Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MAGANG PROFESI WAJIB KERUMAHSAKITAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


GROOVY VETCARE CLINIC
(11 JANUARI 2019 – 25 JANUARI 2020)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK G
PPDH ANGKATAN III TAHUN 2019/2020

Muflih, SKH B94174421


Jevinur Hasya E, SKH B94174426

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
2020
DATA
Pemeriksaan Fisik

Anamnesa
Kucing berjenis kelamin jantan, bernama Abu-abu datang ke Groovy Vet
cpada tanggal 12 desember 2019. Pemilik sudah beberapa hari nafsu makan
berkurang, mengalami seperti kesulitan defekasi karena sering merejan.
PEMERIKSAAN

Perawatan : Baik
Habitus : Tulang punggung rata
Temperamen : Temperamental
Gizi : Baik
Pertumbuhan badan : Baik
Sikap berdiri : Tegak dengan empat kaki
Suhu tubuh : 38.2 ºC
Turgor kulit : < 3 detik
Trachea : Teraba, tidak ada refleks batuk
Membran mukosa : Rose dan lembab
Luka Bibir : Tidak ada
Gigi geligi : Caninus kiri bawah tidak ada, incisivus tidak ada, gigi
premolar banyak plak gigi
Lidah : Rose, licin, tidak ada kelainan
Frekuensi Nadi : 164 kali per menit
Frekuensi Napas : 24 kali per menit
Auskultasi Jantung : Ritmis
Auskultasi Paru-paru : Suara paru-paru jernih

Signalment Hewan
Nama hewan : Abu-abu
Jenis/spesies hewan : Kucing
Ras/breed : Domestic Short Hair
Warna bulu dan kulit : Putih dan coklat
Jenis kelamin : Jantan
Umur : - tahun
Berat badan : 6.6 kg
Tanda khusus : -

Status present
Keadaan Umum

Perawatan : Baik
Habitus/tingkah laku : Tulang punggung lurus/agresif
Gizi : Baik
Pertumbuhan badan : Baik
Sikap berdiri : Bertumpu pada kaki belakang
Suhu tubuh : 39.2 °C
Frekuensi nadi : 136 kali/menit
Frekuensi nafas : 24 kali/menit

Adaptasi Lingkungan : Baik


Kepala dan Leher
Inspeksi
- Ekspresi wajah : Lemas
- Pertulangan kepala : Tegas, simetris
- Posisi tegak telinga : Tegak ke atas keduanya
- Posisi kepala : Lebih tinggi dari tulang punggung

Palpasi
- Turgor kulit : < 3 detik
- Kondisi kulit : Tidak ada luka atau keropeng
Mata dan Orbita Kiri
- Palpebrae : Menutup dan membuka sempurna
- Cilia : Keluar sempurna
- Konjungtiva : Rose, licin, mengkilat, basah
- Membrana nictitans : Tersembunyi

Mata dan Orbita Kanan


- Palpebrae : Menutup dan membuka sempurna
- Cilia : Keluar sempurna
- Konjungtiva : Rose, licin, mengkilat, basah
- Membrana nictitans : Tersembunyi

Bola mata kiri


- Sclera : Putih
- Cornea : Bening terang tembus
- Iris : Tidak ada perlekatan
- Limbus : Rata
- Pupil : Tidak ada perubahan
- Refleks pupil : Ada
- Vaso injectio : Tidak ada

Bola mata kanan


- Sclera : Putih
- Cornea : Bening terang tembus
- Iris : Tidak ada perlekatan
- Limbus : Rata
- Pupil : Tidak ada perubahan
- Refleks pupil : Ada
- Vaso injectio : Tidak ada

Hidung dan sinus-sinus : Simetris, aliran udara bebas, nyaring

Mulut dan rongga mulut


- Rusak/luka bibir : Tidak ada
- Mukosa : Rose, licin, mengkilat, basah
- Gigi geligi : Incisivus tidak lengkap
- Lidah : Rose, licin, mengkilat, basah

Telinga
- Posisi : Tegak ke atas keduanya
- Bau : Khas cerumen
- Permukaan daun telingan : Licin
- Krepitasi : Tidak ada
- Refleks panggilan : Ada

Leher
- Perototan : Rata, tidak ada kebengkakan
- Trakea : Tidak ada batuk
- Esofagus : Kosong, tidak ada makanan dan perlukaan
- Ln. Retropharyngealis/Ln. : Mengalami pembesaran keduanya
Mandibularis

Thoraks : Sistem pernafasan


Inspeksi
- Bentuk rongga thoraks : Simetris
- Tipe pernafasan : Costalis
- Ritme : Teratur
- Intensitas : Dalam
- Frekuensi : 24 kali/menit

Palpasi
- Penekanan rongga : Tidak ada rasa sakit
thoraks
- Palpasi intercostal : Tidak ada rasa sakit dan reaksi batuk

Perkusi
- Lapangan paru-paru : Tidak ada perubahan
- Gema perkusi : Nyaring

Auskultasi
- Suara pernapasan : Vesicular inspirasi jelas
- Suara ikutan : Tidak ada
antara in- dan ekspirasi : Tidak ada suara ikutan
Thoraks : Sistem peredaran
Inspeksi
- Ictus cordis : Tidak ada

Perkusi
- Lapangan jantung : Tidak ada kelainan

Auskultasi
- Frekuensi : 168 kali/menit
- Intensitas : Kuat
- Ritme : Teratur
- Suara sistolik dan : Jelas
diastolik
- Ekstrasistolik : Tidak ada
- Lapangan jantung : Tidak ada kelainan
- Sinkron pulsus dan : Sinkron
jantung
Abdomen dan Organ Pencernaan yang Berkaitan
Inspeksi
- Besarnya : Tidak ada kelainan
- Bentuknya : Simetris
- Legok lapar : -
- Suara peristaltik : Terdengar
lambung

Palpasi
- Epigastrikus : Tidak ada rasa sakit
- Mesogastrikus : Tidak ada rasa sakit
- Hipogastrikus : Terdapat rasa sakit (VU)
- Isi usus halus : Tidak teraba
- Isi usus besar : Tidak teraba

Auskultasi
- Peristaltik usus : Tidak terdengar

Anus
- Sekitar anus : Bersih
- Refleks sphincter ani : Ada
- Glandula perianalis- : -
anjing
- Pembesaran kolon- : Tidak ada
kucing
- Kebersihan daerah : Bersih
perianal
- Hubungan dgn vulva- : -
betina (kuda)

Perkemihan dan kelamin (urogenitalis)


Jantan
- Perhatikan preputium : Tidak ada peradangan dan perlekatan
- Perhatikan penis : Terjadi pembengkakkan
Keluarkan gland penis
- Besar : Membesar
- Bentuk : Terjadi pembengkakkan
- Sensitivitas : Sensitif
- Warna : Merah
- Kebersihan : Kotor
- Scrotum : Tidak ada peradangan
- Urethra : Ada penyumbatan
Alat gerak Inspeksi
- Perototan kaki depan : Simetris, tidak ada kelainan
- Perototan kaki belakang : Simetris, tidak ada kelainan
- Spasmus otot : Tidak ada
- Tremor : Tidak ada
- Sudut persendian : Tidak ada kelainan
- Cara bergerak – berjalan : Koordinatif
- Cara bergerak – berlari : Koordinatif

Palpasi
Struktur pertulangan
- Kaki kiri depan : Tegas, kompak, simetris dengan kaki kanan
depan
- Kaki kanan depan : Tegas, kompak, simetris dengan kaki kiri depan
- Kaki kiri belakang : Tegas, kompak, simetris dengan kaki kanan
belakang
- Kaki kanan belakang : Tegas, kompak, simetris dengan kaki kiri
belakang
- Konsistensi pertulangan : Tegas, kompak, tidak ada kelainan
- Reaksi saat palpasi : Tidak ada rasa sakit
- Letak reaksi sakit : Tidak ada
- Panjang kaki depan ka/ki : Sama
- Panjang kaki belakang : Sama
ka/ki

