Disusun oleh:
160112130070
Pembimbing:
drg.Dewi Zakiawati.,M.Sc
Pasien wanita 26 tahun datang ke RSGM UNPAD dengan keluhan sariawan di bibir
bawah kanan sejak 3 hari lalu. Dari anamnesa pasien, keluhan awal saat bangun tidur muncul
sariawan yang memerah dengan rasa tidak nyaman gatal seperti kesemutan,dan tidak enak badan.
Keesokan harinya terasa perih dan sakit terutama saat melakukan gerakan seperti berbicara dan
makan pedas dan minum panas, terasa lebih ringan jika makan minum dingin. Sariawan
membesar dan berubah warna menjadi putih kekuningan dikelilingi warna merah. Sering muncul
menjelang waktu haid. Konsumsi sayur, buah-buahan dan air putih sangat jarang. Hingga kini
Pemeriksaan ekstra oral, adanya kelenjar submental kanan yang teraba dan sakit saat
palpasi dan kelenjar servikal kiri yang teraba tetapi tidak sakit saat dipalpasi. Pemeriksaan Intra
oral, terdapat 2 lesi di mukosa labial inferior dextra berukuran 3mm dan 0,5mm berbentuk bulat
dan lonjong, warna dasar lesi putih, cekung dan dangkal dikelilingi daerah eritematous (Gambar
1). Pada mukosa bukal dan lateral lidah terdapat garis berwarna putih sejajar oklusal gigi, tidak
dapat discrap (Gambar 2 dan 3). Oral hygiene pasien sedang, terdapat kalkulus, plak, dan karies
regio 17, 37, 38, 47. Dari hasil pemeriksaan subjektif dan objektif, ditegakkan diagnosa
Recurrent Aphtosus Stomatitis (RAS) minor multiple ec pre-menstruasi a/r mukosa labial inferior
dextra, Cheek bitting a/r mukosa bukal sinistra dextra, lateral lingual sinistra dextra, serta
Cheilitis eksfoliatif.
Gambar 1. Dua ulser pada mukolasa labial inferior dextra
Gambar 3. Teraan gigitan bilateral pada lateral lidah dextra dan sinistra
1
Kunjungan I (29-01-2020)
Terapi dengan pemberian steroid topikal, antiseptik topikal dan vitamin. Steroid topikal
yang diberikan Triamcinolone Acetanide 0,1%, diaplikasikan 3 kali/hari ditempat yang terasa
sakit pada waktu setelah makan dan malam hari sebelum tidur agar obat dapat berkontak secara
optimal dan dioleskan tipis pada lesi. Pemberian antiseptik topikal berupa obat kumur
chlorhexidine glukonat 0,2%. Selain itu diberikan vitamin yang mengandung B12 1000 mcg/hari
Selain obat-obatan di atas, diberikan juga penjelasan mengenai OHI DHE KIE sebagai
informasi penyakit yang dialami pasien yaitu RAS. Dianjurkan menjaga kebersihan gigi dan
mulut. Konsumsi sayur dan buah secara rutin, diet sehat dan gizi seimbang. Pemakaian madu
dioleskan di bibir yang kering 3 kali/hari dan konsumsi air putih. Pasien diminta kontrol setelah
1 minggu.
Kunjungan II (10-02-2020)
Setelah 12 hari sejak kunjungan pertama, pasien sudah tidak mengeluhkan rasa sakit.
Pemeriksaan intra oral diketahui semua lesi sudah mengalami penyembuhan, jumlah lesi tidak
bertambah, terlihat berwarna kemerahan pada bekas lesi ulserasi di mukosa labial inferior dextra
(Gambar 4). Pasien sudah mengikuti instruksi untuk pengobatannya. Perawatan selanjutnya
adalah melanjutkan manajemen diet makanan sehat seimbang yang banyak mengandung B12,
asam folat dan cukup minum air putih, membersihkan gigi dan lidah sehari 2 kali serta
2
Gambar 4. Ulser mukosa labial (-), makula eritema post RAS (+)
DISKUSI
sariawan pada bibir bawah, timbul setiap bulannya menjelang haid minimal 2 sariawan. Hal ini
akibat dari beberapa faktor predisposisi RAS yaitu siklus menstruasi atau faktor estrogen yang
terjadi pada pasien. RAS adalah kelainan yang dikarakteristikkan dengan ulserasi berulang pada
Ulser minor RAS berbentuk bulat, berukuran kecil, nyeri, berdiameter 3-6 mm, dilapisi
membran berwarna putih kekuningan, dikelilingi daerah kemerahan yang tipis. Lesi dapat
berjumlah satu atau banyak, timbul berulang setiap 3-4 minggu dan terjadi di usia 10-40 tahun.
Biasanya terjadi di mukosa labial, bukal, dan dasar mulut, jarang terjadi di gingiva, palatum dan
dorsum lidah1,2,3,4. Selain itu dapat terjadi infeksi sekunder ditandai dengan timbulnya
limfadenopati. Nodus limfatik servikal membesar dan ada nyeri tekan 5,6,7. Terdapat 2 buah ulser
pada pasien ini di mukosa labial inferior dextra berukuran 0,5 mm dan 3 mm, berbentuk oval
berwarna putih dengan margin ireguler, tepi halo eritem, permukaan cekung, kedalaman dangkal
3
dan dasar putih tidak rata dan terasa sakit. Ulserasi RAS pasien ini termasuk dalam klasifikasi
RAS minor sembuh dalam beberapa minggu dengan mengatasi faktor predisposisi,
medikasi. Terapi yang diberikan pada pasien ini melalui dua pendekatan, yaitu non farmakologis
dan farmakologis. Pendekatan non farmakologis, melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi
(KIE) mengenai penyakitnya agar mengetahui gejala dan penatalaksanaan yang tepat.
Diinstruksikan selalu menjaga kebersihan mulut, meningkatkan konsumsi air putih, sayur dan
buah. Secara farmakologis, diberikan pasta triamcinolone, merupakan kortikosteroid sediaan gel
dapat beradaptasi pada mukosa yang lembab, berfungsi antiinflamasi dan mengurangi rasa sakit.
Larutan chlorhexidine glukonat 0,2% adalah obat kumur untuk RAS, dapat mengurangi durasi
dan ketidaknyamanan RAS, bakterisida, dan dapat menjaga kebersihan mulut. Vitamin B12 dan
Asam Folat menjaga kesehatan jaringan syaraf dan membantu pembentukan sel darah merah
yang berperan dalam proses penyembuhan jaringan lesi ulserasi secara sistemik.
4
SIKLUS MENSTRUASI
FASE MENSTRUASI
FASE FOLIKULER / PROLIFERASI
FASE SEKRESI / LUTEAL
RAS
RAS MINOR RAS MAYOR
HERPETIFORM
GENETIK
DEFISIENSI
NUTRISI
TRAUMA
STRESS
OBAT-
OBATAN
PENYAKIT
SISTEMIK
ALERGI
5
DAFTAR PUSTAKA
1. Greenberg MS., Glick M. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment. 11 th ed.
2. Cawson RA., Odell EW. Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. 8th ed. Edinburg.
2008: 220-222
3. Langlais, Robert P., Craig S., Miller. Color Atlas of Common Oral Disease. 4 th ed.
4. Laskaris, George. Pocket Atlas of Oral Disease 2nd ed. New York. 2006: 23, 54-55
5. Scully, C. Oral and Maxillofacial Medicine. 3nd Ed. Elsevier. 2013: 151-6
6. Birnbaum, W., Stephen MD. Oral Diagnosis: The Clinician’s Guide. Editor: Lilian Juwono.
Diagnosis Kelainan dalam Mulut, Petunjuk bagi Klinisi. Jakarta. 2010: 271- 2.
7. Coulthard P., et all. Oral and Maxillofacial Surgery, Radiology, Pathology and Oral
8. Soetiarto F, Anna M, Sri U. Hubungan Antara Reccurent Aphthae Stomatitis dan Kadar