Anda di halaman 1dari 23

Pada ayam broiler (pedaging), masa brooding ialah periode pemeliharaan dari DOC (chick in) hingga umur 14

hari (atau hingga pemanas tidak digunakan). Baik tidaknya performance ayam di masa selanjutnya seringkali
ditentukan dari bagaimana pemeliharaan di masa brooding. Satu hal yang patut diperhatikan oleh peternak ialah
kesalahan manajemen pada periode ini seringkali tidak bisa dipulihkan (irreversible) dan berdampak negatif terhadap
performance ayam di periode pemeliharaan berikutnya.

Manajemen brooding yang baik merupakan salah satu penentu keberhasilan peternakan ayam
(Sumber : Dok. Medion)

Kenyataannya, pendapat di atas benar adanya karena pada masa ini terjadi perkembangan pesat berbagai
organ tubuh ayam (yang tidak dijumpai pada umur lebih tua). Oleh karena itu, diharapkan peternak perlu benar-benar
memberikan perhatiannya terhadap masa ini. Ada beberapa hal yang mengalami perkembangan pesat pada umur ini
yaitu :

1. Kekebalan tubuh ayam

Pada periode ini terjadi peralihan antara kekebalan pasif (kekebalan yang diturunkan dari induk/ antibodi
maternal) ke kekebalan aktif (milik anak ayam). Kekebalan pasif berasal dari penyerapan kantung kuning telur
selama periode pengeraman dan beberapa hari setelah menetas. Kekebalan pasif ini cukup efektif untuk
mencegah infeksi pada anak ayam, namun jangka waktunya pendek dan tingkat protektivitasnya akan terus
menurun sejalan dengan waktu (menjadi tidak protektif,red). Oleh karena itu, dibutuhkan kekebalan pengganti
yaitu kekebalan aktif.

Tergertaknya kekebalan aktif dalam tubuh ayam juga berkaitan dengan perkembangan optimal dari organ-
organ kekebalan tubuh ayam seperti limpa, thymus, bursa Fabricius, peyer patches dan sebagainya. Umur satu
minggu, perkembangan organ limfoid sudah mencapai 70%. Namun perlu diingat, bila berat badan ayam tidak
mencapai standar maka perkembangan organ limfoid pun terganggu (begitu juga dengan kekebalan ayam).

Keterkaitan antara penggertakan kekebalan aktif dan perkembangan organ kekebalan mendasari
diperlukannya tindakan vaksinasi sebagai tindakan yang efektif menggertak kekebalan aktif. Stimulus vaksin akan
merangsang pematangan sel-sel pertahanan tubuh milik anak ayam (yang sedang berkembang pesat pada umur
tersebut,red) sehingga merangsang terbentuknya kekebalan aktif baik lokal (di mukosa saluran pernapasan)
ataupun seluruh tubuh.
Atas dasar itu, beberapa vaksinasi dilakukan pada masa ini misalnya ND (4 hari), IB (4 hari), Gumboro (7 atau
14 hari) serta AI (10 hari). Diharapkan ketika antibodi maternal sudah tidak protektif, antibodi aktif hasil gertakan
vaksinasi ini sudah mampu melindungi ayam dari infeksi lapang.

2. Sistem pencernaan

Perkembangan pesat juga ditunjukkan oleh organ pencernaan misalnya lambung, tembolok, usus, hati,
pankreas dan sebagainya baik dalam ukuran maupun panjangnya. Untuk vili usus, perkembangan yang baik
ditunjukkan dengan ukuran vili yang panjang, besar, jumlah banyak dan seragam. Vili yang seperti itu akan
membantu efisiensi ransum. Seperti diketahui bahwa efisiensi ransum paling baik terjadi pada fase ini.

Organ pencernaan anak ayam umur 2 hari. Saluran pencernaan berkembang paling baik pada ayam yang
langsung diberikan ransum saat chick in (atas). Yang tengah ialah yang diberikan 8 jam setelah chick in
sedangkan yang paling bawah ialah yang belum diberikan ransum sama sekali
(Sumber : Tony Unandar)

3. Kerangka tubuh

Seiring dengan bertambahnya umur, terjadi pertambahan massa, tebal dan panjang tulang. Pembentukan
kerangka tubuh yang optimal akan mampu menopang perkembangan organ lain. Selain itu juga menekan
terjadinya afkir ayam karena patah tulang dan kelumpuhan.

4. Thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh)

Ayam tidak memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuhnya selama 5 hari pertama dan belum secara
optimal mampu mengatur suhu sendiri hingga umur 2 minggu. Atas dasar itu kelangsungan hidup anak ayam
pada periode ini mutlak tergantung dari bagaimana peternak mampu menyediakan suhu yang nyaman untuk
anak ayam.
5. Perkembangan bulu

Bagi anak ayam, bulu berperan menjaga kehangatan. Ketersediaan asam amino akan membantu
pertumbuhan bulu ayam sehingga lebih cepat melindungi ayam dari cekaman suhu dan angin.

Setelah penjelasan di atas, sungguh sangat disayangkan jika fase ini tidak dioptimalkan oleh peternak. Untuk
mengetahui apakah manajemen brooding sudah berhasil atau tidak, salah satunya dengan melakukan penimbangan
berat badan ayam di umur 7 hari. Dikatakan berhasil bila berat ayam pada umur 7 hari setidaknya 4 kali berat saat
DOC (cobb-vantress.com). Jika target ini tidak dicapai maka manajemen brooding yang telah dilakukan, perlu
dievaluasi.

Meski makna brooding sendiri ialah dari pemeliharaan dari DOC hingga lepas brooder, tapi keberhasilan
manajemen brooding ditentukan oleh tiga fase yaitu persiapan kandang (pre chick in), penyambutan DOC (chick in)
dan manajemen brooding sendiri. Berikut penjelasan mengenai ketiga fase tersebut.

Pre Chick In

Disebut juga masa persiapan sebelum chick in. Dalam tahap ini perlu diperhatikan mengenai :

1. Biosekuriti ketat

Biosekuriti ketat adalah kunci menekan penularan penyakit dari periode sebelumnya. Untuk mewujudkannya,
peternak dapat melakukan berbagai tindakan selama pre chick in yang dimulai dari :

a. Tahap persiapan kandang yang optimal seperti pengangkatan feses, penyikatan hingga ke sela-sela
kandang, perbaikan kerusakan kandang dan desinfeksi kandang menggunakan Formades atau Sporades.

Perbaiki lantai kandang yang rusak juga termasuk ke dalam hal yang dilakukan saat pre chick in
(Sumber : Dok. Medion)
b. Desinfeksi Tempat Minum Ayam (TMA) dan Nampan Ransum DOC (NRDOC) sebelum digunakan
kembali. Rendamlah dengan Zaldes atau Medisep selama 15-30 menit lalu diangin-anginkan sebelum
dipakai.

c. Masa istirahat kandang yang cukup sebelum chick in (minimal 14 hari setelah desinfeksi).

2. Persiapan peralatan dan perlengkapan kandang

Meliputi pemilihan bahan litter, jumlah Nampan Ransum DOC (NRDOC), Tempat Minum Ayam (TMA) dan
Indukan Gas Medion (IGM). Perencanaan yang matang dari tahap ini menentukan keberhasilan fase chick in.

Bahan litter yang dapat digunakan antara lain sekam padi, jerami, serutan kayu halus dan kertas. Sekam padi
merupakan bahan litter yang paling sering digunakan karena murah, mudah ditemukan, ketersediaannya kontinu
dan tidak toksik bagi ayam. Dianjurkan ketebalan litter sekam padi ialah 8-12 cm. Sebelum dimasukkan ke dalam
kandang, litter dikeringkan dulu lalu disemprot dengan Formades atau Sporades dan diangin-anginkan sebelum
digunakan. Tujuannya untuk mematikan bibit penyakit dan memastikan litter benar-benar kering sehingga tidak
mudah berjamur.

Berangkat dari jumlah DOC per kandang, peternak membuat list peralatan yang dibutuhkan dan disesuaikan
dengan kapasitas masing-masing peralatan. Usahakan agar jumlahnya tidak kurang dari kebutuhan agar
menekan terjadinya persaingan antar ayam baik dalam hal ransum, air minum maupun ruang gerak. Contoh pada
Tabel 1 bisa digunakan untuk kapasitas 1000 ekor DOC di kandang brooder.

Tabel 1. Peralatan dan Perlengkapan Kandang Brooder Kapasitas 1000 ekor Ayam Broiler

Sumber : Dok. Medion

Nyalakan pemanas 1-3 jam sebelum chick in. Tujuannya agar panas sudah menyebar merata baik udara,
litter maupun air minum. Tindakan ini juga akan mengusir gas ammonia, menghangatkan udara dan air minum
serta menurunkan kelembaban litter.

Chick In

Saat chick in, pertama kali lakukan penimbangan dan penghitungan jumlah DOC. Biar lebih mudah, peternak
dapat menimbang DOC bersama-sama dengan boksnya lalu dikurangi dengan berat boks kosong (umumnya berat
satu boks 4kg).
Sambil memindahkan DOC ke chick guard, seleksilah kualitas DOC. Pisahkan DOC yang kualitasnya buruk
seperti lesu, bulu kusam atau mata keruh. Selain berpotensi menjadi sumber penyakit, DOC berkualitas buruk akan
menurunkan persen keseragaman berat badan. Tips lain ialah gunakan DOC yang telah di-sexing karena ada
perbedaan konsumsi ransum dan pertumbuhan antara ayam jantan dan betina. Anjuran lain ialah gunakan DOC
yang sudah dipotong paruhnya agar ayam mudah mematuk ransum sehingga menekan jumlah ransum tercecer.
Selain itu, mengurangi kanibalisme karena patuk mematuk.

Saat chick in, peternak juga wajib menyediakan nutrisi dan lingkungan yang baik. Berikut ulasannya :

1. Nutrisi

Selayaknya kita saat bertamu ke rumah kerabat, tentu akan sangat nyaman dan betah bila saat datang
disambut dengan baik dan disuguhi berbagai hidangan yang nikmat. Perumpamaan ini juga berlaku saat chick in
dimana DOC datang dalam kondisi yang lemah setelah perjalanan sehingga menuntut pelayanan yang maksimal
dari peternak.

Sediakan air gula 2-5% (20-50 gram dalam 1 liter air minum) ditambah Strong n Fit untuk mengganti energi
yang hilang dari tubuh ayam dengan segera. Ada baiknya, air minum tersebut hangat suam-suam kuku (26,7-
33oC). Hal ini untuk mencegah cold shock atau ayam trauma meminum air minum karena suhu air terlalu dingin.

Bersamaan dengan itu, berikan pula ransum. Selain sebagai nutrisi, pemberian ransum dini akan memacu
perkembangan vili dan pemanjangan usus. Pemberian yang sedikit demi sedikit akan lebih baik daripada
sekaligus dalam satu kali pemberian (Tabel 2). Daya tampung tembolok DOC yang terbatas dan terjaganya
kesegaran ransum adalah alasan anjuran tersebut sehingga nafsu makan ayam tetap tinggi. Keuntungan lain
ialah saat memberi ransum, peternak bisa sekaligus mengontrol kondisi ayam.

Tabel 2. Pembagian Waktu Pemberian Ransum

Sumber : Dok. Medion

Berikan air minum biasa setelah air gula habis atau 1-2 jam setelah chick in. Akan lebih baik, jika air tersebut
ditambah Vita Chick atau Strong n Fit sehingga perkembangan tubuh ayam lebih optimal. Jika kondisi anak
ayam jelek (seperti kaki kering, bulu kusam dan sebagainya) berikan Neo Meditril untuk meminimalkan resiko
infeksi bakteri misalnya colibacillosis.

Lakukan pemeriksaan konsumsi ransum dan air minum, 2-3 jam setelah pemberian ransum pertama melalui
perabaan tembolok. Konsumsi ransum dikatakan baik bila minimal 75% sampel DOC teraba kenyal dan lunak
yang mengindikasikan bahwa ayam sudah mengkonsumsi cukup ransum dan juga air minum. Jika perlu,
peternak dapat melakukan pemeriksaan kembali 24 jam setelah pemberian ransum dengan indikator 95%
tembolok ayam harus teraba kenyal dan lunak.

Tembolok yang keras menunjukkan bahwa ayam tidak cukup mengkonsumsi air minum atau bahkan
mengkonsumsi sekam (litter). Tetapi jika tembolok berisi air, diduga ayam cukup mengkonsumsi air namun tidak
dengan ransum.

Jika tidak mencapai 95%, peternak wajib mengevaluasi manajemen chick in misalnya nutrisi, kenyamanan
kandang, jumlah TRA, TMA dan sebagainya. Selain ketika chick in, metode perabaan tembolok ini juga dapat
digunakan saat penggantian tempat ransum. Metodenya sama yaitu pemeriksaan dilakukan 3 jam setelah
perlakuan.
2. Modifikasi lingkungan

Pada 1-3 jam setelah chick in, lakukan pemeriksaan suhu litter apakah sudah nyaman atau belum. Salah satu
teknik mendeteksinya ialah melihat kondisi kaki DOC. Jika litter terlalu panas, kaki DOC akan kemerahan dan
terlihat pecah-pecah terutama di kuku dan telapak. DOC yang mengalami hal ini biasanya akan berkumpul jauh
dari brooder. Sebaliknya jika litter terlalu dingin, kaki DOC akan teraba dingin (dibanding suhu tubuh kita).
Konsumsi ransum dari DOC yang kedinginan juga akan menurun karena DOC cenderung diam dan meringkuk.

Tembolok DOC yang sudah mengkonsumsi ransum dan air minum (kanan) dibandingkan dengan yang belum (kiri)
(Sumber : Anonimous)

Masa Brooding

Manajemen masa brooding perlu memperhatikan beberapa hal antara lain :

1. Nutrisi

Berikan ransum berkualitas dan khusus broiler starter dengan jumlah sesuai standar breeder. Perkembangan
yang pesat pada umur ini sebaiknya juga dioptimalkan dengan suplementasi.

