Oleh
SHANDRA UMAYA A.Y.
H24087060
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
SHANDRA UMAYA A.Y.
H24087060
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Mengetahui
Ketua Departemen,
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur kepada Allah SWT Sang Maha Pencipta yang
selalu mencurahkan rahmat dan hidayahNya kepada alam semesta beserta isinya.
Dengan ridhoNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktu yang
diharapkan dengan judul “Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Cacing Tanah
(Lumbricus rubellus) pada Magenta Farm di Desa Nanggung Bogor”.
Karya ilmiah ini adalah hasil dari kegiatan penelitian yang bertempat di
Magenta Farm, Desa Nanggung Bogor yang dilakukan selama tiga bulan,
terhitung sejak bulan Juni sampai bulan Agustus 2010. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat kelulusan sebagai mahasiswa tingkat akhir dan untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen,
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Harapan penulis atas terwujudnya karya ilmiah ini adalah agar dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan atas tema yang diangkat,
khususnya bagi Magenta Farm yang menjadi objek yang dikaji dalam penelitian
ini. Penulis tak luput dari segala keterbatasan dan kesalahan, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
Penulis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Rasa syukur dan pujian tak henti kepada Allah SWT Penguasa Semesta
Alam, yang selalu merahmati alam semesta dan segala isinya ini dengan segala
manfaat, dan shalawat bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya. Berbagai bentuk dukungan dan bantuan selama
penyusunan skripsi ini hingga selesai telah dicurahkan oleh berbagai pihak kepada
penulis, oleh karena itu melalui keterbatasan kata penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. H. M. Yasin SH, SIP, M.Sc dan Hj. Umamah kedua orang tuaku, kakak-
kakak, dan para keponakanku yang selalu memberi dukungan, kasih
sayang, dan semangat kepada penulis,
2. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Program
Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,
3. Wita Juwita Ermawati, STP, MM selaku Dosen Pembimbing kegiatan
penelitian, yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan penulis
dalam penyusunan skripsi ini,
4. Ir. Mimin Aminah, MM dan Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku dosen
penguji pada ujian sidang skripsi ini yang telah memberi banyak kritik dan
masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini,
5. Segenap pihak Magenta Farm yang memberi kesempatan bagi penulis
mengadakan penelitian untuk mewujudkan skripsi ini,
6. Seluruh pihak yang telah turut mendukung penulis dalam kegiatan
penelitian dan penulisan skripsi yang tak cukup untuk disebutkan satu per
satu.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 7
viii
4.2.4 Aspek Sosial dan Lingkungan ................................................45
4.2.5 Aspek Finansial.......................................................................45
ix
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1 Permintaan pakan ternak sebagai subtitusi cacing tanah dari
27 orang peternak ayam dan ikan di Leuwiliang Bogor ....................... 4
2 Penawaran pakan ternak sebagai subtitusi cacing tanah terhadap
27 orang peternak ayam dan ikan di Leuwiliang Bogor ....................... 5
3 Sembilan spesies cacing tanah yang banyak diminati .......................... 8
4 Permintaan cacing tanah di Jawa Barat ................................................41
x
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1 Kerangka Pemikiran Penelitian.............................................................19
2 Proses Produksi Budidaya Cacing Tanah .............................................27
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1 Tabel biaya peralatan dan bahan...........................................................47
2 Tabel biaya pra-investasi dan investasi.................................................48
3 Tabel biaya produksi 1 periode produksi (4 bulan) ..............................49
4 Tabel pendapatan tahun ke-1 dan ke-2 Magenta Farm ........................49
5 Tabel laporan laba/rugi Magenta Farm penjualan 100% .....................50
6 Cash Flow Magenta Farm ....................................................................51
7 Cash Flow Magenta Farm setelah terjadi oenurunan harga jual
sebesar 4,13% .......................................................................................52
xii
I. PENDAHULUAN
cacing tanah yaitu didasarkan pada kriteria letak klitelum pada segmen,
jumlah segmen pada tubuh, jumlah seta pada setiap segmen, serta tampilan
bentuk, ukuran dan warna tubuh cacing tanah.
Produk yang dihasilkan dari wirausaha cacing tanah adalah biomas
atau cacing itu sendiri dan kotoran cacing yang biasa disebut Kascing
(bekas cacing). Biomas cacing merupakan sumber protein hewani (72% -
84,5%). Protein cacing tanah mengandung 20 asam amino, yang terdiri
atas lisin, triptopan, histidin, fenilalanin, isoleusin, leusin, theorin,
methionin, arginine, glisin, alanin, sistin, tirosin, asam aspartik, asam
glutamat, prolin, hidroksiprolin, serin, dan sitruline (Rukmana, 2000).
Cacing tanah termasuk salah satu makhluk hidup penghuni tanah yang
dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
Multimanfaat cacing tanah antara lain adalah dapat menyuburkan lahan
pertanian, meningkatkan daya serap air oleh permukaan tanah, umpan
memancing ikan, dan lain-lain.
Kualitas protein cacing tanah lebih tinggi jika dibandingkan
dengan protein daging dan ikan, sehingga sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, ikan, dan makanan manusia.
Di berbagai negara, cacing tanah telah dimanfaatkan dan diolah menjadi
makanan manusia serta sebagai ramuan obat dan kosmetika. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Fakultas MIPA UNPAD Bandung pada
tahun 1996, diketahui bahwa ekstrak cacing tanah mampu menghambat
pertumbuhan bakteri patogen penyakit typus dan diare.
Cacing tanah amat potensial menghancurkan bahan organik,
termasuk sampah-sampah, sehingga selain berguna untuk menyuburkan
tanah, cacing tanah juga menghasilkan Kascing yang dapat digunakan
sebagai pupuk organik. Pupuk Kascing dapat dimanfaatkan untuk aneka
usaha pertanian, misalnya usaha tani sayuran, buah-buahan, dan tanaman
hias. Sifat kimia dan kandungan hara Kascing yang bahan dasarnya
berasal dari sampah rumah tangga dan sampah pasar, setara dengan
kompos.
3
Saat ini produksi cacing tanah dalam negeri masih sangat rendah.
Misalnya, provinsi Jawa Barat pada tahun 1999 memproyeksikan produksi
cacing tanah sebanyak 12.787,04 ton yang diproduksi oleh sekitar 400
pembudidaya cacing tanah di 15 kabupaten (Rukmana, 2000). Usaha
cacing tanah di Indonesia ini masih terjadi over demand. Dengan
demikian, jika dilihat dari segi penawaran yang dilakukan oleh para
peternak cacing tanah, hal ini tidak menjadi kendala yang tidak begitu
5
berarti asal mampu bersaing dalam hal kuantitas atau jumlah produk yang
dihasilkan.
Menurut Rukmana (2000), jumlah penawaran terhadap cacing
tanah di daerah Jawa Barat yang berasal dari para peternak cacing tanah di
daerah tersebut pada tahun 2005 mencapai 164.222,24 ton. Selama 6 tahun
sejak 1999 sampai 2005, terjadi peningkatan penawaran dari 12.787,04 ton
menjadi 164.222,24 ton atau sejumlah 151.435,2 ton selama 6 tahun,
dengan rata-rata peningkatan adalah sebesar 25.239,2 ton per tahun.
Angka tersebut masih belum memenuhi jumlah permintaan yang ada di
pasar. Jumlah penawaran cacing tanah yang belum mampu memenuhi
permintaan pasar ini adalah akibat adanya permintaan yang terus
meningkat, tetapi tidak diiringi dengan peningkatan jumlah produksi oleh
para produsen cacing tanah serta minimnya pengusaha baru yang
menggeluti usaha cacing tanah ini. Berikut ini adalah angka penawaran
pakan ternak sebagai subtitusi cacing tanah yang diterima oleh 27 peternak
di daerah Leuwiliang Bogor:
pakan ternak yang lain. Hal ini dikarenakan cacing tanah memiliki
keunggulan kandungan nutrisi berupa protein yg jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan produk pakan ternak yang lain, yaitu sebesar 72
persen.
Melihat peluang ini, tentu akan menjadi lahan bisnis yang cukup
menjanjikan bagi para pengusaha cacing tanah, termasuk yang baru akan
terjun ke dalam bidang ini. Salah satu pelaku usaha tani yang melihat dan
memutuskan untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan berencana
bergerak di bidang budidaya cacing tanah adalah Magenta Farm.
Magenta Farm yang terletak di desa Nanggung, Leuwiliang, Bogor
ini bergerak sebagai salah satu pelaku usaha tani yang baru berdiri dan
berencana melakukan usaha budidaya cacing tanah sebagai kegiatan bisnis
utamanya. Budidaya cacing tanah ini dilakukan atas dasar ketersediaan
peluang pasar yang berada di sekitar Magenta Farm yaitu daerah
Nanggung itu sendiri, Cigudeg, Desa Kalong, Cirangsad, Pabuaran, Wates,
Bunar, dan Leuwisadeng yang merupakan daerah dimana banyak terdapat
peternakan ayam dan ikan.
2. Kreditur (Bank)
Kreditur merupakan pihak yang membutuhkan studi
kelayakan untuk memperhatikan segi keamanan dana yang
dipinjamkan untuk kegiatan proyek.
3. Pemerintah
Pemerintah lebih berkepentingan dengan manfaat proyek
bagi perekonomian nasional dan pendapatan pemerintah atas pajak
yang diberikan proyek tersebut.
2. Aspek Teknis
Aspek teknis menyangkut masalah penyediaan sumber-
sumber dan pemasaran hasil-hasil produksi. Aspek teknis terdiri
dari lokasi proyek, besaran skala oprasional untuk mencapai kondisi
yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment, proses
produksi serta ketepatan penggunaan teknologi.
3. Aspek Manajemen
Analisis aspek manajemen memfokuskan pada kondisi
internal perusahaan. Aspek-aspek manajemen yang dilihat pada
studi kelayakan terdiri dari manajemen pada masa pembangunan
yaitu pelaksana proyek, jadwal penyelesaian proyek, dan pelaksana
studi masing-masing aspek, dan manajemen pada saat operasi yaitu
bentuk organisasi, struktur organisasi, deskripsi jabatan, personil
kunci dan jumlah tenaga kerja yang digunakan (Handoko, 2001).
4. Aspek Hukum
Terdiri dari bentuk badan usaha yang akan digunakan,
jaminan-jaminan yang dapat diberikan apabila hendak meminjam
dana, serta akta, sertifikat, dan izin yang diperlukan dalam
menjalankan usaha.
5. Aspek Sosial Lingkungan
Terdiri dari pengaruh proyek terhadap penghasilan negara,
pengaruhnya terhadap devisa negara, peluang kerja dan
pengembangan wilayah dimana proyek dilaksanakan.
6. Aspek Finansial
Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-
biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya-
biaya tersebut. Kemudian seberapa besar pendapatan yang akan
diterima jika proyek jadi dijalankan.
12
(Studi Kasus PT. XYZ). Hasil dari analisis kelayakan investasi terhadap
arus manfaat-biaya finansial menunjukkan nilai diatas kriteria kelayakan.
Nilai NPV yang diperoleh untuk analisis ini sebesar Rp. 43.593.614.577.
Tingkat pengembalian internal (IRR) yang diperoleh sebesar 51,83 persen.
Nilai Net B/C yang dihasilkan 7,273. Proyek secara finansial akan
memperoleh pengembalian terhadap modal yang ditanamkan setelah satu
tahun 5,35 bulan.
Penelitian Siregar (2009) yang berjudul Kajian Kelayakan Biogas
Dari Limbah Ternak (Studi Kasus: PT. Darul Fallah dan Fakultas
Peternakan, IPB). Berdasarkan analisis aspek-aspek penunjang kelayakan
proyek yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek institusional-organisasi-
manajerial, aspek sosial dan aspek finansial menunjukkan bahwa proyek
biogas dari limbah ternak layak untuk dilaksanakan.
Penelitian Musiroh (2003) yang berjudul Pemanfaatan Pasta
Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) sebagai Bahan Pupuk Organik Cair
dengan Pengomposan Stardec dan Effluent Cair Gas-Bio. Program Studi
Teknologi Hasil Ternak. Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Institut Pertanian
Bogor. Hasil penelitian yang dibahas menunjukkan bahwa cacing tanah
yang diolah menjadi pasta cacing tanah memiliki kandungan yang layak
digunakan sebagai bahan pupuk organik cair melalui berbagai percobaan
pengaplikasian bahan pupuk organik cair pasta cacing tanah.
III. METODE PENELITIAN
n
Bt
∑ (1+ i) i
Net B/C = t=1
n ……………………………….. (3)
Ct
∑ (1+ i)i
t=1
Keterangan :
€
Bt = Penerimaan pada tahun ke-t
Ct = Biaya pada tahun ke-t
n = umur proyek (tahun)
i = Discount rate
a. Bidang Produksi
Cacing tanah sering dianggap sebagai makhluk tidak berguna
dan menjijikkan. Namun, cacing tanah ternyata memiliki potensi
25
Penyiapan wadah
Pembuatan medium
Penyiapan bibit
Penebaran
Pemeliharaan
Panen
Pascapanen
Pemasaran
1) Penyiapan wadah
Wadah harus disiapkan terlebih dahulu karena merupakan suatu
tempat sebagai penunjang produksi yang akan berfungsi sebagai media
tumbuh dan pakan bagi kelangsungan hidup cacing tanah yang akan
dibudidayakan. Wadah dapat berupa bak-bak yang terbuat dari
tumpukan bata atau ditembok, kotak kayu, kotak plastik, jerigen
industri yang dibelah dua, atau wadah yang terbuat dari anyaman
bambu (besek).
Pemilihan model wadah budidaya cacing tanah dapat dipilih
satu model atau beberapa model sekaligus. Barang-barang bekas,
misalnya ember plastik dan peti kayu dapat digunakan sebagai wadah
budidaya cacing tanah. Hal penting yang harus diperhatikan dalam
pemilihan wadah adalah bahan baku yang diutamakan adalah terbuat
dari plastik atau kayu, karena wadah yang terbuat dari seng atau kaleng
akan cenderung lebih mudah berkarat.
28
3) Penyiapan bibit
Jenis cacing yang akan dibudidayakan yaitu jenis Lumbricus
rubellus. Bibit cacing tanah ini dapat diperoleh dari petani
pembudidaya cacing tanah atau dari Asosiasi Kultur Vermi Indonesia
(AKVI) dan Pusat Inkubator Bisnis Ikopin (PIBI).
Bibit cacing tanah yang baik adalah cacing tanah stadium
dewasa, yaitu berumur 2,5 – 3 bulan dan memiliki klitelium
(gelang/cincin) sebagai tanda siap melakukan perkawinan (kopulasi).
Bibit cacing tanah dewasa atau disebut cacing induk akan cepat
berproduksi atau bertelur dan menghasilkan anak dalam waktu satu
bulan atau lebih.
4) Penebaran
Bibit atau calon induk cacing tanah dapat segera disebar dalam
wadah pemeliharaan yang telah diisi medium. Perbandingan jumlah
cacing dengan volume medium yaitu 1 kg : 1 kg. Ketebalan medium
dipertahankan setebal 15 cm – 20 cm, agar penanganannya relatif
mudah. Tata cara penebaran bibit atau induk cacing tanah adalah
sebagai berikut :
1. Letakkan beberapa bibit cacing tanah pada medium dalam wadah,
amati perilakunya. Jika cacing tanah tersebut masuk ke dalam
medium, maka segera sebarkan bibit cacing tanah yang lain.
2. Amati perilaku cacing tanah tersebut setiap 3 jam sekali selama 12
jam, jika tidak ada cacing yang keluar dari medium atau kabur,
maka medium tersebut telah cocok sebagai tempat hidupnya.
3. Simpan wadah tadi pada unit-unit rak, dan tutup wadah dengan
kertas atau karung goni atau bahan lainnya.
Perilaku cacing tanah yang berkeliaran di atas medium atau
kabur, menunjukkan ketidakcocokan antara cacing tanah dengan
medium tersebut. perbaikannya adalah dengan menyiramkan air
31
5) Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan pada produksi cacing tanah yang
dilakukan Magenta Farm yaitu mencakup kegiatan perawatan
medium, pemberian pakan, pengendalian hama, dan penggantian
medium (tempat hidup cacing tanah). Berikut ini adalah kegiatan-
kegiatan yang merupakan rangkaian kegiatan pemeliharaan pada
budidaya cacing tanah:
a. Perawatan medium
Perawatan medium penting dilakukan untuk menjaga
kondisi medium agar selalu cocok untuk cacing tanah tumbuh dan
berkembang. Perawatan dilakukan dengan cara mengaduk medium
secara rutin pada waktu tertentu, khususnya pada saat medium
tampak kering atau terlalu basah. Pengadukan bertujuan untuk
menjaga sirkulasi udara dalam medium agar tetap terjaga. Medium
yang kering harus segera dibasahkan dengan cara disemprot,
sedangkan medium yang terlalu basah harus disegera ditambah
medium baru yang kering.
b. Pemberian pakan
Selama 24 jam, kebutuhan pakan cacing tanah sama dengan
bobot tubuhnya. Pemberian pakan sangat penting untuk laju
reproduksi dan ukuran tubuh cacing tanah. Pada perencanaan
bisnis ini, pakan yang digunakan adalah 100% kotoran hewan.
Metode pemberian pakan dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Pakan ditebarkan tipis pada permukaan medium, kemudian
diaduk sampai merata, dan tebarkan tipis merata kembali tanpa
diaduk. Jumlah pakan pada hari pertama dan kedua yaitu
sebanyak 2 kg untuk 1 kg cacing tanah.
32
c. Pengendalian hama
Hama yang umumnya menyerang cacing tanah merupakan
hama pemangsa dan pesaing dalam konsumsi pakan. Hama yang
sering menyerang antara lain tikus, kaki seribu, orong-orong, katak
darat, kelabang, kecoa, semut, itik, ayam, burung, ular, dan kadal.
Cara untuk menanganinya yaitu dengan menangkap dan
membunuh hama, atau dengan membuat dan menjaga kondisi
lingkungan pemeliharaan yang rapi dan melakukan kontrol secara
kontinyu agar unit perkandangan tidak menjadi sarang hama.
d. Pergantian medium
Medium cacing tanah sudah harus diganti apabila semua
medium sudah menjadi tanah atau kascing, atau terdapat banyak
telur atau kokon pada medium. Pergantian medium dapat
dilakukan setiap 15 hari sekali atau 1 bulan sekali. Mula-mula
medium diangkat dari wadah pemeliharaan, kemudian diganti
dengan medium yang baru. Sesudah pergantian medium, wadah
dapat segera disebari bibit cacing tanah kembali.
6) Panen
Panen cacing tanah dewasa dapat dilakukan setelah berumur 2 –
3 bulan, baik sebagai produk cacing tanah bahan olahan industri pakan
maupun calon induk (bibit). Panen cacing tanah berikutnya dapat
dilakukan secara periodik 1 – 2 minggu sekali, tergantung permintaan
33
7) Pascapanen
Cacing tanah yang dipasarkan dalam bentuk segar cukup
ditampung sebaiknya dalam wadah yang ringan dan kuat, seperti
karung terigu yang sudah dibasahi agar tetap lembab. Kemudian cacing
ditimbang sesuai pesanan, kemudian masukkan sedikit kascing atau
medium. Karung diikat erat dan dapat langsung diangkut, keadaan
karung harus tetap lembab selama pendistribusian.
1) Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam usaha budidaya cacing tanah ini
merupakan peralatan yang tergolong sederhana, mudah diperoleh,
dan harganya sangat terjangkau. Peralatan yang dibutuhkan yaitu
meliputi besek, ayakan, timbangan, terpal, ember, sendok semen,
drum plastik, karung goni, dan karung terigu.
a. Besek
Besek berfungsi sebagai wadah yang akan digunakan untuk
menampung medium tumbuh dan pakan bagi kelangsungan hidup
35
g. Karung goni
Karung goni berfungsi pada saat penebaran cacing tanah,
yaitu untuk menutupi wadah medium hidup cacing tanah. Karung
goni sebanyak 100 buah dengan harga Rp 2.500,- per karung.
h. Karung terigu
Karung terigu berfungsi dalam pengemasan hasil panen
cacing tanah maupun kascing yang akan diantar ke tempat
pemesan. Karung terigu ini sebanyak 100 kg seharga Rp 4.500,-
per kg.
2) Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu hal-hal yang terhitung
habis setelah penggunaan pertama. Bahan yang dibutuhkan untuk
usaha budidaya cacing tanah ini adalah bibit cacing tanah, plastik,
staples, medium (tempat hidup cacing tanah), dan pakan cacing tanah
(kotoran sapi).
a. Bibit cacing
Bibit cacing yang digunakan yaitu diperoleh dari Asosiasi
Kultur Vermi Indonesia (AKVI), Bandung. Bibit yang digunakan
yaitu dengan harga Rp 100.000,- per kg.
b. Plastik dan staples
Plastik digunakan untuk mengalasi besek yang menampung
medium hidup cacing, dan staples berfungsi untuk melekatkan
plastik pada besek. Plastik 40 kg seharga Rp 4.500,- per kg dan
staples 16 boks seharga Rp 5.000,- per box.
c. Medium
Medium berfungsi sebagai tempat hidup dan
berkembangbiak cacing tanah. Medium ini sendiri dapat terbuat
dari sampah rumah tangga atau sampah organik lainnya yang
mudah mengurai yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar.
Medium dapat diperoleh dari lingkungan sekitar lokasi produksi.
Dibutuhkan sebanyak 11.130 kg dengan biaya sebesar Rp 500,- per
kg.
37
b. Analisis Permintaan
Permintaan pasar terhadap produk cacing tanah ini
berasal dari berbagai pihak, umumnya yaitu dari Pusat
Inkubator Bisnis IKOPIN (PIBI), Asosiasi Kultur Vermi
Indonesia (AKVI), pedagang pengumpul daerah, koperasi
cacing, industri farmasi, industri pakan ikan dan ternak, serta
petani peminat Budidaya Cacing Tanah. Permintaan yang
menjadi fokus Magenta Farm adalah permintaan yang berasal
dari para peternak ayam dan ikan di sekitar daerah lokasi
produksi, yaitu daerah Nanggung, Cigudeg, Desa Kalong,
Cirangsad, Pabuaran, Wates, Bunar, dan Leuwisadeng.
Permintaan terhadap cacing tanah di pasar Jawa Barat
selalu meningkat setiap tahunnya. Selama 6 tahun sejak 1999
hingga 2005, setiap tahun terjadi peningkatan rata-rata
sejumlah 28.750 ton per tahun dari jumlah 17 ribu ton pada
1999 menjadi 189.500 ton pada tahun 2005 (Rukmana, 2000).
41
c. Analisis Penawaran
Saat ini produksi cacing tanah dalam negeri masih
sangat rendah dalam hal kuantitas untuk memenuhi permintaan
pasar. Misalnya, provinsi Jawa Barat pada tahun 1999
memproyeksikan produksi cacing tanah sebanyak 12.787,04
ton yang diproduksi oleh sekitar 400 pembudidaya cacing
tanah di 15 kabupaten (Rukmana, 2000). Usaha cacing tanah
di Indonesia ini masih terjadi over demand. Dengan demikian,
jika dilihat dari segi penawaran yang dilakukan oleh para
peternak cacing tanah, hal ini tidak menjadi kendala yang tidak
begitu berarti asal mampu bersaing dalam hal kuantitas atau
jumlah produk yang dihasilkan.
42
2) Harga (Price)
Harga yang ditetapkan untuk cacing dihitung per
kilogram (kg), dimana di pasar untuk satu kilogram cacing
tanah dijual dengan harga kisaran antara Rp 30.000 – Rp
60.000. Harga ini umumnya berlaku bagi jenis cacing
secara umum dari peternak cacing tanah. Magenta Farm
menetapkan harga cacing tanah dengan harga rata-rata
pasar, yaitu Rp 45.500,- per kg. Lebih murah jika
dibandingkan harga yang berlaku di Bogor, yaitu Rp
50.000,- per kg. Tentu saja bagi konsumen yang sudah
44
3) Promosi (Promotion)
Magenta Farm merupakan perusahaan yang masih
sangat baru dalam usaha cacing tanah ini, sehingga
publikasi keberadaan perusahaan kepada para konsumen
sangat penting untuk dilakukan agar para konsumen
setidaknya mengetahui adanya perusahaan di wilayah
mereka yang memproduksi cacing tanah. Sejak awal
produksi, kegiatan promosi yang dilakukan oleh Magenta
Farm ini belum dituangkan dalam bentuk promosi khusus,
tetapi baru secara mulut ke mulut dengan memanfaatkan
hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar lokasi
produksi yang umumnya banyak terhubung dengan
peternak ayam dan ikan di daerah Leuwiliang Bogor
sebagai target pasar perusahaan. Meskipun sangat
sederhana, tetapi sistem tersebut cukup efektif untuk
menarik konsumen untuk membeli cacing tanah pada
perusahaan.
4) Distribusi (Place)
Salah satu alasan dipilihnya lokasi yaitu juga untuk
menunjang distribusi produk. Lokasi yang menjadi fokus
pemasaran produk cacing tanah oleh perusahaan masih
dalam lingkup satu kawasan, yaitu Leuwiliang Bogor.
Terjangkaunya lokasi oleh sarana transportasi, akan
memudahkan penyaluran produk kepada konsumen. Sistem
distribusi yang akan diterapkan pada usaha budidaya cacing
tanah ini yaitu pengantaran langsung ke tempat konsumen
dengan maksud memudahkan dan ‘memanjakan’ konsumen
agar tertarik untuk memesan produk. Tentu saja dengan
45
TVC
a) BEP (unit) =
P −VCU
18.057.000
=
18.057.000
45.500 −
€ 1.680
18.057.000
=
45.500 −10.748,214
€
18.057.000
=
34.751,786
€
= 519,599 kg
Artinya, usaha tidak akan mengalami kerugian
€
maupun perolehan keuntungan saat produksi cacing tanah
mencapai 519,599 kg.
49
TFC
b) BEP (harga) =
VCU
1−
P
30.960.000
=
10.748,214
1−
€ 45.500
30.960.000
=
1− 0,236
€
30.960.000
=
0,764
€
= Rp 40.523.560,21 per 1.680 kg
= Rp 24.121,167 per kg
€
Artinya, usaha tidak akan mengalami kerugian
maupun perolehan keuntungan saat menjual hasil produksi
dengan harga Rp 40.523.560,21 per 1680 kg cacing tanah;
atau sama dengan Rp 24.121,167 per kg.
1. Kesimpulan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat membudidayakan
cacing tanah, yaitu penyiapan wadah, pembuatan medium/media,
penyiapan bibit, penebaran, dan pemeliharaan. Satu periode kegiatan
budidaya cacing tanah adalah selama 4 (empat) bulan, setelah berbagai
kegiatan pemeliharaan dilakukan, maka dapat dilakukan kegiatan panen
kemudian pascapanen, dan akhirnya dipasarkan. Ditinjau dari aspek
kelayakan bisnis yang meliputi aspek teknis, aspek pasar, aspek
manajemen, aspek dampak lingkungan, dan aspek finansial maka Magenta
Farm dapat dinyatakan layak untuk melaksanakan usaha budidaya cacing
tanah.
Analisis kelayakan investasi Magenta Farm menunjukan nilai R/C
Ratio 1,263; BEP unit 519,599 kg; BEP harga Rp 24.121,167 per kg; NPV
Rp. 4.047.441; IRR 53 persen; Net B/C 1,530; PBP 1,26 tahun. Dengan
demikian Magenta Farm ini dapat dinyatakan layak untuk melaksanakan
usaha budidaya cacing tanah. Analisis switching value dengan asumsi
apabila terjadi penurunan harga jual produk cacing tanah sebesar 4,13
persen menghasilkan nilai Net B/C sebesar 1,004; IRR 0 persen; PP 14,3
tahun; dan NPV mendekati nol, yaitu sebesar Rp 34.731. Dari hasil
analisis switching value dapat dibuat pernyataan bahwa saat terjadi
penurunan harga jual produk cacing tanah mencapai 4,13 persen maka
sebaiknya usaha ini dihentikan karena tidak layak jika dilihat dari berbagai
kriteria aspek finansial.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini kepada
Magenta Farm adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kuantitas produksi cacing tanah untuk memenuhi
permintaan pasar.
2) Menambah strategi produk yang mampu membuat produk cacing
tanah Magenta Farm lebih unggul daripada produk pesaing.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T.H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2.
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Hanindita, N. 2006. Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Merang
(Volvariella volvaceae) (Studi Kasus Usaha Agribisnis Putra Hasan
Mushroom di Kecamatan Karang Bahagia, Bekasi, Jawa Barat). Skripsi.
Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Husnan, S. dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan
Pencetak AMP YKPN, Yogyakarta.
Kadariah. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. LPEM-Fakultas Ekonomi. Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Keown, J. A. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh.
Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesepuluh, Jilid Satu. Terjemahan.
Prenhallindo, Jakarta.
Siregar, Y. K.S. 2009. Kajian Kelayakan Biogas dari Limbah Ternak. Skripsi
pada Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Harga
No. Uraian Satuan Jumlah Satuan (Rp) Total (Rp)
Peralatan:
1. Besek Unit 780 3.000 2.340.000
2. Ayakan Unit 4 6.000 24.000
3. Timbangan Unit 2 53.000 106.000
4. Terpal Lembar 2 40.000 80.000
5. Ember Unit 4 15.000 60.000
6. Sendok semen Unit 3 8.000 24.000
7. Drum plastik Unit 3 50.000 150.000
8. Karung goni Karung 100 2.500 250.000
9. Karung terigu Kg 100 4.500 450.000
Total biaya peralatan 3.484.000
Bahan:
1. Bibit cacing tanah Kg 14 100.000 1.400.000
2. Plastik Kg 40 4.500 180.000
3. Staples Boks 16 5.000 80.000
4. Medium hidup cacing Kg 11.130 500 5.565.000
5. Pakan cacing Kg 1.512 1.000 1.512.000
Total biaya bahan 8.737.000
Catatan:
Peralatan dan bahan untuk kapasitas 14 kg cacing tanah yang akan menghasilkan
1.680 kg cacing tanah dalam satu tahun.
56
22.522.00
Total I + II 0 369.400 3.880.040
Harga
No. Uraian Satuan Jumlah Satuan (Rp) Total (Rp)
Biaya Tetap:
1. Tenaga kerja Bulan 4 2.300.000 9.200.000
2. Listrik Bulan 4 80.000 320.000
3. Telepon Bulan 4 50.000 200.000
4. Pemasaran Bulan 4 100.000 400.000
5. Administrasi Bulan 4 50.000 200.000
6. Penyusutan Bulan 4 219.875 879.500
Total Biaya Tetap 11.199.500
Biaya Variabel:
1. Transportasi Bulan 4 500.000 2.000.000
2. Bibit cacing tanah Kg 14 100.000 1.400.000
3. Pakan cacing Kg 11.130 500 5.565.000
4. Medium hidup Kg 1.512 1.000 1.512.000
5. Plastik Kg 40 4.500 180.000
6. Staples Boks 16 5.000 80.000
Total Biaya Variabel 10.737.000
Catatan:
- Perhitungan biaya produksi (Lampiran 3) untuk 1 periode produksi, yaitu
4 bulan.
- SR = Survival Rate (tingkat bertahan hidup) cacing tanah per panen
- Kascing tidak dijual, melainkan diberikan kepada masyarakat yang
memberikan kontribusi kepada Magenta Farm (social oriented).
58
Lampiran 5. Tabel Laporan Laba/Rugi Magenta Farm Tahun 2010 & 2011
Total (Rp)
No. Uraian Satuan Jumlah
2.010 2.011
1. Penjualan:
1.680 kg; Rp 45.500; SR
90% Tahun 1 61.916.400 68.796.000
Biaya Tetap dan
2. Variabel:
Biaya tetap Tahun 1 30.960.000 30.960.000
Biaya variabel Tahun 1 18.057.000 18.057.000
Total Biaya Produksi 49.017.000 49.017.000
3. Biaya Penyusutan:
Saung Tahun 5 981.000 981.000
Besek Tahun 1 1.170.000 1.170.000
Ayakan Tahun 1 24.000 24.000
Timbangan Tahun 2 108.000 108.000
Terpal Tahun 2 94.500 94.500
Ember Tahun 2 40.000 40.000
Sendok semen Tahun 2 18.000 18.000
Drum plastik Tahun 2 90.000 90.000
Karung goni Tahun 1 22.500 22.500
Karung terigu Tahun 1 90.000 90.000
Total Biaya
Penyusutan 2.638.000 2.638.000
4. Total (2) + (3) 51.655.000 51.655.000
Keuntungan Kotor (1 -
5. 4) 10.261.400 17.141.000
6. Pajak 10% 1.026.140 1.714.100
Keuntungan Bersih (5 -
7. 6) 9.235.260 15.426.900
Catatan:
- Laporan Laba/Rugi untuk periode 1 tahun.
