Anda di halaman 1dari 4

MATA KULIAH LEGISLASI VETERINER

Oleh :

Velia Chyntia Victoria

1609511033

2016 A

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2019
PRODUK LEGISLASI YANG MELIBATKAN DOKTER HEWAN

1. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 3 Tahun 2017 Tentang


Otoritas Veteriner
Alasan ditetapkannya peraturan ini yaitu bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 68 E dan Pasal 75 UU No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 41 Tahun 2014
tentang perubahan atas UU No. 18 Tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan
hewan.
Inti yang diangkat dari peraturan ini yaitu mengenai :
a) ketentuan umum otoritas veteriner (mencakup definisi otoritas veteriner,
Siskeswanas, veteriner, kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner,
karantina hewan, kesejahteraan hewan, tenaga kesehatan hewan, dokter
hewan, penyakit hewan menular strategis, produk hewan, dan pelayanan jasa
medic veteriner)
b) mengenai kelembagaan otoritas veteriner (mencakup tugas dan kewenangan
otoritas veteriner)
c) Pelayanan kesehatan hewan (pelayanan jasa laboratorium, pelayanan jasa
medic veteriner
d) Siskeswanas beserta tugas dan wewenangnya
e) Tenaga kesehatan hewan
f) Praktik kedokteran hewan
g) Sanksi administratif

2. Undang – Undang (UU) Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU


18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Alasan ditetapkannya undang – undang ini adalah karena perlu
diselenggarakannya upaya yang maksimal mengenai kesehatan hewan yang
melindungi kesehatan manusia dan hewan beserta ekosistemnya sebagai
prasyarat terselenggarakannya peternakan yang maju, berdaya asing, dan
berkelanjutan serta penyediaan pangan yang aman, sehat, utuh, dan halal,
sehingga perlu didayagunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, bahwa dengan perkembangan keadaan tuntutan otonomi daerah dan
globalisasi, peraturan perundang – undangan di bidang peternakan dan kesehatan
hewan yang berlaku sebelumnya (UU No. 18 Tahun 2009) sudah tidak sesuai
lagi sebagai landasan hukum bagi penyelenggara peternakan dan kesehatan
hewan.
Inti yang diangkat dari peraturan ini yaitu :
a) Mengenai ketentuan umum yang meliputi definisi peternakan, kesehatan
hewan, hewan peliharaan dan hewan ternak, satwa liar, benih hewan, produk
hewan, teknologi kesehatan hewan, tenaga kesehatan hewan, dan
siskeswanas.
b) Mengenai asas dan tujuan diselenggarakannya peternakan dan kesehatan
hewan
c) Mengenai sumber daya yang meliputi penyediaan lahan, air, sumber daya
genetik
d) Mengenai peternakan yang meliputi penyediaan bibit, benih, dan bakalan,
pakan beserta pengawasan pengadaan dan peredarannya, alat mesin
peternakan, budidaya, panen, pasca panen dan industry pengolahan hasil
peternakan.
e) Mengenai kesehatan hewan, sanksi administrasi, dan ketentuan peralihan.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012


Tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan
Alasan ditetapkannnya peraturan ini yaitu untuk melaksanakan ketentuan pasal
65 dan untuk memberikan pengaturan lebih lanjut mengenai kesejahteraan hewan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 dan 67 UU No. 18 Tahun 2009 tentang
peternakan dan kesehatan hewan.
Peraturan ini terdiri dari 6 bab. Inti dari peraturan ini yaitu membahas mengenai
kesehatan masyarakat veteriner, penjaminan hygiene dan sanitasi, cara yang baik
di tempat budidaya, di tempat produksi pangan asal hewan maupun non pangan,
di rumah potong hewan, mengatur tentang sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner
(NKV), penjaminan produk hewan, pengaturan pengedaran produk hewan,
pengawasan unit usaha produk hewan, standarisasi , sertifikasi, maupun registrasi
produk hewan, mengatur juga mengenai penetapan zoonosis, penanganan hewan
akibat bencana alam.

Anda mungkin juga menyukai