Anda di halaman 1dari 14

NAMA : KINANTI NURHAYATI

NIM : 200301241
KELAS : AGROTEKNOLOGI 5

REVIEW JURNAL
Judul Pemanfaatan Lahan Sempit untuk Budidaya Sayuran
dengan Sistem Vertikultur (Utilization of narrow-land
area to cultivate vegetables by verticulture system)
Jurnal PengabdianMu
Volume dan Halaman Vol. 3 No. 1 (40-46)
Tahun 2018
Penulis Nurul Hidayati, Pienyani Rosawanti, Fahruddin
Arfianto dan Nanang Hanaf
Reviewer Kinanti Nurhayati
Tanggal 28 April 2022
Pendahuluan Analisis Situasi
Kelurahan Bukit Tunggal merupakan salah satu
kelurahan di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangkaraya
6 km dari kampus UM Palangkaraya. Tempat
dilakukannya kegiatan penelitian ini merupakan
komplek perumahan. Umumnya komplek perumahan,
memiliki luasan tanah yang terbatas. Tanah atau luas
halaman merupakan faktor pembatas untuk masyarakat
mengembangkan Pertanian. Salah satu teknik budidaya
yang dapat diterapkan pada lahan yang sempit adalah
teknik Vertikultur.
Vertikultur dapat diartikan sebagai teknik budidaya
tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan
secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak
memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan
pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun.
Salah satu solusi untuk masyarakat dapat
mengembangkan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dengan menanan tanaman secata vertikultur.
Permasalahan
Lahan yang sempit memang membuat kegiatan
berkebun jadi kurang leluasa, terutama di perumahan di
perkotaan, namun dengan memanfaatkan ruang secara
vertikal, berkebun menjadi lebih menyenangkan
dengan kuantitas yang dapat ditingkatkan.
Vertikultur adalah pola bercocok tanam yang
menggunakan wadah tanam vertikal untuk mengatasi
keterbatasan lahan. Tempat media vertikultur dapat
menggunakan bambu, talang, rak kayu bertingkat dan
lain-lain. Media tanam digunakan bisa campuran tanah,
kompos, dan sekam. Jenis tanaman yang ditanam dari
tanaman sayur- sayuran dan sayuran buah serta
tanaman hias.
Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan ini adalah agar masyarakat dapat
memanfaatan lahan pekarangan yang sempit sebagai
penghasil sayur-sayuran yang sehat untuk keluarga
dengan budidaya tanaman teknik vertikultur khususnya
masyarakat di RT 1 RW 1 Kelurahan Bukit Tunggal
Kecamatan Jekan Raya.
Subjek Kegiatan Subjek yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini
adalah benih sawi dan kangkung.
Metode Kegiatan Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
dilaksanakan di RT 1 RW 1 Kelurahan Bukit Tunggal
Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada hari
Selasa tanggal 19 Desember 2017.
Sasaran Kegiatan
Masyarakat RT 1 RW 1 Kelurahan Bukit Tunggal
Kecamatan Jekan Raya, meliputi Ibu-ibu anggota PKK
dan pengajian rutin serta remaja.
Metode Kegiatan
Metode kegiatan pengabdian ini dengan cara sosialisasi
yaitu ceramah, pamplet dan workshop atau kegiatan
penyuluhan dan praktek pembuatan rak vertikultur dan
teknik menanan tanaman sayur-sayuran yaitu
kangkung, bayam dan sawi. Tahapannya yaitu:
menjelaskan teknik budidaya vertikultur (mulai
persiapan rak, media tanam, persemaian atau langsung
untuk penanaman, pemeliharaan dan pasca panen,
keuntungan vertikultur, jenis tanaman apa saja yang
dapat dibudidayakan secara vertikultur.
Solusi yang Ditawarkan
Mempraktekkan pembuatan rak vertikultur dari kayu
yang dapat bertahan 2 (dua) tahun digunakan.
Melakukan persiapan media tanam dan penanam secara
langsung untuk jenis-jenis sayuran bayam, kangkung
dan pemindahan sayuran dari persemaian seperti pada
tanaman lombok, tomat dan terong. Penyampaian
pupuk yang digunakan dalam budidaya dapat organik
maupun anorganik beserta dosis pemakaiannya, serta
penyampaikan pestisida organik yang baik dan aman
untuk sayuran yang akan dikonsumsi keluarga sendiri.
Hasil dan Pembahasan Bahan dan Alat
Alat yang digunakan adalah kayu, paku, palu, gergaji,
sprayer, dan bak pembenihan. Adapun bahan yang
digunakan adalah kompos, tanah, polibag, benih sawi,
benih kangkung dan air.
Prosedur Kegiatan
1. Buat rak kayu yang tersusun secara vertikal dengan
kapasitas 28 polibag
2. Siapkan bak pembenihan yang telah berisi media
tanam yang terdiri dari tanah, kompos dengan
perbandingan 2:1. Tebarkan benih diatasnya
3. Lakukan penyiraman rutin dengan menggunakan
sprayer setiap pagi dan sore, usahakan media selalu
lembab
4. Setelah benih berumur kurang lebih antara 10 – 14
hari dan daunnya menunjukkan daun sejati minimal
dua lembar, pindahlah benih yang sudah siap tanam
tersebut ke polibag yang sudah terisi media tanam
5. Lakukan pemeliharaan dengan menyiram tanaman
sawi, kangkung setiap hari pada pagi dan sore hari.
Pilihlah tempat terbuka sehingga tanaman sawi,
kangkung memperoleh cahaya matahari yang cukup
6. Lakukan penyiangan apabila ada rumput yang
mengganggu dan mengecek setiap hari kondisi
tanaman agar apabila ada hama seperti ulat dapat
segera terdeteksi. Apabila ada ulat maka ulat
tersebut secara manual langsung diambil dengan
tangan tanpa harus memberikan pestisida
7. Setelah tanaman sawi, kangkung berumur 25 – 28
hari setelah panen (kurang lebih satu bulan), maka
sawi, kangkung tersebut siap dipanen
Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan
untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat secara
efisien. Secara estetika, taman vertikultur berguna
sebagai penutup pemandangan yang tidak
menyenangkan atau sebagai latar belakang yang
menyuguhkan pemandangan yang indah dengan
berbagai warna. Jenis-jenis tanaman yang
dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki
nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman
semusim khususnya sayuran (seperti bayam, kangkung,
seledri, caisin, packchoy, dan selada), dan memiliki
sistem perakaran yang tidak terlalu luas. Bahan-bahan
yang digunakan dapat berupa kaleng bekas, pot, botol
dan gelas plastik, bambu dan pipa PVC.
Kelebihan sistem pertanian vertikultur sebagai berikut:
1. Efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam
jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem
konvensional
2. Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida
3. Kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih
kecil
4. Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman
diletakkan dalam wadah tertentu
5. Mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman
6. Adanya atap plastik memberikan keuntungan (a)
mencegah kerusakan karena hujan, (b) menghemat
biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi
penguapan.
Kekurangannya sistem pertanian vertikultur sebagai
berikut:
1. Rawan terhadap serangan jamur, karena
kelembaban udara yang tinggi akibat tingginya
populasi tanaman adanya atap plastic
2. Investasi awal cukup tinggi
3. Sistem penyiraman harus kontinyu, dan diperlukan
beberapa peralatan tambahan, misalnya tangga
sebagai alat bantu penyiraman. Jenis tanaman yang
dapat ditanam dengan sistem ini sangat banyak,
misalnya tanaman sayur semusim seperti sawi,
selada, kubis, wortel, tomat, terong, cabai dan lain-
lainnya, tanaman bunga seperti anggrek, mawar,
melati, azalea, kembang sepatu, dan lain-lainnya
dan tanaman obat- obatan yang sekulen.
Tiga aspek yang harus dipersiapkan dalam budidaya
tanaman organik secara vertikultur, yaitu:
1. Pembuatan rak vertikultur
2. Penyiapan dan penggunaan pupuk organic
3. Penanaman dan pemeliharaan
Pelaksanaan vertikultur dapat menggunakan bangunan
khusus (modifikasi dari sistem green house) maupun
tanpa bangunan khusus, misalnya di pot gantung dan
penempelan di tembok- tembok. Penanaman bibit
tanaman untuk sistem vertikultur ini sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan cara konvensional. Sebelum
menanam, kita harus mengetahui karakteristik tanaman
yang akan ditanam. Bibit tanaman itu mesti disemai
dulu atau langsung ditanam.
Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu:
Vertikultur merupakan pola bercocok tanam yang
menggunakan wadah tanam vertikal untuk mengatasi
keterbatasan lahan. Tempat media vertikultur dapat
menggunakan bambu, talang, rak kayu bertingkat dll.
Media tanam digunakan bisa campuran tanah, kompos,
dan sekam. Jenis tanaman yang ditanam dari tanaman
sayur-sayuran dan sayuran buah serta tanaman hias.
Setelah kegiatan ini masyarakat RT I RW I Kelurahan
Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya telah menguasai
teknik budidaya tanaman sayur secara vertikultur, yang
meliputi, persiapan media tanam, persemaian,
penanaman.
Kelebihan Jurnal 1. Menjelaskan teknik Vertikultur dari penanaman
hingga panen
2. Mejelaskan cara pembuatan rak Vertikultur
Kekurangan Jurnal 1. Data yang dilampirkan tidak lengkap
2. Tidak dijelaskan pengolahan pasca panen dan
penanggulangan hama pada tanaman sistem
Vertikultur
3. Penulisan jurnal tidak rapi
Saran Sebaiknya kegiatan penyuluhan sistem Vertikultur ini
terus dikembangkan, agar para masyarakat yang tinggal
di daerah perumahan atau masyarakat yang memiliki
lahan terbatas dapat bertani dan memiliki pemahaman
yang cukup untuk melakukan sistem Vertikultur.
Nurul Hidayati, Pienyani Rosawanti, Fahruddin Arfianto, Nanang Hanafi, PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT UNTUK…….

PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DENGAN


SISTEM VERTIKULTUR
(Utilization of narrow-land area to cultivate vegetables by verticulture syste)

Nurul Hidayati 1, Pienyani Rosawanti 1, Fahruddin Arfianto1, Nanang Hanafi2


1
Dosen Program Studi Agroteknologi, 2Dosen Program Studi Kehutanan
Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Email : nurul.hidayati@umpalangkaraya.ac.id
Abstract
Yard around the house has potential to supplied food for a family. The yard around as
the most direct way of providing daily food and a source of income for the purchase of other
foods. The yard around can provide enough nutritious food and income for the sale of yard
around produce. To the scale of the families needed, yard around the house can be used to
growth the fresh vegetables. However, the narrow yard is one of problem to grow vegetables.
The problem be bigger in the big cities. Verticulture is a system of agricultural cultivation
where the planting area arranged vertically or terraced to allow the efficiency of limited land.
A limited land can be produce same as a normal land when the verticulture is used.
Verticulture taken from English term (vertical and culture) are cultivating agriculture system
that placed vertically or tiered. One solution for the community can develop farm for provide
food of families with verticulture system. Vertikultur is a method of cultivation that the
principle is efficiency use of land. Besides cheap and easy to be done, gardening vegetables
by verticulture system also have several benefits and advantages. The benefit obtained is able
to provide the family needed on vegetables and also make the atmosphere around the house
to be more fresh. Aesthetically, vertically landscaped gardens serve as as a backdrop that
presents beautiful scenery in various colors. This program was conducted at Perum PU Bukit
Tunggal, Jekan Raya, Palangkaraya. Methods of this program by socialization with training
and pamphlets and vegetables cultivation workshop verticulture and housewife as participant.
The purpose this program can supply households with nearly all the foods they need,
reducing the cost of vegetable spending for their family. Given the price of vegetables in the
city of Palangka Raya quite expensive. The result of this program that are housewife and
their family can improving capability and skill on verticulture technology mastery like
preparation of planting media, planting and plant treatment, pest and disease control,
harvesting and post-harvesting treatment.
Keywords: Narrow land, cultivation of vegetables, verticulture

Abstrak
Lahan perkarangan memiliki potensi dalam penyediaan bahan pangan bagi keluarga,
sehingga pengeluaran rumah tangga untuk membeli bahan pangan dapat dikurangi dan
meningkatkan pendapatan rumah tangga jika produksi bahan pangan berlimpah terutama
sayur-sayuran yang higienis dan sehat bagi keluarga. Vertikultur merupakan teknik budidaya
tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya
ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak
memiliki halaman sekalipun. Teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan
memanfaatkan tempat secara efisien. Salah satu solusi untuk masyarakat dapat
mengembangkan pertanian untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan menanan tanaman
secata vertikultur. Secara estetika, taman vertikultur berguna sebagai latar belakang yang
menyuguhkan pemandangan yang indah dengan berbagai warna. Tujuan kegiatan pengabdian
masyarakat adalah agar masyarakat dapat memanfaatan lahan pekarangan yang sempit
sebagai penghasil sayur-sayuran yang sehat untuk keluarga dengan budidaya tanaman teknik
vertikultur. Kegiatan dilaksanakan di Perum PU Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan

Online: http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/pgbmu 40
PengabdianMu, Volume 3, Nomor 1, Maret 2018, Hal 40 – 46 ISSN : 2502–6828

Raya, Palangkaraya. Metode kegiatan ini dengan cara sosialisasi dengan pelatihan dan
pamplet serta workshop budidaya tanaman sayuran secara vertikultur dengan peserta ibu-ibu
rumah tangga. Tujuan akhir masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sayur-sayuran untuk
kebutuhan rumah tangganya, sehingga mengurangi biaya belanja sayur mayur untuk
keluarga. Mengingat harga sayur mayur di kota Palangka Raya tergolong mahal. Hasil
kegiatan ini bagi masyarakat yaitu ibu-ibu rumah tangga dan anggota keluarganya dapat
menguasai teknik budidaya tanaman sayur secara vertikultur, yang meliputi, persiapan media
tanam, persemaian,penanaman, pemeliharaan hama dan penyakit serta panen serta pasca
panen.
Kata Kunci : Lahan sempit, budidaya sayuran, vertikultur

PENDAHULUAN keluarga dengan menanan tanaman secata


Analisis Situasi vertikultur.
Kelurahan Bukit Tunggal Permasalahan
merupakan salah satu kelurahan di Lahan yang sempit memang
Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka membuat kegiatan berkebun jadi kurang
Raya 6 km dari kampus UM Palangkaraya. leluasa, terutama di perumahan di
Tempat dilakukan kegiatan pengabdian ini perkotaan, namun dengan memanfaatkan
merupakan Komplek Perumahan di ruang secara vertikal, berkebun menjadi
Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan lebih menyenangkan dengan kuantitas yang
Raya. Umumnya perumahan, memiliki dapat ditingkatkan. Perumahan yang tidak
luasan tanah terbatas. Tanah atau luas mempunyai lahan pekarangan tetapi masih
halaman merupakan faktor pembatas untuk mempunyai ruang terbuka di atas bangunan
masyarakat mengembangkan pertanian. masih dapat dimanfaatkan sebagai
Sebagian besar rumah yang ditempati penghasil tanaman.
penduduk di perumahan PU khususnya Vertikultur adalah pola bercocok
memiliki luas pekarangan yang relatif tanam yang menggunakan wadah tanam
sempit dan jarak antar rumah saling vertikal untuk mengatasi keterbatasan
berdekatan. Pada akhirnya mereka tidak lahan. Tempat media vertikultur dapat
dapat menanam tanaman untuk menggunakan bambu, talang, rak kayu
menghijaukan pekarangan rumahnya. bertingkat dll. Media tanam digunakan bisa
Sebagian besar penduduk kompleks campuran tanah, kompos, dan sekam. Jenis
tersebut adalah pensiunan pegawai negeri, tanaman yang ditanam dari tanaman sayur-
pedagang dan servis. Lahan pekarangan sayuran dan sayuran buah serta tanaman
yang sempit sebenarnya masih dapat hias. Pertanian perkotaan merupakan
dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya sebuah upaya pemanfaatan ruang minimalis
tanaman untuk memenuhi kebutuhan yang terdapat di perkotaan untuk
keluarga. Salah satu teknik budidaya yang dimanfaatkan agar dapat menghasilkan
dapat diterapkan pada lahan yang sempit produksi. Produksi ini berkaitan dengan
adalah teknik Vertikultur. pemenuhan kebutuhan pangan,
Vertikultur dapat diartikan sebagai kenyamanan hidup ditengah polusi udara
teknik budidaya tanaman secara vertikal perkotaan dan menghadirkan nuansa
sehingga penanaman dilakukan secara estetika di rumah kota.
bertingkat. Teknik budidaya ini tidak Tujuan
memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat Tujuan kegiatan pengabdian
dilakukan pada rumah yang tidak memiliki masyarakat adalah agar masyarakat dapat
halaman sekalipun. Salah satu solusi untuk memanfaatan lahan pekarangan yang
masyarakat dapat mengembangkan sempit sebagai penghasil sayur-sayuran
pertanian untuk memenuhi kebutuhan yang sehat untuk keluarga dengan budidaya
tanaman teknik vertikultur khususnya

Online: http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/pgbmu 41
Nurul Hidayati, Pienyani Rosawanti, Fahruddin Arfianto, Nanang Hanafi, PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT UNTUK…….

masyarakat di RT 1 RW 1 Kelurahan Bukit Solusi yang ditawarkan


Tunggal Kecamatan Jekan Raya. Mempraktekkan pembuatan rak
vertikultur dari kayu yang dapat bertahan 2
METODE (dua) tahun digunakan. Melakukan
Waktu dan Tempat persiapan media tanam dan penanam secara
Kegiatan Pengabdian Kepada langsung untuk jenis-jenis sayuran bayam,
Masyarakat dilaksanakan di RT 1 RW 1 kangkung dan pemindahan sayuran dari
Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan persemaian seperti pada tanaman lombok,
Raya Kota Palangka Raya pada hari Selasa tomat dan terong. Penyampaian pupuk
tanggal 19 Desember 2017. yang digunakan dalam budidaya dapat
Sasaran Kegiatan organik maupun anorganik beserta dosis
Masyarakat RT 1 RW 1 Kelurahan pemakaiannya, serta penyampaikan
Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya, pestisida organik yang baik dan aman untuk
meliputi Ibu-ibu anggota PKK dan sayuran yang akan dikonsumsi keluarga
pengajian rutin serta remaja. sendiri.
Metode Kegiatan
Metode kegiatan pengabdian ini
dengan cara sosialisasi yaitu ceramah, HASIL DAN PEMBAHASAN
pamplet dan workshop atau kegiatan Pelaksanaan penyuluhan dan praktek
penyuluhan dan praktek pembuatan rak budidaya tanaman sawi organik dengan
vertikultur dan teknik menanan tanaman menggunakan teknik vertikultur,
sayur-sayuran yaitu kangkung, bayam dan manajemen usaha dan analisis biaya
sawi. Tahapannya yaitu: menjelaskan produksi sampai dengan pemasaran
teknik budidaya vertikultur (mulai dilakukan sejak bulan Desember 2017.
persiapan rak, media tanam, persemaian Pelaksanaan penyuluhan dan praktek
atau langsung untuk penanaman, tersebut dilakukan di Jl. Cilik Riwut KM 4
pemeliharaan dan pasca panen), keuntungan Palangka Raya. Khalayak sasaran kegiatan
vertikultur, jenis tanaman apa saja yang penyuluhan dan praktek pemanfaatan lahan
dapat dibudidayakan secara vertikultur. pekarangan dengan menggunakan teknik
Penjelasannya dengan ceramah dan vertikultur adalah ibu-ibu rumah tangga
visualnya dengan power point serta yang tergabung dalam kelompok arisan.
memperagakannya, dan peserta kegiatan Masing-masing kelompok terdiri dari 1
diberikan pamflet budidaya vertikultur ketua dan 20 anggota. Untuk mewujudkan
sebagai panduan yang dapat dibaca dan pekarangan yang hijau dan meningkatkan
dipraktekkan di rumah masing-masing. pendapatan keluarga melalui aplikasi teknik
vertikultur pada tanaman sayuran maka
perlu disusun metode pendekatan sehingga
program ini dapat berjalan dengan baik.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan
sebagai berikut: 1. Untuk optimalisasi
pemanfaatan lahan pekarangan dengan
menggunakan teknik vertikultur dibentuk
kelompok ibu rumah tangga dengan
masing-masing 1 kader dengan 20 anggota;
Gambar 1. Penyampaian materi budidaya 2. Sosialisasi tentang aplikasi vertikultur
tanaman sayuran secara vertikultur dengan tanaman sayuran, pemeliharaan dan
slide power point dan pamplet pemanenan dengan menyebarkan booklet
kepada kelompok; 3. Penyuluhan dan

Online: http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/pgbmu 42
PengabdianMu, Volume 3, Nomor 1, Maret 2018, Hal 40 – 46 ISSN : 2502–6828

pelatihan teknik vertikultur. Demplot dan


aplikasi vertikultur dengan membuat satu
contoh budidaya sayuran dengan teknik
vertikulur dan diharapkan semua anggota
kelompok turut mempraktekkan aplikasi
tersebut di setiap pekarangan rumah
masing-masin; 4. Pendampingan melalui
pemantauan proses budidaya.
Bahan, alat dan prosedur yang
digunakan untuk melakukan budidaya sawi,
kangkung organik adalah sebagai berikut:
Alat yang digunakan adalah kayu,
paku, palu, gergaji, sprayer, dan bak
pembenihan. Adapun bahan yang
digunakan adalah kompos, tanah, polibag,
benih sawi, benih kangkung dan air.
Prosedur: (1). Buat rak kayu yang tersusun
secara vertikal dengan kapasitas 28 polibag
(Lampiran 3); 2. Siapkan bak pembenihan
yang telah berisi media tanam yang terdiri
dari tanah, kompos dengan perbandingan 2
: 1. Tebarkan benih diatasnya; (3). Lakukan
penyiraman rutin dengan menggunakan
sprayer setiap pagi dan sore, usahakan
media selalu lembab; (4). Setelah benih
berumur kurang lebih antara 10 – 14 hari
dan daunnya menunjukkan daun sejati
minimal dua lembar, pindahlah benih yang
sudah siap tanam tersebut ke polibag yang
sudah terisi media tanam; (5). Lakukan
pemeliharaan dengan menyiram tanaman Gambar 2. Pelatihan pembuatan model
sawi, kangkung setiap hari pada pagi dan rauntukvertikulturdan
sore hari. Pilihlah tempat terbuka sehingga penanaman sayuran.
tanaman sawi, kangkung memperoleh
cahaya matahari yang cukup; (6). Lakukan Pemanfaatan teknik vertikultur ini
penyiangan apabila ada rumput yang memungkinkan untuk berkebun dengan
mengganggu dan mengecek setiap hari memanfaatkan tempat secara efisien. Secara
kondisi tanaman agar apabila ada hama estetika, taman vertikultur berguna sebagai
seperti ulat dapat segera terdeteksi. Apabila penutup pemandangan yang tidak
ada ulat maka ulat tersebut secara manual menyenangkan atau sebagai latar belakang
langsung diambil dengan tangan tanpa yang menyuguhkan pemandangan yang
harus memberikan pestisida; (7). Setelah indah dengan berbagai warna. Bercocok
tanaman sawi, kangkung berumur 25 – 28 tanam secara vertikultur sebenarnya tidak
hari setelah panen (kurang lebih satu berbeda dengan bercocok tanam di kebun
bulan), maka sawi, kangkung tersebut siap maupun di ladang. Mungkin sekilas
dipanen. bercocok tanam secara vertikultur terlihat
rumit, tetapi sebenarnya sangat sederhana.
Tingkat kesulitannya tergantung dari model

Online: http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/pgbmu 43
Nurul Hidayati, Pienyani Rosawanti, Fahruddin Arfianto, Nanang Hanafi, PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT UNTUK…….

yang digunakan. Model yang sederhana, misalnya a) tanaman sayur semusim


mudah diikuti dan dipraktekan. Bahkan (sawi,selada, kubis, wortel, tomat, terong,
bahan-bahan yang digunakan mudah cabai dan lain-lainnya), b) tanaman bunga
ditemukan, sehingga dapat diterapkan oleh seperti anggrek, mawar, melati, azalea,
ibu-ibu rumah tangga. Jenis-jenis tanaman kembang sepatu, dll; dan c) tanaman obat-
yang dibudidayakan biasanya adalah obatan yang sekulen.
tanaman yang memiliki nilai ekonomi Tiga aspek yang harus dipersiapkan
tinggi, berumur pendek atau tanaman dalam budidaya tanaman organik secara
semusim khususnya sayuran (seperti vertikultur, yaitu: (1) Pembuatan rak
bayam, kangkung, seledri, caisin, pack- vertikultur, (2) Penyiapan dan penggunaan
choy, baby kalian, dan selada), dan pupuk organic, (3) Penanaman dan
memiliki sistem perakaran yang tidak pemeliharaan. Pelaksanaan vertikultur
terlalu luas. Bahan-bahan yang digunakan dapat menggunakan bangunan khusus
dapat berupa kaleng bekas, pot, botol dan (modifikasi dari sistem green house)
gelas plastik, bambu dan pipa PVC. maupun tanpa bangunan khusus, misalnya
Menurut Damastuti (1996), sistem di pot gantung dan penempelan di tembok-
pertanian vertikultur adalah sistem tembok. Wadah tanaman sebaiknya
budidaya pertanian yang dilakukan secara disesuaikan dengan bahan yang banyak
vertikal atau bertingkat. Sistem ini cocok tersedia di pasar lokal. Bahan yang dapat
diterapkan pada lahan sempit atau di digunakan, misalnya kayu, bambu, pipa
pemukiman yang padat penduduknya. paralon, pot, kantong plastik dan gerabah.
Sistem ini dapat menjadi solusi kesulitan Bentuk bangunan dapat dimodifikasi
mencari lahan pertanian yang tergusur oleh menurut kreativitas dan lahan yang tersedia
perumahan dan industri. Kelebihan sistem (Sastro, 2010). Penanaman bibit tanaman
pertanian vertikultur sebagai berikut: (1) untuk sistem vertikultur ini sebenarnya
efisiensi penggunaan lahan karena yang tidak jauh berbeda dengan cara
ditanam jumlahnya lebih banyak konvensional. Sebelum menanam, kita
dibandingkan sistem konvensional, (2) harus mengetahui karakteristik tanaman
penghematan pemakaian pupuk dan yang akan ditanam. Bibit tanaman itu mesti
pestisida, (3) kemungkinan tumbuhnya disemai dulu atau langsung ditanam.
rumput dan gulma lebih kecil, (4) dapat Tujuan penyemaian ini diharapkan agar
dipindahkan dengan mudah karena tanaman bibit tanaman seragam dalam hal bentuk
diletakkan dalam wadah tertentu, (5) maupun umur dapat seragam satu sama
mempermudah monitoring/pemeliharaan lain. Benih yang perlu disemai antara lain
tanaman, dan (6) adanya atap plastik selada, cabai, dan tomat. Bibit yang dapat
memberikan keuntungan (a) mencegah langsung ditanam misalnya kangkung dan
kerusakan karena hujan, (b) menghemat bayam. Untuk proses persemaian ini tidak
biaya penyiraman karena atap plastik berbeda dengan cara konvensional. Kita
mengurangi penguapan. Kekurangannya dapat menyiapkan wadah, misalnya nampan
adalah (1) rawan terhadap serangan jamur, plastik/kotak kayu. Campurkan kompos dan
karena kelembaban udara yang tinggi akibat arang sekam dengan perbandingan 1:1,
tingginya populasi tanaman adanya atap aduk hingga rata kemudian masukkan
plastik, (2) investasi awal cukup tinggi, (3) dalam wadah yang telah disiapkan.
sistem penyiraman harus kontinyu, dan Taburkan benih secara merata, kemudian
diperlukan beberapa peralatan tambahan, timbun dengan pasir halus. Penyiraman
misalnya tangga sebagai alat bantu dilakukan secara rutin, sekali setiap hari.
penyiraman. Jenis tanaman yang dapat Gunakan semprotan/hand sprayer yang
ditanam dengan sistem ini sangat banyak, berlubang kecil agar air siraman yang

