0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan3 halaman
Urban farming atau pertanian perkotaan adalah konsep modifikasi pertanian konvensional dengan memanfaatkan lahan terbatas di perkotaan, seperti atap, balkon, pekarangan, untuk budidaya sayuran dan ikan. Beberapa teknik urban farming yang dijelaskan adalah vertikultur, hidroponik, akuaponik, dan wall gardening.
Urban farming atau pertanian perkotaan adalah konsep modifikasi pertanian konvensional dengan memanfaatkan lahan terbatas di perkotaan, seperti atap, balkon, pekarangan, untuk budidaya sayuran dan ikan. Beberapa teknik urban farming yang dijelaskan adalah vertikultur, hidroponik, akuaponik, dan wall gardening.
Urban farming atau pertanian perkotaan adalah konsep modifikasi pertanian konvensional dengan memanfaatkan lahan terbatas di perkotaan, seperti atap, balkon, pekarangan, untuk budidaya sayuran dan ikan. Beberapa teknik urban farming yang dijelaskan adalah vertikultur, hidroponik, akuaponik, dan wall gardening.
Urban farming atau pertanian kota adalah suatu gagasan untuk
memodifikasi pertanian konvensional ke pertanian perkotaan. Konsepnya adalah mengubah lahan perkotaan yang terbatas seperti area tempat tinggal (balkon, atap, atau lahan pekarangan yang ada), pinggir jalan, bahkan tepi sungai menjadi area pertanian mini yang produktif. Dalam urban farming, semua proses praktik budidaya, penanaman dari bibit hingga siap panen, serta distribusi hasil seluruhnya dilakukan di dalam kota.
Pertanian konvensional Pertanian perkotaan
Lokasi Jauh dari kota, Di wilayah kota,
umumnya di lingkungan perumahan, dan industri pedesaan
Pelaku Petani sungguhan Petani pemula, petani part
time, untuk mengisi waktu luang (hobby), atau migran dari desa.
Tipe pertanian Konvensional, Tidak konvensional,
menghampar di atas berpindah, di atas tanah tanah atau bahkan tanpa tanah secara vertikal
Intensitas kegiatan Aktivitas bersifat Dapat dilakukan
musiman, karena sangat sepanjang tahun, karena bergantung iklim menggunakan pot, rumah kaca, dll
Akses pasar Jauh dari pasar Dekat dengan pasar dan
konsumen 2. Contoh Konsep Urban Farming
Vertikultur
Teknis budidaya secara vertical atau disebut dengan sistem vertikultur,
merupakan salah satu strategi untuk mensiasati keterbatasan lahan, terutama dalam rumah tangga. Vertikultur ini sangat sesuai untuk sayuran seperti bayam, kangkung, kucai, sawi, selada, kenikir, seledri, dan sayuran daun lainnya. Namun demikian, untuk budidaya vertikultur yang menggunakan wadah talang/ paralon, bamboo kurang sesuai untuk sayuran buah seperti cabai, terong, tomat, pare dan lainnya. Hal ini disebabkan dangkalnya wadah pertanaman sehingga tidak cukup kuat menahan tumbuh tegak tanaman.
Hidroponik
Hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanam. Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
a) kultur air yakni hidroponik yang dilakukan dengan menumbuhkan tanaman
dalam media tertentu yang dibagian dasar terdapat larutan hara, sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh laruan yang mengandung nutrisi tersebut,
b) hidroponik kultur agregat, yaitu metode hidroponik yang dilakukan dengan
menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam pasi, dan lain- lain. Pemberian hara dilakukan dengan cara mengairi media tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki lalu dialirkan ke tanaman melalui selang plastik, dan
c) Nutrient Film Technique (NFT) adalah metode hidroponik yang dilakukan
dengan cara menanam tanaman dalam selokan panjang yang sempit yang dialiri air yang mengandung larutan hara. Maka di sekitar akar akan terbentuk film (lapisan tipis) sebagai makanan tanaman tersebut. Faktor penting yang perlu diperhatikan pada hidroponik adalah unsure hara, media tanam, oksigen dan air. Hara akan tersedia bagi tanaman pada pH 5.5-7.5, sedangkan yang terbaik adalah pada pH 6.5. Jenis larutan hara pupuk yang sudah sangat dikenal untuk tanaman sayuran hidroponik adalah AB mix solution. Sedangkan untuk kualitas air yang sesuai adalah yang tidak melebihi 2500 ppm atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam berat dalam jumlah besar.
Akuaponik
Sistem budidaya tanaman sayuran dan ikan secara akuaponik memiliki
banyak kelebihan dibandingkan dengan budidaya secara konvensional. Salah satu model pertanian perkotaan yang kini sedang marak dilakukan oleh masyarakat kota adalah budidaya sistem akuaponik. Salah satu budidaya sistem akuaponik yang telah dihasilkan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta adalah wolkaponik ataupun vertiminaponik.
Wolkaponik ataupun vertiminaponik merupakan teknologi akuaponik
berskala kecil sehingga cocok untuk rumah tangga. Melalui teknologi ini, masyarakat perkotaan dapat berbudidaya tanaman sayuran dan ikan secara bersamaan pada luasan lahan yang sama. Wolkaponik maupun vertiminaponik sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah perkotaan. Wolkaponik maupun vertiminaponik dapat menjadi solusi atas beberapa permasalahan yang umum muncul di perkotaan, seperti ketersediaan bahan pangan yang sehat, murah dan berkelanjutan, mengurangi polusi, menambah nilai estetika kota, mengurangi tingkat stres dan perbaikan hubungan sosial, hingga memberikan pemasukan tambahan.
Wall gardening
Sistem budidaya wall gardening termasuk dalam jenis budidaya tanaman
vertical. Bedanya sistem ini, memanfaatkan tembok atau dinding sebagai tempat untuk menempatkan modul pertanaman. Model wall gardening sangat popular untuk tanaman hias dan bahkan sudah banyak dijumpai di gedung- gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan. Salah satu model wall gardening yang diintroduksikan oleh BPTP Jakarta adalah sistem kantong yang sangat mudah dan murah untuk diaplikasikan oleh masyarakat. Wall gardening dengan sistem kantong ini dapat dibuat dari lembaran filter geotextile, bahan screen atau terpal. Selain sistem kantong, wall gardening yang mudah diaplikasikan adalah sistem modul, dengan menggunakan media tanam campuran cocopeat dan pupuk kandang/kompos yang dimasukkan ke dalam modul. Penyiraman dan pemupukan untuk sistem wall gardening ini biasanya menggunakan sistem fertigasi otomatis.