Anda di halaman 1dari 3

Manajemen Pemeliharaan

Manajemen pemeliharaan yang kami ikuti dan lakukan di peternakan ayam


Farm Kopo yaitu meliputi periode persiapan (preparing period), periode pemanasan
(brooding period), sedangkan di Farm Ade sopyan Bandung, Cililin yaitu periode
pertumbuhan (growing period), dan periode pemanenan (catching period).
Manajemen Persiapan kandang
Periode persiapan meliputi pembersihan kandang, pengeringan kandang,
pengapuran kandang, dan pemberian desinfektan. Proses pembersihan kandang
dimulai dari membersihkan sisa-sisa litter dan kotoran dari sisa panen sebelumnya
atau sisa-sisa bahan bangunan pada kandang baru. Kandang kemudian disemprot
dengan air sabun atau detergent dan dilakukan pengeringan kandang. Kandang juga
disemprot dengan desinfektan untuk mematikan kuman-kuman patogen. Selain itu,
pengapuran kandung untuk mematikan bakteri dan jamur. Masa istirahat kandang
berlangsung selama kurang lebih 7 hari, selanjutnya dilakukan penaburan sekam satu
hari sebelum DOC masuk.
Manajemen Brooding
Periode persiapan kandang brooding yang akan digunakan untuk pemeliharaan
dilakukan pengecekan kelengkapan peralatan terlebih dahulu yang disesuaikan dengan
jumlah DOC. Periode brooding ini memiliki tujuan untuk menyediakan lingkungan
pemeliharaan yang nyaman dan sehat secara efisien, serta ekonomis bagi anak ayam
agar pertumbuhannya optimal. Periode brooding penting untuk diperhatikan karena
pada masa ini terjadi perkembangan tulang dan berbagai organ tubuh ayam
(Hankovszky 2018).
Lantai pada kandang ini dialasi sekam secukupnya atau tinggi sekam kurang
lebih 5 cm, namun sayangnya di farm tidak diberikan alas seperti koran. Fungsi dari
kertas koran yaitu untuk memberikan rasa hangat pada telapak kaki DOC serta
menghindarkan agar DOC tidak memakan sekam. Jika kaki-kaki DOC langsung
menyentuh sekam maka akan memberi efek dingin. Tempat pakan dan minum terlebih
dahulu diisi 2 jam sebelum waktu chick in. Pakan yang diberikan yaitu pakan starter.
Pemberian pakan dan minum dilakukan secara ad libitum. Air minum segera diberikan
pada DOC untuk menghindari kondisi dehidrasi selama transportasi.
DOC sebelum masuk kadang disiapkan juga pemanas dengan menggunakan
arang dengan suhu kandang mencapai 33-35 oC. Pemanas digunakan untuk membantu
ayam mencapai suhu optimal, karena ayam belum dapat meregulasi suhu tubuhnya.
Penggunaan brooder di waktu brooding berfungsi sebagai pengganti induk ayam agar
ayam tetap mendapatkan kehangatan serta mendapatkan lingkungan yang nyaman.
Hari kedua setelah DOC masuk dan seterusnya suhu pemanas akan kurangkan sampai
umur ayam mencapai 14 hari. Alat pemanas pada periode ini harus dinyalakan secara
terus-menerus untuk mempercepat penyerapan kuning telur. Semakin cepat kuning
telur terserap maka kemungkinan terserang penyakit akan semakin kecil, karena
kuning telur merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Pengontrolan suhu brooder oleh peternak harus dilakukan agar sesuai dengan
kebutuhan suhu DOC (Ustomo 2016).
Pemeriksaan surat perjalanan dan jumlah populasi DOC yang dikirim akan
dilakukan pertama kali pada saat ayam datang. DOC yang mati saat transportasi akan
dibuatkan laporan berita acara. DOC diturunkan dari truk dan dilakukan penimbangan
secara sampling yaitu sebanyak 5-10 % dari populasi. Sampling dilakukan secara acak
dari beberapa box. Tujuan dari penimbangan ini adalah untuk mengetahui
keseragaman bobot badan/uniformity. Penimbangan juga dilakukan untuk inspeksi
kondisi fisik DOC yang berkualitas baik mempunyai ciri kaki yang proporsional dan
mengkilap, bulu penuh dan cerah, terlihat aktif, mata bulat dan bercahaya, persendian
kaki tidak memerah, dan bebas dari kelainan bentuk/deformitas (Cobb 2018). DOC
yang didatangkan untuk farm komersil berasal dari PT Intan Jaya Abadi. DOC yang
dikirim yaitu DOC grade A.
Manajemen growing
Periode pertumbuhan dilakukan pelebaran kandang yang bertujuan untuk
menghindari kepadatan populasi ayam dan mengatur pertumbuhan ayam seragam.
Populasi ayam yang terlalu padat akan menimbulkan bertumpuknya kotoran dan
menyebabkan meningkatnya amonia kandang, kurangnya suplai oksigen dan
rendahnya feed intake karena jumlah tempat pakan dan minum kurang serta sebagai
akibat adanya peningkatan temperatur kandang, sehingga menyebabkan pertumbuhan
menjadi terhambat dan tidak seragam. Pelaksanaan pelebaran kandang dilakukan
dengan cara menggeser sekat sesuai dengan pertumbuhan ayam. Pelebaran kandang
dengan luasan maksimal yakni pada usia 14 hari. Jenis pakan yang diganti dengan
jenis AS 101 hingga pellet, dan pengurangan penggunaan heater. Ayam pada periode
ini juga sudah dilakukan vaksinasi yaitu vaksinasi terhadap virus Gumboro dengan
pada umur 3 hari dan vaksin terhadap virus Newcastle Diseases pada umur 3 hari.
Manajemen seleksi dan pencatatan
Pelaksanaan seleksi dan culling di farm komersil dilakukan dari awal hingga
akhir pemeliharaan ayam. Berdasarkan pengamatan program seleksi dan culling ini
yaitu pengambilan ayam yang menunjukan gejala penyakit yang menular, perbedaan
bentuk morfologi, perbedaan keseragaman ukuran. Tujuan dari seleksi dan culling yaitu
agar ayam yang kalah bersaing dalam mencari pakan sehingga tumbuhnya terhambat
dapat mengejar petumbuhannya dari ayam yang lain dan juga untuk menghindari
penularan penyakit dari ayam sakit ke ayam yang sehat.
Pemeriksaan tiap kandang dilakukan setiap pagi, siang sore, dan malam hari.
Pemeriksaan dan pencatatan meliputi bobot badan, jumlah ayam yang mati, jumlah
ayam afkir, jumlah pakan yang dikonsumsi, jumlah air yang dikonsumsi. Selain itu ada
pencatatan suhu dan pengukuran kadar amonia. Ayam yang mati dinekropsi untuk
mengetahui penyebab kematian ayam serta tindakan pengobatan maupun pencegahan
yang harus dilakukan selanjutnya. Ayam yang mati dapat di afkir dan dibuang pada
tempat pembuangan bangkai yang sudah disediakan atau diambil oleh pihak ketiga.
Sekam bekas panen diolah menjadi pupuk. Limbah cairan atau air bekas pencucian
langsung dialirkan ke selokan yang bermuara di sungai.
Manajemen Sistem Panen
Persiapan panen dimulai dengan mengecek surat perintah muatan yang dibawa
supir, surat tanda nomer kendaraan (STNK), dan kartu tanda penduduk (KTP) supir. Hal
ini dilakukan untuk menghindari kecurangan dalam pemuatan ayam. Ayam dimuat
sesuai dengan jumlah yang diajukan dari owner setelah pemeriksaan kelengkapan
dokumen. Proses panen yang dilakukan di farm komersil yaitu dilakukan dengan
penjarangan ayam-ayam seleksi terlebih dahulu. Panen dilakukan untuk ayam yang telah
mencapai bobot yang ditargetkan.
Panen ayam atau penjarangan dilakukan biasanya pada jam 15.00- 18.00 WIB atau
19.30.00-00.00 WIB bahkan hingga pagi hari tergantung banyaknya panen. Pemanenan
dilakukan pada malam hari agar ayam tidak terkena panas saat proses transportasi.
Tahapan dalam panen yaitu dengan menimbang ayam per 25 ekor atau sesuai
permintaan, setiap melakukan penimbangan harus dilakukan pencatatan baik dari pihak
farm maupun dari pihak luar. Proses pengangkutan, penyeleksian, dan pengisian ke
keranjang dilakukan oleh pegawai dari pihak pembeli.
Periode pemanenan dilakukan pada ayam broiler yang berumur 30-34 hari.
Sebelum pemanenan terlebih dahulu dilakukan penjarangan pada usia 21-22 hari yakni
panen ayam sebanyak 15-30% dari populasi total. Ayam yang dipanen memiliki kriteria
yakni ayam sehat dengan bobot badan lebih besar dari 1.1 kg. Hasil pemanenan ayam
dijual ke pasar-pasar di sekitar daerah Bandung, Sumedang dan Cianjur.
Kontrol Pakan dan Minum
Farm adi sopyan dan farm kopo menggunakan pakan pre-starter dan starter
yang diproduksi oleh PT. SABAS DIAN BERSINAR Indonesia. Kandungan
nutrisi yang terdapat dalam pakan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Kandungan nutrisi di dalam pakan prestarter dan pakan starter.

Dosis
Kandungan
Prestarter Starter
Kadar air Max 12.0% Max 13.0%
Protein Min 23% 21-23 %
Lemak Min 5.0% Min 5.0%
Serat kasar Max 4.0% Max 4.0%
Kalsium 0.9-1.10% 0.9-1.10%
Fosfor 0.6 - 0.9 % 0.6-0.9%
Alfatoksin Max 50 ppb Max 50 ppb

Ayam broiler membutuhkan pergantian nutrisi selama masa


pertumbuhannya. Terdapat 3 sampai 4 tipe pakan yang biasa digunakan dalam
peternakan unggas meliputi pakan untuk fase strater (0-10 hari), fase pertumbuhan
(11-22 hari) dan fase finisher (≥23hari). Pakan pada periode starter dapat berupa
pakan butiran atau mini pellet berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan
organ, tulang dan otot. Pakan yang diberikan harus mengandung protein, vitamin
dan mineral untuk pertumbuhan yang maksimum. Fase pertumbuhan juga
menggunakan pakan butiran namun pada fase ini kandungan protein pada pakan
dikurangi sedangkan energi ditingkatkan. Pakan pada fase finisher bisa berupa
butiran atau pelet. Pada fase ini kandungan protein juga perlu diturunkan
sedangkan kandungan energi ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena pada fase
ini protein akan diubah menjadi lemak sehingga menyebabkan konversi pakan
menjadi kurang bagus (Gussem et al. 2015). Menurut Ross(2014), formulasi
ransum untuk ayam broiler yang sesuai dengan umurnya adalah sebagai berikut.

Tabel 3 Kandungan gizi pada pakan ayam broiler


Energi Protein kasar Total lisin (%) Total metionin
(MJ/kg) (%) dan sistin (%)
Starter 12.65 22-25 1.43 1.07
Grower 13.20 21-23 1.24 0.95
Finisher 13.40 19-23 1.09 0.86

DAFTAR PUSTAKA

Hankovszky Z. 2018. Practical Broiler Management Manual. Hungary (HU): Győr in Illés
Press.
Gussem DM, Middelkoop KV, Mullem KV, Veer EV. 2015. Broiler Signalis. Belgium
(BE):Roodbont Publishers B.V.
Ross. 2014. Ross Broiler Management Handbook. USA (US): Aviagen Brand
Ustomo E. 2016. 99% Gagal Beternak Ayam Petelur. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Cobb. 2018. Broiler Management Guide [internet]. [diunduh pada 2020 maret 2]. Tersedia
pada : http://cobb-vantress.com

Anda mungkin juga menyukai