RINGKASAN
“BIOSEKURITI”
Definisi Biosecuriti
Biosekuriti berasal dari dua kata yaitu bio (hidup) dan security
(pengamanan atau perlindungan). Atau secara harfiah dapat bermakna
pengendalian atau pengamanan terhadap makhluk hidup. Dalam ruang
lingkup laboratorium, “Biosecurity” adalah kondisi dan upaya untuk
memutuskan rantai masuknya agen penyakit ke induk semang dan untuk menjaga
agen penyakit yang disimpan dan diisolasi dalam suatu laboratorium tidak
mengontaminasi atau tidak disalahgunakan. Semua komponen biosekuriti,
sistem yang diterapkan (vaksinasi, pengobatan, kontrol hewan liar dan lain-
lainnya) dan sarana serta prasarana yang ada memiliki arti tinggi terhadap
keberhasilan program sekuriti. Dalam budidaya ternak, biosekuriti merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah penyakit masuk ke dalam
peternakan ataupun menyebar keluar peternakan.
Sejarah Biosecuriti
Menurut Halim (2010), Barras dan Greub (2014), manusia sudah sejak
lama mengidentifikasi penggunaan bahan-bahan biologi yang dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat. Upaya bioterorisme juga pernah terjadi di
Indonesia berupa pengiriman amplop berisi serbuk putih menyerupai antraks di
Kedutaan Besar RI di Canberra, Australia dan Kantor Departemen Luar Negeri di
Jakarta. Meskipun demikian, tidak ditemukan bakteri antraks dalam serbuk putih
tersebut. Berdasarkan kasus bioterorisme dan penggunaan bahan biologi
berbahaya pada masa lampau dan sekarang (mungkin juga akan terjadi pada masa
mendatang), konsep biosecuriti perlu diterapkan di Indonesia. Penerapan konsep
tersebut dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pencurian dan
penyalahgunaan bahan biologi berbahaya, apalagi mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang sangat padat dan letak geografis yang strategis.
Tujuan Pelaksanaan Biosecuriti
Persyaratan Lokasi
Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan/atau Rencana
Bagian Wilayah Kota (RBWK). Tidak berada di bagian kota yang
padat penduduknya serta letaknya lebih rendah dari pemukiman
penduduk, tidak menimbulkan gangguan atau pencemaran lingkungan.
Tidak berada dekat industri logam dan kimia, tidak berada di daerah
rawan banjir, bebas dari asap, bau, debu dan kontaminan lainnya.
Memiliki lahan yang relatif datar dan cukup luas untuk pengembangan
rumah pemotongan hewan.
Persyaratan Sarana
Rumah Pemotongan Hewan harus dilengkapi dengan Sarana
jalan yang baik menuju Rumah Pemotongan Hewan yang dapat dilalui
kendaraan pengangkut hewan potong dan kendaraan daging. Sumber
air yang cukup dan memenuhi persyaratan SNI 01-0220-1987.
Persediaan air yang minimum harus disediakan yaitu : Sapi, Kerbau,
Kuda dan hewan yang setara beratnya: 1000 liter/ekor/hari; Kambing,
domba dan hewan yang setara beratnya: 100 liter/ekor/hari; Babi: 450
liter/ekor/hari. Sumber tenaga listrik yang cukup. Pada Rumah
Pemotongan Hewan Babi harus ada persediaan air panas untuk
pencelupan sebelum pengerokan bulu. Pada Rumah Pemotongan
Hewan seyogyanya dilengkapi dengan instalasi air bertekanan dan/atau
air panas (suhu 80).
Persyaratan Bangunan dan Tata Letak
Kompleks Rumah Pemotongan Hewan harus terdiri dari Utama
Kandang Penampung dan Istirahat, Kandang Isolasi, Kantor
Administrasi dan Kantor Dokter Hewan, Tempat Istirahat Karyawan,
Kantin dan Mushola, Tempat Penyimpanan Barang Pribadi
(locker)/Ruang Ganti Pakaian, Kamar Mandi dan WC, Sarana
Penanganan Limbah, Insenerator, Tempat Parkir, Rumah Jaga, Gardu
Listrik, Menara Air. Kompleks Rumah Pemotongan Hewan harus
dipagar sedemikian rupa sehingga dapat mencegah keluar masuknya
orang yang tidak berkepentingan dan hewan lain selain hewan potong.
Pintu masuk hewan potong harus terpisah dari pintu keluar daging.
Syarat Peralatan
Seluruh perlengkapan pendukung dan penunjang di Rumah
Pemotongan Hewa harus terbuat dari bahan yang tidak mudah korosif,
mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta mudah dirawat. Peralatan
yang langsung berhubungan dengan daging harus terbuat dari bahan
yang tidak toksik, tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan
didesinfeksi serta mudah dirawat.
Higiene Karyawan dan Perusahaan
Rumah Pemotongan Hewan harus memiliki peraturan untuk semua
karyawan dan pengunjung agar pelaksanaan sanitasi dan higiene
rumah pemotongan hewan dan higiene produk tetap terjaga baik
a) Pengawasan Kesehatan Masyarakat Veteriner
b) Kendaraan Pengangkut Daging
c) Persyaratan Ruang Pendingin/Pelayuan
d) Ruang Beku
e) Ruang Pembagian Karkas dan Pengemasan Daging
f) Laboratorium
Biosekuriti dalam Peternakan Ayam
Kontrol Kandang