Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN PPDH KASUS PENYAKIT DALAM

FIP (Feline Infectious Peritonitis) PADA KUCING ACIL

Di PDHB drh. Cucu K. Sajuthi

Oleh :
Abednego Prasetyo Adi
180130100111089

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PEMERIKSAAN FISIK

1. Signalement

Gambar 1.1. Kucing Acil

Nama : Acil
Jenis hewan : Kucing
Ras : Domestik
Jenis kelamin : Jantan
Warna : Abu-abu
Umur : 8 bulan
Berat badan : 3,3 kg
2. Anamnesa
Seekor kucing berumur 8 bulan datang ke PDHB drh. Cucu Kartini Sajuthi
dengan kondisi perut membesar selama kurang lebih selama 5 hari, ascites
diabdominosintesis 400 cc kuning kental, jaundice, BAB lembek, demam, lesu, dan pilek.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Perawatan : Baik
Habitus : Tenang dan selalu berbaring
Tingkah laku : Jinak
Gizi dan pertumbuhan : Cukup baik
Suhu tubuh : 39,9 oC
Frekuensi napas : 56 kali/menit
Frekuensi jantung : 120 kali/menit
BCS :2
Kepala dan Leher
Ekspresi wajah : Tenang
Posisi kepala : Tegak
Pertulangan kepala : Simetris, kompak
Perototan leher : Simetris
Sistem Integumen dan Catur Indera
Kulit dan Rambut
Aspek rambut : Kusam
Kerontokan : Ada
Kebotakan : Tidak ada
Turgor kulit : >2 detik
Permukaan kulit : Tidak ada luka
Mata dan Orbita Mata Kiri
Palpabrae : Membuka sempurna
Cilia : Keluar sempurna
Konjungtiva : Pucat
Membran niktitan : Tidak terlihat
Mata dan Orbita Mata Kanan
Palpabrae : Membuka sempurna
Cilia : Keluar sempurna
Konjungtiva : Pucat
Membrana niktitan : Tidak terlihat
Bola Mata Kiri
Sklera : Tidak ada perubahan
Kornea : Terang tembus
Iris : Tidak ada perlekatan
Limbus : Rata
Pupil : Tidak ada perubahan
Refleks pupil : Ada
Vasa injeksio : Tidak ada
Bola Mata Kanan
Sklera : Tidak ada perubahan
Kornea : Terang tembus
Iris : Tidak ada perlekatan
Limbus : Rata
Pupil : Tidak ada perubahan
Refleks pupil : Ada
Vasa injeksio : Tidak ada
Telinga
Posisi telinga : Telinga berdiri
Bau : Khas serumen
Permukaan : Telinga kanan dan kiri licin
Krepitasi : Tidak ada
Refleks panggilan : Ada
Sistem Pertahanan
Ln. Mandibularis : Simetris
Ln. Retropharingealis : Tidak teraba
Ln. Axilaris : Tidak teraba
Ln. Praskapularis : Tidak teraba
Ln. Popliteus : Teraba simetris, suhu sama dengan permukaan kulit
Sistem Peredaran Darah
Inspeksi
Ictus cordis : Tidak terlihat
Auskultasi
Frekuensi : 120 kali/menit
Lapangan jantung : Tidak ada perubahan
Ritme : Teratur
Intensitas : Kuat
Sistolik, diastolik : Terdengar
Suara ekstrakardial : Tidak terdengar
Pulsus dan jantung : Sinkron
Sistem Pernapasan
Hidung dan Sinus Hidung
Bentuk : Simetris
Lubang : Sedikit basah
Aliran udara : Lancar
Inspeksi
Bentuk rongga thoraks : Simetris
Tipe pernapasan : Thorako Abdominalis
Ritme : Teratur
Intensitas : Dalam
Frekuensi : 56 kali/menit
Palpasi
Trakea : Teraba
Penekanan trakea : Tidak ada batuk
Penekanan thoraks : Tidak ada sakit
Palpasi interkostal : Tidak ada sakit
Sistem Pencernaan
Mulut dan Rongga Mulut
Rusak/ luka bibir : Ada
Mukosa : Pucat, kekuningan atau jaundice
Gigi : Tidak ada kelainan
Lidah : Semu rose
Rongga Abdomen
Inspeksi
Ukuran : Tidak simetris
Bentuk : Membesar
Palpasi
Epigastrikus dorsal : Penuh cairan
Epigastrikus medial : Penuh cairan
Epigastrikus ventral : Lambung teraba membesar, ada respon sakit, hati tidak
teraba
Mesogastrikus dorsal : Penuh cairan
Mesogastrikus medial : Penuh cairan
Mesogastrikus ventral : Penuh cairan
Hipogastrikus dorsal : Penuh cairan
Hipogastrikus medial : Penuh cairan
Hipogastrikus ventral : Penuh cairan
Anus
Sekitar anus : Bersih
Refleks spinkter : Ada
Kebersihan perianal : Bersih
Sistem Urogenital
Preputium : Tidak ada kelainan
Penis : Tidak ada perubahan glans penis
Besar : Tidak ada perubahan
Bentuk : Simetris
Sensivitas : Kenyal
Warna : Merah muda ke putih-putihan
Kebersihan : Tidak ada perubahan
Scrotum : Tidak ada perubahan
Urethra : Tidak ada perubahan
Sistem Syaraf
Tengkorak : Tidak ada perubahan
Columna vertebralis : Tidak ada perubahan
Gangguan sensorik : Tidak ada
Gangguan otonom : Tidak ada
Refleks sensoris : Ada
Gangguan kesadaran : Tidak ada
Alat Gerak dan Ekstremitas
Inspeksi
Perototan kaki depan : Simetris, kokoh
Perototan kaki belakang : Simetris, kokoh
Spasmus otot : Tidak ada
Tremor : Tidak ada
Sudut persendian : Tidak ada kelainan
Cara bergerak : Tidak ada kelainan
Cara berlari : Tidak ada kelainan
Struktur Pertulangan
Kaki kiri depan : Simetris, kokoh, kompak
Kaki kanan depan : Simetris, kokoh, kompak
Kaki kiri belakang : Simetris, kokoh, kompak
Kaki kanan belakang : Simetris, kokoh, kompak
Konsistensi pertulangan : Keras
Reaksi saat palpasi : Tidak ada respon sakit
Panjang kaki depan ka/ki : Simetris
Panjang kaki belakang ka/ki : Simetris
Kestabilan Pelvis
Konformasi : Kokoh
Kesimetrisan : Simetris
Tuber ischii : Tidak teraba
Tuber coxae : Tidak teraba
4. Temuan Klinis

