A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A Nama : Tn. R
Umur : 45 tahun Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin: laki-laki Jenis Kelamin : Laki-laki
A g a m a : Islam Agama :Islam
Pendidikan : SMA Pekerjaan :-
Pekerjaan : Pedagang Alamat : Kp. Padurenan
Alamat : Kp. Padurenan Hubungan dengan Pasien : Anak
2. Keluhan Utama
1. Keluhan Utama Saat MRS
Pasien datangh ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada tembus kebelakang dan
menjalar ke bahu. Keluhan tersebut dirasakan kurang lebih 4jam sebelum masuk rs.
Pasien juga mengatakan dada sebelah kirinya terasa tebal. Pasien riwayat dipasang
ring 3 tahun yang lalu.
2. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengeluh sesak nafas dan nyeri pada bagian dada kiri sampai ke punggung.
P : Pasien mengatakan nyeri terasa saat bergerak
Q : Pasien mengatakan nyeri terasa seperti tertindih, nyeri hilang timbul, dan
menjalar kebagian punggung.
R : Pasien mengatakan nyeri pada bagian dada kiri hingga kepunggung
S : Pasien mengatakan skala 4
T : Pasien mengatakan nyeri hilang timbul
3. Diagnosa Medis
Unstable Angina Pectoris
4. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sesak nafas dan nyeri bagian dada sampai kepunggung. Pasien
mengatakan merasakan nyeri pada bagian dada kiri hingga kepunggung, skala
nyeri 4, nyeri terasa seperti tertindih, nyeri hilang timbul, dan menjalar kebagian
punggung.
Pasien mengatakan sudah merasa sesak sejak satu bulan yang lalu, tetapi tidak
berobat, pasien mengatakan masih bisa mengatasinya sendiri.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien riwayat operasi pemasangan ring 3 tahun yang lalu (2018)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit seperti yang
dialami pasien dan tidak ada penyakit lainnya.
5. Riwayat Aktivitas
1. Pola Aktifitas Sehari-hari (ADL)
ADL Di Rumah Di Rumah Sakit
Pola pemenuhan 3 kali sehari dengan nasi, lauk dan 3 kali sehari dengan nasi,
kebutuhan nutrisi sayur lauk dan sayur, dan buah
dan cairan Pantangannya, tidak boleh pepaya
(Makan dan mengkonsumsi cairan lebih dari 1 Pantangannya, tidak boleh
Minum) botol ukuran ± 600 ml/ hari mengkonsumsi cairan
lebih dari 1 botol ukuran ±
600 ml/ hari
Pola Eliminasi
BAK : BAK : rutin 4 – 6 kali sehari, BAK : rutin 4 – 6 kali
BAB : warnanya kuning sehari, warnanya kuning
2. Riwayat Psikologi
3. Riwayat Sosial
Pasien mengatakan sering bersosialisai dengan orang lain
4. Riwayat Spiritual
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Pasien tampak baik, kesadaran kompos mentis.
c. Pemeriksaan Wajah
1) Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan mata (+), Kelopak mata/palpebra oedem atau
edema (-), ptosis/dalam kondisi tidak sadar mata tetap membuka (-),
peradangan (-), luka (-), benjolan (-), Bulu mata tidak rontok, Konjunctiva dan
sclera perubahan warna (anemis), Warna iris (hitam dan sedikit abu-abu),
Reaksi pupil terhadap cahaya (miosis), Pupil (isokor), Warna Kornea (coklat).
Riwayat operasi katarak sebelah kanan, dan masih ada katarak pada mata kiri
belum dioperasi.
2) Hidung
Inspeksi dan palpasi : bentuk tulang hidung (normal) dan posisi septum nasi
(tidak ada pembengkokakn). meatus : perdarahan(-), Kotoran(-), Pembengkakan
(-), pembesaran / polip (-)
3) Mulut
Amati bibir : tidak kelainan konginetal, warna bibir (merah muda), lesi (-),
Bibir pecah (-), Amati gigi , gusi, dan lidah : Caries (-), Kotoran (-), Gigi palsu
(-), Gingivitis (-), Warna lidah (merah muda), Perdarahan (-) dan abses (-).
Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut (tidak), Benda asing : (tidak
ada)
4) Telinga
Amati bagian telinga luar: Bentuk (simetris), Ukuran (normal), Warna (coklat
muda), lesi (-), nyeri tekan (-), peradangan (-), penumpukan serumen (-).
Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna (bening) transparansi
(+) perdarahan (-), perforasi(-).
f. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
- Ictus cordis (-), pelebaran (-)CRT < 3 detik, tidak ada perubahan warna
kulit, nadi 63x/i
Palpasi
- Pulsasi pada dinding torak teraba : (Lemah) tidak ada nyeri tekan.
Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
- Batas kanan atas : ICS II linea para sternalis dextra.
- Batas kanan bawah : ICS IV linea para sternalis sinistra dextra.
- Batas Kiri atas : ICS II linea para sternalis sinistra.
- Batas Kiri bawah : ICS IV linea medio clavicularis sinistra.
Auskultasi
- BJ I terdengar (reguler)
- BJ II terdengar (reguler)
- Bunyi jantung tambahan : BJ III (-), Gallop Rhythm(-), Murmur(-).
- Keluhan lain terkait dengan jantung :
Nyeri dada hingga menjalar kepunggung.
Unstable Angina Pectoris + Chestpain
g. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
- Bentuk abdomen : (datar), Massa/Benjolan (-), Kesimetrisan (+), Bayangan
pembuluh darah vena (-), ada tampak luka atau bekas operasi pada
abdomen klien post op usus buntu
Auskultasi
- Frekuensi peristaltic usus 10 x/menit, Borborygmi (-)
Palpasi
- Palpasi Hepar (tidak teraba), Nyeri tekan (-), pembesaran (-), perabaan (lunak),
permukaan (halus), tepi hepar (tumpul)
- Palpasi Lien : normal
- Palpasi Appendik : normal, Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri menjalar
kontralateral (-).
- Palpasi Ginjal : tidak teraba : nyeri tekan (-), pembesaran (-)
Perkusi : tympani.
j. Pemeriksaan Ektremitas/Muskuloskeletal
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas(-), fraktur(-) lokasi fraktur (-),
jenis fraktur (-), kebersihan luka (-), terpasang Gib (-), Traksi(-), pen (+), luka jait
post op pemasangan pen tahun 2014
Palpalsi
Lovett’s scale 5 5 5 5 5 5 3 3
k. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran / Penghidu / Tengorokan
5 5 5 5 5 5 5 5
Uji ketajaman pendengaran : Tes bisik, Dengan arloji, Uji weber : seimbang, Uji
rinne : sama, Uji swabach : sama
Uji Ketajaman Penciuman dengan menggunakan rangsang bau-bauan (normal).
Pemeriksaan tenggorokan: lakukan pemeriksaan tonsil, adakah nyeri telan (tidak
ada).
n. Pemeriksaan Kulit/Integument
Inspeksi : Adakah lesi (+), Jaringan parut (-), Warna Kulit (kuning langsat )
Palpasi : Tekstur (halus), Turgor (normal), Kelenturan (baik), Lemak subcutan
(tebal), nyeri tekan(-)
Darah Rutin
Leukosit 7,9 ribu/uL 5 – 10
Hemoglobin 15,6 g/dL 12 – 14
Hematokrit 45,2 % 37 – 47
Trombosit 319 ribu/uL 150 – 400
Hitung Jenis
segment 50 % 52 -70
Fungsi Ginjal
Ureum 32 mg/dL 20 – 40
Kreatinin 1.38 mg/dL 0,5 – 1,5
eGFR 59 mL/mnt/1. 90 – 120
Diabetes 73
B. ANALISA DATA
No Data Diagnosa Etiologi
. Keperawatan
1. DS : Perubahan Penurunan Curah
Kontraktilitas Jantung
Pasien mengatakan sesak napas dan
cepat lelah saat digunakan untuk
beraktivitas
DO:
DO:
DO :
bernapas, dengan kriteria hasil : 2. Monitor pola napas (seperti bradipnea, mengambil tindakan ketika ada perubahan pola
kelemahan otot Ventilasi semenit takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, pernapasan untuk mendeteksi tanda-tanda awal
(D.0005) 3. Monitor kemampuan batuk efektif 2. Bradipneu, Pernapasan turun di bawah 12 napas
Kapsitas vital
4. Monitor adanya produksi sputum per menit tergantung pada usia pasien.
meningkat
5. Monitor adanya sumbatan jalan napas Takipnea, napas cepat dan dangkal, dengan
Tekanan ekspirasi
6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru lebih dari 24 napas per menit. Hiperventilasi,
dan inspirasi
7. Auskultasi bunyi napas Peningkatan frekuensi dan kedalaman
meningkat
8. Monitor saturasi oksigen pernapasan. Kussmaul, Pernapasan dalam
Dispneu menurun
Penggunaan otot 9. Monitor nilai AGD dengan kecepatan cepat, normal, atau lambat
bantu napas menurun 10. Monitor hasil x-ray toraks berhubungan dengan asidosis metabolik berat,
Pemanjangan fase Terapeutik khususnya ketoasidosis diabetik (DKA) tetapi
ekspirasi menurun juga gagal ginjal. Cheyne-Stokes , Pernapasan
11. Atur interval waktu
Pemanjangan fase yang semakin dalam dan terkadang lebih cepat,
pemantauan respirasi sesuai kondisi
ekspirasi menurun diikuti dengan penurunan bertahap yang
pasien
Ortopnea menurun menyebabkan apnea. Polanya berulang, dengan
12. Dokumentasikan hasil
Pernapasan cuping setiap siklus biasanya memakan waktu 30 detik
pemantauan
idung menurun hingga 2 menit. Biot, Kelompok inspirasi cepat
Edukasi
Frekuensi napas dan dangkal diikuti dengan periode apnea yang
13. Jelaskan tujuan dan prosedur teratur atau tidak teratur (10 hingga 60 detik).
meningkat
pemantauan Ataksia, Pernapasan yang tidak teratur dengan
Kedalaman napas
jeda yang tidak teratur dan periode apnea yang
meningkat
meningkat.
Ekskursi dada
3. Gerakan paradoks perut (gerakan ke dalam
meningkat
versus gerakan ke luar selama inspirasi)
merupakan indikasi kelelahan dan kelemahan
otot pernapasan.
4. Ini mungkin merupakan indikasi penyebab
perubahan pola pernapasan.
5. Hal ini untuk mendeteksi penurunan atau
tambahan suara napas.
6. Memonitor kesimetrisan paru-paru, mengetahui
pola napas yang efektif
7. Memonitor suara tambahan
8. Ini memonitor oksigenasi dan status ventilasi.
9. Menentukan apakah terjadinya asidosis/
alkalosis (Ph), menentukan nilai PaCO2 dan
HCO3 meningkat atau menurun, menentukan
apakah terjadi kelebihan atau kekurangan dan
apakah akan terjadi Hypoxia (PaO2).
10. Memonitor paru-paru, menjadi indikator awal
melihat perubahan yang terjadi.
Teraupetik
Mengidentifikasi lokasi,
2
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri serta
Identifikasi skala nyeri
DS :
Pasien mengatakn nyeri sudah berkurang
DO :
P : pasien mengatakan nyeri saat bergerak
Q: Nyeri seperti tertimpa benda berat
R: Bagian dada kiri menjalar ke lengan kiri
S: 3 (Tiga)
T: Hilang Timbul (bertambah nyeri saat
digunakan aktifitas)
Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
DS :
Pasien mengatakan senang diajari teknik
relaksasi napas dalam
DO :
Pasien tampak kooperatif saat diajari
teknik relaksasi napas dalam
Pasien tampak mampu mengikuti
intsruksi perawat
3
Memonitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya napas
DS :
Pasien mengatakn sesak napas berkurang
DO :
Pasien tampak lebih nyaman
RR 20x/mnt
teratur, kedalaman sedang
Memonitor pola napas
DS : -
DO :
Tidak ada sura napas tambahan
pasien tidak menggunakan otot bantu napas
tidak ada cuping hidung
Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri serta
Identifikasi skala nyeri
DS :
Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
DO :
P : pasien mengatakan nyeri saat bergerak
Q: Nyeri seperti tertimpa benda berat
R: Bagian dada kiri menjalar ke lengan kiri
S: 2 (Dua)
T: Hilang Timbul (bertambah nyeri saat
digunakan aktifitas)
F. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Jam No. Perkembangan Pasien (SOAP) Paraf
Dx
01/ 11/ 2021 17.00 1 S:
Pasien mengatakan merasakan nyeri dada, nyeri
yang dirasakan seperti tertindih, nyeri hilang
timbul, nyeri yang dirasakan masih menjalar ke
punggung, tidak ada tanda gejala penurunan
curah jantung,
O:
TD :140/90 mmHg, N:60 x/mnt, RR 28
x/mnt, S 36,5oC, SPO2 : 96%
Pasien tampak memegangi bagian dada sebelah
kiri
Pasien terpasang oksigen nassal kanul 4lpm
Pasien terpasang infus NaCL 0,9% : 500
ml/24jam
Pasien BAK 300ml
Pasien mengusap daerah dada yang nyeri
P:
Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake dan output Cairan
- Monitor tanda dan gejala penurunan curah
jantung
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Monitor Tanda-tanda vital
17.00 2 S:
P : pasien mengatakan nyeri saat bergerak
Q: Nyeri seperti tertimpa benda berat
R: Bagian dada kiri menjalar ke lengan kiri
S: 5 (lima)
T: Hilang Timbul (bertambah nyeri saat
digunakan aktifitas)
Pasien mengatakan masih pusing
O:
Skala nyeri 5 dari rentang 1-10
Pasien tampak meringis kesakitan saat nyeri
muncul
Pasien mengusap daerah dada yang nyeri
Posisi klien semi fowler
P:
Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas
nyeri serta Identifikasi skala nyeri
- Berikan teknik farmakologi
- Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
17.00 3 S:
Pasien mengatakan sesak napas sudah
berkurang
Pasien badan terasa lemas
O:
Posisi klien semi fowler
Pasien tampak menggunakan otot bantu nafas
Pasien masih tampak lemas
Tidak ada bunyi suara napas tambahan
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya napas
- Monitor pola napas
- Monitor saturasi oksigen
30 1 S:
November
Pasien nyeri berkurang, nyeri yang dirasakan
2021
seperti tertindih, nyeri hilang timbul, nyeri
yang dirasakan masih menjalar ke punggung,
tidak ada tanda gejala penurunan curah jantung,
O:
TD :168/107 mmHg, N:125 x/mnt, RR 20
x/mnt, S 36,2oC, SPO2 : 98%
Pasien sudah tidak terpasang oksigen
Pasien terpasang infus NaCL 0,9% : 500
ml/24jam
Pasien BAK 300ml
P:
Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake dan output Cairan
- Monitor tanda dan gejala penurunan curah
jantung
- Monitor Tanda-tanda vital
2 S:
P : pasien mengatakan nyeri saat bergerak
Q: Nyeri seperti tertimpa benda berat
R: Bagian dada kiri menjalar ke lengan kiri
S: 3 (tiga)
T: Hilang Timbul (bertambah nyeri saat
digunakan aktifitas)
O:
Skala nyeri 3 dari rentang 1-10
Pasien tampak meringis kesakitan saat nyeri
muncul
Pasien mengusap daerah dada yang nyeri
Posisi klien semi fowler
A : Nyeri akut belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas
nyeri serta Identifikasi skala nyeri
- Anjurkan menerapkan teknik relaksasi
napas dalam
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
3 S:
Pasien mengatakan sesak napas sudah
berkurang
Pasien badan terasa lemas
O:
Posisi klien semi fowler
Pasien tampak menggunakan otot bantu nafas
Pasien masih tampak lemas
Tidak ada bunyi suara napas tambahan
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya napas
- Monitor pola napas
- Monitor saturasi oksigen
01 Desember S:
2021
Pasien nyeri berkurang, nyeri yang dirasakan
seperti tertindih, nyeri hilang timbul, nyeri
yang dirasakan masih menjalar ke punggung,
tidak ada tanda gejala penurunan curah jantung,
O:
TD :168/107 mmHg, N:125 x/mnt, RR 20
x/mnt, S 36,2oC, SPO2 : 98%
Pasien sudah tidak terpasang oksigen
Pasien terpasang infus NaCL 0,9% : 500
ml/24jam
Pasien BAK 300ml
P:
Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake dan output Cairan
- Monitor tanda dan gejala penurunan curah
jantung secara mandiri
S:
P : pasien mengatakan nyeri saat bergerak
Q: Nyeri seperti tertimpa benda berat
R: Bagian dada kiri menjalar ke lengan kiri
S: 3 (tiga)
T: Hilang Timbul (bertambah nyeri saat
digunakan aktifitas)
O:
Skala nyeri 3 dari rentang 1-10
Pasien tampak meringis kesakitan saat nyeri
muncul
Pasien mengusap daerah dada yang nyeri
Posisi klien semi fowler
O:
Posisi klien semi fowler
Pasien tidak tampak menggunakan otot bantu
nafas
Tidak ada bunyi suara napas tambahan
napas teratur
RR : 20x/mnt
P : Intervensi dihentikan