BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan ayam pedaging. Hal ini
membawa pada konsekuensi positif bahwa ternak unggas khususnya ayam petelur
memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena mampu menjadi bahan
pangan penyediaan gizi yang murah bagi masyarakat. Produksi telur yang baik
harus dilakukan sistem pemeliharaan ternak yang baik dan juga penangkalan
manejemen pemeliharaan. Apabila salah satu faktor tersebut tidak berjalan dengan
Hal yang tidak kalah penting yaitu unsur kesehatan dan pengendalian penyakit
ayam. Tanpa usaha pencegahan atau pengendalian penyakit, makanan yang baik
pun menjadi tidak berarti, karena kesehatan dilakukan untuk mencegah ayam dari
berbagai penyakit yang dilakukan oleh virus, bakteri dan parasit. Pencegahan dan
yang berfungsi untuk mencegah penularan penyakit seperti virus dan bakteri dan
didalam kandang, dinding, lantai, atap, orang yang terlibat dalam pemeliharaan,
barang dan peralatan, dan kendaraan yang akan keluar masuk lokasi peternakan
serta yang berada diluar kandang yang dapat membahayakan kesehatan ayam.
termurah dan efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam.
Program pencegahan penyakit tidak akan berjalan dengan baik tanpa disertai
ditingkatkan.
atau pelaksanaan tatalaksana biosecurity pada peternakan ayam Tunas Farm Desa
layer.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam layer atau petelur merupakan salah satu ternak unggas yang cukup
telur secara komersial. Saat ini terdapat 2 kelompok ayam petelur yaitu tipe ayam
medium dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan kerabang coklat
sedangkan tipe ringan bertelur dengan kerabang putih (North dan Bell, 1990).
Telur konsumsi dihasilkan oleh ayam ras petelur yang merupakan salah
satu jenis unggas yang diternakkan di Indonesia. Populasi ayam ras petelur
belum diiringi dengan peningkatan produktivitas ayam petelur. Oleh karena itu
pada ayam petelur harus memperhatikan antara lain perkandangan, jenis pakan
ayam petelur dan terdapat aturan atau mengikuti sistem tertentu. Kandang tersebut
harus aman, nyaman, hangat sehingga ayam akan bertelur dengan tenang. Ketika
ayam mengalami stress di periode ini hasil telurnya pun menjadi tidak maksimal.
aspek kenyamanan serta kesehatan serta kesehatan bagi ternak (Nuriyasa, 2003).
bangunan, kandang harus seimbang, karena kandang yang lebar dan rendah
sebaiknya mengarah timur ke barat yang bertujuan agar kandang dapat terkena
sinar matahari secara baik untuk mengurangi kelembaban (Nadzir dkk. 2015).
Kesehatan ternak ayam sangat penting dijaga karena merupakan salah satu
tempat yang kotor, berbau, dan lembab. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
2.3. Biosecurity
Biosecurity berasal dari bio yang artinya hidup dan security yang artinya
perlindungan atau pengamanan. Biosecurity dalam arti luas yaitu program yang
mahal tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam mencegah dan
penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program biosekuriti (Hadi
sanitasi, control pakan, kontrol air, dan control limbah (Clauer, 1997).
lokasi farm didaerah tertentu yang bertujuan untuk memisahkan populasi ayam
berdasarkan jenis ayam atau umur ayam dan menghindari kontak dari hewan lain.
rutin untuk mencegah kejadian dan penyebaran infeksi didalam kopleks suatu
Sanitasi
Oleh karena itu, untuk memperoleh lingkungan yang bersih, higienis, dan sehat
terhindar dari infeksi penyakit yang mengganggu kesehatannya serta ternak ayam
akan selalu dalam kondisi sehat (Fadilah, 2004). Sanitasi yang dilakukan adalah
membuat kandang Kontruksi kandang meliputi atap kandang, ventilasi dan juga
kandang dan juga peralatan kandang sangat penting karena pada kandang terdapat
banyak virus dan bakteri yang dapat menyerang ternak. Upaya biosecurity
7
kandang dapat dilakukan dengan cara pencucian peralatan kandang setelah panen,
dan Suprijatna, 2006). Setelah menggunakan peralatan kandang, alat tersebut arus
dibersihkan karena perlatan yang kotor dapat menimbulkan penyakit dan serangga
pada ternak.
Pakan merupakan campuran beberapa bahan yang memiliki asupan nilai gizi
yang tinggi yang diberikan pada ternak ayam yang bertujuan untuk pertumbuhan
pada pakan dan air minum sangat perlu diperhatikan, karena pada pakan dapat
meyebabkan penyebaran virus Avia Infleuenza. Air minum dan pakan yang kotor
bahwa tempat air minum dan pakan yang bersih dapat mencegah suatu peternakan
tidak lembab agar jamur tidak tumbuh dan jauh dari hewan liar maupun serangga
(Abidin, 2003). Pemeriksaan kualitas air minum juga perlu ditingkatkan, karena
air minum juga dapat menyebarkan beberapa penyakit, seperti Colibasilosis, dan
8
Egg Drop Syndorome. Pemeriksaan kualitas air dapat dilakukan selama satu tahun
sekali dan secara teratur melakukan penggletoran air dalam kandang minimal
barang-barang yang tidak dipakai ( Lesson dan Summer, 2000). Selain itu,
Pengendalian lalu lintas di terapkan pada karyawan atau tamu yang akan
masuk kedalam peternakan, peralatan, barang, kendaraan, pakan dan unggas yang
Pengendalian lalu lintas dapat berarti menyeleksi dan membatasi jumlah siapapun
sangat ketat terdapat pemisahan dan batas yang jelas mengenai daerah sanitasi
kotor dengan daerah sanitasi semi bersih atau bersih, maka akan selalu ada control
lalu lintas baik control barang, control peralatan, control kendaraan maupun
Vaksinasi
Program vaksinasi merupakan suatu cara yang paling sering dilakukan untuk
ayam dapat dilakukan dengan cara injeksi, tetes mata, tusuk sayap, dan
beberapa tipe yaitu, vaksin virus hidup (live virus vaccine), vaksin yang
terlihat sehat, pemberian vaksin sesuai dengan dosis, vaksinasi tidak terkena sinar
Isolasi
untuk memisahkan ayam dari serangan kuman patogen penyebab penyakit. Isolasi
ini bertujuan untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam suatu farm dan
dapat ditularkan oleh manusia, udara, unggas tertular dan hewan liar. Keteledoran
(Ardana, 2011).
peternakan ayam dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan
tercerna dan diharapkan dapat mengurangi terbentuknya gas yang berbau dalam
Senyawa lain adalah kaporit dan kapur yang hanya dapat suplementasi probiotik
2000).
11
BAB III
ayam Tunas Farm Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kota Salatiga, Jawa Tengah .
Alasan memilih peternakan ayam di Tunas Farm karena Tunas Farm merupakan
peternakan rakyat yang mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau oleh
pedaging.
3.1. Materi
adalah ayam petelur, biosekurti kandang, sanitasi, dan vaksinasi pada peternakan
3.2. Metode
aktif mengikuti semua kegiatan rutin terutama yang berkaitan dengan biosecurity
dan pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer yang
dilakukan dengan sesi wawancara langsung dengan karyawan atau staf yang ada
banyak jumlah ternak yang mengalami panting, jumlah ternak yang sakit, dan
12
jumlah ternak yang mati (mortalitas). Data sekunder diperoleh dari data yang
sudah tercatat seperti kelembapan, iklim, cuaca. Data kemudian ditabulasi dan
PKL.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
ayam petelur. Pemilik utama Tunas Mulya Farm bernama H. Mujimari, beliau
peternakan babi dan beralih ke peternakan ayam petelur. Usaha peternakan telah
di Batur sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang di pegang oleh
bernama Mas Sani, dan yang di daerah Ngloro, Kopeng di pegang oleh Ibu Anik.
Ayam yang di pelihara di peternakan tersebut memiliki strain ISA Brown. Pada
ilustrasi 1.) Dapat dilihat gerbang masuk peternakan telah tertera nama dari
Peternakan tersebut juga mengolah pakan sendiri dan mengolah limbah ayam
sendiri.
14
Lokasi peternakan lumayan jauh dari pemukiman warga yaitu kurang dari
1 km. Memiliki intensitas curah hujan yang tinggi, dengan s uhu lingkungan
antara 24-26ºC dan kelembaban 250C. Hal ini sesuai dengan pendapat Priyatno
(1994) yang menyatakan bahwa suhu untuk ayam petelur berkisar antara 24-30ºC
kandang model panggung dengan atap bentuk A dan memiliki 10 kandang dengan
ukuran 8 x 18 m dengan jarak antar kandang 3 meter. Tunas Mulya Farm juga
kendaraan dan kolam desinfektan dengan ukuran 4 x 4, serta parkir motor dan
memiliki gudang pakan dan tempat pembuatan pakan yang terletak di peternakan
pada ilustrasi 2.) yang dipimpin oleh H. Mujimari selaku pemilik utama
peternakan dari 3 lokasi, Sigit selaku pemimpin peternakan di Batur dan yang
menjadi tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL), Sani selaku pemimpin peternakan
manager dari 3 lokasi peternakan, yaitu Untung S.pt di Batur, Ahmad dan Santi di
atas program vaksin pada setiap peternakan yang di tempati dan pemberi gaji gaji
setiap karyawan. Para pekerja antara lain anak kandang, pakan, sopir, dan kuli
bangunan.
jam kerja mulai pukul 07.00 – 16.00 dan waktu istirahat pukul 11.30 – 13.00
jabatan karyawan di kandang dan memiliki waktu libur 2 kali dalam 1 bulan.
Pemimpin utama
Pemimpin di Batur
Manajer
4.3. Biosekuriti
kontrol lalu lintas, vaksin dan sanitasi. Program ini sudah dilakukan di Tunas
kegiatan yang belum dilakukan khususnya dalam sanitasi dan vaksin, sehingga
ayam akan mudah terkena penyakit dan dapat menyebabkan produksi menurun.
Hal ini sesuai dengan pendapat Murdiyanti (2003) yang menyatakan bahwa
tamu berkunjung, dikarenakan untuk mencegah penularan agen penyakit baik dari
4.4. Sanitasi
dan peralatan kandang yang ditujukan untuk membunuh patogen dengan tindakan
pembersihan dan desinfeksi yang digunakan untuk membunuh kuman. Hal ini sesuai
dengan pendapat Metasari (2015) yang menyatakan bahwa sanitasi yang baik dapat
mengurangi populasi serangga maupun transmisi agen penyakit yang berdampak pada
penurunan angka kematian pada ayam. Kegiatan sanitasi di Tunas Farm adalah
sanitasi kandang, pakan, air minum, dan peralatan kandang. Kegiatan tersebut
dan model kandang panggung yang baik sehingga dapat memudahkan keluar
Setiap kandang dilengkapi dengan pipa paralon sebagai tempat pakan dan minum,
sekop pakan, sapu sebagai sanitasi kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sanitasi kandang afkir dapat dilihat pada ilustrasi 3.a.) Sanitasi kandang
afkir dilakukan dengan cara menyemprot kandang dengan air dan membersihkan
atap menggunakan sapu. Hal ini sesuai dengan pendapat Upik (2010) yang
menyatakan bahwa segera setelah ayam diafkir dan litter diangkat keluar kandang,
tindakan selanjutnya adalah pembersihan dan desinfeksi terhadap seluruh kandang dan
lingkungannya, gumpalan litter harus diangkat dan sisa-sisa yang menempel harus disikat
dan disemprot air. Penyemprotan desinfektan kandang dapat dilihat pada ilustrasi
3.b.) Penyemprotan yang baik dilakukan pada saat hujan dikarenakan lalat tidak
Sementara kandang yang telah diisi ayam hanya disapu lantainya dan
mencabuti rumput pada sisi kandang. Sanitasi kandang dan peralatan seperti
eggtray, membersihkan dalam kandang dan luar kandang yang dilakukan setiap
harinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1992) yang menyatakan bahwa
dengan sanitasi yang baik akan menghasilkan kandang yang bebas virus, bakteri
sekali agar ayam maupun perlatan kandang terbebas dari jamur yang dapat
menyebabkan penyakit pada ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Pudji Hastutik
penyakit pada manusia maupun hewan. Jenis desinfektan yang digunakan untuk
;penyemprotan dalam kandang adalah biofectan dengan dosis 100 ml/ 16 liter air.
pakan dalam pabrik pakan dilakukan dengan pembuatan pakan sesuai dengan
kebutuhan ayam agar pakan dalam gudang tidak menumpuk yang menyebabkan
tumbuhnya jamur dalam pakan. Selain itu didalam pabrik pakan dibuat alas
berupa kayu, yang berfungsi sebagai tempat pakan, agar pakan tidak bersentuhan
Upaya yang harus dilakukan untuk mengamankan pakan ayam adalah melakukan
pengawasan atas kualitas bahan baku secara teratur, seperti kadar air, kadar
19
tempat pakan yang terbuat dari paralon yang dapat memudahkan ayam untuk
makan dan minum. Untuk sanitasi tempat pakan dan minum dilakukan setiap hari
bekas yang dibasahi. Sumber air Tunas Farm, berasal dari air sumur bor yang
Samadi (2010) Air minum yang diberikan pada ternak harus bersih dan sejuk, baik
yang berasal dari sumur artetis, mata air, maupun dari perusahaan air minum
(PAM).
kayu, plastic, dan botol bekas vaksin. Hal ini sesuai dengan pendapat Lesson dan
dilakukan dengan cara pemotongan rumput liar yang ada di sekitar kandang dan
peternakan adalah hal yang sangat penting dilakukan karena sumber penyakit
dapat juga timbul dari luar peternakan yang dibawa masuk oleh kendaraan
maupun pakaian karyawan dan tamu yang masuk ke peternakan, apalagi jika
21
kendaraan dan tamu tersebut baru saja lewat peternakan ayam yang lain. Menurut
Upik (2010) kendaraan yang masuk atau keluar farm harus melewati kolam
pada ilustrasi 6.
karyawan tidak menular pada ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarmono
mencegah para tamu masuk ke dalam lokasi peternakan serta biosekuriti manusia
dengan mengganti pakaian dan mandi sebelum masuk ke dalam kandang ayam.
Namun di Tunas Farm belum memiliki biosekuriti yang begitu ketat dikarenakan
mengganti pakaian.
22
4.6 Isolasi
lingkungan peternakan ayam terlindungi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ida
(2011) yang menyatakan bahwa isolasi atau pemisahan kandang ayam bertujuan
penyakit yang ditularkan oleh: manusia, formites, hewan liar, ungggas tertular,
pemisahan ayam sehat dan ayam sakit hanya dilakukan dengan cara memisahkan
flok ayam sehat dan ayam sakit tetapi tidak beda kandang. Hal ini sangat
membahayakan pada ternak yang sehat, dan penyakit mudah tertular pada ayam
yang sehat.
4.7. Vaksinasi
vaksin diberikan pada ayam sejak ayam masuk umur 14 – 68 minggu. Selain
pemberian vaksin ayam juga diberi vitamin dan antibiotik. Vaksin yang diberikan
pada ayam berupa vaksin injeksi yang disuntikan diarea paha atas ayam, tetes
mata, dan mencampuran pada air minum ayam, vaksin tidak boleh terkena
matahari. Menurut Priyono (2010) bahwa vaksinasi pada ayam dapat dilakukan
dengan cara, tetes mata,tetes mulut/hidung, pencampuran air minum, suntik dada,
dikatakan sudah baik dikarenakan program vaksin yang diberikan pada ayam
Bronchitis(IB), dan Avian Infuenza (AI). Untuk vaksin yang diambil oleh
peternakan Tunas Farm bekerja sama dengan Medion, salah satu perusahaan
vaksin Nasional yang kualitasnya baik namun harganya tidak terlalu mahal. Hal
ini sesuai dengan pendapat Abidin (2003) yang menyatakan bahwa pelaksanaan
vaksinasi dikatakan berhasil apabila ayam terlihat sehat. Penyakit yang sering
menyerang ayam di Tunas Farm adalah, AI, ND, Coryza, dan CRD.
24
22 ND+IB(Lived) 0,5
23 ND+IB+ 0,5
28 ND Clone 0,5
34 Al 0,5
41 ND(Lived) 0,5
43 ND(Lived) 0,5
47 IB Kill 0,5
49 ND(lived) 0,5
51 AI 0,5
54 ND Clone + 0,5
IB (Lived) 0,5
61 ND (Lived)+ 0,5
IB(Plus) 0,5
65 AI 0,5
66 ND 0,5
Sumber : Tunas Mulya Farm, Dusun Batur, Kecamatan Getasan, Kopeng,
Kabupaten Semarang 2018
Keterangan : ND : Newcastle Disease, AI : Avian Influeza, IB : Infectious
Bronchitis.
limbah feses ayam yang dibersihkan dari kandang 2 tahun sekali setelah masa
afkir. Proses pengolahan limbah tersebut hanya pengolahan pupuk kompos dasar
yang kemudian akan dijual lagi pada perusahaan pembuat pupuk kompos. Limbah
peternakan dari Tunas Farm limbah padat berupa kotoran ayam, sisa pakan,
cangkang telur, botol vaksin dan obat-obatan. Limbah cair yang dihasilkan berupa
Untuk limbah sampah cangkang telur, botol vaksin dan wadah vitamin
feses ternak untuk mencegah timbulnya jamur yang dapat menyebabkan penyakit
pada ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Rachmawati (2000) yang menyatakan
bahwa limbah ternak harus dimusnahkan dari area kandang. Untuk ayam mati
BAB V
SIMPULAN
5.1. Kesimpulan
bahwa tatalaksana biosekuriti yang terdapat pada peternakan ayam di Tunas Farm
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I., B., K. 2011. Strategi pencegahan penyakit infeksius pada peternakan
unggas berbasis laboratorium. J. Buletin Veteriner Udayana. Vol (3) : 51 –
59.
Fadilah, R. dan Polana, A. 2005. Aneka Penyakit pada Ayam dan penanggulang-
Fadillah., R.2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. PT. Agro Media, Cianjur
Ida. 2011. Program Sanitasi dan Desinfeksi Pada Peternakan Ayam Broiler
Jatmiko di Sayegan, Sleman, Yogyakarta. Laporan Tugas Akhir. Jurusan
Kesehatan Hewan. UGM. Yogyakarta.
Irwansyah. 2009. Pengaruh Suhu Panas terhadap Fisiologi Darah Ayam broiler.
Fakultas Peternakan Univeristas Andalas, Padang.(Skripsi)
Jeffrey JS. 1997. Biosecurity for poultry flocks, Poultry Fact Sheet No. 26
Cooperative Extension University of California.
28
Metasari, T., S. Dian dan V. Wanniatie. 2015. Pengaruh berbagai jenis bahan litter
terhadap kualitas litter broiler fase finisher di closed house. J. Ilmiah Pet
Terpadu. 2 (3) : 23-29.
Priyono, 2010. Mengenal Berbagai Macam Cara Vaksinasi pada Ternak Ayam
Ras. http://catatanpeternak.blogspot.co.id. Diakses pada 21 Oktober 2013
pukul 15.00 WIB.
Samadi, B. 2012. Buku Terlengkap Sukses Beternak Ayam Ras Petelur dan
Pedaging. Pustaka Mina: Jakarta.
LAMPIRAN
1. Identitas Perusahaan
a. Nama Perusahaan
b. Sejarah perusahan
c. Bentuk usaha
d. TanggalBerdirinya
e. Pemilik perusahan
f. Nomor surat izin berdiri
g. Kemungkinan perluasan usaha
h. Alasaan pemilihan lokasi
2. Bagunan Perusahaan
a. Alamatlokasi
b. Luas area perusahan
c. Tata Letakperusahan
a. Luaslahan
b. Luasbangunan
a. Luaslahan
b. Luasbangunan
3. Struktur Organisasi
A. Laki-laki
31
B. Perempuan
5. Fasilitas
1. Alamat perusahaan
3. Luas bangunan
4. Denah lokasi
8. Ketersediaan air
9. Keamanan lingkungan
C. Data ternak
1. Asal bibit
2. Harga bibit
3. Jumlah ternak
5. Mortalitas
6. Jumlah produksi
8. Cara Pengobatan
D. Perkandangan
1. Lokasi Kandang
3. Kelembaban
5. Jumlah kandang
6. Kapasitas kandang
7. Peralatan kandang
8. Gudang pakan
E. Pakan
1. Asal bahan pakan
3. Bahan pakan
F. Biosecurity
1. Cara Sanitasi
G. Vaksinasi
1. Jenis Vaksin
2. Asal vaksin
3. Pelaksanaan vaksinasi
4. Metode vaksinasi
T
Dusun
Batur
Dusun
Kalitengah
Dusun Koramil
Ngelo Getasan
ke Samirono ke Kopeng
Getasan ke Jalan
lingkar
Salatiga
35
Kandang K
Kandang J Kandang I
Kandang G Kandang H
Ka
nd
Kandang F Kandang D an
g
Kandang C O
Kandang A Kandang B
Gu
da
ng
Kantor
Gerbang masuk Mess Manajer Tempat kotak telur dan sortir telur
Tempat
pembakaran
sampah
36
RIWAYAT HIDUP
PenulismemilikinamalengkapBaihaqiWibowo,
berasaldaridusunSruwen, DesaBergasKidul,
1997.Putra
KetigadaritigabersaudaradaripasanganAlmarhumBapak