Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN STUDI KASUS MINOR

ILMU PENYAKIT MULUT

RECURRENT APHTHOUS STOMATITIS

Disusun oleh:

Novita Herdianti Effendi

160112130070

Pembimbing:

drg.Dewi Zakiawati.,M.Sc

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2020
LAPORAN KASUS

Pasien wanita 26 tahun datang ke RSGM UNPAD dengan keluhan sariawan di bibir

bawah kanan sejak 3 hari lalu. Dari anamnesa pasien, keluhan awal saat bangun tidur muncul

sariawan yang memerah dengan rasa tidak nyaman gatal seperti kesemutan,dan tidak enak badan.

Keesokan harinya terasa perih dan sakit terutama saat melakukan gerakan seperti berbicara dan

makan pedas dan minum panas, terasa lebih ringan jika makan minum dingin. Sariawan

membesar dan berubah warna menjadi putih kekuningan dikelilingi warna merah. Sering muncul

menjelang waktu haid. Konsumsi sayur, buah-buahan dan air putih sangat jarang. Hingga kini

sariawannya belum diobati.

Pemeriksaan ekstra oral, adanya kelenjar submental kanan yang teraba dan sakit saat

palpasi dan kelenjar servikal kiri yang teraba tetapi tidak sakit saat dipalpasi. Pemeriksaan Intra

oral, terdapat 2 lesi di mukosa labial inferior dextra berukuran 3mm dan 0,5mm berbentuk bulat

dan lonjong, warna dasar lesi putih, cekung dan dangkal dikelilingi daerah eritematous (Gambar

1). Pada mukosa bukal dan lateral lidah terdapat garis berwarna putih sejajar oklusal gigi, tidak

dapat discrap (Gambar 2 dan 3). Oral hygiene pasien sedang, terdapat kalkulus, plak, dan karies

regio 17, 37, 38, 47. Dari hasil pemeriksaan subjektif dan objektif, ditegakkan diagnosa

Recurrent Aphtosus Stomatitis (RAS) minor multiple ec pre-menstruasi a/r mukosa labial inferior

dextra, Cheek bitting a/r mukosa bukal sinistra dextra, lateral lingual sinistra dextra, serta

Cheilitis eksfoliatif.
Gambar 1. Dua ulser pada mukolasa labial inferior dextra

Gambar 2. Teraan gigitan bilateral di mukosa bukal


a/r buccal sinistra 34-38 dan buccal dextra 44-48

Gambar 3. Teraan gigitan bilateral pada lateral lidah dextra dan sinistra

1
Kunjungan I (29-01-2020)

Terapi dengan pemberian steroid topikal, antiseptik topikal dan vitamin. Steroid topikal

yang diberikan Triamcinolone Acetanide 0,1%, diaplikasikan 3 kali/hari ditempat yang terasa

sakit pada waktu setelah makan dan malam hari sebelum tidur agar obat dapat berkontak secara

optimal dan dioleskan tipis pada lesi. Pemberian antiseptik topikal berupa obat kumur

chlorhexidine glukonat 0,2%. Selain itu diberikan vitamin yang mengandung B12 1000 mcg/hari

dan Asam Folat 400 µg.

Selain obat-obatan di atas, diberikan juga penjelasan mengenai OHI DHE KIE sebagai

informasi penyakit yang dialami pasien yaitu RAS. Dianjurkan menjaga kebersihan gigi dan

mulut. Konsumsi sayur dan buah secara rutin, diet sehat dan gizi seimbang. Pemakaian madu

dioleskan di bibir yang kering 3 kali/hari dan konsumsi air putih. Pasien diminta kontrol setelah

1 minggu.

Kunjungan II (10-02-2020)

Setelah 12 hari sejak kunjungan pertama, pasien sudah tidak mengeluhkan rasa sakit.

Pemeriksaan intra oral diketahui semua lesi sudah mengalami penyembuhan, jumlah lesi tidak

bertambah, terlihat berwarna kemerahan pada bekas lesi ulserasi di mukosa labial inferior dextra

(Gambar 4). Pasien sudah mengikuti instruksi untuk pengobatannya. Perawatan selanjutnya

adalah melanjutkan manajemen diet makanan sehat seimbang yang banyak mengandung B12,

asam folat dan cukup minum air putih, membersihkan gigi dan lidah sehari 2 kali serta

manajemen pola hidup.

2
Gambar 4. Ulser mukosa labial (-), makula eritema post RAS (+)

DISKUSI

Diagnosis hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis didapatkan Recurrent Aphtosus

Stomatitis (RAS) minor multiple ec premenstruasi,karena pasien datang dengan keluhan

sariawan pada bibir bawah, timbul setiap bulannya menjelang haid minimal 2 sariawan. Hal ini

akibat dari beberapa faktor predisposisi RAS yaitu siklus menstruasi atau faktor estrogen yang

terjadi pada pasien. RAS adalah kelainan yang dikarakteristikkan dengan ulserasi berulang pada

mukosa oral pasien tanpa disertai gejala penyakit lainnya.

Ulser minor RAS berbentuk bulat, berukuran kecil, nyeri, berdiameter 3-6 mm, dilapisi

membran berwarna putih kekuningan, dikelilingi daerah kemerahan yang tipis. Lesi dapat

berjumlah satu atau banyak, timbul berulang setiap 3-4 minggu dan terjadi di usia 10-40 tahun.

Biasanya terjadi di mukosa labial, bukal, dan dasar mulut, jarang terjadi di gingiva, palatum dan

dorsum lidah1,2,3,4. Selain itu dapat terjadi infeksi sekunder ditandai dengan timbulnya

limfadenopati. Nodus limfatik servikal membesar dan ada nyeri tekan 5,6,7. Terdapat 2 buah ulser

pada pasien ini di mukosa labial inferior dextra berukuran 0,5 mm dan 3 mm, berbentuk oval

berwarna putih dengan margin ireguler, tepi halo eritem, permukaan cekung, kedalaman dangkal

3
dan dasar putih tidak rata dan terasa sakit. Ulserasi RAS pasien ini termasuk dalam klasifikasi

ulser minor. sembuh tanpa meninggalkan bekas luka.1

RAS minor sembuh dalam beberapa minggu dengan mengatasi faktor predisposisi,

medikasi. Terapi yang diberikan pada pasien ini melalui dua pendekatan, yaitu non farmakologis

dan farmakologis. Pendekatan non farmakologis, melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi

(KIE) mengenai penyakitnya agar mengetahui gejala dan penatalaksanaan yang tepat.

Diinstruksikan selalu menjaga kebersihan mulut, meningkatkan konsumsi air putih, sayur dan

buah. Secara farmakologis, diberikan pasta triamcinolone, merupakan kortikosteroid sediaan gel

dapat beradaptasi pada mukosa yang lembab, berfungsi antiinflamasi dan mengurangi rasa sakit.

Larutan chlorhexidine glukonat 0,2% adalah obat kumur untuk RAS, dapat mengurangi durasi

dan ketidaknyamanan RAS, bakterisida, dan dapat menjaga kebersihan mulut. Vitamin B12 dan

Asam Folat menjaga kesehatan jaringan syaraf dan membantu pembentukan sel darah merah

yang berperan dalam proses penyembuhan jaringan lesi ulserasi secara sistemik.

4
SIKLUS MENSTRUASI

FASE MENSTRUASI
FASE FOLIKULER / PROLIFERASI
FASE SEKRESI / LUTEAL

PERUBAHAN KADAR HORMON

KELAINAN RONGGA MULUT

PERDARAHAN GINGIVA HERPES LABIALIS


REKUREN
RECURRENT STOMATITIS AFTOSA
(RAS)

RAS
RAS MINOR RAS MAYOR
HERPETIFORM

GENETIK

DEFISIENSI
NUTRISI

TRAUMA

STRESS

OBAT-
OBATAN
PENYAKIT
SISTEMIK

ALERGI

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Greenberg MS., Glick M. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment. 11 th ed.

Hamilton. 2008: 547-550

2. Cawson RA., Odell EW. Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. 8th ed. Edinburg.

2008: 220-222

3. Langlais, Robert P., Craig S., Miller. Color Atlas of Common Oral Disease. 4 th ed.

Philadelphia. 2009: 34, 64-65

4. Laskaris, George. Pocket Atlas of Oral Disease 2nd ed. New York. 2006: 23, 54-55

5. Scully, C. Oral and Maxillofacial Medicine. 3nd Ed. Elsevier. 2013: 151-6

6. Birnbaum, W., Stephen MD. Oral Diagnosis: The Clinician’s Guide. Editor: Lilian Juwono.

Diagnosis Kelainan dalam Mulut, Petunjuk bagi Klinisi. Jakarta. 2010: 271- 2.

7. Coulthard P., et all. Oral and Maxillofacial Surgery, Radiology, Pathology and Oral

Medicine. Vol.1. 3th Ed. Elsevier. 2013: 241-3.

8. Soetiarto F, Anna M, Sri U. Hubungan Antara Reccurent Aphthae Stomatitis dan Kadar

Hormon Reproduksi Wanita 2009: 79-86.

Anda mungkin juga menyukai