Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di Indonesia Ayam Petelur merupakan salah satu ternak unggas yang

dapat menghasilkan telur konsumsi dan sudah begitu populer disemua kalangan

masyarakat, telur ayam tersebut merupakan salah satu sebagai sumber protein

hewani dan hampir semua lapisan masyarakat juga mengkonsumsi.

Secara ekonomi, pengembangan pengusaha ternak ayam petelur di

Indonesia memiliki prospek bisnis menguntungkan karena permintaan selalu

bertambah. Hal tersebut dapat berlangsung bila kondisi perekonomian berjalan

normal, dalam skala local konsumsi protein hewani dari tahun mengalami

peningkatan. Besarnya peluang pasar ayam petelur ini merupakan kesempatan

yang sangat potensial untuk mengembangkan peternakan ayam petelur. Bagi

seorang peternak kesalahan pemeliharaan ayam akan menghasilkan pertumbuhan

ayam yang buruk sehingga mengakibatkan hasil produksi telur menurun.

Pemeliharaan ayam petelur membutuhkan penanganan khusus dan sangat

penting untuk di perhatikan karena dengan pemeliharaan yang baik akan

menghasilkan pertumbuhan ayam yang baik, kondisi ayam yang sehat, tingkat

mortalitas rendah dan pada akhirnya akan menghasilkan ayam petelur dengan

produksi yang tinggi dan untuk mendapatkan hasil yang baik maka perlu di

perhatikan beberapa faktor dintaranya pada masa pemeliharaan fase starter yakni

pada umur 1 hari-8 minggu.

1|Page
Pada fase starter ini sangat mempengaruhi pertumbuhannya, oleh karena

itu, tidak berlebihan jika kualitas pullet menjadi salah satu kunci utama

kesuksesan dalam usaha peternakan ayam petelur dan untuk mencapai produksi

telur yang maksimal.

1.1 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pemeliharaan ayam ras petelur fase starter di CV.

Gunung Kawi Tomohon.

1.2 Manfaat Penulisan

1. Sebagai bahan informasi mengenai pemeliharaan ayam ras petelur fase

starter di CV. Gunung Kawi Tomohon.

2. Sebagai laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).

2|Page
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fase Starter

Fase starter pada ayam petelur dimulai dari umur 1 hari hingga 4 minggu.

Pada masa ini terjadi perbanyakan (hiperplasia) dan pertumbuhan sel (hipertropi)

yang tinggi, sehingga menjadi kunci awal untuk mencapai berat badan dan

keseragaman standar. Menurut literatur, ayam petelur yang pertumbuhan berat

badannya lambat di umur 4-5 minggu, maka korelasinya pada umur 16 minggu

berat badannya akan lebih rendah dari standar dan mengakibatkan mundurnya

jadwal bertelur. Pada umur 0-2 minggu proses hiperplasia lebih dominan terjadi.

Setelah itu memasuki minggu ke-3 proses hiperplasia dan hipertropi mulai

seimbang dan pada minggu ke-4 proses hipertropi lah yang lebih mendominasi.

Selain terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel, pada umur 3-4 minggu juga

terjadi perkembangan vili-vili usus, organ pencernaan, dan sistem kekebalan

ayam. Yang perlu diingat, pertumbuhan pada fase ini bersifat irreversible, artinya

bila sudah terlewati dan hasilnya tidak tercapai, maka tidak dapat kembali diulang

di fase-fase berikutnya. Atau apabila coba diperbaiki, maka hasilnya tidak

seoptimal bila kita mencapai target sejak awal.

2.2 Pakan

1. Pakan yang baik adalah pakan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi

pada fase starter, misalnya kandungan protein pakan minimal 20,5% dan

kandungan energinya minimal 2950 kkal, serta berbentuk fine crumble.

3|Page
Pada fase ini harus diperhatikan juga mengenai manajemen pemberian

pakannya.

2. Untuk mengondisikan DOC supaya cepat beradaptasi dengan lingkungan,

pakan sebaiknya langsung ditebar di tempat pakan ketika DOC datang.

Manfaat lain perlakuan ini ialah untuk mempercepat penyerapan sisa

kuning telur (sebagai sumber antibodi maternal dari induk) dan memicu

perkembangan saluran pencernaan, sehingga pertambahan berat badan

awal yang dihasilkan bisa mencapai standar.

3. pertambahan berat badan awal yang dihasilkan bisa mencapai standar.

4.  Selama fase starter (0-4 minggu), pakan diberikan sedikit-sedikit tapi

frekuensinya sering, sekitar 4-9 kali sehari secara adlibitum. Pemberian

pakan dengan jalan ini selain untuk mengejar target berat badan, juga akan

membuat ukuran tembolok lebih besar sehingga mendorong

pencapaian feed intake pada waktu memasuki fase produksi. Idealnya,

setelah 4 minggu pemeliharaan, pakan yang dihabiskan oleh 1000 ekor

ayam petelur adalah 11-13 sak/karung (dengan asumsi pakan yang

tercecer/tumpah sedikit/minimal).

5. Kira-kira 6 jam setelah DOC pertama kali diberi makan, lakukanlah

pemeriksaan tembolok (crop fill). Konsumsi pakan dikatakan baik bila

minimal 75% sampel DOC temboloknya teraba kenyal dan lunak yang

mengindikasikan bahwa DOC sudah mengonsumsi cukup pakan dan juga

air minum. Jika perlu, peternak dapat melakukan pemeriksaan kembali 24

jam setelah pemberian pakan dengan indikator 100% tembolok DOC harus

teraba kenyal dan lunak.

4|Page
6. Untuk memudahkan DOC mengonsumsi pakan, sebaiknya dilakukan

potong paruh pada umur 8-10 hari (jika DOC yang dibeli dari perusahaan

pembibit belum dipotong paruhnya).

7. Seperti halnya pakan, air minum juga sangat penting diberikan pertama

kali saat awal kedatangan DOC. Air minum yang disarankan adalah air

gula 2-5% (20-50 gram gula merah per liter air minum).

8. Perhatikan jumlah tempat pakan dan tempat minum, serta distribusinya di

dalam kandang brooder.

9. Saat memberikan ransum usahakan sekalian membersihkan tempat ransum

dan mengecek air minum apakah masih tersedia.

10. Pada umur 7 hari, tempat ransum gantung mulai diperkenalkan.

Diharapkan pada umur 10 hari ayam sudah mengenal tempat ransum

gantung, dan paling lambat umur 14 hari semua tempat ransum harus

sudah digantung.

11. Mulai umur 7 hari tempat minum harus digantung dan setiap hari

tingginya disesuaikan setinggi punggung ayam.

12. Anak ayam harus memperoleh pencahayaan selama 22-23 jam per hari

selama 0-7 hari pertama untuk membantu anak ayam menemukan pakan

dan air. Jangan gunakan 24 jam terang. Adanya 1-2 jam gelap berfungsi

agar DOC punya waktu untuk beristirahat dan nafsu makannya kembali

meningkat ketika lampu dinyalakan (jam terang dimulai). Fungsi lainnya

untuk memproduksi hormon pertumbuhan (melatonin) dan sebagai

antisipasi jika suatu saat terjadi lampu padam tiba-tiba, sehingga ayam

5|Page
tidak mati menumpuk. Setelah minggu pertama, mulai kurangi jam

terang secara perlahan dan bertahap (lihat Tabel 3).

2.3 Lingkungan

Lingkungan yang nyaman dibutuhkan anak ayam untuk mendukung

munculnya kemampuan genetik secara maksimal. Lingkungan nyaman di

sini meliputi penyediaan peralatan yang memadai, pengaturan suhu brooder yang

sesuai, pengaturan tingkat kepadatan kandang yang baik, serta pelaksanaan

program kesehatan yang tepat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk menciptakan kandang yang nyaman, peralatan kandang yang

lengkap harus pertama kali disediakan. Peralatan tersebut terdiri dari

tempat ransum, tempat minum, pemanas, sprayer untuk pembersihan dan

desinfeksi kandang serta peralatan, timbangan, dan lain sebagainya.

Contoh list kebutuhan peralatan yang dibutuhkan selama fase starter dapat

dilihat pada Tabel 4.

2. Usahakan agar jumlah tempat ransum ayam (TRA) dan tempat minum

ayam (TMA) tidak kurang dari kebutuhan untuk menekan terjadinya

persaingan antar anak ayam baik dalam hal pakan, air minum, maupun

ruang gerak.

3. Atur tinggi piringan TRA dan TMA setinggi punggung ayam. Di

lapangan tak jarang pengaturan jumlah, distribusi, serta

ketinggian TRA dan TMA tidak disesuaikan dengan umur dan kepadatan

anak ayam, sehingga menurunkan tingkat konsumsi.

6|Page
4. Atur kepadatan anak ayam di dalam kandang brooding. Kepadatan yang

ideal adalah 500 ? 600 ekor DOC per satu luasan chick guard agar

keseragaman anak ayam dapat tercapai.

5. Pemanas wajib disediakan sebagai penghangat anak ayam di

masa brooding. Beragam jenis pemanas dapat digunakan saat

masa brooding, salah satunya pemanas infra merah IGM (Indukan Gas

Medion). Pemanas IGM berbahan bakar gas, mudah dioperasikan, aman

dan tahan lama (awet). Panas yang dihasilkan pun stabil, terfokus, tidak

menimbulkan polusi suara maupun udara (asap), serta suhunya dapat

disesuaikan dengan kebutuhan melalui pengaturan regulator yang

digunakan. Saat ini Medion telah menyediakan IGM Starter Kit (IGM

SK) di pasaran, dimana jika peternak membeli 1 unit IGM, maka peternak

akan memperoleh 1 buah IGM, 1 buah Regulator Indukan

Gas (regulator khusus untuk IGM), dan selang gas.

6. Selain pemanas, peralatan yang juga penting disediakan ialah timbangan.

Untuk ayam petelur fase starter, penimbangan berat badan dapat

dilakukan secara rutin tiap minggu sebagai langkah untuk mengontrol

berat badan dan keseragaman ayam.

7. Dalam penggunaannya, pemanas IGM harus dinyalakan 1 jam sebelum

DOC tiba (pre–heating) agar kondisi litter/sekam cukup hangat (suhunya

sekitar 29-30oC). Pastikan pada 3 hari pertama sejak kedatangan

DOC, suhu di bawah dan pinggir pemanas sudah mencapai 35oC,

sedangkan suhu area brooding mencapai 33oC. Selanjutnya suhu akan

bertahap diturunkan seperti tercantum pada Tabel 5.

7|Page
8. Pada musim hujan dan cuaca sangat dingin, pasang tirai tambahan (tirai

rangkap/tirai dalam) untuk melindungi DOC selama masa brooding.

Selain itu, jangan pernah menutup kandang brooding seluruhnya tanpa

celah sedikit pun. Tetap sediakan celah ventilasi pada dinding kandang

bagian atas dengan lebar 20-30 cm.

9. Pada 1-3 jam setelah chick in, lakukan pemeriksaan suhu sekam apakah

sudah nyaman atau belum. Salah satu teknik mendeteksinya ialah melihat

kondisi kaki DOC. Suhu sekam yang nyaman dapat tergambarkan dari

kaki DOC yang teraba hangat. Jika sekam terlalu panas, kaki DOC akan

kemerahan dan terlihat pecah-pecah terutama di kuku dan telapak kaki.

