Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

Ayam Layer merupakan salah satu komoditas Unggas yang mempunyai

peran penting dan yang sangat popular di masyarakat Indonesia dalam

menghasilkan telur untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang mudah

diperoleh di pasaran dengan harga yang terjangkau oleh sebagian besar

masyarakat Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan ayam pedaging. Hal ini

membawa pada konsekuensi positif bahwa ternak unggas khususnya ayam petelur

memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena mampu menjadi bahan

pangan penyediaan gizi yang murah bagi masyarakat. Produksi telur yang baik

harus dilakukan sistem pemeliharaan ternak yang baik dan juga penangkalan

penyakit atau virus yang dapat menyerang ternak.

Keberhasilan dalam peternakan ayam petelur dapat dipengaruhi beberapa

faktor yaitu manajemen pakan, manajemen perkandangan, biosecurity, dan

manejemen pemeliharaan. Apabila salah satu faktor tersebut tidak berjalan dengan

baik maka akan mempengaruhi produktivitas dalam usaha peternakan tersebut.

Hal yang tidak kalah penting yaitu unsur kesehatan dan pengendalian penyakit

ayam. Tanpa usaha pencegahan atau pengendalian penyakit, makanan yang baik

pun menjadi tidak berarti, karena kesehatan dilakukan untuk mencegah ayam dari

berbagai penyakit yang dilakukan oleh virus, bakteri dan parasit. Pencegahan dan

meminimalisir terserangnya ayam oleh penyakit dapat dilakukan melalui

penerapan program biosekuriti dan sanitasi.


2

Biosecurity merupakan program yang dilakukan dalam suatu peternakan

yang berfungsi untuk mencegah penularan penyakit seperti virus dan bakteri dan

tindakan membunuh mikroorganisme diluar tubuh ayam, baik yang berada

didalam kandang, dinding, lantai, atap, orang yang terlibat dalam pemeliharaan,

barang dan peralatan, dan kendaraan yang akan keluar masuk lokasi peternakan

serta yang berada diluar kandang yang dapat membahayakan kesehatan ayam.

Program biosecurity sebenarnya relatif tidak mahal tetapi merupakan cara

termurah dan efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam.

Program pencegahan penyakit tidak akan berjalan dengan baik tanpa disertai

program biosecurity. Kesehatan ternak merupakan kunci penentu keberhasilan

suatu usaha peternakan. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, sehingga

tindakan-tindakan seperti sanitasi, vaksinasi dan pelaksanaan biosecurity di

lingkungan peternakan secara konsisten harus dilaksanakan guna menunjang satu

usaha peternakan, agar produktivitasnya dapat di pertahankan atau bahkan

ditingkatkan.

Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk mengetahui proses

atau pelaksanaan tatalaksana biosecurity pada peternakan ayam Tunas Farm Desa

Batur, Kecamatan Getasan, Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Manfaat pelaksanaan praktek kerja lapangan yaitu untuk menambah

pengetahuan tentang tatalaksana biosecurity dan manajemen pemeliharaan ayam

layer.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ayam Layer

Ayam layer atau petelur merupakan salah satu ternak unggas yang cukup

potensial di Indonesia. Ayam petelur dibudidayakan khusus untuk menghasilkan

telur secara komersial. Saat ini terdapat 2 kelompok ayam petelur yaitu tipe ayam

medium dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan kerabang coklat

sedangkan tipe ringan bertelur dengan kerabang putih (North dan Bell, 1990).

Telur konsumsi dihasilkan oleh ayam ras petelur yang merupakan salah

satu jenis unggas yang diternakkan di Indonesia. Populasi ayam ras petelur

semakin meningkat dari tahun ke tahun dikarenakan semakin meningkatnya

pemintaan masyarakat akan telur konsumsi. Menurut Direktorat Jenderal

Peternakan, dalam kurun waktu 2000-2012 populasi ayam ras di Indonesia

mengalami rata-rata peningkatan sebesar 0,61%. Namun peningkatan populasi ini

belum diiringi dengan peningkatan produktivitas ayam petelur. Oleh karena itu

perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan produktivitas ayam petelur, salah

satunya melalui perbaikan sistem pemeliharaan.

2.2. Manajemen Pemeliharaan

Pemeliharaan sangat penting dalam membangun usaha peternakan untuk

mengukur suatu keberhasilan dalam usaha peternakan. Manajemen pemeliharaan


4

pada ayam petelur harus memperhatikan antara lain perkandangan, jenis pakan

dan pemberian pakan, sanitasi , dan kesehatan serta pencegahan penyakit.

Perkandang merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pemeliharaan

ayam petelur dan terdapat aturan atau mengikuti sistem tertentu. Kandang tersebut

harus aman, nyaman, hangat sehingga ayam akan bertelur dengan tenang. Ketika

ayam mengalami stress di periode ini hasil telurnya pun menjadi tidak maksimal.

Tingkat keberhasilan dalam pemeliharaan bergantung pada kandang yang

digunakan, sehingga kondisi kandang harus diperhatikan dengan baik terutama

mengenai suhu lingkungan, kelembaban, srikulasi udara dan memperhatikan

aspek kenyamanan serta kesehatan serta kesehatan bagi ternak (Nuriyasa, 2003).

Persyaratan dalam membangun sebuah kandang antara lain yaitu memiliki

ventilasi kandang yang dibuat berhadapan dan saling bersilangan, tinggi

bangunan, kandang harus seimbang, karena kandang yang lebar dan rendah

petukaran udaranya kurang sempurna (Fadilah dan Polana, 2005). Kandang

sebaiknya mengarah timur ke barat yang bertujuan agar kandang dapat terkena

sinar matahari secara baik untuk mengurangi kelembaban (Nadzir dkk. 2015).

Kesehatan ternak ayam sangat penting dijaga karena merupakan salah satu

indikator keberhasilan dalam usaha. Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan

merupakan salah satu strategi meminimalisir tumbuhnya bibit-bibit penyakit yang

dapat menyerang ternak ayam kapanpun. Bibit-bibit penyekit biasanya menyukai

tempat yang kotor, berbau, dan lembab. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

sanitasi dan penyemprotan desifektan pada kandang, peralatan,kendaraan, serta

lingkungan sekitar. Desinfektan adalah bahan kimia yang dapat membasmi


5

mikroorganisme, khususnya mikroorganisme yang membahayakan peternakan

ayam (Sholikin, 2011).

2.3. Biosecurity

Biosecurity berasal dari bio yang artinya hidup dan security yang artinya

perlindungan atau pengamanan. Biosecurity dalam arti luas yaitu program yang

dirancang untuk melindungi kehidupan atau dalam peternakan ayam yaitu

program pencegahan kuman atau penyakit dari tubuh ayam. Biosecurity

merupakan suatu kegiatan peternakan untuk mencegah penyakit klinis maupun

bersifat subklinis (Winkel, 1997). Program biosekuriti sebenarnya relatif tidak

mahal tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam mencegah dan

mengendalikan penyakit pada ayam. Bahkan tidak satupun program pencegahan

penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program biosekuriti (Hadi

2001). Tatalaksana biosecurity memiliki komponen kegiatan yang meliputi

control lalulintas, vaksinasi, pencatatan riwayat flok, pencucian kandang atau

sanitasi, control pakan, kontrol air, dan control limbah (Clauer, 1997).

Biosecurity terdiri dari tiga komponen, yaitu biosecurity konseptual,

biosecurity struktual dan biosecurity operasional (Yatmiko, 2008). Biosecurity

konseptual yang merupakan program pencegah penyakit yang meliputi pemilihan

lokasi farm didaerah tertentu yang bertujuan untuk memisahkan populasi ayam

berdasarkan jenis ayam atau umur ayam dan menghindari kontak dari hewan lain.

Biosecurity struktual merupakan biosecurity tingkat dua yang meliputi hal-hal

yang berhubungan dengan tata letak peternakan, pembuatan pagar, penyediaan


6

peralatan dekomentasi, instalasi penyimpanan pakan, ruang ganti pakaian dan

peralatan kandang . Biosecurity operasional merupakan prosedur manajemen dan

rutin untuk mencegah kejadian dan penyebaran infeksi didalam kopleks suatu

peternakan ( yatmiko, 2015). Program Biosecurity pada ternak unggas terdapat

aspek utama, yaitu :

Sanitasi

Sanitasi merupakan tindakan pengendalian penyakit melalui kebersihan.

Oleh karena itu, untuk memperoleh lingkungan yang bersih, higienis, dan sehat

maka tindakan sanitasi harus dilaksanakan secara teratur (Sudarmono, 2003).

Sanitasi adalah program yang dilakukan dilingkungan peternakan untuk menjaga

terjadinya perpindahan bibit-bibit penyakit menular ke ayam, sehingga ayam

terhindar dari infeksi penyakit yang mengganggu kesehatannya serta ternak ayam

akan selalu dalam kondisi sehat (Fadilah, 2004). Sanitasi yang dilakukan adalah

seluruh lingkungan sekitar peternakan, sanitasi pakan dan minum, sanitasi

peralatan dan sanitasi kandang.

Kandang merupakan struktur atau bangunan tempat ternak ayam akan

dipelihara. Kandang yang memiliki bangunan yang baik, akan memberikan

kenyamanan pada ayam yang dipelihara, sehingga diperlukan bahan-bahan untuk

membuat kandang Kontruksi kandang meliputi atap kandang, ventilasi dan juga

lantai kandang (Sudaryani dan Santoso, 2000). Pelaksanaan biosecurity pada

kandang dan juga peralatan kandang sangat penting karena pada kandang terdapat

banyak virus dan bakteri yang dapat menyerang ternak. Upaya biosecurity
7

kandang dapat dilakukan dengan cara pencucian peralatan kandang setelah panen,

pembersihan lantai litter dan langit-langit kandang. Pembersihan kandang dapat

dilakukan dengan cara penyemprotan air dengan tekanan yang tinggi,

menggunkan deterjen terutama di sela-sela kandang. Setelah kering akan

dilakukan penyemprotan lagi menggunakan desinfektan agar bakteri dan virus

tidak dapat menyerang ternak (Nuroso, 2010)

Sanitasi kandang adalah suatu kegiatan peternakan yang meliputi penjaagaan

dan pemeliharaan kebersihan peralatan dan perlengkapan kandang ( Kartasudjana

dan Suprijatna, 2006). Setelah menggunakan peralatan kandang, alat tersebut arus

dibersihkan karena perlatan yang kotor dapat menimbulkan penyakit dan serangga

pada ternak.

Pakan merupakan campuran beberapa bahan yang memiliki asupan nilai gizi

yang tinggi yang diberikan pada ternak ayam yang bertujuan untuk pertumbuhan

dan perkembangan reproduksi ( Suprijatna dkk., 2005). Pelaksanaan biosecurity

pada pakan dan air minum sangat perlu diperhatikan, karena pada pakan dapat

meyebabkan penyebaran virus Avia Infleuenza. Air minum dan pakan yang kotor

harus segera diganti untuk menghindari terjadinya kontaminasi atau penempelan

penyakit (Soejoedono dan Handharyani, 2005) Jeffrey (2006) menambahkan

bahwa tempat air minum dan pakan yang bersih dapat mencegah suatu peternakan

terserang virus Avian Influenza. Gudang tempat penyimpanan pakan sebaikknya

tidak lembab agar jamur tidak tumbuh dan jauh dari hewan liar maupun serangga

(Abidin, 2003). Pemeriksaan kualitas air minum juga perlu ditingkatkan, karena

air minum juga dapat menyebarkan beberapa penyakit, seperti Colibasilosis, dan
8

Egg Drop Syndorome. Pemeriksaan kualitas air dapat dilakukan selama satu tahun

sekali dan secara teratur melakukan penggletoran air dalam kandang minimal

seminggu sekali untuk menghilangkan residu (Cobb, 2009). Dalam pemeliharaan

ayam petelur, biosecurity lingkungan ternak perlu diperhatikan, karena

lingkungan yang kotor dapat meninmbulkan penyebaran beberapa penyakit seperti

penyakit parasit. Biosecurity lingkungan ternak dapat dilakukan dengan cara,

pemotongan rumput yang ada di sekitar kandang, melakukan dan menyingkirkan

barang-barang yang tidak dipakai ( Lesson dan Summer, 2000). Selain itu,

pelaksanaan biosecurity pada lingkungan peternakan dapat dilakukan dengan cara

pencucian kandang dan melakukan penyemprotan desinfektan. Pencegahan

penyakit menular dapat dilakukan dengan tidak meminjamkan ke kandang lainnya

( Kartasudjana dan Surijatna, 2010).

Pengendalian Lalu Lintas

Pengendalian lalu lintas di terapkan pada karyawan atau tamu yang akan

masuk kedalam peternakan, peralatan, barang, kendaraan, pakan dan unggas yang

masuk kedalam farm tidak menyebabkan masuknya bibit-bibit penyakit.

Pengendalian lalu lintas dapat berarti menyeleksi dan membatasi jumlah siapapun

yang akan masuk kedalam farm. Dipeternakan yang memerlukan biosecurity

sangat ketat terdapat pemisahan dan batas yang jelas mengenai daerah sanitasi

kotor dengan daerah sanitasi semi bersih atau bersih, maka akan selalu ada control

lalu lintas baik control barang, control peralatan, control kendaraan maupun

control manusia yang akan masuk ke dalam farm.


9

Vaksinasi

Program vaksinasi merupakan suatu cara yang paling sering dilakukan untuk

mencegah timbulnya penyakit di suatu peternakan ayam. Pelaksanaan vaksin pada

ayam dapat dilakukan dengan cara injeksi, tetes mata, tusuk sayap, dan

mencampur dengan air minum. Pemberian vaksin dalam peternakan memiliki

beberapa tipe yaitu, vaksin virus hidup (live virus vaccine), vaksin yang

dilemahkan ( attenuated vaccine), vaksin yang dimatikan ( killed vaccine)

(Fadillah 2004). Pelaksanaa vaksisnasi dapat dikatakan berhasil apabila, ayam

terlihat sehat, pemberian vaksin sesuai dengan dosis, vaksinasi tidak terkena sinar

matahari secara langsung (Abidin 2003). Setelah melakukan vaksinasi, botol

vaksin harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam.

Isolasi

Isolasi atau pemisahan merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan

untuk memisahkan ayam dari serangan kuman patogen penyebab penyakit. Isolasi

ini bertujuan untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam suatu farm dan

menciptakan lingkungan peternakan ayam terlindung dari pembawa penyakit yang

dapat ditularkan oleh manusia, udara, unggas tertular dan hewan liar. Keteledoran

dalam penerapan biosecurity bisa jadi sebagai kegagalan peternak dalam

memproduksi ayam maupun produksi telur ( Riyadi, 2007 ). Tindakan isolasi

yang harus dilakukan yaitu mengatur jarak minuman, pemisahan ternak

berdasarkan kelompok umur dan area, memisahkan unggas berdasarkan spesies,

menerapkan sistem manajemen all in all unruk memutuskan lingkaran penyakit


10

dengan cara membersihkan dan desinfektan seluruh kandang dan peralatannya

(Ardana, 2011).

Penanganan limbah ayam

Mengurangi dampak negative bau yang ditimbulkan dari usaha

peternakan ayam dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan

membubuhkan suatu senyawa pada pakan sebagai imbuhan dengan tujuan

meningkatkatkan efisiensi pakan, sehingga mengurangi sisa protein yang tidak

tercerna dan diharapkan dapat mengurangi terbentuknya gas yang berbau dalam

proses penumpukan kotoran. Pengelolaan dapat pula dilakukan terhadap kotoran

yang dihasilkan dengan menambahkan suatu senyawa yg dapat mengurangi bau.

Senyawa lain adalah kaporit dan kapur yang hanya dapat suplementasi probiotik

starbio dan penggunaan Effective microorganism (EM4R) pada kotoran ternak.

Ditambahkan pada kotoran ayam, kemudian sejenis mikroorganisme seperti (Sri,

2000).
11

BAB III

MATERI DAN METODE

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 14 Februari

sampai 27 Maret 2019 Tempat Praktek Kerja lapangan berlokasi di peternakan

ayam Tunas Farm Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kota Salatiga, Jawa Tengah .

Alasan memilih peternakan ayam di Tunas Farm karena Tunas Farm merupakan

peternakan rakyat yang mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau oleh

sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan ayam

pedaging.

3.1. Materi

Materi yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

adalah ayam petelur, biosekurti kandang, sanitasi, dan vaksinasi pada peternakan

ayam layer di Tunas Farm.

3.2. Metode

Metode yang digunakan dalam pelaksaanan PKL adalah dengan partisipasi

aktif mengikuti semua kegiatan rutin terutama yang berkaitan dengan biosecurity

dan pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer yang

dilakukan dengan sesi wawancara langsung dengan karyawan atau staf yang ada

dengan berpedoman kusioner pada Lampiran 1, dan mengukur sendiri seberapa

banyak jumlah ternak yang mengalami panting, jumlah ternak yang sakit, dan
12

jumlah ternak yang mati (mortalitas). Data sekunder diperoleh dari data yang

sudah tercatat seperti kelembapan, iklim, cuaca. Data kemudian ditabulasi dan

dilaporkan dengan membandingkan pustaka,kemudia disusun menjadi sebuah

PKL.
13

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Peternakan

Tunas Mulya Farm merupakan peternakan yang bergerak dalam bidang

ayam petelur. Pemilik utama Tunas Mulya Farm bernama H. Mujimari, beliau

mulai mendirikan peternakan tersebut pada tahun 2000. Sebelum membangun

usaha di bidang ayam petelur H. Mujimari pernah menekuni usaha di bidang

peternakan babi dan beralih ke peternakan ayam petelur. Usaha peternakan telah

diturunkan ke masing-masing anaknya yang terdapat di 3 lokasi, yaitu peternakan

di Batur sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang di pegang oleh

anaknya yang bernama Bapak Sigit, di Tegalsari di pegang menantunya yang

bernama Mas Sani, dan yang di daerah Ngloro, Kopeng di pegang oleh Ibu Anik.

Ayam yang di pelihara di peternakan tersebut memiliki strain ISA Brown. Pada

ilustrasi 1.) Dapat dilihat gerbang masuk peternakan telah tertera nama dari

peternakan tersebut, sehingga memudahkan tamu untuk menemukannya.

Peternakan tersebut juga mengolah pakan sendiri dan mengolah limbah ayam

sendiri.
14

Ilustrasi 1. Pintu Masuk Peternakan Tunas Mulya Farm.

Lokasi peternakan lumayan jauh dari pemukiman warga yaitu kurang dari

1 km. Memiliki intensitas curah hujan yang tinggi, dengan s uhu lingkungan

antara 24-26ºC dan kelembaban 250C. Hal ini sesuai dengan pendapat Priyatno

(1994) yang menyatakan bahwa suhu untuk ayam petelur berkisar antara 24-30ºC

dengan kelembaban lingkungan rata-rata 82%. Lokasi peternakan Tunas Mulya

Farm juga sangan mudah di jangkau menggunakan kendaraan.

Peternakan tersebut memiliki luas area kandang ±10 Ha, menggunakan

kandang model panggung dengan atap bentuk A dan memiliki 10 kandang dengan

ukuran 8 x 18 m dengan jarak antar kandang 3 meter. Tunas Mulya Farm juga

memiliki mess dengan ukuran 5 x 6 m, kantor 7 x 5 m, dan tempat penyemprotan

kendaraan dan kolam desinfektan dengan ukuran 4 x 4, serta parkir motor dan

mobil karyawan maupun tamu dengan ukuran 8 x 9 m. Tunas Mulya Farm

memiliki gudang pakan dan tempat pembuatan pakan yang terletak di peternakan

Tegalsari dengan ukuran 15 x 10 m. Memiliki gudang telur 3 x 5 m. Sumber air

peternakan diambil dari sumur bor yang terletak di belakang gudang.


15

4.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi peternakan ayam di Tunas Mulya Farm dapat dilihat

pada ilustrasi 2.) yang dipimpin oleh H. Mujimari selaku pemilik utama

peternakan dari 3 lokasi, Sigit selaku pemimpin peternakan di Batur dan yang

menjadi tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL), Sani selaku pemimpin peternakan

di Tegalsari, dan Anik di Ngloro, Kopeng. Peternakan tersebut memiliki 4

manager dari 3 lokasi peternakan, yaitu Untung S.pt di Batur, Ahmad dan Santi di

Tegalsari, serta Timan di Ngloro, Kopeng. Setiap manager bertanggung jawab

atas program vaksin pada setiap peternakan yang di tempati dan pemberi gaji gaji

setiap karyawan. Para pekerja antara lain anak kandang, pakan, sopir, dan kuli

bangunan.

Total karyawan yang terdapat di peternakan tersebut ± 50 orang, dengan

jam kerja mulai pukul 07.00 – 16.00 dan waktu istirahat pukul 11.30 – 13.00

WIB. Pendidikan karyawan rata-rata SD/sederajat. Gaji disesuaikan dengan posisi

jabatan karyawan di kandang dan memiliki waktu libur 2 kali dalam 1 bulan.

Pemimpin utama

Pemimpin di Batur

Manajer

Anak kandang Kuli bangunan

Ilustrasi 2. Struktur Organisasi di Tunas Mulya FarmDesaBatur.


16

4.3. Biosekuriti

Tatalaksana biosecurity di Tunas Farm, memiliki 4 perlakuan yaitu isolasi,

kontrol lalu lintas, vaksin dan sanitasi. Program ini sudah dilakukan di Tunas

Farm , tetapi belum sempurna dalam pelaksanaannya karena masih banyak

kegiatan yang belum dilakukan khususnya dalam sanitasi dan vaksin, sehingga

ayam akan mudah terkena penyakit dan dapat menyebabkan produksi menurun.

Hal ini sesuai dengan pendapat Murdiyanti (2003) yang menyatakan bahwa

Peternakan yang menerapkan biosecurity yang ketat, tidak akan memperbolehkan

tamu berkunjung, dikarenakan untuk mencegah penularan agen penyakit baik dari

tamu maupun ternak.

4.4. Sanitasi

Sanitasi merupakan salah satu kegiatan kebersihan kandang, luar kandang,

dan peralatan kandang yang ditujukan untuk membunuh patogen dengan tindakan

pembersihan dan desinfeksi yang digunakan untuk membunuh kuman. Hal ini sesuai

dengan pendapat Metasari (2015) yang menyatakan bahwa sanitasi yang baik dapat

mengurangi populasi serangga maupun transmisi agen penyakit yang berdampak pada

penurunan angka kematian pada ayam. Kegiatan sanitasi di Tunas Farm adalah

sanitasi kandang, pakan, air minum, dan peralatan kandang. Kegiatan tersebut

dilakukan dalam setiap hari.

1. Sanitasi Kandang dan Peralatan

Peternakan Tunas Mulya Farm memiliki struktur bangunan dengan atap A

dan model kandang panggung yang baik sehingga dapat memudahkan keluar

masuknya udara dan memiliki kandang battery yang berjumlah 20 kandang.


17

Setiap kandang dilengkapi dengan pipa paralon sebagai tempat pakan dan minum,

sekop pakan, sapu sebagai sanitasi kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat

Nuriyasa (2003) yang menyatakan bahwa tingkat keberhasilan dalam

pemeliharaan bergantung pada kandang yang digunakan, sehingga kondisi

kandang harus diperhatikan dengan baik tertama mengenai temperatur

lingkungan, kelembapan, siklus udara dan terhindar dari patogen serta

memperhatikan aspek kenyamanan dan kesehatan ternak.

Sanitasi kandang afkir dapat dilihat pada ilustrasi 3.a.) Sanitasi kandang

afkir dilakukan dengan cara menyemprot kandang dengan air dan membersihkan

atap menggunakan sapu. Hal ini sesuai dengan pendapat Upik (2010) yang

menyatakan bahwa segera setelah ayam diafkir dan litter diangkat keluar kandang,

tindakan selanjutnya adalah pembersihan dan desinfeksi terhadap seluruh kandang dan

lingkungannya, gumpalan litter harus diangkat dan sisa-sisa yang menempel harus disikat

dan disemprot air. Penyemprotan desinfektan kandang dapat dilihat pada ilustrasi

3.b.) Penyemprotan yang baik dilakukan pada saat hujan dikarenakan lalat tidak

akan masuk ke lingkungan warga pada saat hujan.

Sementara kandang yang telah diisi ayam hanya disapu lantainya dan

mencabuti rumput pada sisi kandang. Sanitasi kandang dan peralatan seperti

eggtray, membersihkan dalam kandang dan luar kandang yang dilakukan setiap

harinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1992) yang menyatakan bahwa

dengan sanitasi yang baik akan menghasilkan kandang yang bebas virus, bakteri

dan jamur yang dapat menyebabkan wabah penyakit.


18

Ilustrasi 3. A.) Sanitasi Kandang. B.) Desinfektan Dalam Kandang.

Penyemprotan desinfektan dalam kandang dilakukan selama 1 minggu

sekali agar ayam maupun perlatan kandang terbebas dari jamur yang dapat

menyebabkan penyakit pada ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Pudji Hastutik

(2007) yang menyatakan bahwa lalat merupakan faktor mekanis beberapa

penyakit pada manusia maupun hewan. Jenis desinfektan yang digunakan untuk

;penyemprotan dalam kandang adalah biofectan dengan dosis 100 ml/ 16 liter air.

2. Sanitasi Tempat Pakan dan Air Minum

Peternakan Tunas Farm memiliki pabrik pakan sendiri. Sistem sanitasi

pakan dalam pabrik pakan dilakukan dengan pembuatan pakan sesuai dengan

kebutuhan ayam agar pakan dalam gudang tidak menumpuk yang menyebabkan

tumbuhnya jamur dalam pakan. Selain itu didalam pabrik pakan dibuat alas

berupa kayu, yang berfungsi sebagai tempat pakan, agar pakan tidak bersentuhan

langsung dengan lantai yang akan menyebabkan lembab sehingga dapat

menimbulkan jamur pada pakan. Menurut Jeffry (1997) menyatakan bahwa

Upaya yang harus dilakukan untuk mengamankan pakan ayam adalah melakukan

pengawasan atas kualitas bahan baku secara teratur, seperti kadar air, kadar
19

aflatoksin, uji ketengikan, sampling terhadap kandungan mikroorganisme, dan

analisis proksimat untuk mengetahui kualitas kandungan pakan, melakukan upaya

pencegahan berkembangnya toksin jamur dengan menambahkan toxin binder,

melakukan sanitasi truk pengangkut pakan, baik sebelum berangkat maupun

setibanya di farm, memperhatikan lama penyimpanan pakan jadi.

Peternakan ayam layer di Tunas Farm menggunakan air minum dan

tempat pakan yang terbuat dari paralon yang dapat memudahkan ayam untuk

makan dan minum. Untuk sanitasi tempat pakan dan minum dilakukan setiap hari

dengan cara membersihkan tempat pakan dan minum menggunakan lap/kain

bekas yang dibasahi. Sumber air Tunas Farm, berasal dari air sumur bor yang

dialirkan kekandang, melalui pipa dan ditampung kedalam tendon. Menurut

Samadi (2010) Air minum yang diberikan pada ternak harus bersih dan sejuk, baik

yang berasal dari sumur artetis, mata air, maupun dari perusahaan air minum

(PAM).

Ilustrasi 4.) Sanitasi Tempat Pakan dan Air Minum.


20

3. Sanitasi Lingkungan Kandang

Sanitasi lingkungan perkandangan yang dilakukan di Tunas Farm adalah

pembersihan lingkungan kandang dengan kerja bakti memotong rumput,

mengumpulkan dan membuang sampah yang terdapat di luar kandang, seperti

kayu, plastic, dan botol bekas vaksin. Hal ini sesuai dengan pendapat Lesson dan

Summer (2000) yang menyatakan bahwa biosekuriti lingkungan ternak dapat

dilakukan dengan cara pemotongan rumput liar yang ada di sekitar kandang dan

menyingkirkan barang yang sudah tidak terpakai. Sanitasi lingkungan kandang

dapat dilihat pada ilustrasi 5. Tinjauan pustaka menerangkan bahwa biosekuriti

lingkungan ternak perlu diperhatikan karena lingkungan yang kotor dapat

menimbulkan penyebaran beberapa penyakit seperti parasit.

Ilustrasi 5. Sanitasi Luar Kandang

4.5. Kontrol lalu lintas Kendaraan dan Karyawan

Kontrol kendaraan, karyawan dan tamu yang masuk pada sebuah

peternakan adalah hal yang sangat penting dilakukan karena sumber penyakit

dapat juga timbul dari luar peternakan yang dibawa masuk oleh kendaraan

maupun pakaian karyawan dan tamu yang masuk ke peternakan, apalagi jika
21

kendaraan dan tamu tersebut baru saja lewat peternakan ayam yang lain. Menurut

Upik (2010) kendaraan yang masuk atau keluar farm harus melewati kolam

desinfeksi yang terdapat dibelakang gerbang. Kolam desinfektan dapat dilihat

pada ilustrasi 6.

Ilustrasi 6. Kontrol Kendaraan (Kolam Desinfektan)

Disediakan kolam desinfektan pada gerbang masuk peternakan untuk

mencegah masuknya penyakit dan mengganti pakaian karyawan dengan werpack

kandang untuk mencegah jamur/mikroorganisme yang menempel pada pakaian

karyawan tidak menular pada ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarmono

(2003) yang menyatakan bahwa biosekuriti yang harus dilakukan adalah

mencegah para tamu masuk ke dalam lokasi peternakan serta biosekuriti manusia

dengan mengganti pakaian dan mandi sebelum masuk ke dalam kandang ayam.

Namun di Tunas Farm belum memiliki biosekuriti yang begitu ketat dikarenakan

belum terdapat keteraturan dengan menyemprot kendaraan dan manusia serta

mengganti pakaian.
22

4.6 Isolasi

Isolasi atau pemisahan kandang ayam bertujuan untuk menciptakan

lingkungan peternakan ayam terlindungi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ida

(2011) yang menyatakan bahwa isolasi atau pemisahan kandang ayam bertujuan

untuk menciptakan lingkungan peternakan ayam terlindungi dari pembawa

penyakit yang ditularkan oleh: manusia, formites, hewan liar, ungggas tertular,

udara, air, dan lainnya.

Peternakan Tunas Farm tidak dilakukan dengan sempurna, karena

pemisahan ayam sehat dan ayam sakit hanya dilakukan dengan cara memisahkan

flok ayam sehat dan ayam sakit tetapi tidak beda kandang. Hal ini sangat

membahayakan pada ternak yang sehat, dan penyakit mudah tertular pada ayam

yang sehat.

4.7. Vaksinasi

Pencegahan penyakit pada peternakan ayam Tunas Farm dengan cara

vaksin diberikan pada ayam sejak ayam masuk umur 14 – 68 minggu. Selain

pemberian vaksin ayam juga diberi vitamin dan antibiotik. Vaksin yang diberikan

pada ayam berupa vaksin injeksi yang disuntikan diarea paha atas ayam, tetes

mata, dan mencampuran pada air minum ayam, vaksin tidak boleh terkena

matahari. Menurut Priyono (2010) bahwa vaksinasi pada ayam dapat dilakukan

dengan cara, tetes mata,tetes mulut/hidung, pencampuran air minum, suntik dada,

suntik kepala, dan juga suntik paha, tusuk sayap.


23

Ilustrasi 7.A.) Vaksin Injek/ Suntik.B.) Vaksin Melalui Air Minum.

Program vaksinasi di peternakan ayam layer Tunas Farm dapat

dikatakan sudah baik dikarenakan program vaksin yang diberikan pada ayam

masuk umur 14 – 68 minggu sehingga ayam terhindar dari berbagai macam

penyakit dan menyebabkan menurunnya produksi telur ayam. Vaksin yang

diberikan pada ayam yaitu vaksin Newcastle Diesease(ND), Infectious

Bronchitis(IB), dan Avian Infuenza (AI). Untuk vaksin yang diambil oleh

peternakan Tunas Farm bekerja sama dengan Medion, salah satu perusahaan

vaksin Nasional yang kualitasnya baik namun harganya tidak terlalu mahal. Hal

ini sesuai dengan pendapat Abidin (2003) yang menyatakan bahwa pelaksanaan

vaksinasi dikatakan berhasil apabila ayam terlihat sehat. Penyakit yang sering

menyerang ayam di Tunas Farm adalah, AI, ND, Coryza, dan CRD.
24

Tabel 1.Program Vaksinasi pada Ayam Layer.

Umur (minggu) Vaksin Dosis (ml)

22 ND+IB(Lived) 0,5
23 ND+IB+ 0,5
28 ND Clone 0,5
34 Al 0,5
41 ND(Lived) 0,5
43 ND(Lived) 0,5
47 IB Kill 0,5
49 ND(lived) 0,5
51 AI 0,5
54 ND Clone + 0,5
IB (Lived) 0,5
61 ND (Lived)+ 0,5
IB(Plus) 0,5
65 AI 0,5
66 ND 0,5
Sumber : Tunas Mulya Farm, Dusun Batur, Kecamatan Getasan, Kopeng,
Kabupaten Semarang 2018
Keterangan : ND : Newcastle Disease, AI : Avian Influeza, IB : Infectious

Bronchitis.

4.8. Penanganan Limbah

Penanganan limbah di Tunas Farm dilakukan dengan cara mengolah

limbah feses ayam yang dibersihkan dari kandang 2 tahun sekali setelah masa

afkir. Proses pengolahan limbah tersebut hanya pengolahan pupuk kompos dasar

yang kemudian akan dijual lagi pada perusahaan pembuat pupuk kompos. Limbah

peternakan dari Tunas Farm limbah padat berupa kotoran ayam, sisa pakan,

cangkang telur, botol vaksin dan obat-obatan. Limbah cair yang dihasilkan berupa

sisa air minum, dan sisa-sisa pencucian tempat minum.


25

Ilustrasi 8.a.) Hasil Pengolahan Limbah. b.) Proses Pengolahan Limbah.

Untuk limbah sampah cangkang telur, botol vaksin dan wadah vitamin

akan dibakar. Kebersihan sebuah peternakan yaitu dengan selalu membersihkan

feses ternak untuk mencegah timbulnya jamur yang dapat menyebabkan penyakit

pada ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Rachmawati (2000) yang menyatakan

bahwa limbah ternak harus dimusnahkan dari area kandang. Untuk ayam mati

biasanya akan dikubur/dibakar.


26

BAB V

SIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat disimpulkan

bahwa tatalaksana biosekuriti yang terdapat pada peternakan ayam di Tunas Farm

masih kurang baik dan perlu disempurnakan lagi pelaksanannya.

5.2. Saran

Tatalaksana biosekuriti peternakan ayam di Tunas Mulya Farm perlu

diperketat lagi, agar tidak tumbuh jamur/ mikroorganisme yang dapat

menyebabkan penyakit pada ayam.


27

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktifitas Ayam Petelur. Agromedia Pustaka,


Jakarta

Ardana, I., B., K. 2011. Strategi pencegahan penyakit infeksius pada peternakan
unggas berbasis laboratorium. J. Buletin Veteriner Udayana. Vol (3) : 51 –
59.

Cobb. 2010. Management Guide Broiler. (http.//Cobb- Vantress). Diakses pada

tanggal 15 februari 2012

Clauer, P. J. 1997. Biosecurity For Poultry. Virginia Cooperative Extention.


Publication Number 408-310.

Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Fadilah, R. dan Polana, A. 2005. Aneka Penyakit pada Ayam dan penanggulang-

annya. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Hal : 16-19.

Fadillah., R.2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. PT. Agro Media, Cianjur

Hadi, U.K. 2001. Pelaksanaan Biosekuritas Pada Peternakan Ayam. Bagian


Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Departemen Ilmu Penyakit
Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner . Fakultas Kedokteran Hewan
IPB. Bogor.

Hardjosworo, P. S. dan Rukmiasih. 2000. Meningkatkan Produksi Daging


Unggas. Penenbar Swadaya. Depok

Hubbard ISA.2005. Broiler Management Guide. USA (Tidak dipublikasikan)

Ida. 2011. Program Sanitasi dan Desinfeksi Pada Peternakan Ayam Broiler
Jatmiko di Sayegan, Sleman, Yogyakarta. Laporan Tugas Akhir. Jurusan
Kesehatan Hewan. UGM. Yogyakarta.

Irwansyah. 2009. Pengaruh Suhu Panas terhadap Fisiologi Darah Ayam broiler.
Fakultas Peternakan Univeristas Andalas, Padang.(Skripsi)

Jeffrey JS. 1997. Biosecurity for poultry flocks, Poultry Fact Sheet No. 26
Cooperative Extension University of California.
28

Kartasujadna, R. dan E.Suprijadna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penerbar


Swadaya,Jakarta
Leesson, S. dan J.D. Summer. 2000. Broiler Feeding Predection.
UniversityBooks, Ontaria, Canada.

Metasari, T., S. Dian dan V. Wanniatie. 2015. Pengaruh berbagai jenis bahan litter
terhadap kualitas litter broiler fase finisher di closed house. J. Ilmiah Pet
Terpadu. 2 (3) : 23-29.

Murtidjo, B. A. 1987. Beternak Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta.


Murtidjo1990. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta.

Murtidjo. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam. Yogyakarta: Kanisius.

Nuriyasa, I.M. 2003.Pengaruh Tingkat Kepadatan dan Kecepatan Angin Dalam


Kandang Terhadap Indeks Ketidaknyamanan dan Penampilan Ayam
Pedaging. Majalah Ilmiah Peternakan, Fakultas Peternakan, Unud. Hal 99-
103.

Nadzir., A. Tusi, A. Haryanto. 2015. Evaluasi desain kandang ayam broiler di


Desa Rejobinangun, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung
Timur. Jurnal Teknik Pertanian Lampung 4(4): 255-266

North M. O, Bell D. D. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th.

Nuriyasa, I.M. 2003.Pengaruh Tingkat Kepadatan dan Kecepatan Angin Dalam


Kandang Terhadap Indeks Ketidaknyamaan dan Penampilan Ayam
Pedaging Majalah Ilmiah Peternakan, Fakultas Peternakan, Unud. Hal 99-
103.

Priyono, 2010. Mengenal Berbagai Macam Cara Vaksinasi pada Ternak Ayam
Ras. http://catatanpeternak.blogspot.co.id. Diakses pada 21 Oktober 2013
pukul 15.00 WIB.

Pudjihastutik. 2007. Manajemen Usaha Ternak Unggas. Fakultas Pertanian.


Universitas lampung. Bandar Lampung.

Rachmawati, A. Mushawir, D. Latipudin. 2000. Profil Glukosa dan Keratin darah


Ayam Petelur Fase Layer Pada Temperatur Humidity Index Yang
Berbeda.Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Bandung.
Rasyaf, M. 1999. Memasarkan Hasil Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta.
2004. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan ke-25. Penebar Swadaya,jakarta.

Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternk Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta


29

Samadi, B. 2012. Buku Terlengkap Sukses Beternak Ayam Ras Petelur dan
Pedaging. Pustaka Mina: Jakarta.

Sholikin, H. 2011. Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler di Peternakan UD


Hadi PS Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. perpustakaan.uns.ac.id,
(Diakses tanggal 02 Maret 2017)

Sudarmono, A. S. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Jakarta:


Penerbit Kanisius. Hal: 22; 49; 64-82.

Sudaryani, T.dan H . Santoso 2000. Pembibitan Ayam Ras. Cetakan V .


PenebarSwadaya ,Jakarta.

Suprijatna,E,U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmi Dasar Ternak


Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta

Tarmudji. 2004. Mendeteksimunculnya ayam kerdil. TabloidSinar Tani (7 Juli


2004), Jakarta

Upik, K.H. 2010. Pelaksanaan Biosecuritas Pada Peternakan Ayam. Bagian


Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Departemn Ilmu Penyakit Hewan
dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Bogor.

Wingkel, P. T. 1997. Biosecurity in Poultry Production : Where are we and where


do we go ? Prosiding 11thInternasional Congress of the World Poultry
Assosiation

Yatmiko, A., 2008. Kondisi Biosekuriti Peternakan Unggas Sektor 4 di Kabupaten


Cianjur. Skripsi. Jurusan Kedokteran Hewan. ITB. Bogor

Zulfikar. 2013. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Ras. Fakultas Pertanian


Prodi Peternakan Dan Praktisi Kesehatan Hewan.Unsyiah.
30

LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Kuisioner

A. Keadaan Umum Perusahaan.

1. Identitas Perusahaan

a. Nama Perusahaan
b. Sejarah perusahan
c. Bentuk usaha
d. TanggalBerdirinya
e. Pemilik perusahan
f. Nomor surat izin berdiri
g. Kemungkinan perluasan usaha
h. Alasaan pemilihan lokasi

2. Bagunan Perusahaan

a. Alamatlokasi
b. Luas area perusahan
c. Tata Letakperusahan

3. Luas area Perusahaan

a. Luaslahan
b. Luasbangunan

4. Luas area Peternakan

a. Luaslahan
b. Luasbangunan
3. Struktur Organisasi

4. Jumlah tenaga kerja

A. Laki-laki
31

B. Perempuan

C. Jumlah karyawan bagian adminitrasi, teknis, produksi, pemasaran

D. Pendidikan tenaga kerja

5. Fasilitas

A. Bentuk fasilitas untuk pimpinan perusahaan

B. Fasilitas untuk karyawan

B. Lokasi dan keadaan perusahaan

1. Alamat perusahaan

2. Luas areal perusahaan

3. Luas bangunan

4. Denah lokasi

5. Ketinggian suhu, kelembapan

6. Alasan pemilihan pemilihan lokasi

7. Jarak dengan kota

8. Ketersediaan air

9. Keamanan lingkungan

10. Prosedur tamu masuk areal kandang

C. Data ternak

1. Asal bibit

2. Harga bibit

3. Jumlah ternak

4. Pakan yang diberikan


32

5. Mortalitas

6. Jumlah produksi

7. Penanganan ayam sakit

8. Cara Pengobatan

D. Perkandangan

1. Lokasi Kandang

A. Jarak Kandang ke pemukiman

2. Suhu internal dan eksternal kandang

3. Kelembaban

4. Jenis kandang ayamKepadatan kandanng

5. Jumlah kandang

6. Kapasitas kandang

7. Peralatan kandang

8. Gudang pakan

A. Jarak dengan kandang

10. kantor adminitrasi

11. mess karyawan

E. Pakan
1. Asal bahan pakan

2. Ransum pakan atau membeli

3. Bahan pakan

4. Kebutuhan nutrisi pakan


33

5. Kandungan nutrisi ayam

6. Jumlah pakan yang diberikan, dan waktu pemberian pakan

7. Cara pemberian pakan

8. Jenis pakan tabahan

9. Harga bahan pakan

F. Biosecurity

1. Cara Sanitasi

2. Bahan desinfektan dan fumigasi

3. Biosecurity pakan dan air minum

4. Biosecurity kandang dan peralatan

5. Biosecurity orang dan kendaraan

6. Biosecurity lingkungan peternakan

7. Penanganan ayam sakit

8. Penanganan ayam mati

G. Vaksinasi

1. Jenis Vaksin

2. Asal vaksin

3. Pelaksanaan vaksinasi

4. Metode vaksinasi

5. Penyakit yang menyerang ternak


34

Lampiran 2. Denah Lokasi Tunas Mulya Farm

T
Dusun
Batur

Lokasi Tunas Perkebunan


Mulya Farm warga

Dusun
Kalitengah

Dusun Koramil
Ngelo Getasan

ke Samirono ke Kopeng

Getasan ke Jalan
lingkar
Salatiga
35

Lampiran 3. Lay Out Tunas Mulya Farm

Kandang K

Kandang J Kandang I

Kandang G Kandang H
Ka
nd
Kandang F Kandang D an
g
Kandang C O

Kandang A Kandang B
Gu
da
ng
Kantor

Gerbang masuk Mess Manajer Tempat kotak telur dan sortir telur

Tempat
pembakaran
sampah
36

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

Titer darah ayam Alat Vaksin

Gudang Pakanl Panen telur

Penimbangan Ayam Vitamin


37

Desinfektan Penimbangan Telur

Vitamin Nekropsi ayam

Vaksin ND Lalu lintas Kendaraan


38

Semprot lalat Obat lalat

Desinfektan air minum Pencampuran vaksin air minum

Vaksin ND Pengolahan limbah


39

Alat pengolahan limbah Penyakit senot pada ayam

Sanitasi litter kandang Sanitasi tempat minum ayam

Vaksin ND IB Vaksinasi ayam

Anti bakteri Penyortiran telur


40

Alat Vaksin Sanitasi kandang

Semprot desinfektan dalam kandang Penyerahan kenang - kenangan

Sanitasi luar kandang Multivitamin


41

Perataan pakan Vaksin ND


42

Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai PKL


43

RIWAYAT HIDUP

PenulismemilikinamalengkapBaihaqiWibowo,

berasaldaridusunSruwen, DesaBergasKidul,

KecamatanBergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lahir di Kabupaten Semarang padatanggal 1 Desember

1997.Putra

KetigadaritigabersaudaradaripasanganAlmarhumBapak

Ahmad SukridanIbuSujarmi. Lulus

PendidikanSekolahDasar di SD Al-Husain Krakitan, Magelangpadatahun 2009,

lulus SekolahMenengahPertama di MTS Al-UswahBergas, Kabupaten Semarang

padatahun 2012, dan lulus SekolahMenengahAtas/ Kejuruan di SMK 11

Semarang padatahun 2015.

Tahun 2015 penulismelanjutkanpendidikan di UniversitasDiponegoro

Semarang, Jawa Tengah padaFakultasPeternakandanPertanianjurusan Diploma III

Manajemen Usaha Peternakan.Penulismasihterdaftarsebagaimahasiswa Program

Studi D-III Manajemen Usaha PeternakanSekolahVokasiUniversitasDiponegoro.

Anda mungkin juga menyukai