Anda di halaman 1dari 9

Kasus Interna 1

“Endometritis pada Kucing”

1. Signalment
Nama : Sisi
Jenis Hewan : Kucing
Ras : Persian
Umur : 1 tahun
Warna Rambut: Dark Brown
Jenis Kelamin : Betina
Bobot Badan : 2.8 kg
Tanda khusus : -

2. Anamnesa
Tanggal 26 Juli 2018, Sisi dibawa ke Animal Clinic Jakarta dengan keluhan baru dibeli 2
minggu lalu kemudian diare tapi sudah membaik. Sisi sudah diberi vaksin pada Mei 2018.

3. Pemeriksaan Fisik
3.1 Keadaan Umum
Habitus/tingkah laku : Jinak
Adaptasi lingkungan : Sikap bereaksi, respon menurut
Perawatan : Baik
Status gizi : Baik
Sikap berdiri : Kifosis
Suhu perektal : 40,8 oC
Frekuensi denyut nadi : 240 kali per menit
Frekuensi nafas : 28 kali per menit
Membran mukosa : Rose
3.2 Kepala
Ekspresi Wajah : Baik
Posisi kepala : Sejajar vertebrae
Pertulangan wajah : Kompak, tidak ada kelainan, simetris
3.3 Hidung
Bentuk : Simetris
Aliran udara : Normal
3.4 Rongga Mulut
Bibir : Tidak ada lesi
Rongga Mulut : Normal
Mukosa rongga mulut : Rose
Gigi : Lengkap
Capillary Refill Time : <2 detik
3.5 Telinga
Posisi : Simetris, tegak
Bau : Bau khas cerumen
Daun telinga : Kotor
Krepitasi : Tidak ada krepitasi
Refleks panggilan : Ada respon panggilan
3.6 Leher
Perototan : Simetris
Trakea : Teraba, tidak ada refleks batuk
Esofagus : Teraba, tidak ada obstruksi
3.7 Mata
Mata dan Orbita Kanan
Palpebrae : Ada respon membuka-menutup
Cilia : Ada, melengkung ke atas
Konjungtiva : Rose
Membran niktitan : Terlihat
Sklera : Bersih
Kornea : Bersih, bening
Iris : Kuning kehijauan
Refleks pupil : Ada respon membesar-mengecil (lama)
Limbus : Rata
Vasa injeksio : Tidak terlihat
Lensa : Tidak ada kelainan
Mata dan Orbita Kiri
Palpebrae : Ada respon membuka-menutup
Cilia : Ada, melengkung ke atas
Konjungtiva : Rose
Membran niktitan : Terlihat
Sklera : Bersih
Kornea : Bersih, bening
Iris : Kuning kehijauan
Refleks pupil : Ada respon membesar-mengecil (lama)
Limbus : Rata
Vasa injeksio : Tidak terlihat
Lensa : Tidak ada kelainan
3.8 Thoraks
Sistem Pernafasan
Bentuk rongga thoraks : Simetris, Tidak ada kelainan
Tipe pernafasan : Thorakalis
Frekuensi pernafasan : 28 kali per menit
Intensitas pernafasan : Sedang
Ritme pernafasan : Ritmis
Suara pernafasan : Tidak ada suara ikutan
Penekanan rongga thoraks : Tidak ada refleks sakit, ada tekanan balik
Penekanan interkostalis : Tidak ada refleks sakit
Sistem Pembuluh Darah
Ictus cordis : Tidak telihat dan teraba
Frekuensi detak jantung : 240 kali per menit
Intensitas detak jantung : Kuat
Ritme detak jantung : Ritmis
Suara detak jantung : Tidak ada suara ikutan
3.9 Abdomen
Bentuk abdomen : Simetris, cekung
Ukuran abdomen : Tidak ada kelainan
Tegangan isi perut : Tidak teraba
Palpasi epigastrikus : Tidak ada refleks sakit
Palpasi mesogastrikus : Tidak ada refleks sakit
Palpasi hipogastrikus : Ada refleks sakit
Suara peristaltik usus :-
3.10 Ekstremitas
Kaki Kanan dan Kiri Depan
Perototan kaki depan : Kompak
Spasmus/tremor otot : Tidak ada
Kuku kaki : Pendek, bersih, tidak ada kelainan
Kesimetrisan : Simetris
Koordinatif gerakan : Koordinatif
Struktur pertulangan : Kompak
Konsistensi pertulangan : Kompak
Refleks palpasi : Tidak ada respon sakit
Kaki Kanan dan Kiri Belakang
Perototan kaki depan : Kompak
Spasmus/tremor otot : Tidak ada
Kuku kaki : Pendek, bersih, tidak ada kelainan
Kesimetrisan : Simetris
Koordinatif gerakan : Koordinatif
Struktur pertulangan : Kompak
Konsistensi pertulangan : Kompak
Refleks palpasi : Tidak ada respon sakit
3.11 Kulit dan Rambut
Aspek rambut : Halus
Kerontokan : Tidak rontok
Kebotakan : Tidak ada alopecia
Turgor kulit : <3 detik
Permukaan kulit : Bersih
3.12 Sistem Urogenital
Ginjal : Di epigastrikus dorsal, palpasi tidak sakit
Vesika urinaria : Di hipogastrikus dorsal, palpasi tidak sakit
Uterus : Di hipogastrikus ventral, palpasi sakit
3.13 Anus
Daerah sekitar anus : Bersih
Refleks sphincter ani : Ada
Kebersihan perineal : Bersih
3.15 Kelenjar Pertahanan
Ln. Mandibullaris
Ukuran : Simetris
Lobulasi : Jelas
Perlekatan : Tidak ada perlekatan dengan sekitar
Konsistensi : Kenyal
Suhu kulit : Sama dengan suhu sekitar
Kesimetrisan : Simetris
Ln. poplitea
Ukuran : Simetris
Lobulasi : Jelas
Perlekatan : Tidak ada perlekatan dengan sekitar
Konsistensi : Kenyal
Suhu kulit : Sama dengan suhu sekitar
Kesimetrisan : Simetris

4. Problem List
Suhu badan kucing Sisi yang tinggi yaitu 40.8°C, kifosis, rasa sakit ketika palpasi
hipogastrikus ventral.

5. Diagnosa Banding
Diagnosa banding dari kasus ini adalah kolitis, endometritis, pyometra tertutup,
hidrometra.

6. Pemeriksaan Penunjang
6.1 Complete Blood Count (CBC)
Hasil
Parameter Nilai normal
26 Juli 28 Juli 2 Agustus
3
WBC (10 /µL) 5.5 – 19.5 51.50 22.82 10.35
Lym (103/µL) 1.5 – 7 2.07 2.20 2.97
Mon (103/µL) 0 - 1.5 2.73 1.43 0.48
Neu (103/µL) 2.5 – 14 46.55 19.13 6.84
Eos (103/µL) 0-1 0.14 0.06 0.06
Bas (103/µL) 0-0.2 0.01 0.00 0.00
RBC (106/µL) 5 – 10 7.92 7.25 7.22
HGB (g/dL) 8- 15 10.04 8.9 8.8
HCT (%) 24 – 45 30.64 28.44 29.22
MCV (fL) 39- 55 39 39 40
MCH (pg) 12.5 – 17.5 13.1 12.3 12.2
MCHC (g/dL) 30 – 36 34.0 31.4 30.1
PLT (103/µL) 300-800 197 213 76
MPV (fL) 12-17 10.5 10.4 10.6
6.2 Kimia Darah
Parameter Normal Hasil Keterangan
BUN (mg/dl) 14 – 30.4 - -
Ureum (mg/dl) 30 - 65 19.84 Menurun
Creatinin (mg/dl) 0.5 – 1.5 1.68 Meningkat
AST (IU/L) 9.2 – 39 10.14 Normal
ALT (IU/L) 8.3 – 52.5 18.96 Normal
ALP (IU/L) 12 – 65.1 44.95 Normal
Bilirubin Total (mg/dl) 0.0 – 0.6 0.76 Meningkat
GGT (IU/L) <2 3.28 Meningkat
Bilirubin Direct - - -
Total Protein (g/dl) 5.8 – 8.0 7.66 Normal
Glukosa (mg/dl) 60 – 100 - -
Albumin (g/dl) 2.8 – 5.5 2.56 Menurun
TSHS (µg/dl) - - -
FT4 (µg/dl) 1.0 – 4.0 - -
Keterangan : ALP= Alkaline phosphatase; ALT= Alanine Transaminase; AST= Aspartat
aminotransferase; GGT= Gamma Glutamyl Transferase
6.2 X-Ray

Gambar 2. Hasil X-Ray Lateral Abdomen tampak massa radiolucent di daerah uterus
6.3 USG

Gambar 3. Hasil USG tampak penebalan dinding uterus

7. Diagnosa
Berdasarkan hasil signalment, anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
diagnosa kucing Sisi yaitu endometritis.

8. Prognosa
Prognosa dari kasus ini yaitu Fausta.

9. Terapi
Tindakan yang dilakukan pada kasus ini yaitu operasi Ovariohisterektomi. Obat yang
diberikan pada kucing Sisi yaitu Samylin, Ampicillin dan pakan khusus Gastrointestinal.

10. Pembahasan
Pada tanggal 26 Juli 2018, kucing Sisi datang dengan keluhan baru dibeli 2 minggu lalu
kemudian diare tapi sudah membaik. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan kucing Sisi mengalami
demam dan kesakitan ketika di palpasi pada hypogastrium abdomen. Kucing Sisi kemudian diberi
infus Ringer Laktat (RL) sebanyak 100 mL melalui rute intravena, injeksi Ampicillin 0.85 mL dan
pakan gastrointestinal. Pemberian infus RL bertujuan untuk maintenance cairan tubuh dan
menurunkan suhu tubuh 40,8°C. Demam merupakan respon fisiologis terhadap penyakit yang
melibatkan sitokin sehingga mengakibatkan naiknya temperature tubuh (Dalal dan Zhukovsky,
2006).
Hasil CBC pada tanggal 26 Juli menunjukkan angka sel darah putih 51.50 103/µL dan pada
tanggal 28 Juli menurun tapi tetap diatas nilai normal pada angka 22.82 103/µL. Angka sel darah
putih yang lebih tinggi dari normal menunjukkan adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri
(Chung et al., 2015). Angka neutrofil yang berada diatas normal pada tanggal 26 dan 28 Juli
menunjukkan adanya aktivitas perlindungan terhadap penyakit bakteria. Granular neutrofil
mengangung enzim dan substransi antibakteri untuk membunuh dan mendegradasi bakteri. Angka
monosit yang berada diatas normal pada tanggal 26 Juli menunjukkan adanya inflamasi kronis;
monosit berperan dalam perbaikan jaringan, sirkulasi eritrosit dan metabolism zat besi di limfa
(Rosenfeld et al., 2010).
Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mengarah pada diagnosa
endometritis. Endometritis merupakan inflamasi pada mukosa uterus namun tidak sampai pada
stratum spongiosum-nya. Secara histologis, pada epitel endometrium akan tampak adanya
infiltrasi sel radang, kongesti vascular, oedema stroma dan akumulasi limfosit serta plasma pada
lapisan atas endometrium (Fontaine, et al. 2009). Endometritis dapat terjadi karena infeksi oleh
bakteri atau gangguan hormonal. Infeksi oleh bakteri berasal dari saluran reproduksi bagian bawah
yaitu vagina. Salah satu penyebab terjadinya infeksi akibat bakteri oleh Staphylococcus aureus,
Streptococcus, dan Escherichia coli (Zachary, 2017).
Pengaruh progesterone terhadap uterus memiliki peran penting dalam patogenesa Cystic
endometrial hyperplasia. Progesterone memiliki peran untuk menjaga embrio. Progesterone akan
meningkatkan sekresi cairan dari glandula endometrium, penurunan kontraktilitasi myometrium,
penutupan cervix, dan penekanan respon imun pada uterus. Adanya peran progesterone yang
berulang atau pemberian progesterone eksogen akan menstimulasi proliferasi dan dilatasi kelenjar
endometrium akan mengakibatkan proses terjadinya cystic endometrial hyperplasia, akumulasi
cairan padan lumen dan distensi uterus. Adanya akumulasi cairan mucus pada uterus dan
penekanan sistem imun merupakan media yang baik untuk kolonisasi bakteri yang mengakibatkan
pyometra (Pires et al., 2016). Cystic endometrial hyperplasia merupakan penyebab terjadinya
hydrometra, mucometra dan hematometra dengan sifat cairan yang terakumulasi secara berurutan
bersifat serous, seromucous dan darah (De Bosschere et al., 2001).
Selama perawatan, kucing Sisi diberikan terapi Samylin dan Ampicillin, kemudian
dilakukan tindakan ovarihisterektomi untuk mengetahui penyebab penebalan dinding uterus. Hasil
ovarihisterektomi menunjukkan bahwa kondisi uterus kucing Sisi pada dindingnya mengalami
penebalan kemudian pada lumen uterus berisi darah.

Gambar 4. Kondisi Uterus Kucing Sisi


11. Kesimpulan
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mengarah pada
diagnosa endometritis dengan lumen yang berisi akumulasi darah (hemometra).
Daftar Pustaka
Chung J, Ou X, Kulkarni RP, Yang C. 2015. Counting white blood cells from a blood smear using
ourier ptychographic microscopy. Plos One. 1 – 10.
Dalal S dan Zhukovsky D. 2005. Pathophysiology and Management of Fever. J Support Oncol
2006 (4): 009-016
De Bosschere H, R Ducatelle, H Vermeirsch, W Van Den Broeck and M Coryn, 2001. Cystic
endometrial hyperplasia-pyometra complex in the bitch:should the two entities be
disconnected?. Theriogenol, 55: 1509- 1519.
Fontaine, E., Levy, X., Grellet, A., Luc, A., Bernex, F., Boulouis, H., & Fontbonne, A. 2009.
Diagnosis of Endometritis in the Bitch: A New Approach. Reproduction in Domestic
Animals, 44, 196–199.
Pires M, Vilhena, H, Miranda S, Pereira M, Seixas F and Saraiva A. 2016. Proliverative
Endometrial Lesions Hidden behind the Feline Pyometra. Insight from Animal
Reproduction chapter 10.
Rosenfeld A, Dial S. 2010. Clinical Pathology for the Veterinary Team. Iowa: Wiley-Blackwell
Publishing
Zachary, J. 2017. Pathology Basis of Veterinary Diseases 6th Edition. St. Louis, Missouri: Elsevier.
Lampiran
1. Rekam Medis kucing Sisi
Hari/Tanggal Aktivitas Feces Urinasi Makan Pengobatan
Kamis, 26 Juli Aktif Habis -Infus RL 100 mL
2018 (suap) -Ampicillin 0.85 mL TID
IV
Jumat, 27 Juli Aktif PUASA -Infus RL 100 mL
2018 -Ampicillin 0.85 mL TID
IV
Sabtu, 28 Juli Aktif Normal Habis -Samylin 1 tab a.c SID
2018 -Ampicillin 0.85 mL TID
IV
Minggu, 29 Juli Aktif Normal, agak Normal Habis -Samylin 1 tab a.c SID
2018 lembek -Ampicillin 0.85 mL TID
IV
-Microlax no. I tube
Senin, 30 Juli Aktif Normal Normal Habis -Samylin 1 tab a.c SID
2018 -Ampicillin 0.85 mL TID
IV
Selasa, 31 Juli Aktif Normal Normal Habis -Samylin 1 tab a.c SID
2018 -Ampicillin 0.85 mL TID
IV
Rabu, 1 Aktif Normal Normal Habis -Samylin 1 tab a.c SID
Agustus 2018 -Ampicillin 0.85 mL TID
IV
Kamis, 2 Aktif Normal Normal Habis -Samylin 1 tab a.c SID
Agustus 2018 -Ampicillin 0.85 mL TID
IV
Jumat, 3 Aktif Normal Normal Habis -Samylin 1 tab a.c SID
Agustus 2018 -Amox forte 1.3 mL TID
Sabtu, 4 Aktif Normal Normal Habis -Samylin 1 tab a.c SID
Agustus 2018 -Amox forte 1.3 mL TID
Minggu, 5 Aktif Normal Normal Habis -Samylin 1 tab a.c SID
Agustus 2018
Senin, 6 Aktif Normal Normal Habis
Agustus 2018
(PULANG)

Anda mungkin juga menyukai