5. Diagnosa Banding
- Dilated Cardiomyopathy (DCM)
- Pancreatic Peritonitis
- FIP (Feline Infeksius Peritonitis)

6. Pemeriksaan Penunjang
1. QBC (Quantitatif Blood Cells)/Hematologi
2. Kimia Darah
3. USG (Ultrasonography)
4. Test Kit
Pada kasus ini dilakukan diagnosa pennjang dengan uji QBC (Quantitatif Blood
Cells) / Hematologi dan kimia darah pada tanggal 14 Desember 2018. Dari hasil uji
tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Hematologi
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
WBC 24,1 5,5 – 19,5 103/µL
RBC 6,77 5,00 – 10,0 106/µL
HGB 10,8 8,0 – 15,0 g/dL
HCT 29,8 24,0 – 45,0 %
MCV 43,9 39,0 – 55,0 fL
MCH 16 12,5 – 17,5 Pg
MCHC 36,4 30,0 – 36,0 g/dL
PLT 103 300 – 800 103/µL
LY 4,6 20,0 – 55,0 %
MO 1,9 1,0 – 4,0 %
EO 6,6 2,0 – 12,0 %
GR 86,9 35,0 – 78,0 %
LY 1,1 1,5 – 7,0 103/µL
MO 0,5 0,0 – 0,85 103/µL
EO 1,6 0,0 – 1,5 103/µL
GR 20,9 2,5 – 14 103/µL
RDW 16,3 13,0 – 17,0 %
PCT 0,1 0,00 – 2,90 %
MPV 9,6 12,0 – 17,0 fL
PDW 11,5 0,0 – 50,0 %

2. Kimia darah
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
AST/SGOT 42 9,2 – 39,5 U/L
ALT/SGPT 10 8,3 – 52,5 U/L
Ureum/BUN 31,9 20 – 30 mg/dL
Kreatinin 0,7 1–2 mg/dL
Total Protein 6,8 5,7 – 8,0 g/dL
Albumin 2 2,4 – 3,7 g/dL
Globulin 4,8 2,6 – 5,1 g/dL
Ratio A/G 0,42 0,6 – 1,1
Total Bilirubin 2,165 0,15 – 0,20 mg/dL
Direct Bilrubin 1,639 0 – 0,3 mg/dL
GGT 17 1,8 – 12,0 U/L
Alkaline Phosphatase (ALP) 15 12 – 65,1 U/L
Glukosa 57,5 60 – 100 mg/dL

Hasil hematologi dan kimia darah diatas menunjukkan adanya peningkatan WBC
(White Blood Cell), granulosit, AST, BUN, dan Bilirubin serta adanya penurunan kadar
limfosit, albumin, kreatinin dan glukosa. Naiknnya kadar WBC dan granulosit
menunjukkan adanya indikasi infeksi didalam tubuh kucing dengan kemungkinan
adanya infeksi virus. Menurut Bush (1991), menurunnya kadar limfosit menunjukkan
tanda awal adanya infeksi virus. Menurunnya kadar albumin dapat mempengaruhi
keseimbangan tekanan osmosis didalam peredaran darah. Kondisi hipoalbuminemia ini
dapat menyebabkan tekanan osmosis didalam pembuluh darah turun sehingga
menyebabkan cairan darah dapat merembes keluar dan menyebabkan ascites. Naiknya
kadar bilirubin yang signifikan menunjukkan adanya kerusakan pada kantong empedu
yang ditandai dengan adanya gejala klinis berupa jaundice.
Pada kasus ini dilakukan juga uji penunjang dengan menggunakan USG
(Ultrasonography). Berikut adalah hasil USG yang didapat :
Gambar 6.1. Adanya akumulasi cairan didalam rongga abdomen sehingga terjadi ascites

Gambar 6.2. Adanya Penebalan pada dinding gallbladder yang ditunjukkan dengan
gambaran hiperechoic pada hasil USG
Gambar 6.3. Pada gambaran ginjal tidak menunjukkan adanya kelainan

Gambar 6.4. Pada gambaran jantng tidak menunjukkan adanya kelainan

Gambaran USG diatas menunjukkan tidak ada kelainan pada jantung kucing acil
maka diagnosa banding berupa Dilated Cardiomyopathy (DCM) dapat dihilangkan dari
diagnosa yang akan diambil. Selain uji USG juga dilakukan test kit berupa test kit FCoV dan
FPV. Pemeriksaan berupa test kit didapatkan hasil seperti berikut :
 Test Kit FCoV
Gambar 6.5. Hasil test FCoV menunjukkan hasil FCoV antibody positif
 Test Kit FPV

Gambar 6.6. Hasil test FPV menunjukkan hasil negatif


Hasil Test Kit yang dilakukan berupa test FCoV dan FPV didapatkan hasil test
Antibody FCoV positif terkena Corona Virus sehingga diagnosa banding berupa
Pancreatic Peritonitis dapat dihilangkan dari diagnosa yang akan diambil.
7. Diagnosa
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis dan hasil pemeriksaan lanjutan yaitu
pemeriksaan hematologi darah, kimia darah, USG dan test kit didapatkan hasil bahwa
kucing Acil diduga mengalami FIP (Feline Infectious Peritonitis).
8. Pembahasan
Kucing DSH bernama Acil datang ke PDHB drh. Cucu Kartini Sajuthi dengan
kondisi perut membesar selama kurang lebih selama 5 hari. Menurut anamesa dari
pemilik hewan didapatkan info bahwa kucing Acil mengalami BAB lembek, lesu, dan
pilek. Temuan klinis yang didapatkan berupa ascites di dalam rongga perut dan
dilakukan abdominosintesis cairan sebanyak 400 cc dengan konsistensi kuning kental.
Selain itu juga didapati kucing mengalami jaundice. Proses diagnosa dari kucing Acil
dilakukan dengan melakukan uji peneguhan diagnosa dengan melakukan uji berupa
QBC (Quantitatif Blood Cells)/Hematologi, Kimia Darah (Ureum, Kreatinin, ALT),
USG (Ultrasonography) dan test kit berupa test FCov dan FPV. Hasil hematologi
menunjukkan adanya peningkatan WBC (White Blood Cell), granulosit, dan terdapat
penurunan kadar limfosit didalam darah. Hasil kimia darah menunjukkan naiknya
kadar AST, BUN, dan Bilirubin serta adanya penurunan kadar albumin, kreatinin dan
glukosa.
Naiknnya kadar WBC dan granulosit menunjukkan adanya indikasi infeksi
didalam tubuh kucing dengan kemungkinan adanya infeksi virus. Menurut Bush
(1991), menurunnya kadar limfosit menunjukkan tanda awal adanya infeksi virus.
Naiknya kadar bilirubin yang signifikan menunjukkan adanya kerusakan pada
kantong empedu yang ditandai dengan adanya gejala klinis berupa jaundice. Pada
kasus ini dilakukan juga uji penunjang dengan menggunakan USG (Ultrasonography).
Pada uji ini didapatkan hasil berupa adanya effusi cairan di abdomen. Hasil Test Kit
yang dilakukan berupa test FCoV dan FPV didapatkan hasil test Antibody FCoV
positif terkena Corona Virus.
Menaiknya kadar WBC / leukosit menunujukkan adanya infeksi dan radang di
dalam tubuh. Tubuh akan merespon dengan munculnya vasodilatasi pembuluh darah
dan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah untuk mempermudah leukosit
masuk kedalam jaringan yang terkena infeksi (. Selain itu menurunnya kadar albumin
menunjukkan adanya hipoalbuminemia yang memyebabkan keseimbangan tekanan
osmotik didalam pembuluh darah menurun sehingga cairan didalam darah dapat
merembes keluar pembuluh darah dan dapat terjadi ascites.
FIP (Feline Infectiuos Peritonitis) adalah penyakit yang disebabkan oleh Feline
Corona Virus (FCoV). FCoV merupakan virus yang menyebabkan FIP pada kucing
dan tidak dapat menerang manusia (Kipar et al, 2001). FCoV termasuk golongan virus
yang mudah bermutasi dan terdapat dua tipe yaitu Feline Enteric Corona Virus
(FECV) yang menyebabkan peradangan pada usus dan Feline Infectious Peritonitis
Virus (FIPV) yang menyebabkan FIP. Penyakit FIP mempunyai dua bentuk yaitu
effusive (tipe basah) dan non effusive (tipe kering) (Gaskell at al, 2007). FIP tipe basah
ditandai dengan adanya akumulasi cairan di rongga abdomen karena banyak
pembuluh darah yang rusak sehingga cairan keluar dari pembuluh darah di daerah
peritonium masuk ke abdomen (Gaskell at al, 2007).
Pada kasus ini didapatkan diagnosa penyakit FIP tipe basah karena pada FIP
kasus ini terdapat ascites di rongga abdomen.
9. Terapi
Tindakan terapi yang diberikan pada kucing Acil adalah :
Ampicillin, Ornipural, Hembro, Vit. C, Doxycyclyne, Curcuma, HP Pro,
Urdafalk, Methycobalt, Asam Folat, Bisolon, Evion, Fluimucil, Nutriflam, Nebulizer,
Curcuma sirup, Lacbon.
10. Prognosa
Prognosa dari kasus ini adalah infausta
11. Rekam Medik
Tanggal Kondisi harian Terapi
14/12/2018 Pagi : Ampicilin
Makan disuap bagus, lesu, jaundice, Hembro
slaim, pucat, bekas tusukan Ornipural
abdominocintesis agak bengkak Vitamin C
Dilakukan Cek darah dan
Sore :
Makan disuap lumayan, jaundice, lesu, USG
muntah, cairan ascites merembes ke
subcutan

