Anda di halaman 1dari 13

EGG DROP SYNDROME

Ilmu Penyakit Viral


Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana
Nama Kelompok
1. Ninis Arsyitahlia 1509005011 1. Rama Adi Putra 1509005024

2. Elis Mandari 1509005012 2. Ni Made Pujiastiti Hapsari 1509005025

3. Meidi Andira Wulandari 1509005013 3. Sri Wahyuningsih H S 1509005026

4. I Wayan Putra Ariyasa 1509005015 4. Suci Nur Qurani 1509005027

5. Dhea Septiany Peda Lalupada 1509005016 5. Gadis Ayu Septyawati 1509005029

6. I Nyoman Fery Adnyana 1509005019 6. Chairannisa Rustam 1509005062

7. Christine Valeri Duwiri 1509005020 7. Ni Luh Lasmi Purwanti 1509005064

8. Komang Trisno 1509005023 8. Herdi Wahyu Adi Prananda 1509005065


PENDAHULUAN

Egg drop syndrome (EDS) merupakan penyakit yang menyerang ayam


layer fase produksi dan menyebabkan tidak tercapainya puncak produksi,
penurunan produksi, serta adanya telur tanpa kerabang (Fidyah fitrawati et al.
2015).
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Van Eck di Belanda pada tahun
1976, sehingga penyakit ini disebut Egg Drop Syndrome-76 (EDS-76). Pada
tahun 1977 di Irlandia Utara terjadi kejadian serupa yakni penurunan produksi
telur ayam, meskipun telah di vaksin Marek’s, IB, AE, dan ayam tersebut
bebas ND
ETIOLOGI
Penyebab penyakit EDS-76 adalah Duck Adenovirus A dari
familia Adenoviridae, genus Atadenovirus. Penyakit ini
dikenal pula dengan nama Duck Adenovirus-1 (DadV-1),
egg drop syndrome (EDS) virus, egg-drop-syndrome-76
(EDS-76) virus dan Adenovirus 127.
 Secara morfologi virus ini :
• Bentuk simetris ikosahedral
• Molekulnya linear tunggal dari (dsDNA)
• Tidak beramplop
• Bereplikasi di nukleus membentuk benda inklusi
• Virus ini berukuran 70-90
• Mengaglutinasi sel darah merah unggas, pada mamalia tidak Sumber : Dr. G. William Cary Jr
(Digunakan sebagai acuan uji serologi)
SIFAT-SIFAT VIRUS
• Adenovirus dapat menginfeksi ayam dan beberapa spesies unggas
yang lain seperti puyuh, kalkun, itik, angsa dan merpati.
• Adenovirus dapat bersifat mematikan jika diinokulaikan pada TAB
berumur 9 hari dan tumbuh baik pada Telur Bertunas berasal dari itik
atau angsa.
• SelainTAB, virus ini dapat ditumbuhkan pada kultur jaringan yang
berasal dari itik atau embrio itik.
• Sulit ditumbuhkan pada jaringan yang berasal dari kalkun.
PENGELOMPOKAN ADENOVIRUS &
JENIS HEWAN PEKA :
Kelompok Adenovirus berdasarkan sifat
antigeniknya (McFerran dan Smyth, 2000), yaitu:
Hewan Peka :
 Kelompok 1 : Virus Yang Memiliki Kelompok
Antigen Yang Sama. Kelompok Virus Ini Dapat
Diisolasi Dari Ayam, Kalkun, Dan Angsa. Itik, oItik
Dan Burung Dara Dan Beberapa Spesies Unggas
Yang Lain oAngsa
 Kelompok 2 : Virus Yang Mempunyai Kelompok oUnggas
Antigen Yang Berbeda. Meliputi : enteritis : Ayam, Kalkun, Dan
hemoragika pada kalkun dan slenomegali Angsa.
 Kelompok 3 : Adenovirus Unggas Yang Sebagian
Berhubungan Dengan Sindrom Penurunan
Produksi Telur, terutama pada ayam dan itik
CARA PENULARAN

SECARA VERTIKAL
(Melalui telur terinfeksi yang digunakan telur tetas
(bibit))

SECARA HORIZONTAL
(Melalui kontak langsung dari unggas terinfeksi yaitu dengan
peroral, inhalasi, air minum dan kontaminasi feses)
GEJALA KLINIS

 Hilangnya Pigmentasi Telur, Hal Ini Diikuti Munculnya Telur Berkerabang


Tipis, Lembek Atau Bahkan Tanpa Kerabang.
 TelurYang Dihasilkan Mempunyai Kerabang Normal Atau Tidak Normal
(Selama fase pertumbuhan virus di kelenjar oviduk)
 Bentuk Telur Abnormalitas (tidak beratur dan bervariasi)
 Tertundanya Waktu Untuk Berproduksi
 Penurunan Kekentalan Albummin Telur Bagian Luar
Abnormalitas Bentuk Telur Akibat Kualitas Kerabang Telur Yang Jelek Akibat
EDS-76
Penyakit EDS-76
PATOLOGI ANATOMI

Pada umumnya tidak ada patologi anatomi yang spesifik, tetapi kadang terlihat
adanya :
• Inflamasi dan kebengkakan pada ovarium, tuba falopi dan uterus.
• Pada unggas yang terinfeksi ovarium menjadi tidak aktif dan terjadi atropi pada
oviduct, uterus menjadi odem dan terdapat eksudat berwarna putih. Tanda ini
disertai pembesaran dan kemacetan limpa pada beberapa unggas, seperti burung
puyuh yang terinfeksi virus.
DIAGNOSIS
• DIAGNOSA BANDING :
• Sindrom akibat kekurangan nutrisi atau buruknya management pemeliharaan unggas
• Penurunan produksi telur mirip dengan gejala : Infectious Bronchitis, Newcastle Disease atau
penyakit Avian Influenza

• DIAGNOSA LABORATORIUM :
 Melalui pemeriksaan antibodi (Menggunakan kit ELI-EDS berdasarkan atas indirect ELISA technique)
 Isolasi dan mengidentifikasi agen penyakit (Isolasi virus dari TAB umur 9 hari)
 Pemeriksaan Serologi (Uji HA dan HI)
 Uji serologi lain adalah Serum netralisasi (SN), dan immunodiffusion test menggunakan serum sepasang.
 Uji PCR : (Sampel diambil dari cairan alantois telur ayam bertunas terinfeksi EDS-76)
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN :

• Pencegahan penyakit EDS-76 dilakukan dengan cara vaksinasi. Pada


kalkun vaksinasi dilakukan umur 18 dan 25 minggu. Vaksin yang
digunakan vaksin inaktif.
• Di samping melakukan vaksinasi, pencegahan penyakit EDS-76 juga
dilakukan dengan cara monitoring infeksi pada unggas secara
berkesinambungan. 
• Pembibitan
unggas harus bebas dari infeksi virus EDS-76. Caranya adalah
dengan melakukan uji HI untuk mendeteksi antibodinya (seronegatif).
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai