Anda di halaman 1dari 21

Nama kelompok :

1. Putu angga prasetyawan 1609511052


2. Putu ayu dina 1609511054

RINGKASAN
“BIOSEKURITI”
Definisi Biosecuriti
Biosekuriti berasal dari dua kata yaitu bio (hidup) dan security
(pengamanan atau perlindungan). Atau secara harfiah dapat bermakna
pengendalian atau pengamanan terhadap makhluk hidup. Dalam ruang
lingkup laboratorium, “Biosecurity” adalah kondisi dan upaya untuk
memutuskan rantai masuknya agen penyakit ke induk semang dan untuk menjaga
agen penyakit yang disimpan dan diisolasi dalam suatu laboratorium tidak
mengontaminasi atau tidak disalahgunakan. Semua komponen biosekuriti,
sistem yang diterapkan (vaksinasi, pengobatan, kontrol hewan liar dan lain-
lainnya) dan sarana serta prasarana yang ada memiliki arti tinggi terhadap
keberhasilan program sekuriti. Dalam budidaya ternak, biosekuriti merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah penyakit masuk ke dalam
peternakan ataupun menyebar keluar peternakan.

Sejarah Biosecuriti

Menurut Halim (2010), Barras dan Greub (2014), manusia sudah sejak
lama mengidentifikasi penggunaan bahan-bahan biologi yang dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat. Upaya bioterorisme juga pernah terjadi di
Indonesia berupa pengiriman amplop berisi serbuk putih menyerupai antraks di
Kedutaan Besar RI di Canberra, Australia dan Kantor Departemen Luar Negeri di
Jakarta. Meskipun demikian, tidak ditemukan bakteri antraks dalam serbuk putih
tersebut. Berdasarkan kasus bioterorisme dan penggunaan bahan biologi
berbahaya pada masa lampau dan sekarang (mungkin juga akan terjadi pada masa
mendatang), konsep biosecuriti perlu diterapkan di Indonesia. Penerapan konsep
tersebut dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pencurian dan
penyalahgunaan bahan biologi berbahaya, apalagi mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang sangat padat dan letak geografis yang strategis.
Tujuan Pelaksanaan Biosecuriti

Tujuan utama dari penerapan biosekuriti adalah :

1. Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit;


2. Meminimalkan kesempatan agen berhubungan dengan induk semang;
3. Membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal
mungkin ( Zainuddin dan Wibawan, 2007).

Menurut Dirjen Peternakan (2005), tujuan dari biosekuriti adalah


mencegah semua kemungkinan penularan dengan peternakan tertular dan
penyebaran penyakit. Penerapan biosekuriti pada seluruh sektor peternakan,
baik di industri perunggasan atau peternakan lainnya akan mengurangi risiko
penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang mengancam sektor
tersebut.

Aspek-aspek yang sangat perlu diperhatikan dan menjadi tujuan


pelaksanaan program biosekuriti adalah

1. tidak adanya penyakit tertentu di dalam farm,


2. adanya jaminan resiko bagi konsumen terhadap produk yang dihasilkan,
3. adanya jaminan keamanan dalam lingkupan hidup dan sustainability
usaha, dan
4. jaminan terhadap tiadanya resiko penyakit zoonosis khususnya bagi
karyawan.

Komponen Utama dan Tindakan Umum Biosekuriti

Buhman et al. (2007) menerangkan bahwa komponen utama biosekuriti


adalah isolasi, kontrol lalu lintas dan sanitasi.
1. Isolasi merupakan suatu tindakan untuk mencegah kontak di antara hewan
pada suatu area atau lingkungan.
2. Kontrol lalu lintas merupakan tindakan pencegahan penularan penyakit
yang dibawa oleh alat angkut, hewan selain ternak (kuda, anjing, kucing,
hewan liar, rodensia, dan burung), dan pengunjung.
3. Sanitasi merupakan tindakan pencegahan terhadap kontaminasi yang
disebabkan oleh feses

Menurut Barrington et al. (2006), tindakan umum yang dilakukan dalam


program biosekuriti adalah:
 mengawasi keluar masuknya hewan;
 mencegah kontak dengan hewan atau hewan liar;
 secara rutin membersihkan dan mendesinfeksi sepatu, pakaian, dan
peralatan yang dipakai ketika menangani hewan;
 mencatat pengunjung, hewan, dan peralatan yang masuk dan keluar.
Prinsip Bioskuriti
Adapun prinsip dalam bidang biosekuriti yaitu :.
a. Persiapan dan pencegahan
Meliputi deteksi, diagnosis, dan mitigasi penyakit maupun cedera yang
disebabkan oleh agen biologis dan kimiawi.
b. Deteksi dini
Merupakan upaya untuk memutuskan respons yang tepat dan cepat
terhadap serangan biologis atau kimiawi, seperti obat profilaksis,
antidotum kimiawi, dan vaksin.

c. Identifikasi agen biologi maupun kimiawi


Hal ini memegang peranan penting. Teknologi yang digunakan dalam
identifikasi bioterorisme berupa teknologi modern (seperti mikroaray,
analisis genetik atau protein) maupun teknologi konvensional (misalnya
pewarnaan, uji biokimia).
d. Respons terhadap bioterorisme
Ini mencakup investigasi epidemiologis, terapi medis atau profilaksis, dan
inisiasi pencegahan penyakit atau dekontaminasi lingkungan.Penting
diingat bahwa penentuan respons harus dilakukan secara cepat dan tepat.
e. Komunikasi
Komunikasi efektif antar petugas kesehatan dan masyarakat maupun
media diperlukan untuk membatasi kemampuan teroris menimbulkan
kepanikan dan mengacaukan kehidupan masyarakat.
Untuk praktik biosekuriti baik responden dokter hewan dan
paramedik terdiri atas tiga komponen yaitu sanitasi, isolasi, dan lalu lintas.
Komponen tersebut meliputi:
1. Sanitasi
Melakukan cuci tangan sebelum dan setelah menangani hewan yang sakit
menggunakan disinfektan, Memakai sepatu khusus/bot pada saat masuk
kandang dan melakukan dipping sepatu pada disinfektan, Penggunaan
desinfektan, Memakai pakaian khusus (cattle pack) pada saat masuk ke
kandang, Menggunakan peralatan yang steril selama melakukan tindakan
karantina, Kandang senantiasa dibersihkan dengan disinfektan, Tempat
pakan senantiasa dibersihkan dengan disinfektan, Tempat minum
senantiasa dibersihkan dengan disinfektan, Peralatan kandang senantiasa
dibersihkan dengan disinfektan, Tempat penyimpanan pakan yang
senantiasa dibersihkan secara rutin.
2. Isolasi
Perlakuan terhadap hewan yang sakit, Tindakan terhadap hewan yang baru
masuk, Tindakan terhadap hewan yang sehat, Perlakuan terhadap hewan
yang mati, Penanganan terhadap kotoran hewan.
3. Lalu lintas
Tindakan terhadap lalu lintas kendaraan dan pengunjung, Perlakuan
terhadap lalu lintas peralatan, Perlakuan terhadap lalu lintas pakan,
Tindakan terhadap rodensia, serangga, burung liar, dan hewan lain.
Penerapan Biosekuriti pada Instalasi Karantina Hewan ( IKH)
A. Instalasi Karantina Hewan
Instalasi karantina hewan (IKH) adalah bangunan berikut peralatan, lahan
dan sarana pendukung lainnya yang diperlukan sebagai tempat
pelaksanaan tindakan karantina (Barantan 2006).
B. Klasifikasi Instalasi Karantina Hewan (IKH)
Instalasi karantina hewan berdasarkan kepemilikannya (Barantan 2006),
dibagi menjadi :
 IKH milik pemerintah yaitu bangunan berikut peralatan, lahan, dan sarana
prasarana yang diperlukan sebagai tempat melaksanakan tindak karantina
milik pemerintah.
 Instalasi karantina hewan milik swasta yaitu bangunan berikut peralatan,
lahan dan sarana prasarana yang diperlukan sebagai tempat melaksanakan
tindak karantina milik pihak lain/swasta yang ditetapkan oleh Kepala
Badan Karantina Pertanian yang telah memenuhi persyaratan administrasi
dan persyaratan teknis sesuai ketentuan.
IKH berdasarkan waktu penggunaannya dibagi menjadi :
 Intalasi karantina hewan permanen adalah instalasi yang dibangun oleh
pemerintah atau pihak lain yang penggunaannya bersifat permanen.
 Instalasi karantina hewan sementara adalah instalasi yang dibangun oleh
pemerintah atau pihak lain yang penggunaannya bersifat sementara.
C. Tindakan Biosekuriti di IKH
Biosekuriti adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan
pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua
kemungkinan kontak/penularan dengan peternakan tertular dan
penyebaran penyakit (Ditjenak 2007).
 Penampungan limbah kotoran ternak
 Desinfeksi

Penerapan Biosekuriti pada Rumah Pemotongan Hewan (RPH)

1) Syarat Pendiriaan Rumah Pemotongan Hewan


Bangunan utama Rumah Pemotongan Hewan terdiri atas :
 Daerah kotor
Tempat pemingsanan, tempat pemotongan dan tempat pengeluaran darah.
Tempat penyelesaian proses penyembelihan (pemisahan kepala, keempat
kaki sampai tarsus dan karpus, pengulitan, pengeluaran isi dada dan isi
perut). Ruang untuk jeroan, ruang untuk kepala dan kaki, ruang untuk
kulit, tempat pemeriksaan post-mortem.
 Daerah bersih
Tempat penimbangan karkas, tempat keluar karkas, jika Rumah
Pemotongan Hewan dilengkapi dengan ruang pendingin/pelayuan, ruang
pembeku, ruang pembagian karkas dan pengemasan daging, maka ruang-
ruang tersebut terletak di daerah bersih (SNI 01 - 6159 – 1999).
2) Biosekuriti Rumah Pemotongan Hewan (RPH)

 Persyaratan Lokasi
Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan/atau Rencana
Bagian Wilayah Kota (RBWK). Tidak berada di bagian kota yang
padat penduduknya serta letaknya lebih rendah dari pemukiman
penduduk, tidak menimbulkan gangguan atau pencemaran lingkungan.
Tidak berada dekat industri logam dan kimia, tidak berada di daerah
rawan banjir, bebas dari asap, bau, debu dan kontaminan lainnya.
Memiliki lahan yang relatif datar dan cukup luas untuk pengembangan
rumah pemotongan hewan.
 Persyaratan Sarana
Rumah Pemotongan Hewan harus dilengkapi dengan Sarana
jalan yang baik menuju Rumah Pemotongan Hewan yang dapat dilalui
kendaraan pengangkut hewan potong dan kendaraan daging. Sumber
air yang cukup dan memenuhi persyaratan SNI 01-0220-1987.
Persediaan air yang minimum harus disediakan yaitu : Sapi, Kerbau,
Kuda dan hewan yang setara beratnya: 1000 liter/ekor/hari; Kambing,
domba dan hewan yang setara beratnya: 100 liter/ekor/hari; Babi: 450
liter/ekor/hari. Sumber tenaga listrik yang cukup. Pada Rumah
Pemotongan Hewan Babi harus ada persediaan air panas untuk
pencelupan sebelum pengerokan bulu. Pada Rumah Pemotongan
Hewan seyogyanya dilengkapi dengan instalasi air bertekanan dan/atau
air panas (suhu 80).
 Persyaratan Bangunan dan Tata Letak
Kompleks Rumah Pemotongan Hewan harus terdiri dari Utama
Kandang Penampung dan Istirahat, Kandang Isolasi, Kantor
Administrasi dan Kantor Dokter Hewan, Tempat Istirahat Karyawan,
Kantin dan Mushola, Tempat Penyimpanan Barang Pribadi
(locker)/Ruang Ganti Pakaian, Kamar Mandi dan WC, Sarana
Penanganan Limbah, Insenerator, Tempat Parkir, Rumah Jaga, Gardu
Listrik, Menara Air. Kompleks Rumah Pemotongan Hewan harus
dipagar sedemikian rupa sehingga dapat mencegah keluar masuknya
orang yang tidak berkepentingan dan hewan lain selain hewan potong.
Pintu masuk hewan potong harus terpisah dari pintu keluar daging.
 Syarat Peralatan
Seluruh perlengkapan pendukung dan penunjang di Rumah
Pemotongan Hewa harus terbuat dari bahan yang tidak mudah korosif,
mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta mudah dirawat. Peralatan
yang langsung berhubungan dengan daging harus terbuat dari bahan
yang tidak toksik, tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan
didesinfeksi serta mudah dirawat.
 Higiene Karyawan dan Perusahaan
Rumah Pemotongan Hewan harus memiliki peraturan untuk semua
karyawan dan pengunjung agar pelaksanaan sanitasi dan higiene
rumah pemotongan hewan dan higiene produk tetap terjaga baik
a) Pengawasan Kesehatan Masyarakat Veteriner
b) Kendaraan Pengangkut Daging
c) Persyaratan Ruang Pendingin/Pelayuan
d) Ruang Beku
e) Ruang Pembagian Karkas dan Pengemasan Daging
f) Laboratorium
Biosekuriti dalam Peternakan Ayam

Oleh karena itu sebagai bagian dari sistem manajemen peternakan


biosekuriti adalah sangat penting. Adapun ruang lingkup bisosekuriti peternakan
yakni:
1. Biosekuriti konseptual adalah dasar seluruh program pengendalian
penyakit sperti: lokasi kandang suatu peternakan, pengaturan jenis dan
umur ternak.
2. Biosekuriti struktural adalah sesuatu yang berhubungan dengan konstruksi
kandang, arah kandang atau tata letak peternakan, pemisahan batas-batas
unit peternakan, pengaturan saluran limbah peternakan, alat sanitasi dan
dekontaminasi, sarana dan prasarana kandang.
3. Biosekuriti operasional merupakan implementasi sistem operasional dan
prosedur (SOP) manajemen untuk pengendalian penyakit.
 Agen Penyakit Masuk ke Peternakan Ayam
Agen penyakit adalah mikroorganisme yang terdapat di dalam
lingkungan seperti virus, bakteri, fungi dan parasit baik yang di dalam
(endoparasit) maupun yang diluar tubuh ayam (ektoparasit). Adanya
penyakit terjadi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu agen penyakit, inang
(ayam) dan lingkungan.
 Pelaksanaan Program Biosekuriti dalam Peternakan Ayam
 Kontrol lalu lintas
Biosekuritas ini secara umum memberlakukan kontrol tehadap lalu
lintas orang, seperti mengunci pintu dan melarang semua pengunjung
atau mengizinkan masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan
(profesional) setelah mereka didesinfeksi, mandi semprot, lalu
memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi khusus yang telah
didesinfeksi.
 Vaksinasi
Aspek lain dari biosekuritas adalah mencegah penyakit melalui
vaksinasi. Antibiotika digunakan untuk memberantas infeksi bakteri.
Karena tidak ada obat yang dapat melawan infeksi virus, maka
vaksinasi sebelum infeksi terjadi di dalam flok ayam menjadi pilihan
utama untuk melindungi ayam.
 Pencatatan Riwayat Flok
Mencatat riwayat flok adalah cara yang mudah untuk menjaga
kesehatan flok ayam. Ayam harus secara rutin diperiksa kesehatannya
ke laboratorium, dengan mengecek titer darahnya terhadap penyakit
tertentu, monitoring bakteriologis dan sampling lainnya. Laporan hasil
pemeriksaan laboratorium harus disimpan bersamaan dengan data
performans setiap flok atau kandang. Laporan ini sangat bermanfaat
begitu masalah muncul.
 Cara-cara Pencucian Kandang untuk Kandang Ayam Broiler dan
Ayam Petelur
Pencucian kandang ayam merupakan kegiatan biosekuritas yang paling
berat. Segera setelah flok ayam diafkir dan liter diangkat keluar
kandang, tindakan berikutnya adalah pembersihan dan desinfeksi
terhadap seluruhkandang dan lingkungannya. Gumpalan liter harus
diangkat dan sisa-sisa yang menempel harus disikat dan disemprot air.
Peralatan seperti penggaruk, sekop, truk pengangkut, wadah-wadah
pengankut kotoran (manure), dan lain-lain semuanya harus dibersihkan
dan didesinfeksi setelah dipakai.Berikut ini cara-cara pencucian
kandang untuk kandang ayam broiler dan ayam petelur:
 Kontrol Terhadap Pakan dan Air Minum pada Peternakan Ayam
Kontrol Pakan, Kontrol Air,

Kontrol Limbah Produksi dan Ayam Mati

Dalam tatalaksana usaha peternakan ayam sisa-sisa produksi atau limbah


sudah jelas akan dijumpai. Limbah ini harus dijauhkan dan dimusnahkan sejauh
mungkin sari areal produksi. Bila mungkin harus ada petugas khusus yang
mengambil sisa produksi ini secara teratur untuk dibuang atau dimusnahkan di
luar areal produksi. Apabila tidak mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar,
maka harus dipilih di lokasi di dalam wilayah peternakan yang memungkinkan
sisa-sisa produksi ini tidak mengganggu kegiatan produksi lainnya serta
mencegah pencemaran lingkungan.
Cara Pengolahan Hasil Produksi Daging Ayam
 Perendaman dalam Air Panas
 Pencabutan Bulu
 Pemeriksaan Post-Mortem
 Penanganan Karkas

Biosekuriti Peternakan Ayam Kampung

Biosekuriti adalah suatu tindakan pencegahan penyakit dari dalam atau


luar area kandang sehingga ternak unggas (ayam kampung) berikut ikutannya
menjadi aman dikonsumsi oleh manusia. Biosecurity dapat mencegah agen-agen
penyakit seperti virus, bakteri, jamur, protozoa dan parasit masuk ke peternakan
dan membahayakan kesehatan unggas yang akan menyebabkan penyakit klinis
yaitu suatu penyakit yang dapat diamati dengan jelas, penyakit sub klinis yaitu
penyakit yang tersembunyi dan zoonosis yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari
hewan ke manusia.

Ada 3 elemen biosekuriti yaitu :


1. Isolasi/pemisahan yakni suatu cara menciptakan lingkungan dimana unggas
terlindungi dari pembawa penyakit (carrier) seperti : manusia, unggas tertular,
udara, air dll.
2. Pengendalian lalu lintas yakni mengendalikan lalu lintas manusia, ternak,
peralatan dan kendaraan yang masuk dan keluar areal peternakan.
3. Sanitasi yakni suatu cara atau tindakan menjaga kebersihan kandang serta
peralatannya dan lingkungan guna pencegahan tempat bersembunyinya bibit
penyakit yang sewaktu-waktu dapat menjadi pusat penyebaran penyakit.
Biosekuriti peternakan ayam kampung mencakup 6 aspek diantaranya :
 Biosekuriti Kandang
Masa Persiapan Kandang, Masa Pascapanen, Manajemen Pembersihan
Kandang Kotor,

Kontrol Kandang

Kontrol kondisi kandang juga penting saat masa persiapan kandang.


Kandang merupakan tempat tinggal ayam kampung asli dan kandang yang baik
tentu harus nyaman. Kondisi atap, dinding maupun lantai harus dikontrol. Saat
ditemukan kerusakan pada salah satu bagian kandang tersebut perlu segera
dilakukan perbaikan. Atap yang bocor dan lantai yang rusak berlubang hendaknya
diperbaiki saat masa persiapan kandang Kondisi tanah di bawah kandang yang
berperan menyerap air dari feses juga perlu diberikan perlakuan khusus, seperti
penambahan kapur (penggemburan ulang) yang berfungsi membunuh bibit
penyakit dan dapat mengembalikan pH tanah menjadi netral serta meningkatkan
daya serap tanah terhadap air.

Masa Istirahat Kandang


Setelah pembersihan dan desinfeksi menyeluruh kemudian kandang di
istirahatkan untuk beberapa waktu. Secara umum, masa istirahat kandang
hendaknya tidak kurang dari 14 hari yang bertujuan agar bibit penyakit yang
berada di kandang bisa dikurangi secara optimal.
Inspeksi Kesiapan Kandang
Inspeksi kesiapan kandang dirasa perlu dilakukan untuk memastikan
kondisi kandang benar-benar siap menerima kedatangan doc ayam kampung asli.
Lokasi Biosekuriti
Gerbang Utama, Kantor, Gerbang masuk yang menuju ke lokasi kandang (main
entrance shower), Tempat Pemeliharaan DOC, Kandang Layer,
Biosekuriti Pekerjaan Rutin di dalam Kandang,
Rutinitas pembersihan kandang untuk menjaga biosecurity perlu dilakukan
dengan baik. Beberapa biosecurity yang dilakukan diantaranya adalah :
Pembersihan Nipple Line
Pembersihan Cooling Pad
Pembersihan debu
Kebersihan saat seleksi telur
Biosekuriti Vaksinasi
Penanggung jawab adalah vaksinator, supervisor, leader flock dan assistant leader
Biosekuriti Tempat Post-Mortem
Tempat ini adalah tempat untuk membedah ayam yang sakit atau ayam yang
sudah mati untuk mengetahui penyakit apa yang di alami oleh ayam tersebut
Biosecurity Kontrol Hama
Pembersihan area di sekeliling kandang (paling tidak 15 meter di
sekeliling kandang) dilakukan termasuk pemotongan/pembersihan rumput secara
rutin agar tidak menjadi sarang penyakit karena bisa jadi agen-agen pembawa
penyakit hidup di tempat ini.
Dilakukan program pembasmian serangga dan tikus secara rutin misalnya
dengan fogging untuk membasmi serangga seperti nyamuk.
Biosekuriti Tanda Peringatan Penyakit Unggas Menular
Banyak penyakit burung biasanya sulit untuk didiagnosa. Daftar di bawah
ini termasuk beberapa hal untuk melihat sesuatu tanda yang mungkin salah
dengan burung unggas ternak ayam kampung. Deteksi dini tanda-tanda sangat
penting untuk mencegah penyebaran penyakit.
Biosekuriti pada Peternakan Ayam Petelur
Tujuan dari suatu peternakan petelur adalah untuk menyediakan bahan
pangan asal ternak (telur ayam) sebagai sumber kebutuhan protein hewani bagi
kebutuhan seluruh bangsa Indonesia dan sekaligus untuk mencapai kesejahteraan,
serta kesehatan dan ketentraman batin masyarakat (Anonymous 1967). Tujuan
lainnya adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesehatan masyarakat yang
memelihara dan mengkonsumsi telur ayam dari peternakan yang bersangkutan.
Biosekuriti Ayam Petelur
Biosekuriti adalah suatu konsep yang merupakan bagian integral dari
suksesnya sistem produksi suatu peternakan unggas, khususnya ayam petelur
dalam mengurangi risiko dan konsekuensi dari masuknya penyakit infeksius
terhadap unggas maupun manusia (Payne 2000). Menurut Jeffrey (1997),
penerapan biosekuriti pada peternakan petelur dibagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu (1) isolasi, (2) pengendalian lalu lintas, dan (3) sanitasi.
Biosekuriti Peti Telur Ayam
Peti telur yang berasal dari luar peternakan sangat tidak boleh masuk ke
dalam area peternakan. Hal ini bertujuan untuk mencegah agen-agen patogen
ataupun yang berbahaya mengkontaminasi area dalam peternakan. Peti telur bekas
yang terbuat dari kayu dapat membawa mikroba dari peternakan lain sehingga
mampu menulari ayam yang berada dalam peternakan. Bahan kayu sangat sukar
untuk didisinfeksi dan sebaiknya tidak digunakan untuk peralatan dalam
peternakan, termasuk peti telur (Marriott, 1999).
Biosekuriti Tamu dan Pekerja Peternakan
Penerapan biosekuriti dalam pengawasan lalu lintas manusia (EF, 2003) meliputi :
1. Karyawan atau orang yang terlibat di bisnis peternakan pembibitan ayam
tidak diperbolehkan memelihara burung atau ayam di rumahnya. Begitu
pula untuk peternakan komersial.
2. Orang yang akan masuk kedalam peternakan, sebelumnya tidak
mengunjungi peternakan pada tingkat di bawahnya (peternakan komersial,
processing dan lain-lain) yang status higienenya tidak diketahui, minimum
dua hari setelah kunjungan tersebut.
3. Tamu sebaiknya tidak mengunjungi peternakan bibit tetua (grand parent),
kecuali profesional (ahli) yang berhubungan dengan peternakan bibit tetua
(grand parent) tersebut.
4. Orang yang memasuki lokasi peternakan diharuskan mengikuti
persyaratan sanitasi peternakan, yaitu disinfeksi dengan spray, mandi,
mengganti baju, dan alas kaki khusus. Hal ini berlaku juga untuk sanitasi
bagi barang (disinfeksi dengan cairan disinfektan).
Higiene Peternakan Telur
Higiene adalah segala upaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan
serta berbagai usaha untuk mempertahankan atau untuk memperbaiki
kesehatan. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
(Anonymous 2004). Pengertian higiene pangan adalah semua kondisi dan
tindakan untuk menjamin keamanan dan kelayakan makanan pada semua
tahap dalam rantai makanan (CAC, 1997).
Biosekuriti dalam Usaha Peternakan Sapi Perah
Susu merupakan komoditas strategis yang perlu mendapat perhatian
karena merupakan pangan yang sangat diperlukan masyarakat. Banyak pihak yang
terkait dengan industri atau agribisnis api perah, mulai dari petemak, pabrik
pengolahan susu dan konsumen . Dalam menghadapi era perdagangan bebas
pemerintah telah mengambil berbagai langkah kebijakan terkait dengan industri
susu nasional.
Beberapa permasalahan yang masih menjadi kendala (usaha peternakan
sapi perah rakyat) adalah: (a) Pengetahuan peternak tentang budidaya sapi perah
dan penanganan pascapanen relatif rendah, (b) Keterbatasan dalam aspek sosial
ekonomi peternak, menyebabkan pengembangan usaha terhambat yang terindikasi
pada rendahnya kepemilikan ternak, sempitnya penguasaan lahan untuk tanaman
pakan dan rendahnya adopsi teknologi serta (c) Struktur pasar susu yang
cenderung oligopsoni karena masih bergantung pada Industri Pengolahan Susu
(IPS).
Bahan Diskusi
1. Jelaskan apa definisi dari biosekuriti!
Jawaban :
Biosekuriti berasal dari dua kata yaitu bio (hidup) dan security
(pengamanan atau perlindungan). Atau secara harfiah dapat bermakna
pengendalian atau pengamanan terhadap makhluk hidup. Dalam ruang
lingkup laboratorium, “Biosecurity” adalah kondisi dan upaya untuk
memutuskan rantai masuknya agen penyakit ke induk semang dan untuk
menjaga agen penyakit yang disimpan dan diisolasi dalam suatu
laboratorium tidak mengontaminasi atau tidak disalahgunakan.
2. Jelaskan sejarah biosekuriti!
Jawaban :
Biosekuriti didasari pada dimasukkannya sebuah penyakit pada media
untuk menebarkan penyakit tersebut kepada si penerima. Oleh karena itu,
biosekuriti diterapkan untuk memeriksa terlebih dahulu sebuah media
sebelum memasuki wilayah tertentu atau wilayah baru.
3. Jelaskan apa tujuan pelaksanaan biosekuriti!
Jawaban :
 Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit;
 Meminimalkan kesempatan agen berhubungan dengan induk semang;
 Membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal
mungkin ( Zainuddin dan Wibawan, 2007).
4. Jelaskan prinsip-prinsip biosekuriti!
Jawaban :
 Persiapan pencegahan : Meliputi deteksi, diagnosis, dan mitigasi penyakit
maupun cedera yang disebabkan oleh agen biologis dan kimiawi.
Membutuhkan kerja sama dan tim siaga khusus setiap daerah.
 Deteksi dini : Merupakan upaya untuk memutuskan respons yang tepat
dan cepat terhadap serangan biologis atau kimiawi, seperti obat profilaksis,
antidotum kimiawi, dan vaksin.
 Identifikasi agen biologi maupun kimiawi
 Respons terhadap bioterorisme : Ini mencakup investigasi epidemiologis,
terapi medis atau profilaksis, dan inisiasi pencegahan penyakit atau
dekontaminasi lingkungan. Penting diingat bahwa penentuan respons
harus dilakukan secara cepat dan tepat.
 Komunikasi : Komunikasi efektif antar petugas kesehatan dan masyarakat
maupun media diperlukan untuk membatasi kemampuan teroris
menimbulkan kepanikan dan mengacaukan kehidupan masyarakat.
5. Jelaskan apa komponen utama dan Tindakan Umum Biosekuriti?
Jawaban :
 Isolasi merupakan suatu tindakan untuk mencegah kontak di antara
hewan pada suatu area atau lingkungan.
 Kontrol lalu lintas merupakan tindakan pencegahan penularan
penyakit yang dibawa oleh alat angkut, hewan selain ternak (kuda,
anjing, kucing, hewan liar, rodensia, dan burung), dan pengunjung.
 Sanitasi merupakan tindakan pencegahan terhadap kontaminasi
yang disebabkan oleh feses. Kontaminasi feses dapat masuk
melalui oral pada hewan (fecal-oral cross contamination).
6. Jelaskan bagaimana penerapan biosekuriti di IKH?
Jawaban :
Penerapan program biosekuriti di IKH dapat berupa:
 Menyediakan kandang isolasi khusus untuk mencegah kontaminasi
dari hewan yang terjangkit penyakit
 Menyediakan bak penampungan limbah kotoran ternak
 Melakukan tindakan cleaning dan desinfeksi
 Menyediakan fasilitas tempat pembuangan khusus untuk sisa
peralatan medis
7. Jelaskan bagaiamana penerapan biosekuriti di RPH
Jawaban :
Penerapan biosecurity di RPH harus memenuhi syarat Rumah Pemotongan
Hewan berdasarkan (SNI 01 - 6159 – 1999) yaitu:
 Persyaratan lokasi
Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR),
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan/atau Rencana Bagian Wilayah
Kota (RBWK). Tidak berada di bagian kota yang padat penduduknya serta
letaknya lebih rendah dari pemukiman penduduk, tidak menimbulkan
gangguan atau pencemaran lingkungan.
 Persyaratan Sarana
Dilengkapai sarana jalan yang baik, sumber air yang cukup, dan
pada Rumah Pemotongan Hewan Babi harus ada persediaan air panas
untuk pencelupan sebelum pengerokan bulu.
 Persyaratan Bangunan dan Tata Letak
Kompleks Rumah Pemotongan Hewan harus terdiri dari Utama
Kandang Penampung dan Istirahat, Kandang Isolasi, Kantor Administrasi
dan Kantor Dokter Hewan, Tempat Istirahat Karyawan, Kantin dan
Mushola, Tempat Penyimpanan Barang Pribadi (locker)/Ruang Ganti
Pakaian, Kamar Mandi dan WC, Sarana Penanganan Limbah, Insenerator,
Tempat Parkir, Rumah Jaga, Gardu Listrik, Menara Air.
 Syarat Peralatan
Seluruh perlengkapan pendukung dan penunjang di Rumah
Pemotongan Hewa harus terbuat dari bahan yang tidak mudah korosif,
mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta mudah dirawat. Peralatan yang
langsung berhubungan dengan daging harus terbuat dari bahan yang tidak
toksik, tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta
mudah dirawat.
 Higiene Karyawan dan Perusahaan
Rumah Pemotongan Hewan harus memiliki peraturan untuk semua
karyawan dan pengunjung agar pelaksanaan sanitasi dan higiene rumah
pemotongan hewan dan higiene produk tetap terjaga baik.
 Pengawasan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Pengawasan kesehatan masyarakat veteriner serta pemeriksaan
antemortem dan postmortem di Rumah Pemotongan Hewan dilakukan
oleh petugas pemeriksa berwenang.
 Kendaraan Pengangkut Daging
Boks pada kendaraan untuk mengangkut daging harus tertutup.
Lapisan dalam boks pada kendaraan pengangkut daging harus terbuat dari
bahan yang tidak toksik, tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan
didesinfeksi, mudah dirawat serta mempunyai sifat insulasi yang baik.
 Persyaratan Ruang Pendingin/Pelayuan
Ruang pendingin/pelayuan terletak di daerah bersih. Besarnya
ruang disesuaikan dengan jumlah karkas yang dihasilkan.
 Ruang Beku
Ruang didisain agar tidak ada aliran air atau limbah cair lainnya
dari ruang lain yang masuk ke dalam ruang pendingin/pelayuan. Ruang
mempunyai alat pendingin yang dilengkapi dengan kipas (blast freezer).
Suhu dalam ruang di bawah –18 oC dengan kecepatan udara minimum 2
meter per detik
 Ruang Pembagian Karkas dan Pengemasan Daging
Ruang pembagian dan pengemasan karkas terletak di daerah bersih
dan berdekatan dengan ruang pendingin/pelayuan dan ruang pembeku.
Ruang dilengkapi dengan meja dan fasilitas untuk memotong karkas dan
mengemas daging.
 Tata ruang
Tata ruang didisain agar dapat menunjang pemeriksaan
laboratorium. Penerangan dalam laboratorium memiliki intensitas cahaya
540 lux. Lampu harus diberi pelindung.
8. Jelaskan bagaimana penerapan biosekuriti di Peternakan Ayam
Jawaban :
 Kontrol lalu lintas
Biosekuritas ini secara umum memberlakukan kontrol tehadap lalu
lintas orang, seperti mengunci pintu dan melarang semua pengunjung
atau mengizinkan masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan
(profesional) setelah mereka didesinfeksi, mandi semprot, lalu
memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi khusus yang telah
didesinfeksi.
 Vaksinasi
Aspek lain dari biosekuritas adalah mencegah penyakit melalui
vaksinasi. Antibiotika digunakan untuk memberantas infeksi bakteri.
Karena tidak ada obat yang dapat melawan infeksi virus, maka
vaksinasi sebelum infeksi terjadi di dalam flok ayam menjadi pilihan
utama untuk melindungi ayam.
 Pencatatan Riwayat Flok
Mencatat riwayat flok adalah cara yang mudah untuk menjaga
kesehatan flok ayam. Ayam harus secara rutin diperiksa kesehatannya
ke laboratorium, dengan mengecek titer darahnya terhadap penyakit
tertentu, monitoring bakteriologis dan sampling lainnya. Laporan hasil
pemeriksaan laboratorium harus disimpan bersamaan dengan data
performans setiap flok atau kandang. Laporan ini sangat bermanfaat
begitu masalah muncul.
 Cara-cara Pencucian Kandang untuk Kandang Ayam Broiler dan
Ayam Petelur
Pencucian kandang ayam merupakan kegiatan biosekuritas yang paling
berat. Segera setelah flok ayam diafkir dan liter diangkat keluar
kandang, tindakan berikutnya adalah pembersihan dan desinfeksi
terhadap seluruhkandang dan lingkungannya. Gumpalan liter harus
diangkat dan sisa-sisa yang menempel harus disikat dan disemprot air.
Peralatan seperti penggaruk, sekop, truk pengangkut, wadah-wadah
pengankut kotoran (manure), dan lain-lain semuanya harus dibersihkan
dan didesinfeksi setelah dipakai.Berikut ini cara-cara pencucian
kandang untuk kandang ayam broiler dan ayam petelur:
 Kontrol Terhadap Pakan dan Air Minum pada Peternakan Ayam
Kontrol Pakan, Kontrol Air,
9. Jelaskan bagaimana penerapan biosekuriti di Peternakan ayam
Kampung
Jawaban :
Biosekuriti peternakan ayam kampung harus mencakup 8 aspek
diantaranya :
 Biosecurity Kandang
Masa persiapan kandang, Masa Pascapanen, Manajemen
Pembersihan Kandang Kotor, Kontrol Kandang, Masa Istirahat Kandang,
Inspeksi Kesiapan Kandang.
 Lokasi Biosecurity
Lokasi biosecurity dapat dilakukakn di gerbang utama, kantor,
gerbang masuk yang menuju lokasi kandang (main enterance shower),
tempat pemeliharaan DOC, dan di kandang layer.
 Biosecurity Pekerjaan Rutin di Dalam Kandang
Rutinitas pembersihan kandang untuk menjaga biosecurity perlu
dilakukan dengan baik.
 Biosecurity Vaksin
Penanggung jawab adalah vaksinator, supervisor, leader flock dan
assistant leader. Biosekurity yang perlu dilakukan saat vaksinasi adalah: a)
perhatikan cara penyimpanan dan cara membawa vaksin, b) Perhatikan
dan catat tanggal kadaluarsa vaksin, c) satu jam sebelum vaksin disimpan
sebaiknya termos diisi es batu dan suhunya di bawah 2 derajat celcius, d)
berikan vaksin pada ayam yang sehat saja, e) ketika selesai vaksin, vial
vaksin jangan dibuang sembarangan, f) rebus vial vaksin dengan air panas
dan buang di tempat sampah yang jauh dari kandang, g) jika terdapat sisa
vaksin, campur sisa vaksin tersebut dengan disinfektan.
 Biosecurity Tempat Post-Mortem
Tempat ini adalah tempat untuk membedah ayam yang sakit atau
ayam yang sudah mati untuk mengetahui penyakit apa yang di alami oleh
ayam tersebut. Sehingga perlu biosecurity untuk menghindari penyebaran
agen penyakit.
 Biosecurity Kontrol Hama
Pembersihan area di sekeliling kandang (paling tidak 15 meter di
sekeliling kandang) dilakukan termasuk pemotongan/pembersihan rumput
secara rutin agar tidak menjadi sarang penyakit karena bisa jadi agen-agen
pembawa penyakit hidup di tempat ini. Dilakukan program pembasmian
serangga dan tikus secara rutin
 Biosecurity Tanda Peringatan Penyakit Unggas Menular
10. Jelaskan Biosekuriti pada Peternakan Ayam Petelur
Jawaban :
Tujuan dari suatu peternakan petelur adalah untuk menyediakan
bahan pangan asal ternak (telur ayam) sebagai sumber kebutuhan protein
hewani bagi kebutuhan seluruh bangsa Indonesia dan sekaligus untuk
mencapai kesejahteraan, serta kesehatan dan ketentraman batin masyarakat
(Anonymous 1967). Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesehatan masyarakat yang memelihara dan mengkonsumsi
telur ayam dari peternakan yang bersangkutan.
penerapan biosekuriti pada peternakan petelur dibagi menjadi tiga
bagian utama, yaitu (1) isolasi, (2) pengendalian lalu lintas, dan (3)
sanitasi.
1. Isolasi : mengandung pengertian penempatan atau pemeliharaan hewan
di dalam lingkungan yang terkendali. Isolasi meliputi vaksinasi dan
antibiotika.

2. Pengendalian lalu lintas : pengendalian lalu lintas ini diterapkan


terhadap lalu lintas ke peternakan dan lalu lintas di dalam peternakan
(manusia, barang, dan bahan pakan)

3. Sanitasi : meliputi praktek disinfeksi bahan, manusia, dan peralatan


yang masuk ke dalam peternakan, serta kebersihan pegawai di peternakan
(Jeffrey, 1997). Sanitasi yang diterapkan pada peternakan ayam petelur
adalah pencucian kandang, control terhadap pakan, control air, control
limbah produksi dan ayam mati.

11. Jelaskan Biosekuriti pada Peternakan Sapi Perah


Jawaban :
Susu merupakan komoditas strategis yang perlu mendapat
perhatian karena merupakan pangan yang sangat diperlukan masyarakat.
Banyak pihak yang terkait dengan industri atau agribisnis api perah, mulai
dari petemak, pabrik pengolahan susu dan konsumen . Dalam menghadapi
era perdagangan bebas pemerintah telah mengambil berbagai langkah
kebijakan terkait dengan industri susu nasional.
Beberapa permasalahan yang masih menjadi kendala (usaha
peternakan sapi perah rakyat) adalah: (a) Pengetahuan peternak tentang
budidaya sapi perah dan penanganan pascapanen relatif rendah, (b)
Keterbatasan dalam aspek sosial ekonomi peternak, menyebabkan
pengembangan usaha terhambat yang terindikasi pada rendahnya
kepemilikan ternak, sempitnya penguasaan lahan untuk tanaman pakan
dan rendahnya adopsi teknologi serta (c) Struktur pasar susu yang
cenderung oligopsoni karena masih bergantung pada Industri Pengolahan
Susu (IPS).

Anda mungkin juga menyukai