Online: http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/pgbmu 44
PengabdianMu, Volume 3, Nomor 1, Maret 2018, Hal 40 – 46 ISSN : 2502–6828

keluar tidak terlalu deras. Untuk mengelola secara optimal sehingga pendapatan
bibit yang langsung ditanam serta bibit keluarga belum dapat ditingkatkan.
hasil persemaian yang telah siap tanam, Tujuan atau harapan dari kegiatan
siapkan dahulu media tanam yang terdiri bermanfaat bagi masyarakat dalam
dari tanah, pasir halus dan kompos dengan memenuhi kebutuhan sayur-sayuran di
perbandingan 2:1:1. Media tanam kemudian skala rumah tangga, dan sekaligus
dimasukkan ke dalam pot atau wadah lain mendukung Program Pemerintah dalam
yang telah disiapkan. rangka meningkatkan Ketahanan Pangan
Tebarkan 3-5 benih yang langsung Nasional. Secara sederhana intinya setelah
ditanam ke dalam pot/wadah. Untuk bibit mengikuti kegiatan ini masyarakat dapat
hasil persemaian, pemindahan ke rak baru berhasil menerapkan di kediamannya
dilakukan jika telah tumbuh 3-4 helai daun masing-masing. Apabila kebutuhan sayuran
(BPTP Jawa Tengah, 2006). Teknik dalam keluarga sudah dapat tercukupi, dan
vertikultur ini sama sekali masih belum ingin mengembangkan kearah bisnis lebih
diterapkan oleh ibu-ibu rumah tangga di RT besar, maka tidak mustahil akan dapat lebih
01/ RW 01 Kelurahan Jekan Raya. Hal ini meningkatkan perekonomian keluarga.
dikarenakan para ibu rumah tangga belum
mengetahui teknik atau cara budidaya
dengan menggunakan teknik vertikultur ini.
Aplikasi teknik vertikutur sangat
bermanfaat bagi keluarga, antara lain
dengan menanam sayuran di pekarangan
maka pengeluaran rumah tangga untuk
konsumsi sayuran dapat dikurangi dan
sayuran yang dipanen dapat dijual sehingga
dapat menambah pendapatan keluarga.
Berdasarkan kondisi dan situasi tersebut Gambar 3. Pelatihan dan pemeliharaan
maka pemberian pelatihan dan demplot tanaman
melalui penerapan Iptek penggunaan teknik
vertikultur pada budidaya sayuran sangat
diperlukan untuk meningkatkan KESIMPULAN
pengetahuan dan keterampilan ibu rumah Vertikultur merupakan pola
tangga yang pada gilirannya nanti akan bercocok tanam yang menggunakan wadah
meningkatkan pendapatan keluarga. Selain tanam vertikal untuk mengatasi
itu, perlu dilakukan pula penyuluhan dan keterbatasan lahan. Tempat media
pendampingan mengenai manajemen vertikultur dapat menggunakan bambu,
usahatani dan pemasaran hasil sayuran yang talang, rak kayu bertingkat dll. Media
telah dibudidayakan. Berdasarkan kondisi tanam digunakan bisa campuran tanah,
dan situasi tersebut prioritas permasalahan kompos, dan sekam. Jenis tanaman yang
masyarakat mitra sebagai berikut: 1. ditanam dari tanaman sayur-sayuran dan
Tingkat pendidikan dan pengetahuan sayuran buah serta tanaman hias. Setelah
tentang teknik vertikultur pada budidaya kegiatan ini masyarakat RT I RW I
sayuran sangat terbatas. 2. Tingkat Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan
pendidikan dan pengetahuan tentang Raya telah menguasai teknik budidaya
manajamen usahatani dan pemasaran sangat tanaman sayur secara vertikultur, yang
terbatas. 3. Masyarakat Kelurahan Jekan meliputi, persiapan media tanam,
Raya memiliki lahan pekarangan yang persemaian, penanaman, pemeliharaan
sempit dan sama sekali belum dimanfaatkan

Online: http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/pgbmu 45
Nurul Hidayati, Pienyani Rosawanti, Fahruddin Arfianto, Nanang Hanafi, PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT UNTUK…….

hama dan penyakit serta panen serta pasca Hernanto, Fadholi, 1995. Ilmu Usahatani.
panen. Penebar Swadaya. Jakarta.
SARAN Sastro, Yudi, 2010. Budidaya Tanaman
Program kegiatan penyuluhan dan Organik Secara Vertikultur. BP-TP
praktek pembuatan rak vertikultur dan Jakarta. Jakarta.
menyiapkan tanaman sayuran daun maupun Sutarminingsih, C. 2003. Vertikultur Pola
sayuran buah dapat menggunakan media Bertanam Secara Vertikal. Kanisius.
tanah dan juga dapat menggunakan media Yogyakarta.
air (hidroponik) dalam teknis budidaya ini Pusat Pelatihan Pertanian Terpadu dan
agar masyarakat melihat langsung contoh Akrab Lingkungan. 1998. Materi
keberhasilan teknik vertikultur sebagai pelatihan system pertanian terpadu,
rumah tangga mandiri penghasil sayur berkelanjutan dan ramah lingkungan
sayuran untuk keluarga. . Jawa Tengah.
Hidayati, N, Pienyani Rosawanti,
Fahruddin. 2016. Pemanfaatan
UCAPAN TERIMA KASIH Lahan Pekarangan Sebagai
Ucapan terima kasih disampaikan Penghasil Sayur-Sayuran Secara
kepada Bapak Lurah, Ibu Penggerak PKK Hidroponik di Kelurahan Tanjung
Kelurahan Bukit Tunggal RT 1/ RW 1 Pinang Kota Palangka Raya.
Kecamatan Jekan Raya, yang telah PengabdianMu, Volume 1, Nomor
memfasilitasi kegiatan pengabdian 2, September 2016, Hal 85 – 90.
masyarakat ini yang terintegrasi dengan Pusat Pelatihan Pertanian Terpadu dan
kegiatan KKN dan terima kasih juga Akrab Lingkungan. 1998. Materi
kepada Fakultas Pertanian dan Kehutanan pelatihan system pertanian terpadu,
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya berkelanjutan dan ramah lingkungan
yang telah membantu pendanaan dan sarana . Jawa Tengah.
pada kegiatan pengabdian Kepada Damastuti, A.P. 1996. Pertanian Sistem
masyarakat ini. Vertikultur. Wacana No. 3. Pusat
Informasi Teknologi Terapan
DAFTAR PUSTAKA (PITT) ELSPPAT: Bandung.
Assauri, S. 2004. Manajemen Pemasaran.
PT Grafindo Persada. Jakarta.
BPTP Jawa Tengah. 2006. Vertikultur.
BPTP. Jawa Tengah.

Online: http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/pgbmu 46

Anda mungkin juga menyukai