Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pembibitan ayam (breeding farm) saat ini sangat signifikan


dan menyebar hampir keseluruh wilayah Indonesia. Perkembangan usaha
pembibitan semakin meningkat dikarnakan permintaan parent stock dan Day Old
Chick (DOC) semakin tinggi, sejalan perkembangan penduduk dan kesadaran
penduduk akan pentingnya kebutuhan protein dan gizi. Ayam akan mudah
diserang penyakit jika tidak dirawat dengan baik, dijaga kebersihan kandangnya
dan dijaga kesehatannya.

Biosecurity berasal dari dua kata yaitu bio (hidup) dan security (aman), atau
secara harfiah bermakna upaya pengamanan makluk hidup atau ternak dari
gangguan penyakit (Saptono, 2009). Biosecurity merupakan usaha yang dilakukan
untuk mencegah kontak antara ayam dalam peternakan dengan agen atau sumber
penyakit sehingga dapat menekan resiko dan konsekuensi penularan penyakit.
Manajemen biosecurity harus dilaksanakan dengan baik agar peternakan tidak
terjangkit penyakit dari luar dan penyakit yang terdapat didalam peternakan dapat
diminimalisir. Peternakan yang sudah terjangkit penyakit dapat menurunkan
produksinya.Dengan demikian biosecurity dapat diartikan sebagai pertahanan
terdepan pada suatu farm atau peternakan, program biosecurity dilaksanakan
dimulai dari pintu gerbang depan sampai area kandang (farm).

Hubungan antara penyakit dan lingkungan juga dapat menyebabkan


pelaksanaan biosecurityyang dibutuhkan dalam tata laksana peternakan ayam,
khususnya pada peternakan breeding grand parent stock yang harus sangat di
perhatikan dalam tata laksananya. Pelaksanaan program biosecurity memiliki tiga
komponen dasar yang harus diperhatikan yaitu mencegah masuknya agen
penyakit, mencegah penyebaran agen infeksi, dan menjaga kesehatan ayam
(vaksinasi dan manajemen kandang). Penerapan biosecurity diharapkan dapat
menciptakan kondisi lingkungan yang layak bagi kehidupan ayam, menghambat
dan mengendalikan penyakit serta menghasilkan output yang unggul dari segi
produktivitas dan performance.

1
Hal ini harus sangatlah di perhatikan mulai dari ring1 untuk kendaraan
harus terlebih dahulu disemprot serta tamu atau pekerja harus melewati shower
dan menggunakan pakaian serta alas kaki yang telah di persiapkan, untuk
kendaraan yang telah disemprot lalu parkir pada tempat yang telah di persiapkan.
Selanjutnya ring 2 diawali untuk meletakkan barang yang ingin di bawa ke dalam
box ultraviolet, meletakkan kembali alas kaki yang di pakai di tempatnya,
selanjutnya memasuki areashowerdan mengganti pakaian serta alas kaki yang
telah di persiapkan. Selanjutnya ring 3 diawali dengan meletakkan barang yang
ingin dibawa ke dalam box ultraviolet, meletakkan kembali alas kaki di
tempatnya, selanjutnya memasuki areashower dan mengenakan pakaian yang
telah di persiapkan.

1.2 Tujuan

Tujuan tugas akhir ini adalah untuk memahami pembagian daerah dan
penerapanbiosecurity di PT Charoen Pokphand Unit Jaya Farm GP2 di desa
Sukamaju, kecamatan Sidomulyo, kabupaten Lampung Selatan, Lampung.

1.3 Kerangka Pemikiran

Program pencegahan penyakit merupakan faktor penting yang harus di


perhatikan karena dalam peroses tersebut dapat memutus rantai penyakit, salah
satu programpengendalian penyakit diantaranya biosecurity. Biosecurity
merupakan pertahanan terdepan dari perlindungan infeksius, parasit, dan hama ke
unit produksi. Dalampelaksanaannya biosecurity mempunyai aktivitas penting
yaitu isolasi peternakan dari agen atau sumber penyakit yang berasal dari luar
peternakan dan isolasi dari agen yang beradadi dalam lingkungan peternakan.
Selain hal tersebut kontrol lalu lintas, sanitasi, dan kontrol hama juga merupakan
program biosecurity. Manajemen biosecurity jika dilaksanakan dengan baik maka
bibit penyakit dari luar ataupun lingkungan dapat ditekan konsekuensi terjadinya
penularan penyakit pada suatu peternakan ayam breeding, jika seluruh manajemen
biosecuritysudah dilaksanakandengan baik maka ayam dapat berproduksi dengan
baik dan meningkatkan pendapatan peternak.

2
1.4 Kontribusi

Laporan Tugas Akhir ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada


para pembaca bidang pembibitan unggas tentang penerapan biosecurity di PT
Charoen Pokphand Unit Jaya farm GP2, di desa Sukamaju, kecamatan
Sidomulyo, kabupaten Lampung Selatan.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Pembibit


Ayam pembibit merupakan jenis ayam yang dipelihara untuk menghasilkan
telur tetas. Pada ayam pembibit terbagi menjadi 4 yaitu ayam pembibit pure line
atau ayam galur murni, ayam pembibit great grand parent stock, ayam pembibit
grand parent stock, ayam pembibit parent stock. Ayam pembibit yang sering
digunakan adalah ross, cobb, dan hubbard.
Ayam pembibit yang mempunyai ciri-ciri yang baik antara lain mata jernih,
bulu halus dan mengkilap, kondisi fisik sehat, kaki normal, dan dapat berdiri
tegak tampak segar dan aktif, tidak ada kelainan bentuk dan tidak cacat fisik, hal
ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dalam
pemeliharaan.Poultry breeding adalah peternakan yang mengacu pada unggas
kawin untuk menjaga dan meningkatkan atau untuk memilih individu-individu
tertentu untuk perbaikan satu atau lebih karakteristik misalnya untuk ukuran,
berat, produksi telur, kualitas daging, perilaku, dan bulu (Anonim, 2008 B).

2.2 Biosecurity
Biosecurity memiliki arti sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran
organisme penyakit dengan cara menghalangi kontak antara hewan dan
mikroorganisme (Jeffrey, 2006). Biosecurity adalah semua tindakan
yangmerupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan
untuk mencegah semua kemungkinan penularan atau kontak dengan ternak
tertular sehingga rantai penyebaran penyakit dapat diminimalkan tindakan
biosecurity mengurangi potensi penyebaran penyakit, misalnya virus flu burung
pada hewanmeliputi sekumpulan penerapan manajemen yang dilakukan
bersamaan untukatau manusia (Soedoejono, 2005).
Tujuan utama penerapan biosecurity pada peternakan unggas yaitu:
a. Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit
b. Meminimalkan kesempatan agen berhubungan dengan induk semang
c. Membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit
seminimalmungkin(Zainuddin dan Wibawaan, 2007).

4
d. Mencegah semua kemungkinan penularan dengan peternakan tertular
danpenyebaran penyakit.

2.3 Macam-macam Biosecurity


Biosecurity terdiri atas tiga komponen yaitu biosecurity konseptual,
biosecuritystruktural, dan biosecurity operasional. Berikut ini merupakan
penjelasan dari 3 komponen tersebut:
a. Biosecurity konseptual, merupakan biosecurity tingkat pertama atau basis
dari seluruh program pencegahan penyakit meliputi pemilihan lokasi
kandang, kontak dengan unggas liar.
b. Biosecurity struktural, merupakan biosecurity tingkat kedua, meliputi hal-
hal yang berhubungan dengan tata letak peternakan(farm), pembuatan
batas-batas unit peternakan, pembuatan saluran pembuangan, instalasi
penyimpanan pakan, ruang ganti pakaian dan peralatan kandang.
c. Biosecurityoprasional, merupakan biosecurity tingkat ketiga terdiri atas
prosedur manajemen untuk mencegah kejadian dan penyebaran infeksi
dalam suatu peternakan. Biosecurity oprasional terdiri atas tiga hal
pokokyakni, pengaturan traffic control, pengaturan dalam farm dan
desinfeksi (sudarisman, 2004).

2.4 Tindakan Biosecurity


Tindakan biosecurity memiliki tiga komponen utama, yaitu isolasi
ternakdari lingkungan luar, pengawasan lalu lintas dalam peternakan dan sanitasi
(Siahaan, 2007) menyatakan bahwa penerapan biosecurity pada peternakan
unggas (ayam) yang dipelihara secara tradisional dengan minimal biosecurity,
produknya ditunjukan untuk dikonsumsi atau dijual untuk kebutuhan daerah
setempat sebagai berikut:
a. Tindakan isolasi meliputi: adanya pagar yang melindungi peternakan dari
lingkungan luar, jarak antara peternakan dengan rumah penduduk,
pemisahan antara ayam dengan unggas lain maupun hewan kesayangan
lainnya, kontruksi kandang yang kokoh dan baik untuk menghindari
unggas dari tikus,burung liar ataupun hewan pengganggu lainnya.

5
b. Tindakan pengawasan lalu lintas meliputi: tindakan pengawasan terhadap
pengunjung, peternak tidak meminjamkan peralatan kandang, peternak
tidak membawa unggas kepeternakan atau kandang tetangga dan
desinfeksipengunjungyang keluar atau masuk area kandang.
c. Tindakan sanitasi meliputi: kebersihan kandang, kebersihan halaman
kandang, kebersihan tempat pakan, kebersihan tempat minum, serta
kebersihan sumberair ataupun pakan. Penerapan biosecurity pada
peternakan dapat dilakukandengan:
 Lokasi peternakan berpagar dengan satu pintu masuk.
 Rumah tempat tinggal, kandang unggas serta kandang hewan
lainnyaditata pada lokasi terpisah.
 Pembatasan secara ketat terhadap keluar masuk
material(hewan/unggas, produk unggas, pakan, kotoran unggas,
alas kandang, liter, rak telur) yang dapat membawa agen penyakit.
 Pembatasan secara ketat keluar masuk orang/tamu/pekerja dan
kendaraandari luar atau ke lokasi peternakan.
 Setiap orang yang masuk atau keluarpeternakan harus mencuci
tangandengan sabun atau desinfektan.
 Mencegah keluar masuknya tikus, serangga atau unggas lain
sepertiburung liar yang dapat berperan sebagai faktor penyakit
kelokasipeternakan.
 Kandang, tempat pakan/minum, sisa alas kandang/litter dan
kotorankandang dibersihkan secara teratur.
 Tidak membawa unggas sakit atau bangkai unggas keluar dari
area peternakan unggas yang mati harus dibakaratau dikubur.
 Kotoran unggas diolah terlebih dahulu sebelum keluar dari
areapeternakan.
 Air kotor hasil sisa pencucian langsung dialirkan keluar kandang
secara terpisah melalui saluran limbah ketempat penampungan
limbah sehingga tidak tergenang disekitar kandang atau jalan
masuk kendang.

6
2.5 Sanitasi
Kebersihan kandang dan lingkungan kandang yang bebas dari penyakit
merupakan persyaratan yang penting dalam pengelolaan peternakan untuk
menjaga lingkungan kandang tetap bersih dan ternak terhindar dari penyakit yang
berasal dari mikroorganisme penyebab penyakit. Pembersihan kandang dapat
dilakukan dengan metode cepat, yang murah dan sederhana.
Perlengkapan kandang seperti, tempat pakan, tempat minum, pemanas, dan
lainnya dipindahkan segera setelah afkir kemudian dibersihkan. Pencucian
kandang menggunakan alat pembersih bertekanan tinggi atau siraman steam
(North dan Bell 1990).
Sanitasi adalah program yang dijalankan disuatu kawasan peternakan yang
bertujuan untuk menjaga terjadinya perpindah bibit penyakit menular sehingga
ternak yang dipelihara terbebas dari infeksi penyakit serta selalu dalam kondisi
sehat (Fadillah, 2004).Kebersihan halaman dan teras dinding serta pemotongan
rumput harus teratur, kontruksi kandang dan ruang penyimpanan pakan dibuat
yang tidak memungkinkan binatang-binatang seperti, tikus, burung, kumbang, dan
lainnya secara leluasa dapat memasukinya. Program pengendalian tikus dapat
dibuat secara berkesinambungan, dengan menempatkan kotak pengumpan
dipinggir kandang dengan potongan pralon besar sebagai tempat umpannya.

Anda mungkin juga menyukai