas Ipomoea
3 Jul 2018 batatas L.
Menutup kembali kuncup bunga Ipomoea batatas L.
untuk proses persilangan
8 Rabu Melakukan persilangan beberapa varietas Ipomoea
4 Jul 2018 batatas L.
Mengumpulkan biji tanaman Ipomoea batatas L
varietas Antin 3
9 Kamis Pengambilan setek sebagai bahan tanam di kebun
5 Jul 2018 percobaan Jambegede
10 Jumat Penanaman setek ubi jalar di lahan petani di
6 Jul 2018 Poncokusumo, Malang
11 Senin Pemanenan ubi jalar plot pertama di KP Jambegede
9 Jul 2018
12 Selasa Pemanenan ubi jalar plot kedua di KP Jambegede
10 Jul 2018
13 Rabu Pemanenan ubi jalar plot ketiga di KP Jambegede
11 Jul 2018
14 Kamis Pengukuran panjang dan diameter umbi
12 Jul 2018 Pengolahan sampel
Pengamatan dan karakterisasi umbi
Pengukuran berat basah
Pengamatan bunga hasil persilangan
15 Jumat Pengambilan setek
41
13 Jul 2018 Pengamatan Buah Hasil Persilangan
Pengukuran berat kering
Pengamatan dan karakterisasi umbi
16 Senin Apel pagi
16 Jul 2018 Mengerjakan laporan di perpustakaan
17 Selasa Revisi laporan
17 Jul 2018 Perbaikan revisi laporan
18 Rabu Pengambilan setek
18 Jul 2018 Mengerjakan laporan
19 Kamis Mengikuti acara Orasi Purna Tugas salah satu
19 Jul 2018 karyawan Balitkabi
Melakukan evaluasi data dari hasil pengamatan
Mengolah data hasil pengamatan
20 Jumat Mengerjakan laporan PKL
20 Jul 2018
21 Senin Apel pagi
23 Jul 2018 Perbaikan revisi laporan
22 Selasa Pembersihan polybag sisa tanaman ubijalar
24 Jul 2018
23 Rabu Pembuatan sampel untuk penimbangan berat basah dan
25 Jul 2018 berat kering
Penimbangan berat basah
24 Kamis Mengerjakan laporan PKL
26 Jul 2018
25 Jumat Menyerahkan draft akhir laporan
27 Jul 2018
42
Lampiran 6. Jurnal Harian PKL
Nama : A. Mulyono
NIM : 11682102746
Hari / Tanggal : Senin, 25Juni 2018
No. Kegiatan
Wiwit Rahajeng,S.P.
NIP. 198209082012122003
43
Lampiran 7. Photo-Photo Kegiatan
Proses pengamatan
Studi persilangan
44
Pengambilan setek sebagai bahan tanam
45
Pemilihan sampel umbi yang akan penimbangan bobot tajuk ubijalar
diteliti
46
Ubijalar yang terserang hama boleng tanaman ubijalar sebelum dipanen
47