Oleh
Ayam broiler merupakan jenis ayam hasil dari budidaya teknologi peternakan yang
memiliki ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan
yang rendah dan siap dipotong pada usia 28-45 hari. Ayam broiler terutama unggas yang
pertumbuhannya cepat pada fase hidup awal, setelah itu pertumbuhan menurun dan akhirnya
berhenti akibat pertumbuhan jaringan yang membentuk tubuh.
Kelebihan ayam broiler adalah pertambahan bobot badan sangat cepat, dagingnya
empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan relatif
tinggi, hampir sebagian besar dari pakan mampu diubah menjadi daging sedangkan
kelemahannya adalah membutuhkan pemeliharaan yang intensif dan cermat serta relatif lebih
peka terhadap infeksi penyakit.
Suhu lingkungan merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
produktivitas ayam. Keadaan suhu yang relatif tinggi pada suatu lingkungan pemeliharaan
menyebabkan terjadinya cekaman panas. Cekaman panas menyebabkan gangguan terhadap
pertumbuhan ayam broiler. Gangguan pertumbuhan ini terkait dengan penurunan konsumsi
pakan dan peningkatan konsumsi air minum selama ayam mengalami cekaman panas.
II. PEMBERIAN RANSUM
Pemberian pakan pada ayam pedaging baik periode starter maupun finisher pada
dasarnya dilakukan dengan metode ad libitum, yaitu metode pemberian pakan dengan cara
ayam makan sepuasnya (selalu tersedia). Berkaitan dengan periode pemeliharaan dan jenis
pakan yang digunakan, pola pemberian pakan pada ayam pedaging dapat dibedakan menjadi :
One feed system, Two feed system dan Three feed system, sebagaimana tertera pada tabel
berikut ini :
Dengan pola pemberian pakan yang berbeda seperti tersebut di atas akan berpengaruh
kepada jenis pakan yang digunakan selama proses pemeliharaan. Jika mengacu pada pola
pemberian pakan one feed sistem, maka semenjak DOC datang hingga panen menggunakan
pakan starter. Jika mengacu pada pola pemberian pakan two feed sistem, maka selama
pemeliharaan akan menggunakan pakan starter dan grower atau finisher, dan seterusnya.
Penentuan pola pemberian pakan tersebut pada akhirnya tergantung pada keputusan dan
kebijakan peternak masing-masing, dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.
Konsumsi pakan pada minggu pertama sangat menentukan berat badan di awal
pemeliharaan dan pertumbuhan pada minggu-minggu berikutnya. Pada minggu-minggu
pertama inilah anak ayam (DOC) akan mengembangkan beberapa organ – organ internalnya
seperti paru paru (untuk mengambil oksigen/bernafas), Ampela/empedal/lambung pengunyah
(untuk menghancurkan pakan yang dikonsumsi), hati, pancreas, usus, dan organ-organ sistem
kekebalan.
Untuk mendukung perkembangan organ seperti tersebut di atas harus diupayakan agar
konsumsi pakan standar dapat tercapai yaitu di atas 160 gram. Secara teknis pencapaian
konsumsi pakan (feed intake) standar dapat diupayakan dengan melakukan beberapa
pendekatan : frekuensi pemberian pakan 7 – 9 kali sehari, kebersihan tempat pakan dan minum,
ketercukupan tempat pakan dan minum, tercapainya temperatur ideal dan waktu pelebaran
brooding ring yang tepat
Pemberian pakan pada anak ayam dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
Untuk anak ayam umur 0-7 hari, pakan ditempatkan di baki (chick feeder tray), sebanyak 2
– 3 genggam per baki. Jika tempat pakan menggunakan kardus bekas DOC, maka jumlahnya
kira-kira 4 – 6 genggam, atau diperkirakan pakan akan habis dalam waktu 2 jam.
Setelah ayam berumur 7 hari tempat pakan yang digunakan sebagian diganti dengan tempat
pakan yang berbentuk bundar dan digantung (hanging feeder) secara bertahap. Dari 5 buah
tempat pakan 3 diantaranya sudah diganti dengan tempat pakan gantung, hingga pada hari
ke 14 tempat pakan sudah diganti semua dengan tempat pakan gantung. Ketinggian tempat
pakan 2–2,5 cm di atas permukaan punggung ayam.
Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit bertujuan untuk merangsang nafsu makan
semaksimal mungkin.
Jika pakan yang tersisa di tempat pakan hanya berupa tepung (sisa pakan), maka pakan harus
segera ditambah (tidak boleh terlambat).
Sisa pakan yang berupa tepung dikumpulkan menjadi satu dan diayak. (pakan lama hasil
ayakan tidak boleh dicampur dengan pakan yang baru. Tepung hasil ayakan tidak boleh
dibuang ke lantai kandang (ke litter), tapi harus dibakar atau dibuang dibawa keluar jauh
dari kandang.
Perhatikan bahwa tembolok harus selalu penuh. Saat malam jangan sampai anak ayam
bergerombol (menumpuk) lebih dari 30 ekor di pinggir kandang.
Jumlah pakan yang dikonsumsi pada minggu pertama akan menentukan berat badan dan
daya tahan tubuh di minggu – minggu berikutnya.
Sedangkan pemberian pakan ayam dewasa harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
Saat ayam sudah berumur 21 hari dan seterusnya, hindari pemberian pakan pada saat
panas, dengan tujuan untuk mengurangi stres akibat panas.
Jika pada pukul 11.00 – 14.00 cuaca panas, sebaiknya tembolok ayam berada dalam
keadaan kosong. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat tempat pakan sehingga
tidak terjangkau oleh ayam. Pemberian pakan boleh dilakukan kembali bila cuaca dalam
keadaan sejuk (kira-kira mulai pukul 15.00).
Hindarkan/minimalkan terjadinya pakan yang tercecer di lantai kandang.
III. PERSYARATAN DAN MODEL KANDANG YANG DIGUNAKAN
Ukuran kandang yang ideal untuk daerah tropis adalah 8-10 ekor/m2 dengan tinggi
kandang kandang 2,25-2,5 m dan lebar kandang 4- 8 m. Apabila lebih dari angka tersebut, suhu
kandang akan cepat meningkat terutama pada siang hari, sehingga berakibat pada konsumsi
pakan ayam menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan
mudah terserang penyakit, kondisi ini terjadi terutama pada ayam ras pedaging dewasa.
IV. JENIS PENYAKIT YANG SERING DITEMUKAN
5.1 Pertumbuhan (data dan uraian tentang konsumsi ransum, bobot badan dan kurva
pertumbuhan)
Tabel 4. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler strain CP 707. Sumber : PT Charoen
Pokphand (2006).
Konsumsi Ransum
Pakan starter diberikan pada ayam berumur 0-3 minggu, sedangkan ransum finisher
diberikan pada waktu ayam berumur empat minggu sampai panen. Konsumsi pakan merupakan
jumlah pakan yang dimakan dalam jangka waktu tertentu. Pakan yang dikonsumsi ternak
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat nutrisi lain. Konsumsi pakan tiap ekor
ternak berbeda-beda. Konsumsi diperhitungkan sebagai jumah makanan yang dimakan oleh
ternak dan bila diberikan ad libitum. Zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk
mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan. Besar dan bangsa ayam,
temperatur lingkungan, tahap produksi dan energi dalam pakan dapat mempengaruhi
konsumsi. Bobot badan ayam, jenis kelamin, aktivitas, suhu lingkungan dan kualitas pakan
dapat mempengaruhi konsumsi.
Kurva Pertumbuhan
Gambar 1. Pertumbuhan rata-rata bobot hidup (a), karkas tanpa bulu (b), deposisi protein (c)
dan deposisi lemak (d)
Pada masa awal, pertumbuhan ayam berlangsung sangat cepat dan hampir semua
ransum yang terkonsumsi dialokasikan untuk pertumbuhan. Pertumbuhan ini terjadi karena
broiler mampu mengabsorbsi nutrisi pakan dan mendeposisikannya kedalam tubuh.
Kemampuan penyerapan nutrisi oleh broiler yang diberi pakan dengan kandungan nutrisi yang
sama dalam pendeposisian protein dan lemak (Gambar 1). Bila kita melihat dalam gambar 1
tersebut terlihat bahwa dari umur 1 – 21 hari (fase starter) pertumbuhan bobot badan dan bobot
karkas tanpa bulu antar 2 strain broiler tersebut tidak berbeda jauh, begitu pula dalam
pendeposisian lemak, yang berbeda adalah dalam hal pendeposisian protein. Pada fase starter
ini terlihat percepatan laju pertumbuhan hingga umur 21 hari yang juga disinyalir menjadi titik
infleksi. Selanjutnya saat memasuki umur 22 – 35 hari (fase grower) nampak bahwa laju
pertumbuhan bobot badan menunjukkan perlambatan diiringi dengan laju pendeposisian
protein dan lemak dimana pada usia 35 hari pendeposisian protein mengalami stagnasi
sedangkan lemak masih melaju naik.
Pada fase finisher (umur 36 – 49 hari) berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa
pada umur 36 – 42 hari bisa dikatakan mengalami stagnasi pertumbuhan, yang berlanjut pada
penurunan pertumbuhan dan pendeposisian protein. Berbeda dengan protein, lemak justru tetap
mengalami peningkatan namun peningkatan lemak ini bukan merupakan bagian dari
pertumbuhan.
5.2 Produksi (data dan uraian tentang konsumsi ransum, bobot badan dan FCR)
Nilai konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain genetik, tipe pakan
yang digunakan, feed additive yang digunakan dalam pakan, manajemen pemeliharaan, dan
suhu lingkungan. Jumlah pakan yang digunakan mempengaruhi perhitungan konversi ransum
atau Feed Converstion Ratio (FCR). FCR merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang
dikonsumsi dengan pertumbuhan berat badan. Angka konversi ransum yang kecil berarti
jumlah ransum yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit.
Semakin tinggi konversi ransum berarti semakin boros ransum yang digunakan.
Faktor utama yang mempengaruhi konversi pakan adalah genetik, ventilasi, sanitasi,
kulitas pakan, jenis pakan, penggunaan zat aditif, kualitas air, penyakit dan pengobatan serta
manajemen pemeliharaan, selain itu meliputi faktor penerangan, pemberian pakan, dan faktor
sosial.
Ayam yang semakin besar akan makan lebih banyak untuk menjaga ukuran berat badan.
Sebesar 80% protein digunakan untuk menjaga berat badan dan 20% untuk pertumbuhan
sehingga efisiensi pakan menjadi berkurang. Bila nilai konversi pakan sudah jauh di atas angka
dua, maka pemeliharaannya sudah kurang menguntungkan lagi. Oleh karena itu, ayam broiler
biasanya dipasarkan maksimal pada umur enam minggu.
VI. SIMPULAN
1. Ayam broiler merupakan jenis ayam hasil dari budidaya teknologi peternakan sebagai
penghasil daging dengan konversi pakan yang rendah dan siap dipotong pada usia 28-45
hari.
2. Pola pemberian pakan pada ayam pedaging dapat dibedakan menjadi : One feed system,
Two feed system dan Three feed system.
3. Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu : Newcastle Disease, Infectious Bursal
Disease, Chronic Respiratory Disease, Pullorum dan Kutu.
4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah galur ayam, jenis kelamin, dan faktor
lingkungan.