DOC yang mengalami hal ini biasanya akan berkumpul jauh dari brooder.

Sebaliknya jika litter terlalu dingin, kaki DOC akan teraba dingin

(dibanding suhu tubuh kita). Konsumsi ransum dari DOC yang kedinginan

atau kepanasan juga akan menurun karena DOC cenderung diam dan

meringkuk.

10. Lakukan pula kontrol suhu dan kelembaban brooding secara periodik.

Waktunya bisa dilakukan sekalian dengan pemberian pakan. Terkait

metodenya bisa menggunakan termometer yang diletakkan di dalam

kandang brooding dengan ketinggian 20-30 cm dari sekam atau dengan

melihat tingkah laku anak ayam. Saat brooding, hindari anak ayam terkena

angin secara langsung.

11. Saat siang hari, jika suhu lingkungan terlalu panas, maka

pemanas IGM bisa dimatikan, sekat diperlebar, dan tirai dibuka sedikit.

8|Page
12. Untuk menjaga tingkat kepadatan kandang tetap baik, mulai umur 3 hari

lakukan pelebaran sekat chick guard secara bertahap mengikuti kondisi

ayam. Pelebaran juga harus diikuti dengan penambahan tempat ransum

dan minum. Posisi pemanas IGM juga harus diatur sedemikian rupa agar

penyebaran panas bisa merata.

13. Lakukan pembolak-balikkan sekam secara teratur setiap 3-4 hari sekali

mulai umur 4 hari sampai umur 14 hari. Segera ganti sekam yang basah

dan menggumpal. Jika jumlah yang menggumpal sedikit, maka dapat

dipilah dan dikeluarkan dari kandang. Namun jika jumlah sekam yang

menggumpal atau basah sudah banyak, lebih baik tumpuk dengan sekam

yang baru hingga yang menggumpal tidak tampak.

14. Penyakit yang sering muncul pada masa brooding antara lain pullorum,

colibacillosis, dan CRD. Pemberian Neo Meditril pada umur 1-3 hari bisa

berfungsi sebagai langkah pencegahan (cleaning program) untuk

membasmi mikroorganisme penyakit yang telah menginfeksi ke dalam

tubuh ayam. Selain itu, dapat juga diberikan Vita Chicks untuk

meningkatkan kondisi tubuh ayam. Neo Meditril dan Vita Chicks boleh

dicampur untuk diberikan bersama.

15. Berikan vaksinasi yang lengkap saat fase starter di antaranya vaksinasi

ND, Gumboro, dan AI. Khusus pada vaksinasi Gumboro, peternak bisa

menentukan umur vaksinasi pertama Gumboro secara tepat melalui

pengukuran titer antibodi maternal. Antibodi maternal merupakan antibodi

yang diwariskan dari induk ayam kepada anaknya. Uji titer antibodi

9|Page
maternal ini bisa dilakukan di Medilab (Medion Laboratorium) melalui

metode ELISA.

10 | P a g e
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah CV. Gunung Kawi Tomohon

CV. Gunung Kawi berada di Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara,

peternakan ini bergerak dibidang perunggasan khususnya ayam petelur.

Peternakan ini pertama didirikan pada tahun 1969 oleh orang tua dari Fandi

Poluan, dengan populasi awal 200 ekor yang dipelihara di 1 unit kandang. Seiring

berjalnnya waktu peternakan ini terus berkembang hingga sekarang memilki luas

lahan seluas 2 hektar dengan kandang sejumlah 19 kandang dengan jumlah

populasi 46.000 ekor.

Fasilitas yang ada di CV. Gunung Kawi Tomohon meliputi kantor yang

digunakan oleh manajer bekerja, kamar mandi, dapur, gudang untuk penyimpanan

telur dan peralatan dan juga tempat istrahat (mes karyawan).

3.2 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Di CV. Gunung Kawi Tomohon

Tabel 2.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Di CV. Gunung Kawi Tomohon

URAIAN KEGIATAN KET

Pengecekan atau pengontrolan ayam petelur di CV. Gunung


Kawi tomohon  
Pemberian minum pada ternak ayam petelur  
Pemindahan ayam grower ke kandang layer  
Pengumpulan telur  
Penyortiran telur  
Sensus ayam  
Pengamatan bibit ayam petelur  
Vaksinasi  
Pencampuran pakan  
Pemindahan ayam DOC ke kandang grower  

11 | P a g e
Pencucian tempat makan dan minum sebelum penerimaan
DOC  
Meratakan pakan  
Pengangkutan Telur  
Pencucian tempat peremajaan  
Pembersihan gudang pakan  
Pengaturan brooding persiapan penerimaan DOC  
Penerimaan DOC  
Penggantian koran DOC  
Persiapan Pembuatan Laporan  

3.3 Permasalahan

Permasalahan yang ditemui selama Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) di CV. Gunung Kawi Tomohon Sulawesi Utara yang berhubungan dengn

judul laporan ini adalah pemeliharaan pada fase starter. Pada fase ini sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ayam petelur sampai afkir.

Oleh karena itu, pemeliharaan pada masa starter ini perlu sangat diperhatikan.

3.4 Pemecahan Masalah

Ayam petelur fase starter sebelumnya di pindahkan ke kandang besar

untuk belajar di kandangkan, kandang khusus ayam petelur fase starter perlu di

sanitasi guna untuk membunuh kuman dan bakteri yang bisa saja menyerang pada

DOC {ayam umur 1 hari} nanti oleh karena itu kandang khusus DOC nanti perlu

di sanitasi, sanitasi kandang di butuhkan waktu sekitar 2 jam lebih untuk

menyelesaikannya .

Yang perlu dilakukan dalam sanitasi kandang yaitu;

1. Mengunakan obat desinfektan dan di semprotkan ke bagian-bagian atau

sela-sel dinding

12 | P a g e
2. Membersihkan liter/sekam bekas ayam petelur fase starter sebelumya dan

lantai-lantai kandang dan mencuci lantai kandang dengan sabun

Setelah sanitasi kandang selesai, kandang didiamkan selama 3minggu.

Selanjutnya sebelum datang ayam DOC kita membuat broding dengan jumlah

broding yang di buat yaitu 5 broding untuk 5.437 ekor DOC ,broding yg

digunakan berbahan tripleks. Setelah selesai membuat broding selanjutnya

melakukan pemberian kapur guna melindungi DOC dari hewan kecil seperti

semut kecoa dll, selanjutnya penebaran sekam {kulit padi} di setiap broding yg

sudah di beri kapur kemudin sekam diratakan sampai ke sela-sela broding

sehingga kapur tidak terlihat.

Sekam yang sudah diratakan di dalam broding di lapisi dengan koran,

tujuan broding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat

secara efisien dan ekonomis bagi anak ayam untuk mencapai pertumbuhany ang

optimal. Kemudian selanjutnya yaitu pemasangan gasolec tujuan gasolec yaitu

untuk mengatur suhu di dalam brodingdan pengganti induk untuk DOC

pemsangan gasolec dilakukan 1 jam sebelumdatangnya DOC suhu untuk DOC

yaitu 32-350 C pada DOC umur 1-3 hari kemudin suhu berangsur dituurunkan

mengikuti umur ayam.

Tempat minum yang ada di isi dengan air yang dicampur dengn gula

merah dengan takaran yaitu 50-60 untuk 1 litter air dengan waktu 6-8 jam

pertama, dengan ujuan agar DOC memperoleh energi baru setelah kehilangan

energi demi transportasi dari penetasan menuju farm peternakan kemudian

memberikan makanan (pakan untuk DOC) yaitu pakan jenis butiran (sinta).

13 | P a g e
DOC tiba dengan jumlah box yaitu 50 box DOC setip box berisi 100-101

ekor kemudin langsung menghitung DOC setelah selesai menghitung DOC

langsung di lepskan kedalam broding yg sudah jadi dan sudah tersedia air minum

dan makanan untuk DOC.

Setelah DOC berumur 2 hari kemudian air gula merah sudah di ganti

dengan air biasa, dan pada pukul 11: 22 yaitu pemberian vaksin tetes mata,tujuan

vaksinasi merupakan salah satu cr paling awal dalam usaha penceghan terhadap

masuknya penyakit ke tubuh aym petelur fase starter vaksin tetes mata terlebih

dahulu penting untuk di perhatikan bahwa proses kedalam mata hruslah tepat an

vaksin harus terserap sempurna ke dalam kelopak mata.

Jadwal pemberian makanan yaitu untuk jadwal pagi pukul 05:30 untuk

siang hari pukul 14:00 air minum harus sudah di ganti dan juga penambahan

makanan.

Kemudian setelah ayam berumur 5 hari koran yang melapisi sekam harus

di ganti,karena sudah terlalu banyak menampung kotoran yang bisa menyebabkan

bakteri yang akan menyerang ayam tersebut, koran di ganti 1 minggu 1 kali batas

menggantinya pun hanya 3 kali kemudian jadwal mengganti koran yaitu sebelum

mengganti air minum pada siang hari.

Kemudian ayam petelur berumur 5 hari yaitu pemberian obat {vita

chicks}selama 5 hari berturut-turut melihat kondisi ayam apabila sehat atau

kurang baik kemudian saat ayam berumur 8 hari yaitu pemberian vaksin

gumboro A vaksin gumboro A di berikan melalui air minum sama seperti

14 | P a g e
vitachiks dan pad umur 9 hari dilanjutkan dengan obat vitachiks sampai hari ke

10 kemudian di ganti dengan air biasa.

Dan pada umur 21 lanjutan untuk pemberian vaksin gumboro B cara

pemberianya pun sama dengan vaksin gumboro A. Kemudian pemberin vaksin

terakhir yaitu vaksin ND lasot yitu ketik ayam berumur 1 bulan kemudian di ganti

dengn air basa kembali sampai ayam di pindahkan ke kandang besar untuk belajar

di kandangkan.

15 | P a g e
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Usaha peternakan CV. Gunung Kawi berada di kota Tomohon Provinsi

Sulawesi Utara, peternakan ini bergerak pada bidang perunggasan, khususnya

ayam layer atau yang biasa di sebut dengan ayam petelur. Pemeliharaan ayam fase

starter sama penerapannya seperti persiapan pada ayam broier, yang diawali

dengan persiapan kandang dengan melakukan senitasi, persiapan kandang

brooding, peralatan pakan dan minum serta pemanas dimasukkan kedalam

kandang brooding,dilakukan pemeriksaan saat DOC datang, memberikan minum

dan pakan, melakukan vaksinasi, penimbangan bobot badan, serta recording.

4.2 SARAN

Saran saya untuk perusahaan CV. Gunung Kawi Tomohon adalah sebagai

berikut :

1. Penanganan pemeliharaan ayam ras ini harus lebih di tingkatkan lagi.

2. Perusahaan seharusnya memotong paruh DOC agar tidak terjadi

kanibalisme.

3. Seluruh karyawan harus lebih disiplin lagi terutama waktu untuk

memberikan pakan.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Susilorini, DKK. 2011. Budi Daya Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta.

Fadilah R., dan Fatkhuroji. 2013. Memaksimalakan Produksi Ayam Ras Petelur.
Agromedia Pustaka. Jakarta.

Sandra, Pratama. 2011. Pemeliharaan Ayam Petelur dalam


https://pratamasandra.wordpress.com/2011/07/15/pemeliharaan-ayam-
petelur/ di unduh 28 april 2019

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai