Anda di halaman 1dari 19

MANFAAT PEMBERIAN PUPUK KASCING TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KANTIL (Michelia alba)

PAPER

OLEH :

ARMAN SIREGAR
170301015
AGROTEKNOLOGI IA

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
MANFAAT PEMBERIAN PUPUK KASCING TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KANTIL (Michelia alba)

PAPER

OLEH :

ARMAN SIREGAR
170301015
AGROTEKNOLOGI IA

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorum Budidaya Tanaman Unit Dasar Agronomi Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Judul : Manfaat Pemberian Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan
Produksi Kantil (Michelia alba)
Nama : Arman Daud Siregar
NIM : 170301015
Program Studi : Agroteknologi

Diketahui Oleh:
Dosen Penanggung jawab

(Ir. Asil Barus, MS)


NIP 195404241982031005

Disetujui Oleh :
Asisten Koordinator

(Kiswanto)
NIM : 140301242

Diperiksa Oleh :
Diperiksa Oleh :
Asisten Korektor I
Asisten Korektor II

(Yohannes Nainggolan)
(Rasia Haganta Muham)
NIM : 140301242
NIM : 150301178

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmatNya. sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat

pada waktunya.

Adapun judul paper adalah “Manfaat Pemberian Pupuk Kacing

Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kantil (Michelia alba)” yang

merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorum Budidaya Tanaman Unit Dasar Agronomi Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen

penanggung jawab yaitu: Ir. Arsil Barus, MS., Ir. Rosita Sipayung, MP.,

Ir. Revandy Iskandar Muda Damanik, MSi. MSc. Ph.D., Ir. Mariati, MSc.,

Fery Ezra T. Sitepu, SP. MSi., serta abang dan kakak asisten Laboratorium

Budidaya Tanaman Dasar Agronomi yang telah membantu dan membimbing

penulis dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta

membantu dalam menyempurnakan paper ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima

kasih.

Medan , Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................................1
Tujuan Penulisan ............................................................................................2
Kegunan Penulisan .......................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kantil (Michelia alba)........................................................ 3
Syarat Tumbuh................................................................................................5
Iklim......................................................................................................5
Tanah.....................................................................................................6

MANFAAT PEMBERIAN PUPUK KASCING TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KANTIL (Michelia alba)
Pengertian Pupuk ...........................................................................................8
Manfaat Pupuk Kascing..................................................................................9
Proses Pembuatan Pupuk Kascing................................................................10
Manfaat Tanaman Kantil (Michelia alba) ...................................................10
Manfaat Pemberian Pupuk Kacing Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Kantil (Michelia alba).............................................................11

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kantil (Michelia alba) merupakan jenis pohon local

penghasil kayu pertukangan yang dikenal oleh masyarakat

dengan sebutan pohon

bambang atau medang bambang. Di Sumatera Selatan, jenis ini

telh

pembudidayaannya telah berkembang terutama di tiga

kabupaten.kota, yaitu

Kabupaten Empat Lawang, Lahat dan Kota Pagar Alam dengan

pola penanaman

campuran dengan tanaman perkebunan seperti kopi, kakao dan

karet. (Hapsari, 2014).

Bambang lanang dijumpai di kebun-kebun masyarakat di

kabupaten Lahat,

Empat Lawang dan Kota Pagar Alam, baik tumbuh alami maupun

sengaja

ditanam campuran dengan kopi, kakao, atau karet (Lukman, 2010).

Kascing merupakan pupuk organik yang mengandung unsur hara yang

lengkap, baik unsur makro maupun mikro yang berguna bagi pertumbuhan

tanaman. Kascing memiliki unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen,

fosfor, mineral dan vitamin. Kotoran cacing tanah sebagai bahan organik

mengandung berbagai bahan atau komponen yang secara fisik maupun kimiawi

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama dalam fase


2

pembibitan yang membutuhkan nutrisi yang lengkap untuk pertumbuhannya

(Triastuti dkk, 2016)

Berdasarkan hasil analisis, kotoran cacing mengandung unsur hara N, P, K,

Na, Ca, dan Mg. Kotoran cacing dapat meningkatkan pH tanah, populasi

mikroflora dalam tanah, kadar humus dan kandungan N, P, K dalam tanah serta

unsur hara mikro lainnya yang dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman

(Rismunandar, 1994).

Kantil termasuk ke dalam suku kantil-kantilan (Dioscorea sp.). Di dunia,

Dioscorea spp. termasuk ke dalam 15 komoditas pertanian penting,dan

menduduki peringkat ke-4 dalam kelompok komoditas tanaman umbi-umbian

penting setelah kentang, ubi kayu, dan ubi jalar. Dioscoreaspp. diproduksi sekitar

lima juta hektardi59 negara di wilayah tropis dansubtropis.Sebanyak 56,5 juta ton

Dioscorea spp. yang diproduksi di dunia pada tahun 2012 (Fosatat, 2014).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui Manfaat

pupuk kascing terhadap pertumbuhan dan produksi Kantil (Michelia alba).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Dasar Agronomi Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, serta sebagai

sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.


3
4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut (Bramasto, dkk. 2010) Klasifikasi Ilmiah Tanaman Kantil atau

biasa dikenal dengan sebutan yaitu; Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta,

Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Liliales, Famili : Dioscoreaceae,

Genus : Dioscorea Spesies : Michelia alba (Budiarjo, 2010).

Michelia alba atau kantil memiliki keragaman bentuk dan warna daun,

warna dan ukuran umbi. Daerah asalnya adalah Asia Tenggara dan menyebar Saat

ini daerah sebarannya meluas ke berbagai kawasan, terutama di daerah tropis. Di

Karibia, tumbuhan ini dibudidayakan secara luas, demikian juga di Afrika Barat

dan Oceania. Di Asia Tenggara, jenis ini umum ditanam dan merupakan salah satu

jenis penting umbi-umbian, terutama di Indonesia, Malaysia, Papua Nuigini,

Filipina, dan Vietnam. Di Kepulauan Banggai, kantil merupakan makanan pokok

masyarakat, dan masih digunakan dalam barter barang dengan masyarakat luar

(Trustinah, 2013).

Buah ellips, bersayap, berisi tiga kapsul. Tumbuhan terna semusim ini,

berumah dua, memanjat, sistem perakaran berserabut. Ukuran dan bentuk umbi

bervariasi, seringkali sangat besar, berbentuk silinder atau seperti gada atau

membulat, seringkali berlobi atau berjari dan menukal atau melengkung, kulit

lapisan luar coklat sampai hitam. Bunga jantan berbentuk bulir, di ketiak

percabangan yang tidak berdaun. Bunga betina soliter, bulir, di ketiak. Buah

lonjong, bersayap 3 ruang. Biji bulat, bersayap (Eprilliati, 2010).

Dioscorea alata dari berbagai daerah berdasarkan karakter morfologi dan

mengelompokkannya menjadi dua dengan batang berwarna hijau dan merah-


5

keunguan. Bentuk dan warna umbi dikelompokkan menjadi 6, dari putih hingga

unggu, dan bulat sampai silider. Dioscorea alata (water yam, greater yam)

termasuk jenis umbi-umbian yang dibudidayakan dan tidak beracun. Umbi dan

bulbil besar dikonsumsi sebagai sumber pati, jenis yang berwarna ungu dapat

digunakan untuk ice cream. (Yusuf, 2016).

Daun sederhana, agak lancip, letak berseling di bagian bawah, dan

berlawanan di bagian atas, ovate, acuminate, lima urat daun, berwarna hijau cerah

sampai ungu. Batang memanjat ke kanan, tidak berduri, kadang kasar atau

berbintik di bagian dasar, segi empat dan biasanya bersayap berwarna hijau

sampai keunguan (Herison et al., 2010).

Buah ellips, bersayap, berisi tiga kapsul. Tumbuhan terna semusim ini,

berumah dua, memanjat, sistem perakaran berserabut. Ukuran dan bentuk umbi

bervariasi, seringkali sangat besar, berbentuk silinder atau seperti gada atau

membulat, seringkali berlobi atau berjari dan menukal atau melengkung, kulit

lapisan luar coklat sampai hitam. Bunga jantan berbentuk bulir, di ketiak

percabangan yang tidak berdaun. Bunga betina soliter, bulir, di ketiak. Buah

lonjong, bersayap 3 ruang. Biji bulat, bersayap (Eprilliati, 2010).

Syarat Tumbuh

Iklim

Kantil dapat tumbuh pada daerah marginal, sehingga cocok digunakan

sebagai tumbuhan untuk pemanfaatan lahan kritis. Telah dikenal di seluruh daerah

tropis yang kondisi pertumbuhannya cocok, dan populasi liarnya sering

diintroduksi terus menjadi varietas baru. Kantil juga dapat tumbuh dan

berkembang di daerah beriklim sedang (Lestari, 2014).


6

Kantil berasal dari Asia, kemudian menyebar ke Asia Tenggara,

India,Semenanjung Malaya dan kepulauan Pasifik. Tanaman ini tumbuh di tanah

datar hingga ketinggian 800 m dpi, tetapi dapat juga tumbuh pada ketinggian

2.700 m dpi. Meskipun dapat tumbuh pada tanah miskin, akan tetapi

tanggapannya terhadap pemupukan sangat baik (Trimanto, 2012).

Pada musim kemarau umbinya mengalami masa istirahat. Agar tidak

busuk biasanya umbinya disimpan di tempat kering, atau dibungkus abu.

Menjelang musim hujan umbi ini akan bertunas. Umbi yang telah bertunas

digunakan sebagai bibit. Setelah masa tanam 9-12 bulan, umbinya dapat dipanen

(Kinasih et al., 2017).

Pohon kantil yang siap panen dicirikan oleh daun yang menguning dan

kering yang terjadi pada musim kemarau. Dapat tumbuh mulai dari daerah pantai

sampai pada ketinggian 850 m. Karbohidrat kantil memiliki kadar amilosa tinggi

yaitu 26,98- 31,02% dan mempunyai struktur yang stabil pada suhu tinggi dan pH

rendah (Suhendra, 2013).

Kantil bersifat hipoglikemik dan mengandung nutrisi serta komponen

fungsional seperti mucin, dioscin, allantoin, choline dan asam amino esensial.

Kantil mengandung lendir yang terdiri dari mannanprotein sebesar 5% yang

berpengaruh pada sifat fisikokimia (Lestari, 2014).

Tanah

Kantil umumnya ditanam dilahan-lahan kering seperti tegalan, ladang dan

kebun, di tempat datar maupun ditempat bergelombang dan berbukit-bukit.

Tumbuh pada berbagai jenis tanah yang memiliki lapisan atas yang tebal, tanah
7

gembur dan kaya unsur-unsur hara. Pada tanah padat kantil kurang berkembang

dengan sempurna (Trimanto, 2012).

Di Amerika, Afrika, Brasil kantil ditumpangsarikan dengan jagung,

gandum, dan tanaman palawija lainnya. Penanaman dilakukan setelah atau

menjelang masa panen dari jenis-jenis palawija tersebut di atas, dengan cara ini

diperoleh batang palawija yang dapat dijadikan sebagai tempat melilit sementara

(Budiarjo, 2010).

Di Indonesia umumnya budidaya kantil hanya bersifat tumpang sari saja,

tidak dikhususkan seperti singkong, kentang, ubi jalar dan lain-lain. Di desa-desa

penduduk sering memanfaatkan pagar halaman atau kebun, pohon peneduh atau

pelindung dan pohon-pohon lainnya untuk dijadikan tempat melilit batang kantil

(Yusuf, 2016).

Suhu rata-rata yang diperlukan untuk pertumbuhan antara 20-30ºC dengan

Curah hujan pertahun 1500mm dengan musim kering tidak lebih dari 2-4 bulan.

Untuk perbanyakan bibit lebih baik yang diambil dari umbi tanah dipilih bagian

umbi yang paling atas yang tumbuh dekat permukaan tanah, karena pada bagian

tersebut memiliki banyak tunas yang cepat tumbuh (Kinasih, dkk. 2017).

Tanaman ini tumbuh pada daerah dataran rendah hingga ketinggian

1800mdpl pada kisaran suhu 25-30ºC dan curah hujan 1150 mm. Umbi dapat

dipanen saat usia tanaman 270 hari. Komposisi terbesar bahan kering Dioscorea

merupakan karbohidrat. Komposisi kimia kantil adalah air 71,8%; karbohidrat

24,6%; protein 2,0%; lemak 0,1%; abu 1,0%, dan serat 0,5% (Suhendra, 2013).
8

MANFAAT PEMBERIAN PUPUK KASCING TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KANTIL (Michelia alba)

Pengertian Pupuk Kascing

Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan

untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik

bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian

bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam,

pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian

pembenah tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian

pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam

tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian

bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk

(Windyasmara, 2009).

Vermicomposting berasal dari bahasa latin Vermis yang berarti cacing,

vermicomposting berarti membuat pupuk kompos dari sampah biodegradable

menjadi pupuk dengan mutu tinggi dengan bantuan cacing tanah (Lumbricus

Rubellus). Proses produksi pupuk organik dengan aktivator cacing tanah

menggunakan kotoran sapi sebagai bahan baku, yang akan dicampurkan dengan

cacing tanah. Dalam hal ini cacing tanah memakan selulosa dari kotoran sapi

yang tidak dapat di makan oleh bakteri pengompos. Hasil dari pencernaan cacing

berupa kotoran cacing, dan kotoran ini akan menjadi tambahan makanan bagi

bakteri pengompos. Dengan demkian,penambahan cacing yang dikenal dengan

nama pupuk casting atau vermicomposting dapat mempersingkat waktu

produksi pupuk kompos. Dengan bantuan cacing dalam pembuatan pupuk


9

kompos, hanya diperlukan separuh waktu dari pembuatan pupuk kompos

konvensional (Munroe, 2003).

Casting merupakan kotoran cacing yang dapat berguna untuk pupuk.

Casting ini mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organik yang

dimakan cacing dan kemudian dikeluarkan lagi. Kandungan casting

tergantung pada bahan organik dan jenis cacingnya. Namun umumnya

casting mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen,

fosfor, mineral, vitamin. Karena mengandung unsur hara yang lengkap,

apalagi nilai C/N nya kurang dari 20 maka casting dapat digunakan sebagai pupuk

(Prasetyo dan Putra, 2010).

Manfaat Pupuk Kascing

Kascing merupakan pupuk organik yang mengandung unsur hara yang

lengkap, baik unsur makro maupun mikro yang berguna bagi pertumbuhan

tanaman. Kascing memiliki unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen,

fosfor, mineral dan vitamin. Kotoran cacing tanah sebagai bahan organik

mengandung berbagai bahan atau komponen yang secara fisik maupun kimiawi

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama dalam fase

pembibitan yang membutuhkan nutrisi yang lengkap untuk pertumbuhannya

(Triastuti dkk, 2016)

Berdasarkan hasil analisis, kotoran cacing mengandung unsur hara N, P, K,

Na, Ca, dan Mg. Kotoran cacing dapat meningkatkan pH tanah, populasi

mikroflora dalam tanah, kadar humus dan kandungan N, P, K dalam tanah serta

unsur hara mikro lainnya yang dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman

(Rismunandar, 1994).
10

Pemupukan merupakan salah satu komponen penting dalam usaha

meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik kascing merupakan pupuk organik

plus, karena mengandung unsur hara makro dan mikro serta hormon pertumbuhan

yang siap diserap tanaman. Kascing biasanya mengandung nitrogen (N) 0,63%,

fosfor(P) 0,35%, kalium (K) 0,2%, kalsium (Ca) 0,23%, mangan (Mn) 0,003%,

magnesium (Mg) 0,26%, tembaga (Cu) 17,58%, seng (Zn) 0,007%, besi (Fe)

0,79%, molibdenum (Mo) 14,48%, bahan organik 0,21%, KTK 35,80 me%,

kapasitas menyimpan air 41,23% dan asam humat 13,88% (Mulat, 2003).

Proses Pembuatan Pupuk Kascing

Vermicomposting adalah proses pengomposan dengan memanfaatkan

berbagai jenis cacing sebagai agen pengomposan . Pengomposan bahan organik

menggunakan cacing telah dilakukukan secara besar-besaran di Kanada, Italia,

Jepang, Filipina, dan Amerika Serikat . Kascing yang dihasilkan dari proses

vermicomposting umumnya dimanfaatkan untuk pertanian, lansekap, dan sebagai

bahan baku pupuk cair teh kompos (compost tea) (Sastro, 2014).

Pengomposan secara konvensional dilakukan menggunakan dua sistem

utama, yakni secara aerobik dan anaerobik (Themelis, 2002). Kedua sistem

tersebut memberikan hasil akhir berupa pupuk organik dengan penampilan dan

kandungan hara yang hamper sama. Jenis teknologi secara aerobik antara lain

adalah open windrow, enclosed aerated windrow, aerated static pile,

enclosed aerated pile, modular, dan lain-lain (Alexander, dkk. 2002).

Pengomposan menggunakan bantuan cacing atau vermikomposting yang

menghasilkan pupuk kascing berkualitas tinggi, dan atau melalui pendekatan

fermentasi cair menggunakan sistem MOL. Kelebihan sistem MOL adalah


11

berkurangnya cemaran gas rumah kaca (GRK), proses berlangsung cepat, dan

produk akhirnya dapat dijadikan sebagai pupuk organik cair ataupun sumber

inokulum yang dapat digunakan dalam pengomposan maupun sebagai pupuk

hayati (Sastro, 2014).

Manfaat Tanaman Kantil (Michelia alba)

Manfaat dari tanaman bambang lanang cukup banyak, mulai dari kayu

yang dapat digunakan untuk furniture, karena coraknya yang bagus juga bisa

dibuat papan cement, daunnya untuk pakan ulat sutera, selain itu nilai kalor yang

dihasilkan cukup tinggi yaitu 21070 kJ/kg sehingga dapat dijadikan wood pellet

(Bramasto, 2010).

Bunganya dapat diekstrak dan menghasilkan minyak, untuk parfum,

demikian pula dari biji dapat dihasilkan minyak, sehingga berpotensi untuk

dikembangkan sebagai penghasil minyak. Penggunaan lainnya, daun diekstrak

dapat menjadi racun bagi jamur pada beras (Pyricularia oryzae). Ekstrak lemak

dari biji menghasilkan anti bakteri Bacillus pumilus, B. subtilis, Salmonella

typhosa, S. paratyphi, Micrococcus pyogenes var. albus dan Staphylococcus

aureus. Bagian akarnya juga dapat dimanfaatkan karena menghasilkan terpenten

(Rismunandar, 1994).

Tanaman ini juga dapat dipergunakan untuk kegiatan reklamasi pada lahan

yang terkena erosi parah khususnya di Jawa. Akarnya mampu mengikat nitrogen,

pada akar ditemukan mikoriza Vesiculararbuscular, sehingga dapat memperbaiki

kesuburan lahan meningkatkan pH, serta bahan organik tanah serta fosfor.

Mempunyai bentuk tajuk yang ornamental sehingga baik untuk ditanam sebagai

jenis tanaman hutan kota (Bramasto, 2010).


12

Manfaat Pemberian Pupuk Kacing Terhadap Pertumbuhan dan Produksi


Kantil (Michelia alba)

Pemberian pupuk organic saja dalam jangka pendek belum mampu

memenuhi kebutuhan hara bagi kantil, sehingga perlu dilakukan penambahan

pupuk anorganik seperti NPK. Pemberian pupuk organik perlu diimbangi dengan

pemakaian pupuk anorganik, pemakaian pupuk organik kascing yang

dikombinasikan dengan pupuk kimia dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia

sampai dengan 25% dari dosis pupuk kimia yang dianjurkan sehingga dapat

menghemat sumber daya alam dan ekonomi (Dailami, dkk. 2015).

Berdasarkan hasil analisis, kotoran cacing mengandung unsur hara N, P, K,

Na, Ca, dan Mg. Kotoran cacing dapat meningkatkan pH tanah, populasi

mikroflora dalam tanah, kadar humus dan kandungan N, P, K dalam tanah serta

unsur hara mikro lainnya yang dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman kantil

(Michelia alba) (Rismunandar, 1994).

Pemberian kascing dan NPK yang berpengaruh nyata terhadap umur

panen, produksi per plot dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman,

jumlah daun. Pemberiann faktor tunggal kascing yang berpengaruh nyata dapat

dilihat pada parameter umur panen, panjang umbi, berat umbi berkelobot, berat

berat tanpa kelobot, produksi per plot dan berpengaruh tidak nyata terhadap

tinggi tanaman dan jumlah daun, (Dailami, dkk. 2015).


13

KESIMPULAN

1. Kascing merupakan pupuk organik yang mengandung unsur hara yang

lengkap, baik unsur makro maupun mikro yang berguna bagi pertumbuhan

tanaman.

2. Berdasarkan hasil analisis, kotoran cacing mengandung unsur hara N, P, K, Na,

Ca, dan Mg. Kotoran cacing dapat meningkatkan pH tanah, populasi

mikroflora dalam tanah, kadar humus dan kandungan N, P, K dalam tanah serta

unsur hara mikro

3. Vermicomposting adalah proses pengomposan dengan memanfaatkan berbagai

jenis cacing sebagai agen pengomposan

4. Mengingat kegunaan yang cukup banyak dari jenis ini, maka jenis ini

mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan pada berbagai

kondisi lahan serta lingkungan.

5. Pemberian kascing dan NPK yang berpengaruh nyata terhadap umur panen,

produksi per plot dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman,

jumlah daun.
14

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, R., and P. Cruz. 2002. Composting Biosolids. Remade. Scotland.

Bramasto Y. 2010. Variasi Morfologi Kantil. Balai Penelitian Teknologi


Pembenihan Tanaman Hutan.

Foastat. 2014. Production crops. http://faostat3. fao.org. Diakses 2 April 2014.

Hapsari, R. 2014. Prospek Kantil Sebagai Pangan Fungsional dan Bahan


Diversifikasi Pangan. Balai Penelitian Tanaman kacang. Malang.

Lukman, H, A. 2010. Budidaya Bambang Lanang. Kementrian Kehutanan.

Mulat, T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organi Berkualitas.


Agromedia Pustaka, Jakarta.

Prasetyo dan Putra, 2010. Produksi Pupuk Organik Kascing Dari Limbah
Peternakan dan Limbah Pasar. Fakultas Teknik. Universitas Dipenogoro.
Semarang

Rismunandar, 1994. Tanah dan Seluk Beluknya Bagi Pertanian. Sinar Baru.
Bandung.

Sastro, Y. 2014. Potensi dan Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah
Pasar diPerkotaan. Balai pengkajian Teknologi Pertanian. Jakarta.

Triastuti, F, Wardiati, Yulia, A. 2016. Pengaruh Pupuk Kascing dan Pupuk NPK
Terhadap Pertumbuhan Bibit Tnaman Kakao. Departemen Pertanian.
Riau

Windyasmara, L. 2009. Pengaruh Proses Biodigesting dan Vermicomposting


Terhadap kualitas Pupuk Organik. Universitas Gadjah Mada.

Dailami, A, Yetti, H, Yoseva. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing


Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kantil. Departemen Pertanian. Riau

Anda mungkin juga menyukai