Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peternakan ayam petelur menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan di

Kabupaten Kotawaringin Barat, dimana permintaan pasar cukup tinggi baik untuk

konsumsi rumah tangga maupun kuliner. Jumlah pelaku usaha peternakan ayam ras

petelur pada tahun 2020 terdata sebanyak 35 orang peternak yang tersebar di

beberapa wilayah dengan sebaran populasi dan pelaku usaha terbanyak di wilayah

Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan. Populasi ternak ayam ras petelur saat

itu diperkirakan baru mencapai 120.000 ekor .

Ayam ras petelur merupakan salah satu jenis ayam yang dipelihara khusus

untuk menghasilkan telur secara komersil. Ayam ras petelur merupakan hasil

persilangan dan seleksi dari bangsa-bangsa ayam yang mampunyai produktivitas

tinggi dalam menghasilkan telur. Ayam ini mulai produksi pertama kali pada umur ±

18 minggu dan lama produksi telur sampai umur 100 minggu (Hy-line2016).

Manajemen pemeliharan ayam petelur pada umumnya terbagi menjadi dua, yaitu

yang pertama manajemen pemeliharaan untuk keperluan hidup dari ayam petelur seperti

pakan, kandang dan lesehatan ayam petelur. Majanemen yang kedua yaitu meliputi

keberhasilan usaha serta kebutuhan produksi dari ayam petelur antara lain mulai dari

pemilihan bibit untuk ayam petelur yang baik.

Menjaga kebersihan kandang merupakan satu langkah strategis mengurani populasi

bibit penyakit di disekitar ayam. Biosecurity merupakan tindakan pengamanan terhadap

ternak, melalui pengamanan lingkunganya dan orang atau person yang terlibat dalam sisklus

1
pemeliharaan. Bisa jadi kegagal peternak dalam memproduksi ayam dengan berat maksimal

dan atau produksi telur dehan Hen Day Production (HDP) yang optimum salah satunya

adalah atas keteledoran dalam penerapan biosecurity.

1.2. Rumusan Masalah

1. Berdasarkan latar belakang dalam proposal Praktek Kerja Lapang bagaimana

Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur di Fase Layar Bintang Terang?

2. Bagaimana penerapan sistem biosecurity pada kandang ayam petelur PT. Bintang

Terang?

1.3. Tujuan

Tujuan dilaksanakanya Praktek Kerja Lapang (PKL) untuk mengetahui

manajemen pemeliharaan ayam petelur fase laayer dengan mengamati penerapan

sistem biosecurity di kandang ayam petelur di PT Bintang Terang.

1.4. Manfaat

Manfaat dilaksanakannya Praktek Kerja Lapang (PKL) agar mahasiswa dapat

membandingkan ilmu yang didaoat saat perkuliahan dengan dilapangan secara

langsung. Serta memperoleh pengetahuan, pengalaman, memahami manajemen

pmeliharaan ayam petelur fase layer, sebagai pedoman atau informasi bagi kegiatan

peternakan kedepannya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ayam Petelur

Ayam ras petelur merupakan ayam yang khusus dibudidayakan untuk diambil

telurnya (Setyono dkk., 2013). Ayam ras petelur mulai produksi pertama kali pada

umur ± 18 minggu dan lama produksi telur sampai umur 1 minggu (Isa Brown

Commersial Layer, 2009)). Ayam ras petelur menghasilkan telur sebanyak 250-300

butir/ekor/tahun dengan rata-rata berat telur per butir 57,9 g (Susilorini dkk., 2009).

Produksi ayam dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain bangsa dan strain ayam

yang digunakan, kondisi lingkungan di kandang, dan manajemen pakan ( Al Nasser et

al., 2005).

Jenis ayam petelur dibagi menjadi tipe ayam petelur ringan dan medium. Tipe

ayam petelur ringan mempunyai badan yang ramping dan kecil, bulu berwarna putih

bersih, dan berjengger merah, berasal dari galur murni white leghorn, dan mampu

3
bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi . Strain yang termasuk tipe ringan

antara lain Babcock, Ross White dan Hubbard Leghorn. Ayam petelur ringan sensitif

terhadap cuaca panas dan keributan, responnya yaitu produksi akan menurun.

Tipe ayam petelur medium memiliki bobot tubuh yang cukup berat, tidak

terlalu gemuk, kerabang telur berwarna coklat,dan bersifat dwiguna (Bappenas,

2010).Strain ayam petelur yang termasuk dalam tipe medium antara lain Lohman

Brown, Hy-Line Brown dan Isa Brown. Ayam yang dipelihara untuk penghasil telur

konsumsi umumnya tidak memakai pejantan dalam kandangnya karena telur

konsumsi tidak perlu dibuahi (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Strain adalah

kelompok unggas dalam satu bangsa yang diseleksi menurut kriteria yang spesifik,

yaitu umur saat dewasa kelamin, daya hidup, produksi telur, kualitas telur, atau

kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Lohman brown adalah varian ayam petelur

paling banyak dipelihara di dunia termasuk Indonesia. Ayam ini berukuran kecil

dengan berat tidak lebih dari 2 kg. Produksi telur sangat tinggi pada usia dua tahun

pertama yaitu mencapai 313 butir per tahun.Ayam petelur ras dengan strain Lohmann

Brown cepat dalam mencapai dewasa kelamin yaitu pada umur 18 minggu, sehingga

50% produksi dapat dicapai pada umur 140-150 hari (Dirgahayu at al., 2016).

Isa brown merupakan ayam petelur hibrida yang dikembangkan oleh Institute

De Selection Animale (ISA) di Perancis. Isa brown dikembangkan melalui

persilangan banyak varian ayam diantaranya termasuk rhode island red merah dan

putih. Karateristik ayam petelur strainIsa Brown memiliki bulu coklat kemerahan.

Strain Isa Brown mulai berproduksi umur 18-19 minggu. Rata-rata berat ayam

petelur betina jarang melebihi 2 kg dengan produksi telur sekitar 300 butir per tahun.

4
Salah satu jenis ayam petelur yang biasa digunakan oleh peternak adalah

ayam strain Hyline. Ayam petelur Hyline diciptakan di Amerika pda tahun 1972.

Memiliki kemampuan daya hidup pada masa pertumbuhan 98% dan masa bertelur

97%, persentase puncak produksi mencapai 95-96%. Berat telur ayam petelur strain

Hyline 56,6-59,0 gram (pada minggu ke-25) (Hy-line, 2014). Hy-line memiliki

karateristik yang hampir sama dimana masa dewasa kelaminnya mulai di 18 minggu

dengan pencapaian total ayam yang bertelur pada 20 minggu di kisaran 45-72%.

2.2. Perkandangan

Perkandangan adalah kumpulan seluruh kelompok yang memenuhi suatu

aturan sanitasi dan tata laksana peternakan. Kandang adalah lingkungan kecil tempat

ayam hidup dan berproduksi. Oleh karena itu dibutuhkan kandang yang nyaman dan

berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta hasil produksi yang maksimal (Abidin.

2014). Kandang yang digunakan untuk ayam petelur sangat beraneka ragam. Masing-

masing dapat dibedakan atas dasar kegunaannya, model lantai, pengisian kandang,

dinding kandang dan kelangsungan penempatan ayam di dalam kandang.

(Sudarmono.2010). Kandang, selain berfungsi untuk melindungi ayam dari iklim

seperti hujan, panas matahari, dan angin, juga berfungsi melindungi dari gangguan

manusia atau binatang lain. Kandang bagi ayam petelur juuga diharapkan dapat

meningkatkan produksi ayam dengan memeberikan rasa nyaman bagi ayam yang

dipelihara.

2.2.1. Biosecurity

Menjaga kebersihan kandang merupakan satu langkah strategis mengurangi

populasi bibit penyakit di sekitar ayam. Biosekurity merupakan tindakan pengamanan

5
terhadap ternak, melalui pengamanan terhadap lingkunganya dan orang atau person

yang terlibat dalam siklus pemeliharaan. Bisa jadi kegagalan peternak dalam

memproduksi ayam dengan berat maksimal dan atau produksi telur dengan Hen Day

Production (HDP) yang optimum salah satunya adalah atas keteledoran dalam

penerapan biosecurity. Secara umum biosekurity bisa didefinisikan sebagai suatu

sistem yang terdiri dari rangkaian program yang mencakup kebijakan dan praktek

yang dirancang untuk mencegah masuk dan menyebarnya patogen pada ayam.

Patogen bisa berupa virus, bakteri, parasit (termasuk protozoa), jamur, dll

(Ambarawati.2016). Program biosekurity pada ternak unggas mencakup tiga aspek

utama, tiga aspek tersebut adalah:

Isolasi adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk memberi barrier bagi

ayam dari serangan kuman patogen penyebab penyakit. Penjabaran lebih lanjut,

isolasi berarti menjauhkan ayam (flock) dari orang, kendaraan, dan benda yang dapat

membawa patogen. Menciptakan lingkungan tempat ayam terlindung dari

pembawa patogen (orang, hewan lain, udara, air, dll). Langkah-langkah yang bisa

dilakukan untuk menerapkan isolasi bisa berupa; menyimpan ayam di kandang

tertutup yang sudah di screening di farm. Menerapkan manajemen all in all out.

Memisahkan ayam dari hewan lain dan dari spesies unggas lain. Tidak boleh ada

tempat dengan air menggenang di wilayah farm.

Pengendalian lalu lintas adalah berbagai upaya untuk men-screening orang,

alat, barang dan hewan lain, agar kegiatan lalu lintas yang dilakukannya tidak

menyebabkan masuknya patogen ke dalam farm. Penjabaran lebih lanjut,

pengendalian lalu lintas berarti kita tidak boleh mengijinkan siapapun masuk ke

6
kandang, apalagi mendekati ayam-ayam kita. Jika memang mereka harus masuk,

maka harus dipastikan bahwa mereka harus mengikuti tindakan biosekuriti khusus

(screening). Membatasi jumlah orang, kendaraan dan alat-alat yang berada di wilayah

isolasi dan yang keluar dari wilayah isolasi ke daerah lain.

Sanitasi adalah berbagai upaya yang ditujukan untuk membunuh patogen. Lebih lanjut,

sanitasi bisa dijabarkan sebagai tindakan pembersihan (cleaning) dan desinfeksi untuk

membunuh kuman. Sanitasi juga berarti upaya pengendalian hama yang bertujuan untuk

mencegah hama (burung liar, hewan pengerat & serangga) membawa patogen. Dan

pembuangan bangkai atau karkas yang ditujukan untuk menjauhkan kontaminasi dari

flok.Implementasi sanitasi harus dilaksanakan secara tertata baik untuk kandang, alat,

kendaraan maupun orang. Wujud nyata dari implementasi ini misalnya: pekerja mencuci

tangan dan kaki, berganti pakaian dan sepatu sebelum bekerja dengan ayam. Membersihkan

dan mendesinfeksi alat-alat secara teratur. Membersihkan dan mendesinfeksi kandang-

kandang dalam masa peralihan antara satu periode ke periode berikitnya, dan memiliki

program pengendalian hama.

2.2.2. Pengendalian Penyakit

Program sanitasi merupakan tindakan pembersihan dan penyucihamaan

kandang dan peralatanya yang dilakukan secara teratur. Penyucian ini dilakukan

dengan cara penyemprotan desinfektan keseluruh kandang dan peralatan. Penyakit

pada ayam dapat mengakibatkan kemrosotan produksi telur (Asmawati, 2013).

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan dua cara, cara pertama adalah melalui

tata laksana harian dan yang kedua melalui obat vaksin. Keduanya digunakan

bersama dan saling mendukung satu sama yang lain. Tata laksana. Pencegahan

7
melalui tata laksana harian pada prinsipnya adalah menciptakan suasana tenang,

bersih, dan nyaman di peternakan. Tempat minum ayam sebaiknya dibersihkan

sehari sekali karena kebersihan peralatan kandang seperti tempat air minum

merupakan syarat mutlak kesehatan ayam (Abidin, 2014).

2.3. Pemberian Pakan

Pemberian pakan dapat dilakukan secara efesien dengan memperhatikan bahan pakan,

kandungan nutrisi dan tempat penyimpanan pakan (Setyono dkk.,2013). Fase layer frekuensi

pemberian pakan diberikan 2 kali/hari , namun agar mudahnya pakan disediakan

sepanjang hari.

1. Konsumsi Pakan Ayam Petelur

Konsumsi pakan (feed intake) adalah jumlah ransum yang diberikan dikurangi

dengan jumlah ransum yang tersisa pada pemberian pakan saat itu. Tujuan utama

pemberian ransum pada ayam petelur adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup

pokok dan pertumbuhan, dengan terpenuhnya kebutuhan tersebut maka diharapkan

produksi ayam secara maksimum dapat terpenuhi. Konsumsi ayam petelur

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu lingkungan, bangsa, umur,

jenis kelamin, imbangan zat makanan dalam ransum, kecepatan pertumbuhan, tingkat

produksi, bobot badan, palatabilitas dan tingkat energi metabolisme ransum, semakin

tinggi energi dalam ransum maka konsumsi ransum akan menurun pula sebaliknya.

Untuk menghitung feed intake pada ayam petelur dapat dihitung dengan cara

menghitung jumlah pakan dikurang jumlah sisa pakan di bagi jumlah ayam. Konsumsi

ayam petelur fase layer adalah 115 gram/ekor/hari pada kandungan nutrisi protein 16 % dan

EM 2800 Kka.

8
2. Produksi Telur

Produksi telur dikenal istilah hen day production(HDP) dan hen housed

production(HHP) dan . Hen day production dihitung dari jumlah produksi telur hari

itu dibagi dengan jumlah ayam produktif hari itu dikalikan 100% (North, 2010). Hen

housed production merupakan ukuran produksi telur yang didasarkan pada jumlah

ayam mula-mula yang dimasukkan ke dalam kandang (Kartasudjana dan Suprijatna,

2006).

Pengukuran produksi telur dengan menggunakan perhitungan hen day production

(HDP) dan hen house production (HHP). Hen day production (HDP) adalah persentase

produksi dalam jangka waktu tertentu berdasarkan jumlah ayam yang ada setiap saat dalam

jangka waktu tertentu, sedangkan produksi hen house production (HHP) adalah persentase

produksi dalam jangka waktu tertentu berdasarkan jumlah ayam pada waktu permulaan yang

dipelihara sebagai layer.

3. Konversi pakan Ayam Petelur

Feed Convertion Ratio (FCR) atau konversi pakan merupakan perbandingan

antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan

ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam petelur yang baik akan

makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak daripada sejumlah

ransum yang dimakannya (Bappenas, 2010). Konversi pakan ayam petelur berkisar

antara 2,1 - 2,3. Semakin tinggi FCR maka akan semakin buruk, artinya penggunaan

pakan tersebut kurang ekonomis. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konversi

pakan diantaranya bentuk fisik pakan, berat badan ayam, kandungan nutrisi dalam

ransum, lingkungan pemeliharaan, stres, dan jenis kelamin. Perhitungan konversi

9
pakan dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan ayam dalam mengubah pakan

yang dikonsumsi menjadi telur dan melihat respon ayam terhadap kualitas pakan

yang diberikan (Lokapirnasari et al., 2011).

10

Anda mungkin juga menyukai