0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan2 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas poin-poin pemeliharaan ayam broiler pada fase starter, termasuk pemilihan DOC, pakan dan minum, perkandangan, dan pencegahan penyakit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas poin-poin pemeliharaan ayam broiler pada fase starter, termasuk pemilihan DOC, pakan dan minum, perkandangan, dan pencegahan penyakit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas poin-poin pemeliharaan ayam broiler pada fase starter, termasuk pemilihan DOC, pakan dan minum, perkandangan, dan pencegahan penyakit.
Poin – Poin Pemeliharaan Ayam Broiler Fase Starter
1. Pemilihan Day Old Chick (DOC)
Pemilihan bibit atau DOC Broiler yang baik dan berkualitas merupakan salah satu kunci agar dalam berternak mendapatkan hasil yang maksimal. Bibit DOC yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut sehat dan aktif bergerak, tubuh yang tidak cacat secara fisik, bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam, paruh dan kaki yang kuning cerah serta lubang kotoran (anus) bersih, berat badan 35 – 45 gram. Kualitas DOC yang dipelihara harus yang terbaik, karena performa yang jelek bukan saja dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan tetapi juga oleh kualitas DOC pada saat diterima (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006) 2. Pakan dan Minum Pakan yang diberikan berupa pakan yang berbentuk fine crumble dengan kandungan protein 21-24 %. Pemberian pakan bisa dilakukan dengan cara sedikit demi sedikit. Hal ini bertujuan agar pakan yang diberikan selalu segar dan tidak kotor, dan ayam selalu terangsang untuk selalu makan (Fadilah, 2013). Pada 4 – 6 jam pertama sejak DOC masuk ke dalam kandang, air minum dapat dicampur dengan vitamin, antibiotik, atau larutan NaCl. Kebutuhan air minum tergantung temperatur kandang dan aktivitas ayam (Rasyaf, 2012). 3. Perkandangan Faktor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam broiler (pedaging) adalah kandang intensif. Kandang harus dikondisikan sedemikian rupa agar mendapatkan rasa nyaman pada ayam. Kepadatan awal untuk ayam broiler yaitu 40 – 60 ekor / m2. Kepadatan kandang dilebarkan sedikitm demi sedikit mengikuti perkembangan ayam dari minggu ke minggu berikutnya. Alas kandang menggunakan system “litter” atau lantai bersekam padi. Untuk lebar dan panjang kandang mengikuti jumlah ayam dan luasan pada kandang. (Rasyaf, 1995). Masa brooding merupakan masa paling sensitif bagi ayam broiler (pedaging) karena pada masa ini proses pertumbuhan ayam dimulai. Masa brooding merupakan masa penyesuaian dimana ayam memulai hidup dengan lingkungan yang baru, masa awal perkembangan dimana segala aspek kehidupan ayam terutama organ – organ penting pada tubuh ayam memulai masa perkembangan yang sangat cepat, dan masa menentukan hasil akhir yang kelak akan dicapai karena masa brooding ini merupakan pondasi dalam pemeliharaan ayam broiler (pedaging). Pengecekan suhu di area brooding dilakukan sesering mungkin. Pengontrolan suhu dapat dilakukan dengan memasang thermohidrometer dan pemantauan secara visual. Pengontrolan secara visual dapat dilakukan dengan memerhatikan penyebaran anak ayam di area brooding. Anak ayam menyebar secara merata di area brooding merupakan kondisi yang baik karena suhu yang ada di area brooding sesuai dengan yang dibutuhkan anak ayam. Apabila anak ayam berkumpul di sekitar pemanas tandanya suhu kurang panas, sebaliknya apabila anak ayam menjauhi pemanas menunjukkan suhu brooder terlalu panas (Nova et al., 2014). Chick guard (lingkaran pembatas) dapat dipindahkan setiap 2 hari sekali untuk memperluas area brooding sesuai dengan kebutuhan dan pertumbuhan ayam. Area brooding yang dilengkapi dengan brooder dan dibatasi oleh chick guard bermanfaat untuk menghemat 1/3 bahan bakar brooder dan untuk membatasi gerak ayam. Dengan demikian, energi yang dikonsumsi oleh ayam benar – benar dapat digunakan untuk pertumbuhan ayam dan tidak terbuang menjadi energi untuk bergerak yang berlebihan. (Nova et al., 2014). 4. Pencegahan Penyakit Pencegahan penyakit adalah segala aktivitas yang dapat mencegah serangan penyakit pada ayam dan peternakan. (Rasyaf, 2009). Secara garis besar program pencegahan penyakit pada ternak ayam broiler dibagi menjadi tiga golongan yakni program sanitasi, program vaksinasi dan pengobatan penyakit. (Narantaka, 2012). Sanitasi merupakan suatu kegiatan pencegahan penyakit yang dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kandang dan lingkungan kandang, peralatan kandang, pengelola kandang, serta orang dan kendaraan yang keluar masuk komplek perkandangan. (Suprijatn dkk, 2005). Sanitasi harus dilakukan secara teratur untuk mencegah timbulnya penyakit. Selain memperhatikan kebersihan lingkungan, pemberian vaksin dan obat – obatan juga sangat diperlukan menunjang kesehatan ayam yang dipelihara. Vaksinasi adalah usaha memasukkan vaksin kedalam tubuh ternak untuk melindungi ternak dari serangan penyakit tertentu. Vaksinasi ditujukan untuk merangsang pembentukan zat kebal yang sesuai dengan jenis vaksinnya. (Tamalluddin, 2015). Walaupun vaksinasi telah dilakukan, tetap perlu diingat bahwa proses seleksi dan culling harus dilakukan sejak dini disertai penerapan biosecurity yang ketat dan melaksanakan prinsip – prinsip pencegahan penyakit secara konsisten. Vaksinasi untuk mencegah penyakit terutama yang berasal dari virus seperti Newcastle Disease (ND), Gumboro, Infectious Bronchitis (IB), Avian Influenza (AI). Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1992) yang menyatakan bahwa vaksin yang biasa digunakan selama pemeliharaan ayam broiler yaitu vaksin Newcastle Disease (ND) dan gumboro.