15/12/2018 Pagi : Ampicilin


Makan disuap, jaudice, urin kuning Hembro
Ornipural
pekat, cairan ascites masih ada, lesu
Vitamin C

Sore : Doxy
Makan disuap, jaundice, ada undulasi HP pro
Curcuma
Urdafalk
Metycobalt
Asam folat
Bisolvon
Test FCoV
16/12/2018 Pagi : Ampicilin
Maka disuap, jaundice, terdapat undulasi, Hembio
BAK baik, turgor baik, kurus.
Sore :
Makan disuap, jaundice, muntah, BAK
baik, diare, ascites,
Malam :
Diare
17/12/2018 Pagi : Obat oral
Makan disuap, mukosa pucat semu Dilakukan
jaudice, muntah, terdapat undulasi abdominocintesis 50 cc
diperut, diare (kental dan berwarna
Sore :
kuning)
Makan disuap, turgor sedang, BAK baik,
mukosa semu rose
18/12/2018 Pagi : Obat oral
Makan disuap, turgor sedang, BAB diare Dilakukan
bubur, mukosa semu jaundice abdominocintesis 50 cc
Sore :
(kental dan berwarna
Makan disuap, turgor sedang, diare
kuning)
bubur, mukosa semu jaundiceMakan
disuap, turgor sedang, diare bubur,
mukosa semu jaundice
19/12/2018 Pagi : Doxy
Makan disuap, turgor sedang, temperatur HP pro
Curcuma
36,50 C, diare, terdapat undulasi di
Urdafalk
abdomen, mukosa semu jaundice Metycobalt
Sore : Asam folat
Makan disuap, turgor baik, temperatur Bisolvon
360C, diare, terdapat undulasi di
abdomen, mukosa semu jaundice
20/12/2018 Pagi : Ampicilin
Makan disuap sulit, turgor ok, temperatur Hembio
Ornipural
<35, diare, otot kaku, ada kejang, mukosa
jaundice, kurus
Sore :
Makan disuap sulit, turgor ok, temperatur
<35, diare, otot kaku, ada kejang, mukosa
jaundice, sangat lesu, sangat kurus,
terdapat undulasi
Malam :
Hewan meninggal

12. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai