Anda di halaman 1dari 2

Bab 1

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Dalam bidang kedokteran hewan, penyakit fungal yang paling sering ditemukan
pada anjing adalah ringworm atau dermatofitosis. Ringworm merupakan penyakit yang
penting karena menimbulkan penyakit kulit pada anjing dan juga dapat menular pada
manusia (bersifat zoonosis). Ringworm disebabkan oleh fungi keratinofilik yang dikenal
dengan dermatofit yang terdiri dari tiga Genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton. Angka kejadian ringworm pada anjing adalah 70% disebabkan
Microsporum canis, 20% Microsporum gypseum dan 10% Trichophyton mentagrophytes,
sedangkan pada kucing 98% ringworm disebabkan oleh Microsporum canis.
Hewan penderita ringworm yang tidak diketahui oleh pemiliknya dapat menular
ke pemiliknya melalui kontak langsung. Ringworm pada anjing dan kucing dapat
menimbulkan rasa gatal sehingga hewan tersebut menggosok-gosokkan badan pada
dinding, kandang atau tempat lain didekatnya yang merupakan media penularan tidak
langsung bagi pemilik.
Dermatofitosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh kelompok kapang
dermatofita, meliputi genus Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton. Kelompok
kapang ini bersifat keratinofilik, menyerang lapisan superfisial tubuh, seperti kulit,
rambut dan kuku. Microsporum dan Trichophyton biasa menyerang hewan dan manusia,
sedangkan Epidermophyton hanya menyerang manusia. Microsporum canis adalah salah
satu agen etiologis yang sering ditemukan pada dermatofitosis anjing dan kucing, serta
dapat menyerang manusia, ruminansia, kuda, babi, primata, dan hewan lainnya.
Gejala klinis dermatofitosis yang pertama kali muncul adalah terlihat warna
kemerahan pada permukaan kulit dan bersisik. Beberapa dermatofitosis di kulit dan
rambut memproduksi fluorescence hijau karena metabolit triptofan yang terlihat dibawah
lampu Wood atau ultraviolet. Dermatofitosis pada hewan, hanya Microsporum canis yang
menghasilkan reaksi ini.
Dermatofitosis tidak hanya menyebabkan kerusakan kulit, tetapi juga
menyebabkan kerusakan rambut. Semakin lama jamur menempel di kulit akan semakin
menyebar luas dan merusak kulit dan rambut. Kerusakan rambut kemungkinan dapat
dipakai sebagai penanda spesifik adanya infeksi jamur.
1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk mengetahui etiologi ,
pathogenesa, gejala klinis, cara mendiagnosa dan cara pengobatan serta pencegahan dari
dermatofitosis.

1.3 Manfaat penulisan

Agar pembaca lebih memahami dan lebih mengetahui tentang penyakit kulit
terutama penyakit dermatofitosis. Dan bisa menjadi acuan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai