Anda di halaman 1dari 3

1.

Undang Undang obat hewan dan CPOHB


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 tahun 2021
Pasal 1
50. Ayat Obat hewan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 26 tahun 2021
adalah sediaan yang dapat digunakan untuk mengobati hewan, dibedakan menjadi sediaan
biologik, farmasetik, premiks dan alami.

51. Bahan baku obat hewan adalah bahan yang digunakan untuk pembuatan obat hewan

52. Produk jadi adalah suatu produk Obat Hewan yang telah melalui seluruh tahap proses
pembuatan

CPOHB

54. Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik yang selanjutnya disingkat CPOHB adalah cara
pembuatan obat hewan yagn setiap tahapannya dilakukan dengan mengikuti prosedur dan
persyaratan yang ditetapkan untuk memastikan agar keamanan, khasiat, dan mutu Obat
Hewan yang diproduksi konsisten dan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaan.

Pengawasan terhadap obat hewan diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian 466/Kpts/TN.
260/V/99

Pemalsuan obat hewan diatur dalam UURI no. 18 tahun 2009

2. UU tentang veteriner dan peraturan veteriner


UU no. 18 tahun 2009 bab 1 pasal 1
2.Kesehatan hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan perawatan hewan,
pengobatan hewan, pelayanan kesehatan hewan, pengendalian dan penanggulangan
penyakit hewan, penolakan penyakit, medik reproduksi, mendik konservasi, obat hewan dan
peralatan kesehatan hewan, serta keamanan pakan.
26.Veteriner adalah segala urusan yang berkaitan dengan hewan dan penyakit hewan
27. Medik veteriner adalah penyelenggaraan kegiatan praktik kedokteran hewan
28. Otoritas veteriner adalah kelembagaan Pemerintah dan/atau kelembagaan yang dibentuk
Pemerintah dalam pengambilan keputusan tertinggi yang bersifat teknis kesehatan hewan
dengan melibatkan keprofesionalan dokter hewan dan dengan mengerahkan semua lini
kemampuan profesi mulai dari mengidentifikasi masalah, menentukan kebijakan,
mengoordinasikan pelaksana kebijakan, sampai dengan mengendalikan teknis operasional di
lapangan.
29. Dokter hewan adalah orang yang memiliki profesi di bidang kedokteran hewan, sertifikat
kompetensi dan kewenangan medik veteriner dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
hewan.
30. Dokter hewan berwenang adalah dokter hewan yang ditunjuk oleh Menteri, gubernur,
atau bupati atau walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan jangkauan tugas
pelayanannya dalam rangka penyelenggaraan keseahtan hewan
38. Kesehatan Masyarakat veteriner adalah segala urusan yang berhubungan dengan hewan
dan produk hewan yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kesehatan
manusia.

Bab II
Pasal 2
1.Peternakan dan kesehatan hewan dapat diselenggarakan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang dilaksanakan secara tersendiri dan/atau melalui integrasi
dengan budi daya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, kehutanan, atau
bidang lainnya yang terkait.
2. Penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan berasaskan kemanfaatan dan
keberlanjutan, keamanan dan kesehatan, kerakyatan dan keadilan, keterbukaan dan
keterpaduan, kemandirian, kemitraan dan keprofesionalan.

UU No. 41 tahun 2014 tentang peternakoan dan kesehatan hewan


Pasal 68 C ayai 1: Otoritas veteriner mempunyai fungsi
a. Pelaksana kesehatan Masyarakat veteriner
b. Penyusun standar dan meningkatkan mutu penyelenggaraan kesehatan hewan
c. Pengidentifikasi masalah dan pelaksana pelayanan kesehatan hewan
d. Pelaksana pengendalian dan penanggulanan penyakit hewan
e. Pengawas dan pengendali pemotongan ternak ruminansia betina produktif
dan/atau ternak ruminansia indukan
f. Pengawas Tindakan penganiayaan dan penyalangunaan terhadap hewan serta
aspek kesejahteraan hewan lainnya
g. Pengelola tenaga kesehatan hewan
h. Pelaksana pengembangan profesi kedokteran hewan
i. Pengawas penggunaan alat dan mesin kesehatan hewan
j. Pelaksana perlindungan hewan dan lingkungannya
k. Pelaksana penyidikan dan pengamatan penyakit hewan
l. Penjamin ketersediaan dan mutu Obat Hewan
m. Penjamin keamanan pakan dan bahan pakan asal hewan
n. Penyusun prasarana dan sarana serta pembiayaan kesehatan hewan dan
kesehatan Masyarakat veteriner
o. Pengelola medik akuatik dan medik konservasi
p.
pasal 91 A : setiap orang yang memproduksi dan/atau mengedarkan produk hewan dengan
memalsukan produk hewan dan/atau menggunakan bahan tambahan yang dilarang
sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 atay 6, dipidana dengan pidana penjara paling lama
5(lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)

Anda mungkin juga menyukai