PENDAHULUAN
Biosecurity berasal dari dua kata yaitu bio (hidup) dan security (aman), atau
secara harfiah bermakna upaya pengamanan makluk hidup atau ternak dari
gangguan penyakit (Saptono, 2009). Biosecurity merupakan usaha yang dilakukan
untuk mencegah kontak antara ayam dalam peternakan dengan agen atau sumber
penyakit sehingga dapat menekan resiko dan konsekuensi penularan penyakit.
Manajemen biosecurity harus dilaksanakan dengan baik agar peternakan tidak
terjangkit penyakit dari luar dan penyakit yang terdapat didalam peternakan dapat
diminimalisir. Peternakan yang sudah terjangkit penyakit dapat menurunkan
produksinya.Dengan demikian biosecurity dapat diartikan sebagai pertahanan
terdepan pada suatu farm atau peternakan, program biosecurity dilaksanakan
dimulai dari pintu gerbang depan sampai area kandang (farm).
1
Hal ini harus sangatlah di perhatikan mulai dari ring1 untuk kendaraan
harus terlebih dahulu disemprot serta tamu atau pekerja harus melewati shower
dan menggunakan pakaian serta alas kaki yang telah di persiapkan, untuk
kendaraan yang telah disemprot lalu parkir pada tempat yang telah di persiapkan.
Selanjutnya ring 2 diawali untuk meletakkan barang yang ingin di bawa ke dalam
box ultraviolet, meletakkan kembali alas kaki yang di pakai di tempatnya,
selanjutnya memasuki areashowerdan mengganti pakaian serta alas kaki yang
telah di persiapkan. Selanjutnya ring 3 diawali dengan meletakkan barang yang
ingin dibawa ke dalam box ultraviolet, meletakkan kembali alas kaki di
tempatnya, selanjutnya memasuki areashower dan mengenakan pakaian yang
telah di persiapkan.
1.2 Tujuan
Tujuan tugas akhir ini adalah untuk memahami pembagian daerah dan
penerapanbiosecurity di PT Charoen Pokphand Unit Jaya Farm GP2 di desa
Sukamaju, kecamatan Sidomulyo, kabupaten Lampung Selatan, Lampung.
2
1.4 Kontribusi
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Biosecurity
Biosecurity memiliki arti sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran
organisme penyakit dengan cara menghalangi kontak antara hewan dan
mikroorganisme (Jeffrey, 2006). Biosecurity adalah semua tindakan
yangmerupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan
untuk mencegah semua kemungkinan penularan atau kontak dengan ternak
tertular sehingga rantai penyebaran penyakit dapat diminimalkan tindakan
biosecurity mengurangi potensi penyebaran penyakit, misalnya virus flu burung
pada hewanmeliputi sekumpulan penerapan manajemen yang dilakukan
bersamaan untukatau manusia (Soedoejono, 2005).
Tujuan utama penerapan biosecurity pada peternakan unggas yaitu:
a. Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit
b. Meminimalkan kesempatan agen berhubungan dengan induk semang
c. Membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit
seminimalmungkin(Zainuddin dan Wibawaan, 2007).
4
d. Mencegah semua kemungkinan penularan dengan peternakan tertular
danpenyebaran penyakit.
5
b. Tindakan pengawasan lalu lintas meliputi: tindakan pengawasan terhadap
pengunjung, peternak tidak meminjamkan peralatan kandang, peternak
tidak membawa unggas kepeternakan atau kandang tetangga dan
desinfeksipengunjungyang keluar atau masuk area kandang.
c. Tindakan sanitasi meliputi: kebersihan kandang, kebersihan halaman
kandang, kebersihan tempat pakan, kebersihan tempat minum, serta
kebersihan sumberair ataupun pakan. Penerapan biosecurity pada
peternakan dapat dilakukandengan:
Lokasi peternakan berpagar dengan satu pintu masuk.
Rumah tempat tinggal, kandang unggas serta kandang hewan
lainnyaditata pada lokasi terpisah.
Pembatasan secara ketat terhadap keluar masuk
material(hewan/unggas, produk unggas, pakan, kotoran unggas,
alas kandang, liter, rak telur) yang dapat membawa agen penyakit.
Pembatasan secara ketat keluar masuk orang/tamu/pekerja dan
kendaraandari luar atau ke lokasi peternakan.
Setiap orang yang masuk atau keluarpeternakan harus mencuci
tangandengan sabun atau desinfektan.
Mencegah keluar masuknya tikus, serangga atau unggas lain
sepertiburung liar yang dapat berperan sebagai faktor penyakit
kelokasipeternakan.
Kandang, tempat pakan/minum, sisa alas kandang/litter dan
kotorankandang dibersihkan secara teratur.
Tidak membawa unggas sakit atau bangkai unggas keluar dari
area peternakan unggas yang mati harus dibakaratau dikubur.
Kotoran unggas diolah terlebih dahulu sebelum keluar dari
areapeternakan.
Air kotor hasil sisa pencucian langsung dialirkan keluar kandang
secara terpisah melalui saluran limbah ketempat penampungan
limbah sehingga tidak tergenang disekitar kandang atau jalan
masuk kendang.
6
2.5 Sanitasi
Kebersihan kandang dan lingkungan kandang yang bebas dari penyakit
merupakan persyaratan yang penting dalam pengelolaan peternakan untuk
menjaga lingkungan kandang tetap bersih dan ternak terhindar dari penyakit yang
berasal dari mikroorganisme penyebab penyakit. Pembersihan kandang dapat
dilakukan dengan metode cepat, yang murah dan sederhana.
Perlengkapan kandang seperti, tempat pakan, tempat minum, pemanas, dan
lainnya dipindahkan segera setelah afkir kemudian dibersihkan. Pencucian
kandang menggunakan alat pembersih bertekanan tinggi atau siraman steam
(North dan Bell 1990).
Sanitasi adalah program yang dijalankan disuatu kawasan peternakan yang
bertujuan untuk menjaga terjadinya perpindah bibit penyakit menular sehingga
ternak yang dipelihara terbebas dari infeksi penyakit serta selalu dalam kondisi
sehat (Fadillah, 2004).Kebersihan halaman dan teras dinding serta pemotongan
rumput harus teratur, kontruksi kandang dan ruang penyimpanan pakan dibuat
yang tidak memungkinkan binatang-binatang seperti, tikus, burung, kumbang, dan
lainnya secara leluasa dapat memasukinya. Program pengendalian tikus dapat
dibuat secara berkesinambungan, dengan menempatkan kotak pengumpan
dipinggir kandang dengan potongan pralon besar sebagai tempat umpannya.