Lymphonodus popliteus
- Ukuran : Mengalami pembesaran
- Konsistensi : Kenyal
- Lobulasi : Jelas
- Perlekatan/pertautan : Tidak ada perlekatan
Kestabilan pelvis
- Konformasi : Tegas
- Kesimterisan : Simetris
- Tuber ischii : Teraba
- Tuber coxae : Teraba
- Identifikasi kondisi : Tidak ada lesio
dermatologi ekstrimitas
bawah
 PEMERIKSAAN LANJUTAN : Pemeriksaan urin langsung dan
sedimentasi urin, X-RAY
 DIAGNOSA : Urolithiasis
 DIFERENSIAL DIAGNOSA : -
 PROGNOSA : Dubius
 TERAPI : Flushing VU, kateter urin, terapi
cairan ringer Nacl 0,9%, RC
Urinary feline, cystaid 1 caps,
cefotaxime, petcam, direa,
metronidazole, K-max.
PEMBAHASAN

Kucing ras domestic short hair bernama Abu-abu berjenis kelamin jantan
dan berusia 4 tahun mengalami sulit urinasi sering merejan. Hasil pemeriksaan
fisik dengan metode inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi terdapat kelainan
pada abdomen bagian hipogastrikus berupa rasa sakit pada vesica urinaria (VU)
ketika dipalpasi. Adapun pemeriksaan lanjutan yang dilakukan ialah X-Ray
(Gambar 1), dan pemeriksaan langsung dan sedimentasi urin.
Gambar 1 Hasil pemeriksaan X-Ray

Hasil X-Ray (Gambar 1) menunjukkan ginjal dan VU terlihat radiopaque


yang berarti terdapat tumpukan massa. Kondisi terbentuknya urolit pada saluran
perkencingan, seperti pada vesika urinaria, ginjal, ureter, dan uretra disebut
urolithiasis (Smith et al. 2004). Urolit atau disebut juga bladder stone merupakan
batu yang terbentuk akibat supersaturasi pada urin dengan kandungan mineral-
mineral, yakni kalsium, oksalat, dan fosfat yang dapat bergerak turun sepanjang
ureter dan masuk ke dalam vesika urinaria. Akumulasi urolit tersebut
menyebabkan iritasi dan obstruksi VU sehingga menyebabkan peradangan pada
VU yang disebut cystitis. Peradangan inilah yang membuat rasa sakit pada bagian
hipogastrikus (VU) ketika dipalpasi. Adapun obstruksi VU akibat kristal
menyebabkan kucing mengalami disuria. Kondisi disuria memiliki hubungan
langsung dengan kondisi distensi kandung kemih yang membuat urin dalam
kandung kemih tidak dapat dikeluarkan secara normal. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Nelson dan Couto (2003), cystitis adalah peradangan kandung kemih
yang ditandai nyeri di abdomen, disuria, dan hematuria.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sedimentasi urin (Gambar 2) didapatkan
bentukan kristal struvite. Struvite tersusun atas magnesium, ammonium, dan
fosfat. Pemberian pakan kering pada kucing yang banyak mengandung ion
magnesium secara terus menerus akan menyebabkan tingginya penyerapan
magnesium yang bersifat basa (Stockhom dan Scot 2002). Selain itu, peningkatan
pH urin dan ammonium juga dapat terjadi akibat infeksi bakteri pada traktus
urinari. Bakteri yang menginfeksi akan memproduksi enzim urease dan
menghasilkan ion ammonia dan karbonat. Peningkatan konsentrasi magnesium,
ammonium, dan fosfat di urin menyebabkan terjadinya supersaturasi dan
membentuk kristal struvite (Morrison 1984). Morfologi struvite berbentuk seperti
prisma, ukuran yang bervariasi, tidak berwarna, dan miliki antara 3-8 sisi (Apritya
et al. 2017).
Ditemukannya urolit struvite pada urin hewan kasus dijadikan petunjuk
bahwa hewan terindikasi mengalami urolithiasis. Penanganan kejadian ini dapat
dilakukan dengan mengatur diet pakan. Lecharoensuk et al. (2001) menyatakan
bahwa pada kucing yang diberi pakan dengan diet tinggi lemak, diet rendah
protein dan potasium dan meningkatkan keasaman urin berpotensi meminimalisasi
pembentukan kristal struvite. Terapi yang diberikan pada kucing tersebut (Gambar
3) ialah pemasangan kateter urin sekaligus flushing VU, terapi cairan ringer laktat,
memberikan batugin elixir, dan antibiotik amoxiclav. Tujuan pemasangan kateter
sekaligus flushing VU ialah untuk mengeluarkan urin yang tertahan di VU akibat
terhambat oleh kristal serta membilas atau membersihkan VU dari kristal-kristal
mineral. Adapun selama pemasangan kateterin urin juga diberikan terapi cairan
ringer laktat untuk menggantikan cairan yang hilang dari tubuh (Papich 2011).
Antibiotik cefotaxime merupakan antibiotik golongan cephalosporin yang
digunakan untuk menghindari terjadinya infeksi. Pemberian antibiotik selama
pemasangan kateter urin bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri
akibat pemasangan kateter urin tersebut. Pemberian antibiotik dilakukan selama 5
hari dengan dosis untuk kucing 5 mg/kucing dua kali sehari diberikan secara per
oral. K-max dan Cystaid merupakan suplemen nutrisi untuk pengelolaan fungsi
saluran kemih bawah pada kucing untuk membantu menjaga kandung kemih yang
sehat. Petcam merupakan obat yang digunakan untuk meredakan radang
bengkak, dan rasa sakit. Obat ini termasuk golongan antiinflamasi
nonsteroid. 
Selama masa terapi di rawat inap Groovy Vetcare Clinic kondisi abu-
abu masih belum menunjukan hasil yang signifikan, pada akhirnya
memutuskan untuk dilakukan tindakan operasi perineal urethrostomy.

SIMPULAN

Kucing bernama Abu-abu setelah dilakukan pemeriksaan fisik didiagnosa


menderita urolithiasis formasi struvite. Berbagai terapi yang diberikan seperti
Flushing VU, kateter urin, terapi cairan ringer Nacl 0,9%, RC Urinary feline,
cystaid 1 caps, cefotaxime, petcam, direa, metronidazole, K-max. Namun kondisi
Abu-abu belum mengalami perubahan yang signifikan, pada akhir dilakukan
tindakan operasi perineal urethrostomy.
DAFTAR PUSTAKA

Apritya D, Yunani R, Widyawati R. 2017. Analisis urin kasus urolithiasis pada


kucing tahun 2017 di Surabaya. Agrovet. 6(1): 82-84.
Morrison WB. 1984. Feline urologic syndrome in the male cat. Iowa. State. Univ.
Dig. Repos. 46(1): 10-16.
Nelson RW, Couto CG. 2003. Small Animal Internal Medicine 3rd Edition.
London (US): Mosby Inc. Missoury
Papich MG. 2010. Handbook of Veterinary Drugs 3rd ed Small and Large Animal.
Raleigh (NC): Elseveier Saunders.
Smith BHE, Stevenson AE, Markwell PJ. 2004. Dietary sodium promotes
increased water intake and urine volume in cats. The Journal of Nutrition.
134: 2128S– 2129S.
Stockhom SL, Scott MA. 2002. Fundamental of Veterinary Clinical Pathology.
Iowa (US): Iowa State Pr.

Anda mungkin juga menyukai