Anda di halaman 1dari 3

URBAN FARMING

Urban Farming menjadi salah satu yang sedang booming di era revolusi
industri. Tren urban farming kian meningkat khususnya masyarakat yang berada di
kota-kota besar. Konsep awal urban farming berawal dari berkebun di lahan terbatas.
Pemanfaatan lahan yang relatif terbatas diharapkan menjadi jawaban di tengah krisis
ruang terbuka hijau dan menjaga ketahanan pangan.
Urban farming itu bercocok tanam yang ramah lingkungan dan menyenangkan.
Konsep urban farming selain memanfaatkan lahan yang terbatas, konsep urban
farming juga menerapkan sistem penanaman secara organik.
Dilansir dari Wired, sebuah penelitian yang dilangsungkan oleh profesor dari
Arizona State University, Matei Georgescu, mengungkap bahwa jika implementasi
urban farming dilakukan secara penuh di setiap kota besar dunia, produksi urban
farming dapat menghasilkan 180 juta ton bahan makanan selama setahun. Angka
tersebut merupakan 10 persen dari total hasil produksi makanan secara global.
Tidak hanya itu, urban farming juga berpotensi menghemat 15 miliar kilowatt per
jam untuk pemakaian energi dunia selama setahun dan menghasilkan 170.000 ton
nitrogen ke udara, sama artinya dengan mencegah turunnya 57 juta meter kubik
limpasan badai yang kerap mencemari sungai dan saluran air bersih.
Urban farming sendiri memiliki banyak manfaat bagi para masyarakat dan
lingkungan. Beberapa diantaranya adalah:

1. Manfaat ekonomis: Dengan melakukan urban farming, kita mampu


menghasilkan bahan pangan yang bisa dikonsumsi sendiri ataupun dijual dalam
jumlah mikro. 
2. Manfaat kesehatan: Hasil panen dari urban farming sendiri dapat dikontrol dan
diawasi sendiri mulai dari penanaman hingga panen. Penggunaan bahan kimia
berbahaya dapat kita atasi dengan menggunakan pupuk organik, sehingga hasil
panen yang dikonsumsi pun terjamin kesehatannya.
3. Manfaat bagi lingkungan: Tidak hanya untuk diri sendiri, urban farming juga
memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi lingkungan sekitar. Dengan
melakukan kegiatan cocok tanam di perkotaan, dapat mereduksi polusi
lingkungan, menambah keasrian lingkungan serta mengurangi sampah rumah
tangga (diolah menjadi pupuk organik). Selain itu, hasil panen dari Urban
farming dapat mencukupi kebutuhan pangan sehat di lingkungan sekitar. 

HIDROPONIK
Hidroponik menjadi salah satu bagian dari konsep urban farming.
Mengedepankan produksi tanaman tanpa menggunakan media tanah. Salah satu
sistem hidroponik adalah sistem wick. Sistem yang paling sederhana dari dasar sistem
hidroponik. Ini adalah sistem pasif, yang berarti tidak ada bagian yang bergerak.
Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan sumbu,
biasanya sumbu menggunakan kain flannel atau jenis bahan lain yang mudah
menyerap air. Sistem wick biasanya menggunakan media tanam seperti Rockwool,
Perlite, Vermiculite, batu kerikil, hydroton, sekam bakar, dan cocopeat.
Kelebihan Wick System (Sistem Sumbu):
a. Tanaman dapat mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus
b. Biaya pembuatan yang murah
c. Mempermudah perawatan tanaman karena tidak perlu melakukan penyiraman
d. Tidak tergantung listrik
Kekurangan Wick System (Sistem Sumbu):
a. Air dan nutrisi yang diberikan tidak dapat kembali ke bak penampungan sehingga
lebih boros
b. Banyaknya jumlah air yang diberikan akan sedikit susah diatur
QUOTE
a. A garden is a grand teacher. It teaches patience and careful watchfulness; it
teaches industry and thrift; above all It teaches entire trust. -Gertrude Jekyll
(2011)-
b. The Green Realm Always Gives the Perspective of Tranquility for Its. -Krishna
Aji-
c. You can take a vacation to the park but not gardening. -Krishna Aji-
d. A good aesthetic can start from setting a green realm perspective. -Krishna Aji-

Anda mungkin juga menyukai