Dibandingkan dengan masa finisher, kebutuhan ayam masa starter (termasuk masa brooding) akan asam
amino lebih tinggi terutama yang essensial (yang tidak bisa dibuat oleh tubuh). Suplementasi asam amino seperti
methionine dan lysine akan membantu pembentukan otot dan tulang. Manfaat asam amino akan lebih optimal
bila dibantu dengan suplementasi vitamin dan mineral. Seperti halnya vitamin B kompleks yang akan
meningkatkan metabolisme tubuh.

Selain mengenai kualitas ransum, perhatikan pula mengenai bentuk ransum yang digunakan. Untuk masa
brooding, dianjurkan ransum berbentuk fine crumble (butiran halus). Alasan dari anjuran ini ialah karena bentuk
fine crumble lebih mudah dikonsumsi oleh anak ayam sehingga konsumsi ransum tetap baik dan juga lebih
efisien (tidak banyak terbuang).

Pergantian tempat ransum dari Nampan Ransum DOC (NRDOC) ke Tempat Ransum Ayam (TRA) yang
diletakkan di litter juga terjadi pada fase ini yang mengikuti pertambahan tinggi tubuh ayam. Tujuannya agar ayam
nyaman dan nafsu makan tetap tinggi. Penggantian ini dilakukan mulai umur 7 hari. Buatlah masa transisi
misalnya NRDOC diganti di hari pertama, lalu meningkat menjadi di hari ketiga. Di hari kelima pergantian
mencakup dan di hari ketujuh semua NRDOC telah berganti menjadi TRA (kira-kira di umur 14 hari). Saat
masa transisi, peternak dapat memberikan Vita Stress, Fortevit atau Vita Strong untuk menekan stres.
Hal yang sama juga berlaku untuk Tempat Minum Ayam (TMA) dimana hingga 7 hari dianjurkan
menggunakan TMA 1 galon atau lebih kecil agar ayam mudah meminum air. Bagi peternakan yang menggunakan
nipple drinker (ND-360), perhatikan ketinggian ND-360 dan tekanan air dalam pipa. Secara umum, ketinggian
ND-360 ketika chick in ialah sejajar dengan mata ayam. Kemudian membentuk sudut sebesar 45oC dari mata
ayam (atau mengikuti kontur punggung) di umur selanjutnya.

Umumnya, setiap nipple drinker sudah mencantumkan tekanan air yang sesuai untuk spesifikasinya. Ada
beberapa cara untuk mendeteksi apakah tekanan air minum dan juga ketinggian nipple drinker sudah sesuai.
Salah satunya ialah dengan memperhatikan kebasahan litter di bawah nipple drinker.

a. Jika litter terlalu basah maka diduga nipple drinker terlalu rendah atau tekanan air dalam pipa terlalu tinggi.

b. Jika litter terlalu kering, bisa jadi nipple drinker dipasang terlalu tinggi atau tekanan air dalam pipa terlalu
rendah.

Meski begitu, pada beberapa situasi, penyebabnya bisa berbeda, misalnya saat tekanan air terlalu rendah,
litter selalu basah. Ternyata hal tersebut disebabkan tetesan air dari nipple drinker yang tidak menutup sempurna.
Oleh karena itu, tekanan air dalam pipa dianjurkan mengikuti standar nipple tersebut.

2. Lingkungan

Beri perhatian terhadap cahaya, suhu, kelembaban dan kecepatan angin. Umumnya, setiap breeder telah
mencantumkan bagaimana lingkungan yang nyaman bagi perkembangan optimal ayam.

Salah satu faktor yang ikut berperan mengatur keempat hal tersebut ialah tirai kandang. Dikatakan demikian
karena tirai berfungsi untuk menjaga suhu dan kelembaban udara, mengatur jumlah cahaya yang masuk,
mencegah tampias air hujan atau terpaan angin langsung mengenai tubuh ayam dan membantu mengeluarkan
ammonia serta debu dari kandang. Saat chick in tirai tertutup total (dengan celah 20-30 cm di bagian atas). Baru
pada 7 hari, tirai dibuka dari atas dan saat 14 hari, tirai dibuka hingga .

Tirai terbuka dari atas sehingga cahaya masuk dan sirkulasi udara berjalan lancar
tanpa mengganggu kenyamanan ayam (Sumber : Dok. Medion)

Manajemen Kesehatan

Di luar dari tiga manajemen tersebut, ada satu hal yang patut diperhatikan juga yaitu manajemen kesehatan
ayam. Beberapa tindakan penting dalam mencegah penyakit ialah vaksinasi maupun cleaning program.
Saat melakukan vaksinasi, perlakukan ayam dengan hati-hati. Perlakuan yang kasar ataupun vaksinasi yang
tergesa-gesa, selain menyebabkan ayam stres, juga rentan mencederai ayam dan ada kemungkinan ayam
mendapatkan vaksin tidak dosis.

Jika diperlukan, peternak dapat menerapkan clearing program dengan Amoxitin, Therapy, Proxan-C,
Proxan-S, atau Neo Meditril sesuai dengan dosis dan aturan pakai. Selepas pemberian air gula, jika kondisi DOC
tidak baik bisa dilakukan cleaning program ini.

(Sumber : Dok. Medion)

Penerapan poin-poin di atas dalam manajemen brooding diharapkan mampu mengoptimalkan potensi genetik
ayam broiler. Seperti kata pepatah, bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian, bersusah di masa
brooding, lebih ringan di masa finisher dan gembira saat panen. Semoga itu semua bisa kita capai. Sukses selalu.
Penuhi Kebutuhan Masa Brooding

Keberhasilan budidaya ayam ditentukan pada dua minggu pertama masa pemeliharaan. Di masa ini
terjadi perkembangan sistem kekebalan, saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Jika lingkungan
dan suhu tidak mendukung (optimum, red), maka ayam akan merasa tidak nyaman dan kemampuan
genetiknya tidak akan muncul.

Dua minggu pertama pemeliharaan inilah yang biasa disebut dengan masa indukan atau masa brooding.
Pada ayam broiler, masa brooding berlangsung sampai 14 hari. Sementara pada layer berlangsung
antara rentang waktu 21 35 hari. Tapi itu tidak mutlak, tergantung kondisi lingkungan dan cuaca saat
brooding.

Persiapan Masa Brooding

Pada masa brooding, ayam akan mengalami pertumbuhan sangat pesat dan mencakup semua organ
yang berperan bagi produktivitas ayam. Hampir semua ransum yang dikonsumsi dialokasikan untuk
pertumbuhan. Karena serangkaian proses yang terjadi dalam tubuh ayam selama masa brooding begitu
penting, maka perhatian dan penanganan secara intensif selayaknya diterapkan pada masa ini.
Kegagalan pada masa ini akan mempersulit pencapaian produktivitas yang optimal pada fase
pemeliharaan ayam berikutnya.

Sebelum memulai masa brooding, tentunya peternak harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan
baik. Hal ini meliputi:

Bibit DOC berkualitas

Untuk bisa memperoleh DOC berkualitas, pertama peternak harus memilih perusahaan
pembibit/breeder yang menyediakan bibit yang sudah dikenal kualitasnya. Jangan ambil risiko
dengan membeli DOC harga murah jika tidak bisa dipastikan kualitasnya.

Ransum berkualitas

Pada fase starter, anak ayam membutuhkan sejumlah nutrisi yang kandungannya lebih tinggi
dibanding dengan ransum yang diperuntukkan pada fase finisher ataupun fase produksi. Menjaga
kualitas ransum sangat penting dilakukan. Jika ransum terkontaminasi jamur atau mikotoksin
(racun jamur), maka akan terjadi gangguan fungsi tembolok yang akhirnya menyebabkan
malabsorption (gangguan penyerapan nutrisi ransum) dan kekerdilan pada ayam.

Kandang brooding dan peralatannya tersedia lengkap dan dapat berfungsi dengan baik

Kandang brooding yang baik tidak harus terbuat dari material atau peralatan yang mahal, tetapi
bisa melindungi ayam dari angin, hujan, perubahan suhu yang mendadak dan serangan hewan liar
(tikus, burung). Serangkaian sistem yang mendukung sebuah kandang brooding antara lain
brooder (pemanas), chick guard (sekat), tempat ransum dan minum, serta litter.

Komponen Kandang Brooding

Kandang brooding harus sudah dipersiapkan kira-kira 3 hari sebelum DOC tiba. Seperti penjelasan
sebelumnya, komponen penyusunnya yang harus dipersiapkan antara lain:

a) Pemanas (brooder)

Ayam termasuk hewan homotermal yang harus mempertahankan suhu tubuhnya tetap stabil meskipun
terjadi perubahan suhu lingkungan. Perbedaan suhu tubuh ayam dengan lingkungan akan mengganggu
proses metabolisme. Karena anak ayam di fase starter belum mampu beradaptasi dengan perubahan
suhu lingkungan yang terjadi, maka diperlukan pemanas/brooder.

Brooder yang baik harus mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan terfokus. Hal lain yang
harus dipertimbangkan ketika memilih brooder diantaranya:

1. mudah dioperasikan

2. bahan bakarnya selalu tersedia

3. aman

4. tidak menimbulkan asap

5. biaya pengadaannya terjangkau

Beberapa jenis brooder yang biasa dipakai di peternakan antara lain pemanas gas, semawar, batu bara,
lampu bohlam, kayu bakar, serbuk gergaji dan sumber panas lainnya. Indukan Gas Medion (IGM)
merupakan salah satu contoh brooder yang baik karena selain memenuhi persyaratan tersebut, IGM juga
lebih efisien, tidak mengeluarkan suara berisik, awet dan mempunyai garansi servis seumur hidup.

b) Sekat (chick guard)

Sekat (chick guard) merupakan material yang berfungsi melindungi anak ayam dari terpaan angin dan
hewan liar, serta membantu agar panas dari brooder tetap terfokus. Chick guard biasanya terbuat dari
seng dengan ketinggian 50-60 cm. Chick guard sendiri bisa dibentuk kotak, melingkar atau elips. Namun
sebaiknya bentuk melingkar yang dipilih untuk menghindari penumpukan ayam pada sudut kandang
karena secara alamiah ayam senang berada di sudut kandang.

Dalam satu lingkaran chick guard biasanya dilengkapi dengan pemanas, tempat ransum, tempat minum
serta tirai rangkap (tirai dalam). Luasnya disesuaikan dengan jumlah DOC yang akan dipelihara.
Contohnya, pada satu luasan chick guard berdiameter 4,5 m bisa menampung 750-1.000 ekor DOC.
Untuk menentukan keliling chick guard digunakan rumus = x diameter, dimana merupakan sebuah
tetapan yang bernilai 3,14.

Luasan chick guard ini harus disesuaikan dengan pertambahan bobot badan dan umur ayam. Dengan
bertambahnya umur, bobot badan ayam akan semakin besar, maka chick guard pun harus
diperluas/diperlebar.
Pelebaran chick guard pada ayam broiler dilakukan pada umur 3-4 hari, selanjutnya setiap 3-4 hari
sekali. Pada umur 14 hari ayam sudah menempati seluruh kandang. Pelebaran chick guard ayam layer
hampir sama dengan broiler. Perbedaannya, pada ayam layer chick guard dibuka total pada umur 21-35
hari. Pelebaran chick guard juga harus diikuti pengaturan letak pemanas, distribusi serta penambahan
tempat ransum dan minum.

c) Tempat ransum dan tempat minum

Tempat ransum dan minum ayam harus disediakan sesuai dengan jumlah anak ayam. Selain itu,
distribusi tempat ransum sebaiknya merata sehingga minimal 2/3 dari ayam dapat makan dalam waktu
bersamaan.

Tempat ransum yang pertama digunakan biasanya terbuat dari boks DOC yang dipotong dengan
ketinggian 4 cm. Meskipun bisa dikatakan sebagai sebuah efisiensi, penggunaan boks DOC sebagai
tempat ransum bisa menjadi pemicu serangan penyakit yang terbawa dari perusahaan pembibitan,
seperti colibacillosis dan pullorum. Selain itu, boks DOC lebih mudah lembab jika terkena feses ayam.

Saat ini berbagai produk tempat ransum dan minum sudah banyak dijual di pasaran (poultry shop/PS,
red) dan sudah didesain khusus untuk anak ayam. Contohnya tempat ransum untuk anak ayam
berbentuk seperti nampan (Nampan Ransum DOC/NRDOC) atau dengan bentuk lain (Tempat Ransum
DOC/TRD, TRA1K dan DOC Feeder), dimana masing-masing tempat ransum tersebut memiliki
spesifikasi produk yang berbeda-beda.

d) Alas kandang (litter)

Litter berfungsi menampung dan menyerap air dari feses sehingga feses cepat kering. Selain itu, juga
berfungsi untuk meminimalkan terjadinya lepuh dada dan menjaga kehangatan kandang brooding.

Bahan-bahan yang digunakan sebagai litter sebaiknya mempunyai sifat daya serap air yang baik, tidak
berdebu, tidak berjamur, mudah diperoleh dan murah. Beberapa contoh bahan dari limbah pertanian
yang bisa digunakan sebagai litter antara lain sekam padi, tongkol jagung, kulit kacang kedelai, kacang
hijau atau kacang tanah, jerami padi serta limbah penggergajian kayu.

Sebelum digunakan, litter sebaiknya dibersihkan dan didesinfeksi menggunakan Formades untuk
meminimalkan kontaminasi bibit penyakit atau jamur. Litter yang sudah didesinfeksi didiamkan selama 2
jam untuk memaksimalkan kontak dengan desinfektan. Setelah itu, litter baru ditabur secara merata ke
seluruh kandang dengan ketebalan 5 8 cm.

Ketika masa pemeliharaan sudah berjalan, manajemen terkait litter ini harus dilakukan dengan benar.
Bersihkan litter dari feses secara rutin. Namun jika feses sudah sangat menumpuk atau kondisi litter
sudah sangat basah/lembab, lakukan penambahan litter baru untuk mengurangi timbulnya amonia dari
feses. Jangan membalik litter yang sudah banyak menggumpal karena akan memicu naiknya kadar
amonia dalam kandang.

Pemenuhan Kebutuhan Anak Ayam sebagai Titik Kritis Masa Brooding

1) Kebutuhan ransum dan air minum

Sesaat setelah anak ayam menetas hingga mendapatkan nutrisi pertama kali merupakan periode emas
dalam memicu pertumbuhan DOC. Pemberian ransum segera setelah DOC datang sangat penting untuk
dilakukan karena memiliki beberapa manfaat, diantaranya dalam:

Penyerapan sisa kuning telur

Kuning telur secara garis besar memiliki 2 fungsi utama yang sangat penting bagi kehidupan anak
ayam sejak masa embrio sampai pada saat awal fase starter. Fungsi tersebut yaitu:

a) Sebagai sumber nutrisi sementara bagi anak ayam,

b) Sebagai sumber kekebalan (antibodi maternal)

Karena perannya sebagai sumber nutrisi sementara, maka sisa kuning telur tersebut hanya cukup
digunakan untuk kelangsungan hidup anak ayam hingga umur 34 hari (tanpa ransum).
Kandungan protein dalam kuning telur juga berperan membantu perkembangan sel saat awal
pemeliharaan DOC. Jika sejak awal sel berkembang dengan baik, selanjutnya organ percernaan
DOC akan cepat berkembang dan bobot badan pun akan ikut meningkat.

Dalam kaitannya dengan sistem kekebalan, sisa kuning telur yang masih menempel pada anak
ayam setelah menetas, masih mengandung antibodi maternal sebesar 7%
(alwitech.wordpress.com). Antibodi maternal inilah yang berperan sangat penting bagi DOC
karena mempengaruhi status kesehatannya.

Karena pentingnya fungsi dari kuning telur inilah, maka kita harus memastikan bahwa sisa kuning
telur bisa terserap seluruhnya dengan cepat agar anak ayam memiliki kekebalan awal. Salah satu
dampak bila sisa kuning telur terlambat diserap adalah timbulnya penyakit omphalitis (radang
pusar).

Cepat atau lambatnya penyerapan sisa kuning telur ini dipengaruhi oleh pemberian ransum dan
air minum saat awal kedatangan anak ayam ke kandang (periode chick in). Hal ini karena
gerakan anti peristaltik yang men-transfer kuning telur hingga ke usus halus dirangsang oleh
kehadiran makanan di saluran pencernaan (usus, red).

Perkembangan organ pencernaan

Ketika masih berada di dalam mesin tetas, sistem pencernaan anak ayam secara anatomi belum
berkembang dan belum bisa berfungsi. Namun organ pencernaan tersebut akan mengalami
perubahan morfologi (bertambah ukurannya) dan fisiologi (mulai diproduksinya berbagai enzim
pencernaan), segera setelah anak ayam ditetaskan. Agar sistem pencernaan anak ayam cepat
berkembang dan cepat menjalankan fungsinya, anak ayam harus segera diberi makan dan
minum pasca ditetaskan.

Pemberian ransum di awal ini akan mampu merangsang perkembangan organ pencernaan
melalui peningkatan kapasitas pencernaan dan penyerapan usus. Produksi enzim pankreas juga
dipicu oleh adanya asupan ransum. Aktivitas enzim lainnya seperti enzim tripsin, amilase dan
lipase juga akan meningkat, dan berkorelasi dengan peningkatan berat usus serta bobot badan
(World Poultry Vol. 22, No.4 Tahun 2006).

Melihat betapa pentingnya pemberian ransum awal ketika pertama kali chick in, maka penerapan
manajemen agar konsumsi ransum anak ayam optimal sejak awal perlu dilakukan. Manajemen
tersebut antara lain:

1. Berikan air gula 2-5% (20-50 gram dalam 1 liter air minum) untuk mengganti energi yang hilang
dari tubuh ayam segera setelah DOC ditebar dalam kandang brooding.

2. Bersamaan dengan pemberian air minum, berikan ransum sedikit demi sedikit ke dalam tempat
ransum. Daya tampung tembolok DOC yang terbatas dan terjaganya kesegaran ransum adalah
alasan anjuran tersebut sehingga nafsu makannya tetap tinggi. Keuntungan lain yaitu peternak bisa
sekaligus mengontrol kondisi ayam.

3. Lakukan pemeriksaan konsumsi ransum dan air minum, 2-3 jam setelah pemberian ransum
pertama melalui perabaan tembolok. Konsumsi ransum dikatakan baik bila minimal 75% sampel
DOC teraba kenyal dan lunak yang mengindikasikan bahwa ayam sudah mengkonsumsi cukup
ransum dan juga air minum.

2) Kebutuhan suhu dan kelembaban kandang

Suhu dan kelembaban pada masa brooding harus selalu diperhatikan. Suhu brooding yang tidak sesuai
dapat menyebabkan ayam stres, hambatan pertumbuhan bahkan kematian. Oleh karena itu, kontrol suhu
brooding sebaiknya dilakukan secara periodik dan sesering mungkin. Waktunya bisa dilakukan sekalian
dengan pemberian ransum.

Terkait metodenya bisa menggunakan termometer yang diletakkan di dalam kandang brooding dengan
ketinggian 20-30 cm dari litter. Selain itu, gambaran keadaan suhu kandang dapat dilihat dari aktivitas
dan penyebaran anak ayam. Suhu yang ideal tergambar dari anak ayam yang beraktivitas normal dan
tersebar secara merata ke seluruh kandang.

3) Kebutuhan udara

Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi bau amonia, debu maupun asap dari brooder. Pengaturan
sirkulasi udara dilakukan dengan mengatur buka tutup tirai kandang. Namun pengaturan ini harus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutam suhu dan kecepatan angin di sekitar kandang. Pada
musim hujan dan cuaca sangat dingin, pasang tirai tambahan (tirai rangkap/tirai dalam) untuk melindungi
anak ayam selama masa brooding.
Jangan pernah menutup kandang brooding seluruhnya tanpa celah sedikit pun. Hal itu bisa
menyebabkan kandungan O2 berkurang dan gas beracun seperti CO2 serta amonia meningkat. Akibatnya
sistem pernapasan ayam akan terganggu. Tetap sediakan celah ventilasi pada dinding kandang bagian
atas dengan lebar 20-30 cm.

4) Kebutuhan cahaya

Pencahayaan merupakan pemberi stimulasi yang kuat dalam meningkatkan produktivitas ayam. Adanya
cahaya akan mendorong ayam untuk selalu mengonsumsi ransum. Cahaya juga berperan merangsang
kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme
sehingga dapat memacu pertumbuhan anak ayam.

Kebutuhan pencahayaan pada masa brooding adalah 10-20 lux atau 20-40 watt tiap 10 m2. Awalnya,
cahaya diberikan selama 24 jam lalu dikurangi secara bertahap sebanyak 2 jam setiap minggu sejalan
dengan bertambahnya umur ayam. Pengurangan ini dilakukan dengan mematikan lampu pada malam
hari.

Risiko dan Penanganan Masalah yang Muncul Saat Masa Brooding

Manajemen pada masa brooding cenderung lebih rumit dan membutuhkan perhatian yang lebih intensif.
Permasalahan yang sering muncul antara lain:

Suhu tidak stabil

Suhu kandang yang terlalu panas atau dingin akan menyebabkan gangguan kesehatan dan
pertumbuhan pada anak ayam. Suhu yang dingin akan menyebabkan anak ayam bergerombol
mendekati brooder dan malas beraktivitas, termasuk makan dan minum. Secara fisiologis, suhu
yang dingin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah paru-paru sehingga kerja paru-
paru terganggu. Hal ini akan memicu hidrops ascites (perut kembung). Penyempitan pembuluh
darah paru-paru juga dapat disebabkan oleh aliran angin yang kencang dan langsung mengenai
tubuh ayam.
Suhu yang terlalu panas saat brooding juga menimbulkan efek negatif. Pada suhu yang panas
ayam akan menjauhi brooder dan mencari tempat lebih dingin dengan aliran udara yang lebih
banyak. Ayam juga akan melakukan panting (megap-megap), meningkatkan konsumsi minum dan
mengurangi konsumsi ransum.

Penurunan konsumsi ransum akan menyebabkan asupan nutrisi dalam tubuh berkurang sehingga
pertumbuhan terhambat. Sedangkan konsumsi minum yang meningkat akan menyebabkan feses
ayam cenderung lebih encer. Feses yang encer menjadikan litter lebih cepat lembab dan memicu
peningkatan kadar amonia dalam kandang. Pada suhu panas anak ayam akan lebih mudah
mengalami dehidrasi yang ditandai dengan kaki dan kulit tubuh yang kering.

Satu lagi akibat suhu yang tidak stabil ialah terpengaruhnya penyerapan kuning telur. Bila suhu
terlalu panas, kuning telur akan menjadi kering. Sebaliknya bila terlalu dingin, saluran kuning telur
akan menyempit. Pencegahan kasus ini adalah melakukan kontrol suhu brooding secara teratur
dan menghindari aliran udara langsung mengenai tubuh ayam, yaitu dengan mengatur buka tutup
tirai kandang.

Hipoksia

Hipoksia merupakan kasus kekurangan O2 yang berdampak pada terganggunya proses


metabolisme tubuh ayam serta memicu kasus hidrops ascites. Hipoksia sering menyerang
peternakan yang berlokasi di daerah dataran tinggi dimana terjadi penurunan kadar O 2 dalam
udara.

Sirkulasi udara kandang yang jelek dan penggunaan pemanas yang menghasilkan gas CO 2 dalam
jumlah banyak juga menjadi pemicu hipoksia. Contohnya pada penggunaan pemanas kayu bakar
dan batu bara yang menghasilkan asap berupa gas CO 2 yang bersifat racun dan menyebabkan
gangguan pernapasan.

Langkah terbaik pencegahan hipoksia adalah mengatur sirkulasi udara dalam kandang brooding.
Selain itu, jangan terlambat melakukan pelebaran kandang dan mengatur kepadatan ayam.

Infeksi penyakit
Anak ayam belum mempunyai sistem pertahanan yang kokoh dan kondisi tubuhnya cenderung
lemah. Gangguan penyerapan kuning telur dapat menyebabkan antibodi maternal tidak optimal
sehingga akan mempermudah anak ayam terinfeksi mikroorganisme patogen.

Penyakit yang sering muncul pada masa brooding antara lain pullorum, colibacillosis dan CRD.
Pemberian Neo Meditril pada umur 1-3 hari berfungsi sebagai cleaning program untuk membasmi
mikroorganisme penyakit yang telah menginfeksi ke dalam tubuh ayam. Selain itu, dapat juga
diberikan Vita Chicks untuk meningkatkan kondisi tubuh ayam. Neo Meditril dan Vita Chicks
boleh dicampur untuk diberikan bersama. Namun jangan memberikan Neo Meditril dan Vita
Chicks secara berselang-seling, satu hari diberikan Neo Meditril dan hari berikutnya dengan Vita
Chicks atau kebalikannya. Dan yang lebih penting adalah memperhatikan manajemen brooding
dengan baik.

Untuk membantu penyerapan kuning telur, gunakanlah Strong n Fit. Strong n Fit mengandung L-
carnitin dan multivitamin yang mampu mengoptimalkan pembentukan energi, memperbaiki
penyerapan nutrisi dan menjaga daya tahan tubuh sehingga pertumbuhan anak ayam meningkat.
Strong n Fit juga dapat membantu penyerapan kuning telur sehingga penyerapan nutrisi dari
kuning telur berjalan lebih baik dan transfer kekebalan dari induk lebih optimal.

Masa brooding merupakan periode kehidupan ayam yang menjadi pondasi awal bagi kehidupan dan
produktivitas ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan pada fase ini akan memudahkan peternak untuk
memperoleh keuntungan yang optimal. Untuk itu, perhatikan setiap faktor penentu keberhasilan masa
brooding tersebut. Suhu, kelembaban dan kualitas udara yang sesuai harus bisa dipenuhi untuk
menghasilkan anak ayam yang berkualitas. Semoga sukses.

Ayam broiler merupakan jenis unggas hasil rekayasa manusia yang telah mengalami seleksi gen
selama bertahun-tahun sehingga hanya dalam waktu 21 sampai 40 hari sudah layak dikonsumsi.
Seperti makhluk hidup umumnya, ayam broiler mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase
starter dan dilanjutkan ke fase finister. Fase starter adalah fase awal yang dimulai dari ayam ke
luar dari cangkang telurnya sampai bulu tubuhnya sudah tumbuh sempurna. Pada fase brooding
tersebut kondisi tubuh ayam masih lemah dan organ tubuhnya belum berfungsi secara optimal
sehingga ayam memerlukan perhatian yang lebih intensif agar dapat tumbuh secara optimal

Pada pemeliharaan broiler secara komersial, pada umumnya anak ayam diperoleh dari penetasan
dengan menggunakan mesin tetas. Oleh sebab itu dibutuhkan induk buatan sebagai pengganti
untuk melindungi anak ayam dari kondisi lingkungan yang buruk. Dengan adanya induk buatan
tersebut maka anak ayam akan dapat tumbuh dengan baik. Sistim induk buatan inilah yang
sering kita kenal dengan istilah brooding

Brooding berasal dari kata brood yang berarti seperindukan. Jadi masa brooding adalah masa
dimana anak ayam masih butuh indukan atau butuh penghangat buatan sampai umur tertentu
yaitu sampai anak ayam bisa menyesuaikan sendiri dengan suhu lingkungannya. Masa brooding
merupakan salah satu periode kehidupan ayam dan menjadi pondasi awal bagi kehidupan
maupun produktivitas ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan pada fase brooding ini akan
diikuti oleh fase berikutnya sehingga memudahkan peternak untuk memperoleh keuntungan
yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase brooding akan menyebabkan kegagalan fase
berikutnya sehingga menyebabkan produktivitasnya turun, hal ini karena potensi genetik ayam
tidak dapat muncul secara optimal.

Tujuan dari brooding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat secara
efisien dan ekonomis bagi anak ayam dan untuk menunjang pertumbuhan secara optimal. Pada
masa itu merupakan masa yang paling menentukan, karena akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan masa selanjutnya. Pada saat anak ayam berumur 0 sampai 14 hari, akan terjadi
perbanyakan sel atau hyperplasia. Perbanyakan sel ini meliputi perkembangan saluran pen-
cernaan, perkembangan saluran pernapasan dan perkembangan sistem kekebalan.

Masa brooding ini akan berpengaruh pula pada pertumbuhan selanjutnya yang berupa
petumbuhan hypertropia yaitu sel-sel akan memperbesar ukurannya atau terjadi pendewasaan
sel. Pada fase brooding dapat juga terjadi gangguan pembelahan sel. Pada pembelahan yang
sempurna, satu sel akan membelah menjadi 8 sel, tetapi apabila terjadi gangguan maka dapat
juga terjadi 1 sel hanya bisa membelah diri menjadi 6 sel. Akibatnya, pada fase pertumbuhan
hypertropi, karena jumlah sel yang lebih sedikit maka akan menghasilkan organ yang lebih kecil
pula dengan fungsi yang kurang optimal. Keberhasilan masa brooding ini sangat dipengaruhi
oleh suhu, kelembapan dan kualitas udara dalam kandang.

Sebelum membuat brooding, kandang dan peralatan kandang harus sudah dipersiapkan terlebih
dahulu. Langkah-langkah dalam mempersiapkan kandang antara lain:

1. membersihkan kotoran dan sekam yang ada dalam kandang habis panen

2. memasangan tirai kandang dilakukan dengan cara menutup semua permukaan dinding
kandang

3. Mencuci kandang dengan air bersih. Dilakukan dengan cara membasahi atau
menyemprot kandang dengan air disemua permukaannya.

4. Mencuci dengan deterjen. Pencucian ini dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisma


yang memiliki lapisan lunak sebagai pelindung saat berada di luar tubuh ternak dan juga
akan menurunkan tegangan permukaan dari kotoran-kotoran ayam yang menempel di
lantai atau dinding kandang.

5. Mencuci dengan desinfektan. Kegiatan mencuci/menyemprokan dengan desinfektan ini


ber tujuan agar semua mikroorganisma yang masih menempel di dinding-dinding
kandang, langit-langit kandang, lantai kandang, tirai yang telah dipasang didinding
kandang serta dilingkungan sekitar kandang mati.
6. Mengapur kandang, dengan cara kapur diencerkan dengan air, kemudian dioleskan
dengan alat kuas pada permukaan kandang, yang meliputi : dinding kandang baik di
dalam maupun di luar kandang, lantai kandang, kerangka kandang dan lantai disekitar
kandang.

7. Menebar sekam. Sebelum dimasukkan kedalam kandang pastikan bahwa sekam sudah
disemprot dengan NaOH atau desinfektan lainnya, setelah kering baru dimasukkan.

Setelah kandang dan peralatannya sudah siap maka kegiatan selanjutnya adalah membuat
brooding. Brooding harus sudah dipersiapkan kira-kira 3 hari sebelum DOC broiler tiba.
Brooding yang baik harus dapat melindungi ayam dari angin, hujan, perubahan suhu yang
mendadak dan serangan hewan liar (tikus, burung). Serangkaian sistem yang mendukung
brooding antara lain heater (pemanas), chick guard (sekat), tempat ransum dan minum, litter,
pencahayaan, suhu dan kelembapan sirkulasi udara dan kepadatan brooding.

Ukuran brooding tergantung dari jumlah dan umur ayam. Semakin besar dan umur ayam
semakin bertambah, maka brooding harus diperluas. Usahakan udara atau oksigen di dalam
brooding jangan terlalu pengap. Artinya jangan lupa memperhatikan kepentingan ventilasi udara
bagi ayam. Pelebaran chicken guard dapat dimulai pada hari ke 4 sesuai dengan pertumbuhan
ayam dan kepadatan kandang. Brooding pada ayam broiler pada umumnya dipergunakan
sampai ayam berumur 15 hari. Diatas umur tersebut brooding tidak dipergunakan lagi.

Keberhasilan masa brooding sangat tergantung dari:

1. Pemanas (heater)

Heater atau pemanas yang baik harus mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan
terfokus. beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemanas yaitu

a. mudah mengoperasikannya
b. suhunya selalu stabil
c. bahan baku mudah tersedia
d. biaya murah

2. Jenis Pemanas
Beberapa jenis pemanas yang biasa dipakai di peternak adalah gasolek (gas infra red), semawar
(sumber panas dari minya tanah), batu bara, lampu bohlam, kayu bakar, serbuk gergaji dan
sumber panas lainnya.

3. Sekat (Chick Guard Brooder)

Sekat (Chick Guard Brooder) dapat dibuat dari bahan seng yang dibuat secara melingkar di
dalam ruangan kandang yang dilengkapi pemanas, tempat pakan, tempat minum dan tirai
kandang. Chick guard berfungsi untuk membantu agar panas brooding tetap terfokus dan DOC
tidak menyebar keseluruh ruang kandang. Sedangkan fungsi lain untuk melindungi anak ayam
dari terpaan angin dan hewan liar. Idealnya sekat atau chick guard berbentuk melingkar atau
elips. Fungsi sekat ini untuk menghindari penumpukan anak ayam pada sudut brooding. Namun
pada prakteknya banyak juga yang berbentuk segi empat atau dengan cara menyekat kandang,
karena lebih praktis. Untuk membuat dan memasang chick guard maka disesuaikan dengan
jumlah DOC yang akan dipelihara. Ketentuannya untuk 1 m2 dapat menampung 50 ekor DOC,
sehingga dengan menggunakan rumus luas lingkaran yaitu , maka diameter dan keliling
brooding dapat dibuat.

4. Alas lantai kandang ( litter )

Liiter merupakan alas lantai kandang yang berfungsi untuk menampung dan menyerap air dari
feses, meminimalkan terjadinya lepuh dada dan kaki serta untuk menjaga kehangatan kandang
brooder. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai litter sebaiknya mempunyai sifat daya serap
airnya baik, tidak berdebu, mudah didapat dan murah harganya. Beberapa bahan dari limbah
pertanian yang dapat digunakan sebagai litter antara laini sekam padi, tongkol jagung, kulit
kacang kedele, kulit kacang hijau, kulit kacang tanah, jerami padi serta limbah penggergajian
kayu.

Bahan litter harus berbersih dari kotoran atau kuman, oleh sebab itu sebelum digunakan perlu
didesinfeksi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan desinfektan. Dalam penggunaannya,
sekam di tabor secara merata dalam brooding dengan ketinggian 7-8 cm. Diatas litter perlu di
alasi dengan menggunakan kertas Koran agar tempat pakan tetap bersih dan menjaga anak ayam
tidak makan litter.

5. Tempat pakan dan tempat minum

Tempat ransum dan tempat minum dapat diperoleh baik dari limbah/ barang bekas yang mudah
didapat seperti potongan box DOC ataupun tempat pakan yang sudah jadi yang banyak di jual
di poultry shop.
Tempat ini biasanya sudah di design khusus untuk anak ayam. Pada ayam yang masih kecil yaitu
berumur kurang dari 2 minggu, tempat ransum berbentuk seperti nampan Untuk chickend plate
(tempat pakan anak ayam) dengan diameter 35 cm maka dapat menampung sekitar 75-100 ekor.
Demikian juga dengan chickend found (tempat minum anak ayam) mampu menampung 50-75
ekor

6. Cahaya, suhu dan kelembapan

Untuk dapat tumbuh secara optimal, broiler perlu mengkonsumsi ransumnya secara maksimal.
Oleh sebab itu perlu pencahayaan yang optimal terutama pada masa brooding. Pada minggu
pertama broiler membutuhkan pencahayaan baik siang maupun malam selama 24 jam. Adanya
pencahayaan akan menstimulasi ayam untuk selalu mengkonsumsi ransum. Cahaya juga dapat
merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan
proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhan anak ayam. Sedangkan kebutuhan
pencahayaan dalam masa brooding adalah antara 10-20 lux atau 20-40 watt tiap 10 m2. Lama
pencahayaan tergantung pada umur anak ayam. Semakin besar umur ayam maka membutuhkan
waktu yang lebih kecil. Pada umur 1-3 hari lama pencahayaan 24 jam, umur 4-7 hari adalah 22
jam, umur 8-14 hari adalah 20 jam, umur 15-21 hari adalah 18 jam dan menjelang panen yaitu
umur 22-24 hari adalah 16 jam

Pada masa brooding maka perlu perhatian ekstra baik suhu maupun kelembapannya.
Pengontrolan suhu ini harus dilakukan sesering mungkin, dengan menggunakan thermometer
yang diletakkan dalam kandang brooder dengan ketinggian 20-30 cm diatas litter. Atau dapat
juga dilakukan dengan melihat aktivitas dan penyebaran anak ayam yaitu apakah anak ayam
akan menyebar rata dalam brooding, mendekati pemanas atau malah menjauhi pemanas.
Demikian juga halnya dengan kelembapan, dimana kelembapan yang terlalu tinggi dapat
memicu pertumbuhan jamur dan bakteri pengurai asam urat dalam feses menghasilkan gas
ammonia lebih banyak. Sedangkan kebutuhan suhu dan kelembapan masa brooding adalah sbb:

Tabel 1. Suhu dan kelembapan kandang brooder

Umur(hari) Suhu (0 Celcius) Kelembapan (%)

0-3 33-31 55-60

4-7 32-31 55-60

8-14 30-28 55-60


15-21 28-26 55-60

22-24 26-23 55-65

Sumber : Manual Guide Logman, 2004

7. Sirkulasi udara

Pengaturan ventilasi dilakukan dengan cara pengaturan buka tutup tirai kandang. Namun
demikian pengaturan ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama suhu dan
kecepatan angin sekitar kandang. Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi bau ammonia,
debu ataupun asap pemanas. Brooder yang ditutup tanpa adanya ventilasi dapat menyebabkan
kandungan O2 berkurang dan gas beracun yaitu CO2 dan amoniak akan meningkat.Cara
pengaturan tirai adalah :

1. Minggu I : tirai kandang tertutup rapat

2. Minggu II : tirai kandang dibuka sepertiga pada bagian atas

3. Minggu III : tirai kandang dibuka 2/3 pada bagian atas

4. Minggu IV : tirai kandang sudah terbuka smua.

8. Kepadatan kandang

Kandang brooder yang terlalu padat akan menurunkan ketersediaan O2, meningkatkan amoniak,
mempengaruhi aktivitas ayam dan meningkatkan persaingan antar ayam dalam mendapatkan
oksigen dan makanan serta menstimulasi kanibalisme pada ayam. Pengaturan kepadatan kandang
brooder adalah dengan cara melebarkan chick guard setiap 3-4 hari sekali sampai anak ayam
berumur 14 hari. Pada saat itu ayam sudah tidak membutuhkan kandang brooder lagi dan ayam
akan memenuhi seluruh ruang kandang sampai nanti saat panen tiba

Ada beberapa hal tatalaksana masa brooding yang perlu dilakukan yaitu:

a. Pastikan bahwa semua peralatan kandang berfungsi dengan baik

b. Hitung jumlah kebutuhan peralatan brooding dan aturlah sesuai dengan tata letaknya
c. Tiga jam sebelum DOC tiba, lakukan :

Isi tempat minum dengan larutan gula dengan konsentrasi 2%

Isi ransum untuk DOC (pakan starter) ke tempat pakan chickend plate

Nyalakan pemanas

Atur ketinggian dan posisi pemanas, sampai tercapai suhu yang ideal.

d. Pasang lampu di setiap area brooding terutama di malam hari

Setelah DOC tiba, secepatnya DOC ditangani dengan baik. Kegiatan ini dimulai dari
:menghitung jumlah box DOC yang dating, cek sample DOC yang ada dalam box, DOC yang
mati serta kondisi secara umum (lincah, diam, cacat, dll).Hitung berat DOC rata-rata dengan
cara menimbang DOC yang masih dalam box. Berat rata-rata DOC = Berat box yang berisi
DOC dikurangi dengan box kosong kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah DOC yang ada
dalam box. Berat DOC ideal adalah 41 gram. Bukalah box DOC dan segera masukkan dalam
brooding sambil dihitung jumlahnya serta sekalian diseleksi DOC. DOC yang baik mempunyai
cirri-ciri: Lincah, aktif mencari makan, bentuk paruh normal, mata (bulat, bersinar dan tidak
cacat), berat badan normal/sesuai standart, bulu kering, halus dan lembut, anus tidak basah dan
tidak membuka, perut kering dan tidak keras/besarserta kaki tidak bengkak.

Bila brooding terlalu panas maka regulatornya pemanas diatur yaitu dengan cara pemanas
diangkat, bahan sumber panas dikurangi atau tirai dibuka. Sebagai control Anda dapat melihat
tingkahlaku DOC, apakah menyebar merata artinya pemanas sesuai yang dibutuhkan, atau DOC,
mendekati pemanas yang artinya suhu pemanas kurang atau menjauhi pemanas. Yang artinya
suhu pemanas terlalu tinggi.

Berikan ransum secara ad libitum dalam brooding tetapi cara pemeriannya dilakukan sedikit
demi sedikit tetapi sesering mungkin. Berikan air minum dengan menggunakan air yang bersih,
segar dan dingin. Berikan vitamin atau obat anti stress yang dilarutkan dalam air minumnya pada
saat DOC baru tiba, cuaca buruk, 3 hari sebelum dan 3 hari setelah dilakukan vaksinasi. Lakukan
vaksinasi ND pada saat anak ayam berumur 4 hari dengan cara tetes mata dan kill. Masa
brooding ini berlangsung selama 2 minggu.

Anda mungkin juga menyukai