- Perhitungan biaya penyusutan dapat dilihat di Lampiran 2.
59
Lampiran 6. Cash Flow Magenta Farm
Keterangan Tahun
1 2
INFLOW
1.Penjualan
Penjualan cacing tanah 61.916.400 68.796.000
Total Penjualan 61.916.400 68.796.000
2. Nilai Sisa
Bangunan dan peralatan 2.569.720
Total Nilai Sisa 2.569.720
TOTAL INFLOW 61.916.400 71.365.720
II. OUTFLOW
1. Biaya Pra-Investasi
Survey pasar 300.000
Transportasi 300.000
2. Biaya Investasi
Lahan dan Bangunan:
Lahan 15.000.000
Saung + rak 3.438.000
Peralatan:
Besek 2.340.000 2.340.000
Ayakan 24.000 24.000
Timbangan 106.000
Terpal 80.000
Ember 60.000
Sendok semen 24.000
Drum plastik 150.000
Karung goni 250.000 250.000
Karung terigu 450.000 450.000
Total Biaya Investasi 22.522.000 3.064.000
2. Biaya Operasional
Biaya Variabel
Transportasi bahan baku 6.000.000 6.000.000
Bibit cacing tanah 4.200.000 4.200.000
Pakan cacing 5.565.000 5.565.000
Medium hidup 1.512.000 1.512.000
Plastik 540.000 540.000
Staples 240.000 240.000
Total Biaya Variabel 18.057.000 18.057.000
Biaya Tetap
Tenaga kerja 27.600.000 27.600.000
Listrik 960.000 960.000
Telepon 600.000 600.000
Pemasaran 1.200.000 1.200.000
Administrasi 600.000 600.000
Total Biaya Tetap 30.960.000 30.960.000
Total Biaya Operasional 49.017.000 49.017.000
TOTAL OUTFLOW 71.539.000 52.081.000
Net Benefit -9.622.600 16.715.000
Pajak 10% -962.260 1.671.500
Net Benefit Setelah Pajak -8.660.340 15.043.500
Discount Factor 13.5 % 0,881 0,776
PV -7.630.256 11.677.696
PV (+) 11.677.696
PV (-) -7.630.256
Net B/C 1,530
NPV 4.047.441
IRR 53%
PBP 1,26
60
Lampiran 7. Cash Flow Magenta Farm Setelah Terjadi Penurunan Harga Jual Sebesar 4,13%
Keterangan Tahun
1 2
INFLOW
1.Penjualan
Penjualan cacing tanah 59.359.253 65.954.725
Total Penjualan 59.359.253 65.954.725
2. Nilai Sisa
Bangunan dan peralatan 2.569.720
Total Nilai Sisa 2.569.720
TOTAL INFLOW 59.359.253 68.524.445
II. OUTFLOW
1. Biaya Pra-Investasi
Survey pasar 300.000
Transportasi 300.000
2. Biaya Investasi
Lahan dan Bangunan:
Lahan 15.000.000
Saung + rak 3.438.000
Peralatan:
Besek 2.340.000 2.340.000
Ayakan 24.000 24.000
Timbangan 106.000
Terpal 80.000
Ember 60.000
Sendok semen 24.000
Drum plastik 150.000
Karung goni 250.000 250.000
Karung terigu 450.000 450.000
Total Biaya Investasi 22.522.000 3.064.000
2. Biaya Operasional
Biaya Variabel
Transportasi bahan baku 6.000.000 6.000.000
Bibit cacing tanah 4.200.000 4.200.000
Pakan cacing 5.565.000 5.565.000
Medium hidup 1.512.000 1.512.000
Plastik 540.000 540.000
Staples 240.000 240.000
Total Biaya Variabel 18.057.000 18.057.000
Biaya Tetap
Tenaga kerja 27.600.000 27.600.000
Listrik 960.000 960.000
Telepon 600.000 600.000
Pemasaran 1.200.000 1.200.000
Administrasi 600.000 600.000
Total Biaya Tetap 30.960.000 30.960.000
Total Biaya Operasional 49.017.000 49.017.000
TOTAL OUTFLOW 71.539.000 52.081.000
Net Benefit -12.179.747 13.873.725
Pajak 10% -1.217.975 1.387.373
Net Benefit Setelah Pajak -10.961.773 12.486.353
Discount Factor 13.5 % 0,881 0,776
PV -9.657.949 9.692.680
PV (+) 9.692.680
PV (-) -9.657.949
Net B/C 1,004
NPV 34.731
IRR 0%
PBP 14,3