Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

BIOSECURITY DAN KARANTINA KEPITING BAKAU (SCYLLA) DI CV


ELITSM INSTALASI KARANTINA IKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Kesehatan Ikan

Dibawah bimbingan Immaria Fransira, M.P.

Oleh:

1. Yohanes Anggi Bony ( 2113010031)


2. Gloria Destiana Pangul ( 2113010017)
3. Febri Valen Erna Tamonob (2113010015)
4. Anggia Tlonaen ( 1813010051)

Kelompok 1

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PETERNAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
LAPORAN

BIOSECURITY DAN KARANTINA KEPITING BAKAU (SCYLLA) DI CV


ELITSM INSTALASI KARANTINA IKAN

Tempat CV ELITSM INSTALASI KARANTINA IKAN


Jl. Bakau NO 1 Kelurahan Oesapa, Kelapa Lima, Kota
Alamat
Kupang.
Hari/Tanggal Sabtu, 25 November 2023

Narasumber Kaka Yuni

1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penerapan biosekuriti dalam industri akuakultur saat ini dipandang sangat
penting sebagai salah satu faktor penentu keberlanjutan produksi. Penerapan ini
selain didorong oleh tren tuntutan konsumen global untuk mengkonsumsi produk
yang berasal dari sistem produksi yang memenuhi unsur-unsursafety dan
sustainable, juga didorong oleh tingginya tingkat kematian dan rendahnya laju
pertumbuhan akibat infeksi mikroorganisme patogen. Selain hal tersebut,
penerapan biosekuriti juga dilakukan karena adanya kekhawatiran terhadap
introduksi patogeneksotis melalui kegiatan impor organisme akuatik yang
bertindak sebagai pembawa infeksi (carrier) penyakit. Oleh karena itu, dalam hal
penerapan biosekuriti, prinsip-prinsip yang harus diaplikasikan sangat luas dan hal
ini mencakup berbagai komponen yang meliputi tindakan pencegahan,
pengendalian dan pemusnahan berbagai penyakit infeksius serta berbagaitindakan
untuk menjaga kesehatan manusia sebagai pengelolaproduksi, hewan dan
lingkungan, Dalam konteks lingkungan, penerapan biosekuriti juga dilakukan
untuk mencegah lolosnya ikan budidaya ke lingkungan sekitar produksi. Berbeda.
dengan industri peternakan lainnya, akuakultur merupakan industri yang cukup
unik karena memiliki beberapa jenis sistem produksi yang disesuaikan dengan
tujuan dan jenisikan yang dibudidayakan. Sistem produksi ini meliputi sistem
produksi, indoor, termasuk produksi benih di hatchery dan aplikasi Recirculation
Aquaculture System (RAS), serta sistem produksi outdoor.
Menurut Jeffrey (2006), biosekuriti memiliki arti sebagai upaya untuk
mengurangi penyebaran organisme penyakit dengan cara menghalangi kontak
antara hewan dan mikroorganisme. Adapun menurut Deptan RI (2006), biosekuriti
adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian
wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan penularan/kontak
dengan ternak tertular sehingga rantai penyebaran penyakit dapat diminimalkan.
WHO (2008) menambahkan bahwa tindakan biosekuriti meliputi sekumpulan
penerapan manajemen yang dilakukan bersamaan untuk mengurangi potensi
penyebaran penyakit, misalnya virus flu burung pada hewan atau manusia. Dalam
budidaya ternak, biosekuriti merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mencegah penyakit masuk ke dalam peternakan ataupun menyebar keluar
peternakan. Semua kegiatan dilakukan dengan tujuan memisahkan inang (ternak)
dari bibit penyakit dan sebaliknya. Dalam ruang lingkup laboratorium, bioskuriti
adalah kondisi dan upaya untuk memutuskan rantai masuknya agen penyakit ke
induk semang dan/atau untuk menjaga agen penyakit yang disimpan dan diisolasi
dalam suatu laboratorium tidak mengontaminasi atau tidak disalahgunakan.

2
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapann
biosikiriti pada CV ELITSM INSTALASI KARANTINA IKAN dan bagaimana
penerapan karatina ikan khusunya kepiting pada cv tersebut.

3
HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Penerapan Biosecurity yang Ada Pada Tempat Tersebut

Penerapan biosecurity bertujuan sebagai pengamanan sistem produksi terhadap


kontaminasi organisme patogen dari luar dan mencegah berkembangnya organisme
patogen ke dalam lingkungan produksi. Penerapan biosecurity dilakukan pada seluruh
proses produksi, meliputi
a. Penerapan biosecurity terhadap personal, Personil menggunakan pakaian dan
perlengkapan kerja khusus dalam melakukan aktivitas didalam IK.
b. Pakaian dan perlengkapan kerja ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup
dan terbuat daribahan yang nyaman dipakai dan harus selalu bersih.
c. Pakaian dapat berupa wearpack dan perlengkapan kerja lainnya meliputi
sepatu boot, sarungtangan, masker dan lainnyab.
Penerapan biosecurity terhadap lingkungan
a. Lingkungan IK harus merupakan daerah yang bebas wabah penyakit atau
setidaknya selama5 tahun terakhir tidak pernah mengalami kejadian wabah
penyakit ikan.
b. Lingkungan IK harus dikelola secara berkala ditinjau dari aspek sanitasi,
desinfeksi danhigienis, antara lain dilengkapi dengan sarana sterilisasi bagi
roda kendaraan yang akanmasuk ke dalam lingkungan IK, sarana desinfeksi
alas kaki (foot dipping mat), dan saranadesinfeksi tangan.
c. Pengelolaan kualitas air pencucian harus memperhatikan kebutuhan debit air
dan kualitas air,setiap perubahan drastis kualitas dan kuantitas air mengikuti
rencana kontinjensi.
d. Apabila terjadi kebocoran/ kerusakan pada penanganan limbah, harus
mengikuti rencanakontinjensi.
Penerapan biosecurity terhadap wadah/ peralatanSterilisasi wadah/ peralatan dan
penggunaan wadah/ peralatan secara terpisah bertujuan untukmenghindari penyebaran
penyakit pada lingkungan IK.

4
Perbandingan dengan Literatur
Buhman et al. (2007) menerangkan bahwa komponen utama biosekuriti adalah
isolasi, kontrol lalu lintas dan sanitasi:
• Isolasi merupakan suatu tindakan untuk mencegah kontak diantara hewan
pada suatu area atau lingkungan. Tindakan yang paling penting dalam
pengendalian penyakit adalah meminimalkan pergerakan hewan dan kontak
dengan hewan yang baru datang.
• Kontrol lalu lintas merupakan tindakan pencegahan penularan penyakit yang
dibawa oleh alat angkut, hewan selain ternak (kuda, anjing, kucing, hewan
liar, rodensia, dan burung), dan pengunjung.
• Sanitasi merupakan tindakan pencegahan terhadap kontaminasi yang
disebabkan oleh feses. Kontaminasi feses dapat masuk melalui oral pada
hewan (fecal-oral cross contamination). Kontaminasi ini dapat terjadi pada
peralatan yang digunakan seperti tempat pakan dan minum.

Tujuan Penerapan Biosecurity Pada Tempat Tersebut

Tujuan dari Penerapan Biosecurity ini sendiri adalah agar meminialisrkan masuknya
mirroorganise pathogen yang memyebabkan penyakit pada organisme budidaya
tersebut.

5
Perbandingan dengan Literatur
Tujuan dari penerapan biosikuriti
1). Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit;
2). Meminimalkan kesempatan agen berhubungan dengan induk semang;
3). Membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal mungkin (
Zainuddin dan Wibawan, 2007).
Menurut Dirjen Peternakan (2005), tujuan dari biosekuriti adalah mencegah semua
kemungkinan penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit. Penerapan
biosekuriti pada seluruh sektor peternakan, baik di industri perunggasan atau peternakan
lainnya akan mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang
mengancam sektor tersebut. Meskipun biosekuriti bukan satu-satunya upaya pencegahan
terhadap serangan penyakit, namun biosekuriti merupakan garis pertahanan pertama terhadap
penyakit (Cardona, 2005).

Faktor-Faktor Pendukung Biosecurity Pada Tempat Tersebut


Faktor-faktor pendukung dari biosecurity sendiri adalah adanya sarana dan prasarana seperti
bak perawatan, penyegaran, dan keranjang untuk penerimaan barang, pakian kerja seperti
sepatu buts, sarung tangan, masker, serta adanya ruang ganti.

Perbandingan dengan Literatur


Faktor dari dalam (internal) pembudidaya dan faktor di luar pembudidaya (eksternal).
Jika permasalahan tersebut dikaji lebih mendalam maka dapat dikelompokkan menjadi tiga
aspek yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut dapat berpengaruh
terhadap pengembangan budidaya tambak. Kegiatan budidaya tambak yang tidak Sesuai
dengan petunjuk teknis dapat berdampak terhadap produksi yang tidak optimal atau bahkan
terjadi kegagalan total. Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas maka perlu dilakukan kajian
yang mendalam tentang bagaimana mengembangkan usaha budidaya tambak dengan
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh khususnya aspek sosial ekonomi dan aspek-
aspek lainnya termasuk lingkungan.

6
Pengertian Biosecurity

Biosekuriti adalah upaya mencegah masuk dan tersebarnya organisme penyebab


dan pembawa penyakit dalam budidaya. Penerapan biosekuriti inidilakukan pada semua
fase dalam budidaya mulai dari persiapan lahan, perlakuanair, penebaran benur,
manajemen kualitas air, pemberian pakan, sampling, panenhingga persiapan ke siklus
berikutnya. Biosekuriti juga mencakup semua fasilitasyang ada di tambak, harus bebas
dari organisme penyebab penyakit

Perbandingan dengan Literatur


Menurut Jeffrey (2006), biosekuriti memiliki arti sebagai upaya untukmengurangi
penyebaran organisme penyakit dengan cara menghalangi kontakantara hewan dan
mikroorganisme. Adapun menurut Deptan RI (2006),biosekuriti adalah semua tindakan
yang merupakan pertahanan pertama untukpengendalian wabah dan dilakukan untuk
mencegah semua kemungkinanpenularan/ kontak dengan ternak tertular sehingga rantai
penyebaran penyakitdapat diminimalkan. WHO (2008) menambahkan bahwa tindakan
biosekuritimeliputi sekumpulan penerapan manajemen yang dilakukan bersamaan
untukmengurangi potensi penyebaran penyakit, misalnya virus flu burung pada
hewanatau manusia.

Proses Karantina Ikan Pada Tempat Tersebut

Poses dari karantina ke[iting pada lokasi tersebut ialah yang pertama mereka melakukan
penimbangan, penyortiran , penyegaran. Setelah dilakukan penyegaran sore masuk kepada
perawan kepiting tersebut. Ketika ada kepiting yang loyo atau kurang sehat maka kepiting
tersebut akan dipindahkan ke tempat lain seperti akuarium, dan diberikan perlakuan khusus.

Proses Karantina kepiting dimulai dengan:


• penerimaan barang
• sortir
• penimbangan
• Penyegaran
• lalu dimasukkan ke tambak atau juga dimasukkan ke tempat perawatan

7
Perbandingan dengan Literatur
Pemenuhan syarat ekspor ikan. Setiap ikan yang akan melalui proses pengeluaran dari
wilayah Indonesia harus lengkap dengan sertifikat kesehatan yang ditertibkan oleh
petugas karantina.
• Pemeriksaan media pembawa.
• Pengamatan
• Perlakuan
• Penahanan
• Penolakan dan Pemusnahan
• Pembebasan.

Tujuan Tindakan Karantina Pada Tempat Tersebut


Tujuan Tindakan Karantina kepiting tersebut adalah untuk menyeleksi kepiting-kepiting
yang sehat dan mana kepiting yang cacat sebelum diedarkan atau diberikan kepada
Masyarakat, dari segi Kesehatan kepiting sendiri, dan harus memenuhi standar SOP
apakah kepitimg tersebut lolos atau tidak untuk diekspor.

8
Perbandingan dengan Literatur
Berikut adalah beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui tindakan karantina:
• Mencegah masuknya penyakit baru: Karantina bertujuan untuk mengisolasi ikan
baru atau organisme akuatik yang akan diperkenalkan ke tambak oesapa. Dengan
melakukan karantina terlebih dahulu, peternak dapat memastikan bahwa ikan atau
organisme tersebut bebas dari penyakit sebelum diperkenalkan ke lingkungan
budidaya. Hal ini penting untuk mencegah masuknya penyakit baru yang dapat
menyebar dan menyebabkan kerugian besar.
• Mengidentifikasi penyakit yang ada: Selain mencegah masuknya penyakit baru,
karantina juga bertujuan untuk mengidentifikasi adanya penyakit yang mungkin
sudah ada dalam populasi ikan atau organisme akuatik yang ada di tambak. Dengan
melakukan pemeriksaan kesehatan yang teliti selama periode karantina, peternak
dapat mengidentifikasi penyakit dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk
pengendalian dan pengobatan.
• Mengurangi risiko penyebaran penyakit: Melalui karantina, ikan atau organisme
akuatik yang telah melewati periode karantina dapat dianggap aman dan sehat untuk
diperkenalkan ke dalam tambak. Hal ini membantu mengurangi risiko penyebaran
penyakit dari populasi ikan yang ada ke ikan yang baru. Dengan mengisolasi dan
memantau ikan baru secara ketat selama karantina, peternak dapat memastikan
bahwa ikan yang sehat diperkenalkan ke tambak.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Saat Karantina

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Saat Karantina ialah semuanya harus melalui SOP,
Mulai dari SOP IK, SOP Personal, SOP Pemusnaahan, SOP Penaganan Limbah, tidak
adanya kontaminasi silang didalam Gudang karantina, atau tidak adanya campuran dari
produk-produk lain.

9
Perbandingan dengan Literatur
Pada saat karantina ikan, perhatikan kesehatan dan perilaku ikan, serta pastikan
kondisi air dan lingkungan karantina sesuai untuk mencegah penyebaran penyakit.
Monitor parameter air seperti suhu, pH, dan amonia secara rutin.

Persyaratan Karantina

Persyaratan dari karantina sendiri adalah melihat dari alur yang ada didalam ruangan
karantina itu sendiri, dengan Tidak adanya kontaminasi silang harus diterapkan SOP
searah dan harus benar-benar steril, tidak adanya rokok.

10
Perbandingan dengan Literatur
1. Pemilihan Benih yang Sehat:
Memilih benih yang bebas dari penyakit dan parasit adalah langkah penting untuk
mencegah penyebaran penyakit di tambak. Pilih benih yang aktif, memiliki
pertumbuhan yang baik, dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.( oleh Eduardo
Alarcon, Vicente Ibarra, dan Patricia Tello.2018)
2. Pengobatan dan Pembersihan Kolam:
Sebelum memasukkan benih ke dalam tambak, pastikan kolam atau wadah budidaya
telah dibersihkan dan disterilkan dengan baik. Pembersihan meliputi pengangkatan
sisa-sisa organik dan pengobatan dengan desinfektan yang sesuai.
3. Pengendalian Kualitas Air:
Monitor dan jaga kualitas air dengan baik selama karantina. Parameter yang perlu
diperhatikan meliputi suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, dan amonia. Pastikan
parameter-parameter tersebut berada dalam rentang yang sesuai untuk spesies yang
dipelihara.( Claude E. Boyd dan Aaron McNevin. 2018)
4. Pemberian Pakan yang Tepat:
Berikan pakan yang sesuai dan berkualitas baik kepada benih selama karantina.
Pastikan pakan tersebut mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang
optimal dan tidak mencemari air tambak. (C. S. Tucker dan M. N. Bhat.2020)
5. Pengawasan dan Pengendalian Penyakit:
Perhatikan tanda-tanda penyakit pada benih selama masa karantina. Jika ditemukan
tanda-tanda penyakit, segera lakukan tindakan pengobatan atau isolasi untuk
mencegah penyebaran penyakit ke benih lainnya. ( Edward J.Noga.2010)

11
PENUTUP

Biosekuriti adalah upaya mencegah masuk dan tersebarnya organisme


penyebab dan pembawa penyakit dalam budidaya. Penerapan biosekuriti
inidilakukan pada semua fase dalam budidaya mulai dari persiapan lahan,
perlakuanair, penebaran benur, manajemen kualitas air, pemberian pakan,
sampling, panenhingga persiapan ke siklus berikutnya. Biosekuriti juga mencakup
semua fasilitasyang ada di tambak, harus bebas dari organisme penyebab penyakit.
Penerapan biosecurity bertujuan sebagai pengamanan sistem produksi
terhadap kontaminasi organisme patogen dari luar dan mencegah berkembangnya
organisme patogen ke dalam lingkungan produksi. Persyaratan dari karantina
sendiri adalah melihat dari alur yang ada didalam ruangan karantina itu sendiri,
dengan Tidak adanya kontaminasi silang harus diterapkan SOP searah dan harus
benar-benar steril, tidak adanya rokok.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sumino1, I. S. (2020, September). Peran Cara Karantina Ikan Yang Baik (Ckib)
Dalam Pencegahan Penyakit Virus Pada Udang Vaname(Litopenaeus
Vannamei)Di Provinsi Lampung. Jurnal Enggano, 5, 258-272.
Susanto, R. T. (2019, 1 Juli). Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif Pada Stasiun
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan
Pontianak. Jurnal Pari, 5, 27-36.
Zulkarnain. (2015). Penerapan Biosekuriti Peternak Ayam Broiler Di Desa Jene
Taesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Skripsi Jurusan Sosial
Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makasar 2015.

13
DOKUMENTASI

https://youtu.be/dps6o4j-uC4?si=sQSVeSIxAV2F1GVc

14

Anda mungkin juga menyukai